Anda di halaman 1dari 13

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan

“Peran Penegak Hukum di Indonesia”

COVER
DISUSUN OLEH :

NAMA : NAILA RIFIA


KELAS : XII. IPA. 1

GURU PEMBIMBING : BUK DARMAYANTI

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Agam

Kementrian Agama Kabupaten Agam

T. P 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita berikan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Pkn “Peran Para Penegak Hukum di Indonesia”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari pelajaran pkn.
Penulis sendiri menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Makalah ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Makalah ini
bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam berpikir dan bertindak.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi pihak yang
membutuhkan.

Penulis
DAFTAR ISI

Makalah Pendidikan Kewarganegaraan.........................................................................................................1


COVER..........................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................................................5
2.1 Kajian Teoritis...............................................................................................................................5
A. Pengertian Penegak Hukum...........................................................................................................5
B. Makna Penegakan Hukum.............................................................................................................5
2.2 Pembahasan Kajian Teoritis.........................................................................................................6
A. Aparat Penegak dan Lembaga Peradilan Hukum..........................................................................6
B. Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hukum............................................................................8
C. Elemen Penegak Hukum................................................................................................................9
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum...............................................................10
E. Upaya-Upaya Penegakan Hukum untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian...........................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................12
3.2 Saran............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sudah 25 tahun reformasi telah dijalani oleh bangsa Indonesia berbagai upaya perubahan
terus dilakukan baik dalam kebijakan ekonomi, politik, sosial, budaya dan juga reformasi di
bidang hukumnamun masih saja tujuan reformasi belum mampu terwujud. Tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di negri ini dari hari ke hari grafiknya
terus mengalami penurunan. Tingkat ketidakpuasan masyarakat terhadap penegakan hukum
di negri ini semakin meningkat.
Adapun dibuatnya makalah ini dengan menyajikan apa yang dimaksud dan siapa saja
yang dapat dikatakan sebagai “penegak hukum”. Karena dalam penelusuran terhadap
peraturan perundang undangan tidak ditemukan terminologi atau apa yang dimaksud dengan
“penegak hukum”. Oleh sebab itu makalah ini akan membatasi terhadap “penegak hukum”,
yaitu Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pengadilan, dan Advokat. Hal
itu didasarkan bahwa dalam penegakan hukum terkait proses peradilan, yaitu penyelidian,
penyidikan, penuntutan, pengadilan, termasuk didalamnya ada proses pembelaan yang
dilakukan oleh advokat.
Dengan alasan simpel yang demikian itu dengan dibuatnya makalah ini maka perlu
dilakukan penelitian tentang bagaimana cara penegak hukum, yaitu Kepolisian, Kejaksaan,
Komisi Pemberantasan Korupsi, Pengadilan, dan Advokat: (i) membersihkan diri dari
korupsi; (ii) menjadikan lembaganya sebagai institusi penegak hukum yang berwibawa; (iii)
lembaganya mampu dan bersedia bekerjasama dengan lembaga penegak hukum lain.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan latar belakang dan permasalahan yang demikian maka dalam melakukan
penelitian dibatasi pada masalah:
a. Apa dan siapa yang dimaksud penegak hokum,
b. Bagaimana cara dan upaya Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan
Korupsi, Pengadilan yang dalam hal ini adalah Mahkamah Agung, dan Advokat
yang dalam hal ini Peradi untuk: (i) membersihkan diri dari korupsi; (ii)
menjadikan lembaganya sebagai institusi penegak hukum yang berwibawa; (iii)
lembaganya mampu dan bersedia bekerjasama dengan lembaga penegak hukum
lain.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana para penegak hokum di Indonesia melakukan tugas mereka.
BAB II
KAJIAN TEORI
BAB II KAJIAN TEORI
1.4 Kajian Teoritis

A. Pengertian Penegak Hukum


Penegakan hukum adalah proses yang dilakukannya dengan berfungsinya norma
norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjaudari sudut
subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yangluas dan dapat pula
diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek dalam arti yang terbatas atau
sempit.
Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum
dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yangmenjalankan aturan normatif atau
melakukan sesuatu atau tidak melakukansesuatu dengan mendasarkan diri pada norma
aturan hukum yang berlaku, berartidia menjalankan atau menegakkan aturan hukum.
Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikansebagai
upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu
aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam memastikantegaknya hukum itu,
apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperk enankan untuk menggunakan
daya paksa.
Dari pengertian yang luas itu, pembahasan kita tentang penegakan hukum dapat
kita tentukan sendiri batas- batasnya. Apakah kita akan membahas keseluruhan aspek
dan dimensi penegakan hukum itu, baik darisegi subjeknya maupun objeknya atau kita
batasi hanya membahas hal-hal tertentu saja, misalnya, hanya menelaah aspek-aspek
subjektifnya saja. Makalah ini memang sengajadibuat untuk memberikan gambaran saja
mengenai keseluruhan aspek yangterkait dengan tema penegakan hukum itu.

B. Makna Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukan upaya tegaknya
atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalamlalu
lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum merupakan proses perwujudan ide - ide
(ide keadilan, ide kepastian hukum, dan ide kemanfaatan sosial) yang bersifat abstrak
menjadi kenyataan. Unsur-unsur yang perludiperhatikan dalam penegakan hukum
sebagai berikut.

 Kepastian hukumKepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap


tindakan sewenang-wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh
sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharap adanya
kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib.
 Kemanfaatan Hukum adalah untuk manusia, maka hukum atau penegak hukum
harusmemberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, jangan sampai timbul
keresahan di salam masyarakat karena pelaksanaan atau penegak hukum.
 Keadilan Hukum itu tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum,
mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan. Sebaliknya keadilan bersifat
subjektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan,

1.5 Pembahasan Kajian Teoritis

A. Aparat Penegak dan Lembaga Peradilan Hukum


Penegakan hukum di Indonesia tidak terlepas dari peran para aparat penegak hukum.
Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan
aparat (orangnya) penegak hukum. Menurut Pasal 1Bab 1 Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksud aparat penegak hukum oleh undang-undang ini
sebagai berikut.
1) Penyelidik ialah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabatPegawai Negeri
Sipil tertentu yang diberikan wewenang khusus olehundang-undang untuk melakukan
penyelidikan. ( Pasal 6 KUHAP )
2) Wewenang ( Pasal 7 ayat [1] KUHAP ), di antaranya :
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
b) Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c) Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diritersangka;
d) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f) Mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atausaksi;
3) Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai
penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilanyang telah memperoleh hukum
tetap. ( UU No 8 tahun 1981 tentang KUHP ). Tugas Jaksa:
a) Sebagai penuntut umum
b) Pelaksana putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap
(eksekutor)
4) Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
seagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh
hukum tetap. Berdasarkan Pasal 14 KUHAP Penuntut Umum mempunyai wewenang,
seperti:
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik pembantu;
2. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikandengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan (4), denganmemberikan petunjuk
dalam rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
3. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan
lanjutan dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranyadilimpahkan oleh
penyidik;
4. Membuat surat dakwaan;
5) Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi kewenangan oleh undang-undang
untuk mengadili.Tugas dan wewenang hakim:
 Dalam Bidang Manajemen Peradilan
a. Membantu pimpinan pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek
dan jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.
b. Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk mengamati apakah
pelaksanaan tugas, umpamanya mengenai penyelenggaraan administrasi perkara
perdata dan pidana serta pelaksanaan eksekusi, dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan melaporkannya kepada Ketua Pengadilan.
c. Melakukan pengawasan dan pengamatan (KIMWASMAT) terhadap pelaksanaan
putusan pidana di Lembaga pemasyarakatan danmelaporkannya kepada MA.
 Dalam Bidang Perdata
 Menetapkan hari sidang.
 Membuat catatan pinggir pada berita acara dan putusan Pengadilan Negeri
mengenai hukum yang dianggap penting.
 Bertanggung jawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan
menandatanganinya sebelum hari sidang berikutnya.
 Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan pemeriksaan tambahan untuk
mendengar sendiri para pihak dan saksi, maka Hakim bertanggung jawab atas
pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya.
 Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk dibacakan.
 Dalam Bidang Pidana
 Menetapkan hari sidang untuk perkara dengan acara biasa.
 Menetapkan terdakwa ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis
penahanannya.
 Bertanggung jawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan
menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.
 Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
 Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk dibacakan.
 Hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
6) Penasehat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-
undang untuk memberikan bantuan hukum. Wewenang penasehat hukum :
Mengajukan fakta dan pertimbangan yang ada sangkut pautnya dengan klien yang sedang
dibelanya dalam perkara tersebut, sehingga akan terjadi ke seimbangan dalam persidangan
yang akan berpengaruh pada keputusan Hakim yang adil.
Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang bersangkutan
dengan tugas atau perannya, yaitu terkait dengan kegiatan pelaporan atau pengaduan,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhkan vonis dan pemberian
sanksi, serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana. Aparat penegak
hukum akan memutuskan perkara hukum di peradilan hukum.Lembaga-lembaga
peradilan hukum sebagai berikut.

a. Peradilan Umum
Peradilan Umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang
menjalankan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.
Peradilan umum meliputi: Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan
daerah hukum meliputi wilayah provinsi.
b. Peradilan Agama
Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama
antara orang-orang yang beragama Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan
hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, serta wakaf dan shadaqah, sebagaimana
diatur dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama.
c. Peradilan Peradilan
Susunan peradilan dalam lingkungan peradilan militer dijelaskan Pasal 12 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer terdiri dari Pengadilan Militer; Pengadilan
Militer Tinggi; Pengadilan Militer Utama dan Pengadilan Militer Pertempuran.
d. Peradilan Peradilan
Peradilan Tata Usaha Negara merupakan lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung
sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.

B. Lembaga Perlindungan dan Penegakan Hukum

Lembaga perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia, antara lain Mahkamah


Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), Kepolisian RepublikIndonesia (Polri),
Kejaksaan, Komisi Yudisial, dan Komisi Nasional Hak AsasiManusia (Komnas HAM).
1) Mahkamah Konstitusi (MK)
Dalam pasal 24 ayat (1) dan (2) UUD 1945 dijelaskan bahwa MahkamahKonstitusi
merupakan salah satu pelaku Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 menegaskan bahwakedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-UndangDasar. Dan pula ditegaskan bahwa Negara
Indonesia adalah negara hukum.
Indepedensi Mahkamah Konstitusi disebutkan dalam pasal 2 Undang-Undang R.I.
Nomor 24 tahun 2003 sebagai berikut : “Mahkamah Konstitusi” Merupakan salah satu
lembaga negara yang melakukankekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan“.
2) Mahkamah Agung (MA)
Dalam Pasal 1 UU RI Nomor 5 tahun 2004 yang kemudian telah diubah danditambah
dengan UU RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor14 tahun 1985
tentang Mahkamah Agung disebutkan bahwa Mahkamah Agungadalah salah satu pelaku
kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Selanjutnya dalam Pasal 24 A ayat (1) Undang-Undang
Dasar Negara R.I.disebutkan bahwa Mahkamah Agung berwenang untuk :
 Mengadili pada tingkat kasasi,
 Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang- undang
terhadapundang-undang,
 Kewenangan lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
Selanjutnya dalam pasal 2 UU Nomor 14 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dan
ditambah dengan Undang-Undang Negara R.I. Nomor 5 tahun 2004 dan terakhir telah
diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun2009 tentang Perubahan
Kedua atas UU Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung telah diatur tentang
independensi Mahkamah Agung yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
“Mahkamah Agung adalah Lembaga Tinggi Negara dari semua Lingkungan Peradilan,
yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintahdan pengaruh -
pengaruh lain.”
3) Kejaksaan
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI menjelaskan bahwa
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang memegang kekuasaan di bidang
penuntutan dan kewenangan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

4) Kepolisian
Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.
5) Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM )Dalam Pasal 1 angka (7) UU R.I.
Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia disebutkan bahwa Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia yang selanjutnyadisebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang
berkedudukan setingkatdalam negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyaluran, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.Dalam pasal 75
Undang-Undang R.I. Nomor 39 tahun 1999 disebutkan bahwa Komnas HAM bertujuan :

1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusiasesuai


dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan PiagamPerserikatan Bangsa-
Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya
dalam berbagai bidang kehidupan.

C. Elemen Penegak Hukum


Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak
hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak
hokum yang teribat dalam proses tegaknya hukum, dimulai dari saksi, polisi, penasehat
hkum, jaksa, hakim dan petugas sipil pemasyarakatan.

Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum, terdapat tiga elemen


pentingyang mempengaruhi, yaitu:

a) Institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana prasarana pendukung dan
mekanisme kerja kelembagaannya.
b) Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai kesejahteraanaparatnya.
c) Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupunyang
mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukummateriilnya maupun
hukum acaranya.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
Menurut Soerjono Soekanto factor-faktor yang mempengaruhi penegakkan
hukum sebagai berikut:

 Faktor hukum
Faktor hukum sendiri semakin baik suatu peraturan hukum akan semakin baik
memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, semakin tidak baik suatu peraturan hukum akan
semakin sukarlah menegakkannya. Secara umum, peraturan hukum yang baikadalah peraturan
hukum yang berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis.
a) Secara Yuridis: Setiap peraturan hukum yang berlaku haruslah bersumber pada peraturan
yang lebih tinggi tingkatannya. Ini berarti bahwa setiap peraturan hukum yang berlaku tidak
boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang lebih tinggi derajatnya Misalnya, Undang-
Undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
b) Secara Sosiologis: Bila mana peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh masyarakat
kepadasiapa peraturan hukum tersebut ditujukan/ diberlakukan menurut
“Anerkennungstheorie”, “The recognition Theory”). Teori ini bertolak belakang dengan
“Machttheorie”, Power Theory”) yang menyatakan, bahwa peraturan hukum mempunyai
kelakuan sosiologis, apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa, diterima ataupun tidak
oleh warga masyarkat.
c) Secara Filosofis: Apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hokum
(rechtsidde) sebagai nilai positif yang tertinggi. Dalam negara Indonesia, cita-cita hukum
sebagai nilai positif yang tertinggi adalah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

 Faktor Penegak Hukum

Secara sosiologi setiap penegak hukum tersebut mempunyai kedudukan (status atau
peranan (role). Kedudukan social merupakan posisi tertentu dalam struktur masyarakat yang
isinya adalah hak dan kewajiban. Penegakkan hukum dalam mengambil keputusan diperlukan
penilaian pribadi yang memegang peranan karena :

a) Adanya hambatan untuk menyelesaikan perundang-undangan dengan perkembangan


masyarakat sehingga menimbulkan ketidakpastian.
b) Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan.

 Faktor sarana atau Fasilitas


Sarana atau fasilitas antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil,
organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup dan seterusnya. Kalau hal-
hal itu tidak terpenuhi maka mustahil penegak hukum akan mencapai tujuannya. Dapat dikatakan,
bahwa sarana atau fasilitas sangat menentukan dalam penegak hukum. Tanpa sarana atau fasilitas
yang memadai, penegak hukum tidak akan dapat berjalan lancar, dan penegak hukum tidak
mungkin menjalankan peranan yangg seharusnya.

 Faktor Masyarakat

Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan semakin memungkinkan


penegakan hukum yang baik. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesadaranhukum masyarakat,
maka akan semakin sukar untuk melaksanakan penegakhukum yang baik.
 Faktor Kebudayaan
Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-
nilai mana yang merupakan konsepsi-konsepsi yang abstrak mengenai apa yang dianggap baik
(sehingga dituruti) dan apa yang dianggap buruk (sehinga dihindari). Maka, kebudayaan
Indonesia merupakan dasar atau mendasari hukum adat yang berlaku.

E. Upaya-Upaya Penegakan Hukum untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian


Penegakan hukum merupakan pondasi utama dalam kehidupan Bernegara,guna
terciptanya ketertiban dan ketentraman sehingga tidak heran jika banyak Negara di dunia
menjadikan penegakan hukum sebagai prioritas kebijakan dan pembaharuan.

Berbagai macam cara untuk mengatasi masalah penegakan hukum diIndonesia:

a. Penyusunan dan penyempurnaan suatu peraturan perundang-undangan harus


berdasarkan asas keadilan,
b. Peran hakim itu sendiri yang harus memberikan putusan terhadap setiap dakwaan
berdasarkan asas keadilan,
c. Peran pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam hal hukum,
d. Menyediakan bantuan hukum bagi si miskin dan buta hukum. Melaksanakan asas
proses yang tepat, cepat dan biaya ringan semua tingkat peradilan,
e. Pemberian saksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidakmenjalankan
tugas dengan semestinya.
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
1.6 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan ini yaitu penegakanhukum
adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subyek hukum maupun para
aparat penegak hukum resmi yang diberi tugas dan wewenang oleh UU untuk
menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku di masyarakan dan
negara. Peran-peran lembaga penegak hukum juga sangat diperlukan dalam
menjalankan hukum.

1.7 Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita dapat mensosialisasikan politik
kepada masyarakat dengan sosialisasi yang benar dan tepat sehingga masyarakat
dengan mudah menerimanya. Oleh karena itu, untuk politikus disarankan agar dapat
menjalankan politik itu sesuai dengan ketentuan Undang- undang yang berlaku dan
tidak menjadikan politik untuk kepentingan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA

https://bphn.go.id/data/documents/penegak_hukum.pdf

https://brainly.co.id/tugas/36125069

https://www.pa-cimahi.go.id/tentang-pengadian/kekuasaan-dan-ruang-lingkup-pengadilan-
agama#:~:text=Pengadilan%20Agama%2C%20yang%20merupakan%20Pengadilan,serta%20wakaf
%20dan%20shadaqah%2C%20sebagaimana

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/746/refleksi-25-tahun-reformasi-indonesia#:~:text=Setiap
%20tanggal%2021%20Mei%20diperingati,dari%20tampuk%20kekuasaan%20Republik%20Indonesia.

https://dilmil-bandung.go.id/peradilan-militer/

https://id.scribd.com/document/434312535/Makalah-Peran-Lembaga-Penegak-Hukum

JimlyAsshiddiqie: “PenegakanHukum” dalam http://www.jimly.com/ makalah/


namafile/56/Penegakan_Hukum.pdf diunduh Selasa 22 Juni 2015 jam 11:57.

https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/9#:~:text=%2D%20Peradilan%20Tata%20Usaha%20Negara
%20merupakan,guna%20menegakkan%20hukum%20dan%20keadilan.

https://fahum.umsu.ac.id/pengertian-syarat-serta-peran-profesi-jaksa/#:~:text=Undang%2Dundang
%20Nomor%2016%20Tahun,sesuai%20dengan%20peraturan%20perundang%2Dundangan.

Anda mungkin juga menyukai