Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 3
A. Latar Belakang ............................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6
A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum ....................................... 6
1. Pengertian Penegakan Hukum ............................................................ 6
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum ................... 7
B. Upaya Penegakan Hukum untuk Menumbuhkan Kesadaran
Penegakan Hukum di Masyarakat ............................................................ 9
1. Proses Penegakan Hukum di lingkungan Peradilan .......................... 9
2. Upaya Pemberdayaan Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak
Hukum Lainnya .................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................ 14
B. SARAN ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penegakan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan
keinginankeinginan dalam hukum agar menjadi kenyataan dan ditaati oleh
masyarakat. Masyarakat Indonesia semakin hari makin mendambakan tegaknya
hukum yang berwibawa, untuk memenuhi rasa keadilan dan ketenteraman yang
menyejukkan hati. Penegakan hukum dapat di rumuskan sebagai usaha
melaksanakan hukum sebagaimana mestinya, mengawasi pelaksanaannya agar
tidak terjadi pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran memulihkan hukum yang
di langgar itu supaya di tegakkan kembali. Penegakan hukum merupakan suatu
proses yang melibatkan banyak hal.1
Penegakan hukum secara konkret adalah berlakunya hukum positif
dalam praktik sebagaimana seharusnya patut dipatuhi. Oleh karena itu,
memberikan keadilan dalam suatu perkara berarti memutuskan hukum in
concreto dalam mempertahankan dan menjamin di taatinya hukum materiil
dengan menggunakan cara procedural yang ditetapkan oleh hukum formal. 2
Hakikatnya penegakan hukum mewujudkan nilai-nilai atau kaedah-kaedah yang
memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas
dari para penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi
menjadi tugas dari setiap orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan
hukum publik pemerintahlah yang bertanggung jawab.
Menurut Soejono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan
menyerasikan hubungan nilai-nilai yng terjabarkan dalam kaidah-kaidah mantap
dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir. Untuk
menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.
Penegakan hukum terhadap kejahatan di Indonesia merujuk pada pendekatan
norma hukum yang bersifat menghukum sehingga memberikan efek jera. Tanpa
perasaan tentram maka hasil-hasil pembangunan negara yang menyangkut
berbagai permasalahan akan terasa ada hambatan untuk mencapai kemajuan
1
Dellyana,Shant.1988, Konsep Penegakan Hukum. Yogyakarta: Liberty hal 32
2
Ibid hlm 33

3
yang maksimal karena itu untuk menegakkan hukum dan menjaga
ketenteramannya diperlukan organ yang disebut Penegak Hukum.
Kajian secara sistematis terhadap penegakan hukum dan keadilan secara
teoritis dinyatakan efektif apabila lima pilar hukum berjalan baik yakni:
instrument hukumnya, aparat penegak hukumnya, faktor warga masyarakatnya
yang terkena lingkup peraturan hukum, faktor kebudayaan atau legal culture,
factor sarana dan fasilitas yang dapat mendukung pelaksanaan hukum.
Hikmahanto Juwono menyatakan di Indonesia secara tradisional institusi
hukum yang melakukan penegakan hukum adalah kepolisian, kejaksaan, badan
peradilan dan advokat. Di luar institusi tersebut masih ada diantaranya,
Direktorat Jenderal Bea Cukai, Direktorak Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal
Imigrasi. Problem dalam penegakan hukum meliputi hal:3
1. Problem pembuatan peraturan perundangundangan.

2. Masyarakat pencari kemenangan bukan keadilan.

3. Uang mewarnai penegakan hukum.

4. Penegakan hukum sebagai komoditas politik, penegakan hukum yang

diskriminatif dan ewuh pekewuh.

5. Lemahnya sumberdaya manusia.

6. Advokat tahu hukum versus advokat tahu koneksi.

7. Keterbatasan anggaran.

8. Penegakan hukum yang dipicu oleh media masa.

Problem tersebut di atas memerlukan pemecahan atau solusi, dan negara


yang dalam hal ini diwakili pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang
bertujuan memperbaiki kinerja institusi hukum, aparat penegak hukum dengan
anggaran yang cukup memadai sedang outputnya terhadap perlindungan
warganegara di harapkan dapat meningkatkan kepuasan dan sedapat mungkin

3
Hikmahanto Juwono, 2006, Penegakan hokum dalam kajian Law and development :Problem
dan fundamen bagi Solusi di Indonesia, Jakarta : Varia Peradilan No.244 , hlm. 13

4
mampu menjamin ketentraman dan kesejahteraan sosial bagi seluruh anggota
masyarakat4

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Penegakan Hukum di Indonesia dalam Upaya
Menyelesaikan Masalah Penegakan Hukum di Masyarakat”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut ini adalah: Bagaimana Penegakan Hukum di
Indonesia dan Upaya-upaya Apa saja yang dilakukan dalam Menyelesaikan
Masalah Penegakan Hukum di Indonesia.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka tujuan
penulis adalah Untuk mengetahui Penegakan Hukum di Indonesia dan Upaya-
upaya Apa saja yang dilakukan dalam Menyelesaikan Masalah Penegakan
Hukum di Indonesia.

4
Bagir Manan,2007, Persepsi masyarakat mengenai Pengadilan dan Peradilan yang baik,
Jakarta: Varia Peradilan No.258 Mei, hlm. 5

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Mengenai Penegakan Hukum


1. Pengertian Penegakan Hukum
Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan,
kedamaian serta keadilan. Hukum juga bertujuan untuk mengayomi manusia,
yang tidak hanya melindungi manusia dalam arti pasif, yakni hanya mencegah
tindakan sewenangwenang dan pelanggaran hak saja, juga meliputi pengertian
melindungi secara aktif, artinya meliputi upaya untuk menciptakan kondisi dan
mendorong manusia untuk selalu memanusiakan diri terus menerus. Secara
umum, dapat dikatakan, bahwa tugas/fungsi adalah mengatur hubungan-
hubungan kemasyarakatan antara para warga masyarakat, sehingga terselenggara
ketertiban dan keadilan. Disamping mewujudkan ketertiban dan keadilan, tugas
hukum adalah untuk menciptakan, menegakkan, memelihara dan
mempertahankan keamanan dan ketertiban yang adil.5
Penegakan hukum adalah kegiatan secara terus menerus dari hubungan
nilai-nilai yang terjabarkan di dalam kaidah-kaidah yang mantap dan
mengejawantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir,
untuk menciptakan, memelihara, mempertahankan kedamaian, pergaulan hidup. 6
Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia.Agar kepentingan
manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat
berlangsung jadi secara normal, damai, tetapi dapat juga terjadi karena
pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar itu harus
ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi kenyataan.
Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu:
kepastian hukum (Rechtssichercheit), kemanfaatan (Zweckmssigkeit), dan
keadilan (Gerechtigkeit).

5
Maidin Gultom, 2004,Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan, Refika Aditama ,
Bandung, hal 87
6
Soejono Soekanto,2014, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali
Pers, Jakarta, hal 5

6
Dalam penegakan hukum pidana ada empat aspek dari perlindungan
masyarakat yang harus mendapat perhatian, yaitu:7

a) Masyarakat memerlukan perlindungan terhadap bantuan anti sosial


yang merugikan dan membahayakan masyarakat. Bertolak dari aspek
ini maka wajar apabila penegakan hukum bertujuan untuk
penanggulangan kejahatan
b) Masyarakat memerlukan perlindungan terhadap sifat bahayanya
seseorang. Wajar pula apabila penegakan hukum Pidana bertujuan
memperbaiki si pelaku kejahatan atau berusaha mengubah dan
mempengaruhi tingkah lakunya agar kembali pada hukum dan menjadi
masyarakat yang baik dan berguna
c) Masyarakat memerlukan pula perlindungan terhadap penyalahgunaan
sanksi atau reaksi dari penegak hukum maupun warga masyarakat pada
umumnya. Wajar pula apabila penegakan hukum pidana harus
mencegah terjadinya perlakuan atau tindakan yang sewenang-wenang
di luar hukum.
d) Masyarakat memerlukan perlindungan terhadap keseimbangan atau
keselarasan berbagai kepentingan dan nilai yang terganggu sebagai
akibat dari adanya kejahatan. Wajar pula apabila penegakan hukum
pidana harus dapat menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak
pidana, dapat memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai
dalam masyarakat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum


Masalah pokok penegakan hukum sebenarnya terletak pada faktorfaktor
yang mungkin mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang
netral, sehingga dampak positif dan negatifnya terletak pada isi faktor-faktor
tersebut. Faktor-faktor tersebut, adalah sebagai berikut8:

1. Faktor Hukum Itu Sendiri


7
Maidin Gultom, Op.Cit, hal 90
8
Soejono Soekanto,2014, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali
Pers, Jakarta, hal 8

7
Semakin baik suatu peraturan hukum yang ada akan semakin
memungkinkan penegakannya. Sebaliknya semakin tidak baik suatu
peraturan hukum akan semakin sukarlah penegakannya. Peraturan yang
baik itu adalah peraturan yang berlaku secara juridis, sosiologis dan
filosofis.
Oleh karena itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak
sepenuhnya berdasarkan hukum merupakan sesuatu yang dibenarkan
sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan dengan hukum,
maka pada hakikatnya, penyelenggaraan hukum bukan hanya mencakup
law enforcement (penegakan hukum), namun juga peace maintenance,
karena penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses
penyerasasian antara nilai kaedah dan pola prilaku yang bertujuan untuk
mencapai keadilan.
2. Faktor Penegakan Hukum
Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak
hukum memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi
kualitas petugas kurang baik maka pasti akan timbul masalah. Oleh
karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah
mentalitas atau kepribadian dari penegak hukum.
3. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung
Mencakup perangkat lunak dan perangkat keras, salah satu
contoh perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang diterima
oleh Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis konvensional,
sehingga dalam banyak hal ini polisi mengalami hambatan di tujuannya,
di antaranya adalah pengetahuan tentang kejahatan komputer, dalam
tindak pidana khusus ini masih diberikan kepada Jaksa. Hal tersebut
karena secara teknis yuridis polisi dianggap belum mampu dan belum
siap. Walaupun disadari pula bahwa tugas yang diemban Polisi cukup
luas dan banyak.

4. Faktor masyarakat

8
Penegak hukum berasal dari masyakat yang bertujuan untuk
mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau
kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan
yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang
tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum
masyarakat terhadap hukum, merupakan salah satu indikator
berfungsinya hukum yang bersangkutan.
5. Faktor Kebudayaan
Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu begitu
sering membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono
Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat yaitu, mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika mereka
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah
suatu garis pokok tentang perilaku yang menetapkan peraturan apa yang
harus dilakukan, dan apa yang tidak.

B. Upaya Penegakan Hukum untuk Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat


Dalam struktur kenegaraan modern, maka tugas penegak hukum itu
dijalankan oleh komponen yudikatif dan dilaksanakan oleh birokrasi, sehingga
sering disebut juga birokrasi penegakan hukum. Eksekutif dengan birokrasinya
merupakan bagian dari bagian dari mata rantai untuk mewujudkan rencana yang
tercantum dalam (peraturan) hukum. Kebebasan peradilan merupakan essensilia
daripada suatu negara hukum saat ini sudah terwujud dimana kekuasaan
Kehakiman adalah merdeka yang bebas dari pengaruh unsur eksekutif,
legislatif .serta kebebasan peradilan ikut menentukan kehidupan bernegara dan
tegak tidaknya prinsip Rule of Law.
1. Proses Penegakan Hukum di lingkungan Peradilan
Peradilan sebagai salah satu institusi penegak hukum, oleh karenanya
aktivitasnya tidak terlepas dari hukum yang telah dibuat dan disediakan oleh
badan pembuat hukum itu. Dalam hal ini ada perbedaan peradilan dan
pengadilan, peradilan menunjukan kepada proses mengadili, sedangkan

9
pengadilan adalah merupakan salah satu lembaga dalam proses tersebut,
lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam proses mengadili adalah
kepolisian, kejaksaan dan advokat.
Berjalannya proses peradilan tersebut berhubungan erat dengan
substansi yang diadili yaitu berupa perkara perdata atau pidana, keterlibatan
lembaga-lembaga dalam proses peradilan secara penuh hanya terjadi pada
saat mengadili perkara pidana. Dalam perkembangannya terbentuklah
beberapa badan peradilan dalam lingkup Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara, Pengadilan perpajakan
dimana masing-masing mempunyai kewenangan untuk mengadili perkara
sesuai dengan kewenangan masing-masing peradilan tersebut.
Menurut hemat penulis peranan lembaga peradilan dalam
mewujudkan pengadilan yang mandiri, tidak dipengaruhi oleh pihak
manapun, bersih dan profesional belum berfungsi sebagaimana yang
diharapkan. Hal tersebut tidak hanya disebabkan oleh:
a) Adanya intervensi dari pemerintah dan pengaruh dari pihak
lain terhadap putusan pengadilan, tetapi juga karena kualitas
profesionalisme, moral dan akhlak aparat penegak hukum
yang masih rendah. Akibatnya kepercayaan masyarakat
terhadap lembaga peradilan sebagai benteng terakhir untuk
mendapatkan keadilan semakin menurun.
b) Lemahnya penegakan hukum juga disebabkan oleh kinerja
aparat penegak hukum lainnya seperti Hakim, Polisian,
Jaksa, Advokat dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
yang belum menunjukan sikap yang profesional dan
integritas moral yang tinggi. Kondisi sarana dan prasarana
hukum yang sangat diperlukan oleh aparat penegak hukum

2. Upaya Pemberdayaan Lembaga Peradilan dan Lembaga Penegak


Hukum Lainnya.

10
Pemberdayaan peradilan dan lembaga penegak hukum bertujuan
untuk meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap peran dan
citra lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum seperti; Pengadilan,
Kejaksaan, Kepolisian dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Lainnya (PPNS)
sebagai bagian dari upaya mewujudkan upaya supremasi hukum dengan
dukungan hakim dan aparat penegak hukum lainnya yang profesional,
berintegritas dan bermoral tinggi.
Dalam rangka mewujudkan Penegakan Hukum dilingkungan
peradilan demi terciptanya lembaga peradilan yang bebas dari pengaruh
penguasa maupun pihak lain dengan tetap mempertahankan prinsip cepat,
sederhana dan biaya ringan hal-hal yang perlu dilakukan adalah:
a) Meningkatkan pengawasan dalam proses peradilan secara
transparan untuk memudahkan partisipasi masyarakat dalam rangka
pengawasan dan pembenahan terhadap sistem manajemen dan
administrasi peradilan secara terpadu.
b) Menyususn sistem rekruitmen dan promosi yang lebih ketat dan
pengawasan terhadap proses rekruitmen dan promosi dengan
memegang asas kompetensi, transparansi, dan partisipasi baik bagi
hakim maupun bagi aparat penegak hukum lainnya.
c) Meningkatkan kesejahteraan hakim dan aparat penegak hukum
lainnya seperti jaksa, Polisi dan PNS melalui peningkatan gaji dan
tunjangan-tunjangan lainnya sampai dengan tingkat pemenuhan
kebutuhan hidup yang disesuaikan dengan tugas, wewenang dan
tanggung jawab kerja yang dibebankan.
d) Menunjang terciptanya sistem peradilan pidana yang terpadu
melalui sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang mengatur
tugas dan wewenang hakim dan aparat penegak hukum lainnya.
e) Meningkatkan peran Advokat dan Notaris melalui optimalisasi
standar kode etik di lingkungan masing-masing.
f) Menyempurnakan kurikulum dibidang pendidikan hukum guna
menghasilkan aparatur hukum yang profesional, berintegrasi dan
bermoral tinggi.

11
g) Meningkatkan kualitas hakim dalam melakukan penemuan hukum
baru melalui putusanputusan pengadilan (yurisprudensi) yang
digunakan sebagai dasar pertimbangan hukum, yang dapat
digunakan oleh aparat penegak hukum dilingkungan peradilan.
h) Meningkatkan pembinaan terhadap integritas moral, sikap perilaku
dan pemberdayaan kemampuan dan kerterampilan aparat penegak
hukum.
i) Mengembangkan mekanisme penyelesaian sengketa alternatif di
luar pengadilan atau Alternative Dispute Resolution (ADR) dan
dengan memperbaiki upaya perdamaian di Pengadilan.
j) Meningkatkan mekanisme pertanggungjawaban lembaga
pengadilan kepada publik, kemudahan akses masyarakat untuk
memperoleh putusan pengadilan dan publikasi mengenai ada
tidaknya perbedaan pendapat di antara majelis hakim terhadap
setiap pengambilan keputusan.
k) Melakukan pembinaan pemasyarakatan baik pembinaan di dalam
maupun di luar lembaga pemasyarakatan, agar bekas warga binaan
dapat kembali hidup normal di dalam masyarakat.

Dalam rangka peningkatan upaya pelaksanaan dan penegakan hukum


baik bagi masyarakat maupun aparat penegak hukum itu sendiri, maka
pemerintah Negara RI telah melakukan pembaharuan terhadap beberapa
peraturan untuk memperbaiki sistem hukum yang ada demi tercapainya
masyarakat yang adil dan tentram, dengan adanya perbaikan peraturan bagi
para aparat penegak hukum maka masing-masing pihak diharapkan dapat
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya masing-masing secara
bertanggung jawab, pelaksanaan tersebut tidak lepas dari pengawasan
pemerintah dan masyarakat.

Pembicaraan Penegakan hukum dalam kenyataan sehari-hari tampak


bahwa hubungan antara penegakan hukum dan struktur masyarakat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap cara-cara penegakan hukum suatu

12
Negara9. Indonesia sebagai Negara modern tampak dari ciri-cirinya sebagai
berikut:

a) Adanya UUD dalam bentuk yang tertulis.


b) Hukum itu berlaku untuk wilayah Negara.
c) Hukum merupakan sarana yang dipakai secara sadar untuk
mewujudkan keputusankeputusan politik masyarakatnya.
d) Menurut Max Weber cara penegakan hukum pada suatu masa
berbeda dengan masa yang sebelumnya yang tentunya tidak terlepas
dari dominasi yang disebabkan karena keadaan masyarakatnya yang
berbeda, dimana tatanan kehidupan masyarakatnya menurut Hart
dalam Satjipto Rahardjo didasarkan Secondary Rules Obligation di
mana masyarakatnya mempunyai kehidupan yang terbuka, luas, dan
komplek seperti saat ini maka terdapat diferensiasi dan
institusionalisasi pekerjaan hukum berupa:
 Rules of Recognition.
 Rules of Change
 Rules of adjudication.

Salah satu yang menonjol yang dirasakan di Indonesia saat ini adalah
sifat birokratisnya penegakan hukum yang sesuai dengan kewenangan
masing-masing institusi atau lembaga hukum yang bertugas menegakkan
hukum sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan undang-undang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

9
Satjipto Rahardjo, 1983, Masalah Penegakan Hukum, Bandung : Sinar baru, hlm. 8

13
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan adalah penegakan
hukum di Indonesia saat ini sudah cukup baik dibarengi dengan beberapa
asas-asas yang telah di tetapkan agar tujuan penegakan hukum tercapai dan
upaya untuk mencapai ketertiban dan keadilan dalam penegakan hukum telah
ada perubahan dan perbaikan dari sistem peradilan itu sendiri, serta upaya
meningkatkan sumber daya manusia dan pemberdayaan lembaga peradilan
dan lembaga penegak hukum lainnya (Kepolisian dan Kejaksaan) serta adanya
partisipasi masyarakat demi mewujudkan hukum yang berkeadilan dan
mengayomi masyarakat.

B. Saran
Diharapkan penegakan hukum dapat dijadikan barometer penegakan
keadilan dalam suatu negara, sehingga keadilan dapat dirasakan oleh semua
pihak, dan penegakan hukum harus benar-benar tepat sasaran dan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Dellyana, Shant. 1988. Konsep Penegakan Hukum. Yogyakarta: Liberty.

14
Juwono, Hikmahanto. 2006. Penegakan Hukum Dalam kajian Law and Development:

Problem dan Fundamen bagi Solusi di Indonesia. Varia Peradilan No. 244,

Jakarta

Manan, Bagir. 2005. Penegakan Hukum Yang Berkeadilan. Varia Peradilan No.241,

Jakarta;

Manan, Bagir. 2007. Persepsi Masyarakat Mengenai Peradilan yang Baik. Varia

Peradilan No.258, Jakarta;

Gultom, Maidin. 2004. Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan. Refika

Aditama. Bandung.

Soekanto, Soerjono, 1983. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum.

Jakarta: Rajawali Pers;

Rahardjo, Satjipto. 1983. Masalah Penegakan Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis.

Bandung: Sinar Baru;

Sutiyoso, Bambang. 2004. Aktualita Hukum Dalam Era Reformasi. Jakarta:

RajawaliPers.

Rifai, Ahmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum

Progresif. Sinar Grafika. Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai