Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERAN – PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DI INDONESIA

Disusun oleh:
1. Dhela Rasinta
2. Farid Atmo Prakoso
3. Fikri Muhammad Salimo
4. Lihandri Virza
5. Muhammad Hafizh Thariq
6. Nadia Putri Yudani
7. Yurizah

Madrasah Aliyah Negeri Batam


Jl. Brigjen Katamso No.10, Kec. Sagulung, Batam, Kepulauan Riau 29439
2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran Ppkn dengan tema “ Peran Lembaga
Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian”.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
ibu Rizki Rahmadani Silitonga, S.Pd selaku guru mata pelajaran Ppkn, yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca

Penulis sadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Jika dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf sebesar-besarnya. Penulis terbuka
atas segala kritik dan saran yang disampaikan demi perbaikan makalah ini. Jika ada kebaikan
atau kelebihannya, itu datangnya dari Allah semata. Terima kasih atas dukungan semua pihak
yang terlibat dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Batam, 7 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1. 1 Latar Belakang................................................................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1. 3 Tujuan Penelitian............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3

2. 1 Pembahasan Umum Mengenai Penegakan Hukum.....................................................3


2. 2 Pengertian Penegakan Hukum.....................................................................................4
2. 3 Macam-macam Lembaga Penegak Hukum di Indonesia.............................................4

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................15

3.1. KESIMPULAN...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16

LAMPIRAN................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang kami akses dari Kamus
Besar Bahasa Indonesia, lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya
melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Lembaga juga
berarti pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur di
suatu kerangka nilai yang relevan. Sedangkan penegak hukum diartikan sebagai
petugas yang berhubungan dengan masalah peradilan.

Berdasarkan arti Lembaga dan Penegak Hukum tersebut, maka Lembaga


Penegak Hukum dapat diartikan sebagai organisasi dari petugas-petugas yang
berhubungan dengan masalah peradilan.

Walaupun definisi Lembaga Penegak Hukum tidak diatur dalam peraturan


perundang-undangan, akan tetapi, istilah “penegak hukum” dapat kita
temui dalam Pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan
penjelasannya yang berbunyi:

“Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh
hukum dan peraturan perundang-undangan.”

Dalam penjelasan Pasal 5 ayat (1): “Yang dimaksud dengan “Advokat


berstatus sebagai penegak hukum” adalah Advokat sebagai salah satu perangkat
dalam proses peradilan yang mempunyai kedudukan setara dengan penegak
hukum
lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.”

Selain frasa “penegak hukum” seperti dalam UU Advokat, terdapat pula istilah
lain yang masih memiliki hubungan dengan istilah “penegak hukum” yang dapat
ditemui dalam peraturan yang terpisah antara lain:

Pasal 2 UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia :

“Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang


pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

1
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.”

2
Pasal 101 ayat (6) UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
penjelasannya : Dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) dapat meminta
bantuan aparat penegak hukum lain.

Dalam penjelasannya disebutkan: Yang dimaksud dengan “aparat penegak


hukum lain” dalam ayat ini antara lain aparat penegak hukum dari Kepolisian
Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi, Departemen Kehakiman, dan
Kejaksaan Agung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka terdapat permasalahan

yang timbul dalam penelitian ini. Adapun dari permasalahan dalam penelitian ini

adalah:

1. Apa saja lembaga penegakan hukum di indonesia ?


2. Bagaimana pelaksanaan Lembaga penegakan hukum di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan peneliti untuk mengadakan penelitian adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa saja Lembaga penegakan hukum di Indonesia


2. Untuk mengetahui pelaksanaan Lembaga penegakan hukum di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pembahasan Umum Mengenai Penegakan Hukum


Penegakan hukum merupakan salah satu persoalan yang serius bagi bangsa
Indonesia. Penegakan hukum sebagai usaha semua kekuatan bangsa, menjadi
kewajiban kolektif. semua komponen bangsa (dan ini sekaligus merupakan ralat
bahwa hukum boleh ditegakkan oleh golongan-golongan tertentu saja). Hukum bagi
kita hanya adalah sesuatu yang bersifat supreme atau “yang paling tinggi di antara
lembaga-lembaga tinggi negara lainnya”.
Dari konsepsi demikian timbulah kesadaran manusia pemuja keadilan, istilah
“supremasi hukum” di mana hukum ditempatkan pada yang tertinggi di antara
dimensi-dimensi kehidupan yang lain, terutama dimensi politik. Supremasi hukum
adalah cita-cita umat manusia sedunia yang mendambakan ketenangan dan
kesejahteraan umat di bawah kewibaan hukum yang dipancarkan.Hukum harus
dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum
dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Bagaimana hukumnya itulah yang harus
berlaku; pada dasarnya tidak boleh menyimpang : fiat justisia et pereat
mundus( meskipun dunia runtuh hukum harus ditegakkan). Itulah yang diinginkan
oleh kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel
terhadap tindakan sewenang-wenang, yang berarti seseorang akan dapat memperoleh
sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan adanya
kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan
kepastian hukum karena bertujuan untuk ketertiban masyarakat.
2.2 Pengertian Penegakan Hukum
Tujuan hukum adalah untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan,
kedamaian serta keadilan. Hukum juga bertujuan untuk mengayomi manusia, yang
tidak hanya melindungi manusia dalam arti pasif, yakni hanya mencegah tindakan
sewenangwenang dan pelanggaran hak saja, juga meliputi pengertian melindungi
secara aktif, artinya meliputi upaya untuk menciptakan kondisi dan mendorong
manusia untuk selalu memanusiakan diri terus menerus. Secara umum, dapat
dikatakan, bahwa tugas/fungsi adalah mengatur hubungan-hubungan kemasyarakatan
antara para warga masyarakat, sehingga terselenggara ketertiban dan keadilan.
Disamping mewujudkan ketertiban dan keadilan, tugas hukum adalah untuk
menciptakan, menegakkan, memelihara dan mempertahankan keamanan dan
ketertiban yang adil.

2.3 Macam – Macam Lembaga Penegak Hukum di Indonesia


Kebanyakan penegakan hukum dilakukakn oleh semacam organisasi
penegakan hukum, dan yang paling umum di antaranya adalah polisi/kepolisian.
Mereka biasanya beroperasi dalam batasan wilayah (yuridiksi) tertentu. Dalam
beberapa kasus, yuridiksi dapat tumpang tindih antara beberapa organisasi, misalnya
di tingkat nasional dan sub-nasional. Berbagai organisasi masyarakat yang ada juga
dapat memiliki sub-organisasi penegakan hukum internal mereka sendiri, misalnya di
dalam militer terdapat polisi militer.Berikut adalah beberapa Lembaga penegak
hukum di Indonesia:

1. Polisi
Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang menjaga ketertiban,
keamanan, dan penegakan hukum di seluruh wilayah negara. Kepolisian adalah
salah satu lembaga penting yang memainkan tugas utama sebagai penjaga
keamanan, ketertiban dan penegakan hukum, sehingga lembaga kepolisian ada di
seluruh negara berdaulat. Kadang kala pranata ini bersifat militaristis, seperti
di Indonesia sebelum Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dilepas dari ABRI.
Polisi dalam lingkungan pengadilan bertugas sebagai penyidik. Dalam tugasnya
dia mencari barang bukti, keterangan-keterangan dari berbagai sumber, baik
keterangan saksi-saksi maupun keterangan saksi ahli. Polri mengemban tugas
tugas kepolisian di seluruh wilayah Indonesia yaitu memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum dan memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat polri juga mempunyai call center
yang dapat dihubungi seluruh masayarakat yang membutuhkan bantuan segera
yaitu : 110. Oleh karena itu polisi mempunyai beberapa kewenangan.
Kewenangan polisi adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan penangkapan, penahanan, penggeledahan serta perampasan
b. Mencegah tiap orang buat meninggalkan ataupun merambah tempat peristiwa
masalah buat kebutuhan pelacakan
c. Menginvestigasi orang yang bersangkutan
d. Memerintahi untuk menyudahi orang yang dicurigai
e. Memanggil terdakwa atau saksi
f. Memberikan arsip masalah pada penggugat biasa
Visi polri adalah terwujudnya pelayanan keamanan dan ketertiban
masyarakat yang prima dan keamanan dalam negri yang mantap serta terjalinnya
sinergi polisional yang proaktif. Dalam menjalankan visi tersebut, polisi memiliki
misi atau wewenang yang dijalankan agar visi nya dapat terpenuhi

2. Kejaksaan Republik Indonesia


Kejaksaan Republik Indonesia merupakan sebuah lembaga negara yang
melaksanakan tugas negara, terutama dalam bidang penuntutan. Kejaksaan dibagi
menjadi tiga, yaitu kejaksaan agung, kejaksaan tinggi, dan kejaksaan negeri.
Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kejaksaan berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan. Kejaksaan dipimpin
oleh Jaksa Agung yang dipilih dan bertanggung jawab kepada presiden.
Tujuan dibentuknya kejaksaan secara umum adalah untuk membantu
dalam menyelesaikan persoalan penuntutan. Secara khusus, kejaksaan memiliki
misi untuk dapat mengoptimalkan pelaksanaan fungsi kejaksaan dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang, baik dalam segi kualitas maupun secara
profesional, proporsional dan bermartabat serta mengoptimalkan tugas pelayanan
publik dibidang hukum dengan penuh tanggung jawab, taat azas, efektif dan
efisien, serta penghargaan terhadap hak –hak publik.
Selain tujuan dibentuknya, kejaksaan tentunya memiliki peranan-peranan
yang harus mereka lakukan kepada masyarakat tentunya. Peranan-peranan
kejaksaan dibagi menjadi 4 bidang yaitu, peranan dalam bidang pidana, bidang
perdata dan tata usaha, serta dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum.
Hal ini telah dituliskan dalam UU No. 30 tahun 2004 tentang tugas dan wewenang
kejaksaan.

Peranan kejaksaan dalam bidang pidana, yaitu :

1) melakukan penuntutan;
2) melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
3) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
4) melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang- undang;
5) melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik.

Peranan kejaksaan dalam bidang perdata dan tata usaha negara, yaitu :

1) Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis berupa pemberian


bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis di bidang perdata dan
tata usaha Negara;
2) Penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan penegakan, bantuan,
pertimbangan dan pelayanan hukum, baik sebagai penggugat maupun
tergugat di pengadilan untuk mewakili kepentingan Negara dan
pemerintah;
3) Pelaksanaan dan pengendalian gugatan uang pengganti atas putusan
pengadilan, gugatan ganti kerugian untuk menyelamatkan kekayaan
Negara terhadap perbuatan yang merugikan keuangan Negara;
4) Pembinaan kerja sama, koordinasi dengan instansi terkait, memberikan
bimbingan dan petunjuk teknis dalam penanganan perkara perdata dan
tata usaha Negara di daerah hukum;
5) Penyiapan bahan saran, konsep pendapat dan pertimbangan hukum Jaksa
Agung mengenai perdata dan tata usaha negara dan masalah hukum
lainnya dalam kebijaksanaan penegakan hukum;
6) Pembinaan dan peningkatan kemampuan, keterampilan dan integritas
aparat Perdata dan Tata Usaha Negara di daerah hukum.

Peranan kejaksaan dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum yaitu turut
serta menyelenggarakan kegiatan :

1) peningkatan kesadaran hukum masyarakat;


2) pengamanan kebijakan penegakan hukum;
3) pengawasan peredaran barang cetakan;
4) pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat
dan negara;
5) pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
6) penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Hakim di Indonesia
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan negara yang merdeka untuk
menjalankan sistem peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan
Pancasila dan UUD RI Tahun 1945. Berdasarkan Pasal 1 angka 8 UU No.8
Tahun 1981 tentang KUHAP. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Tujuan Kekuasaan Kehakiman secara prinsip hukum diciptakan untuk
memberikan kepercayaan kepada masyarakat (manusia) terhadap kepentingan
yang berbeda. Adapun tujuan utama kekuasaan kehakiman menurut UUD 1945
adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Sedangkan tujuan adanya hakim adalah sebagai pemberi keadilan dengan cara
menerima, memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara dengan adil.
Adapun peran hakim dalam pelaksanakan keadilan:
 Sebagai Pihak yang Mengadili dengan Cara Menerima, Memeriksa, dan
Memutuskan
Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima,
memeriksa, dan memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur,
dan tidak memihak, serta mengadili dengan asas sederhana, cepat, dan biaya
ringan ( pasal 2 ayat (4) UU Kekuasaan Kehakiman). Proses mengadili
dilakukan berdasarkan ketentuan undang-undang. Dalam proses
penyelenggaraan peradilan, hakim diberi kekuasaan yang merdeka. Artinya,
hakim tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam
memutuskan perkara.
 Sebagai Penemu Hukum (recht vinding)
Peraturan perundang-undangan sebagai salah satu pedoman hakim
dalam memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan, tidak mungkin dapat
mencakup segala segi kehidupan masyarakat dengan lengkap dan jelas karena
begitu luas dan banyaknya serta senantiasa berubah. Oleh karena itu, seorang
penegak hukum (dalam hal ini hakim) berperan penting dalam penegakan
hukum di pengadilan yang dituntut untuk dapat melakukan berbagai upaya
untuk menggali dan menemukan hukum seperti yang telah tercantum di dalam
Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yang
merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.
 Hakim sebagai pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Mempunyai tugas untuk memutus suatu perkara dengan memberikan
rasa keadilan. Memiliki beberapa bentuk pertanggungjawaban dalam
mengadili suatu perkara yaitu:
- Tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa,
- Tanggung jawab pada bangsa dan negara,
- Tanggung jawab kepada diri sendiri,
- Tanggung jawab kepada hukum,
- Tanggung jawab kepada para pencari keadilan, dan
- Tanggung jawab kepada masyarakat.
Untuk itu dalam memutuskan perkara hakim diharapkan dapat
menggali dan menafsirkan undang-undang untuk menciptakan hukum yang
memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum kepada masyarakat dan
pencari keadilan. Juga memperhatikan hukum yang hidup dalam masyarakat
serta menggunakan hati nurani yaitu berdasarkan keyakinan hakim dan rasa
keadilan masyarakat.
4. Advokat dalam Penegakan Hukum di Indonesia
Advokat lahir setelah berlakunya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat pada 05 April 2003. Dalam ketentuan pasal 1 ayat (1) termuat
jelas definisi dari Advokat yang berbunyi :
“Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
Undang-undang ini.”
Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab
Undangundang Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut KUHAP) juga
menggunakan istilah bantuan hukum. Pasal 37 KUHAP dengan tegas
menyebutkan bahwa, “ Dalam perkara pidana seorang tersangka terutama sejak
saat penangkapan dan/atau penahanan berhak menghubungi dan meminta bantuan
hukum”.
Tujuan Pengembanan profesi Advokat harus selalu dilakukan dengan
mengacu pada cita-cita hukum atau rechtsidee (ketertiban, prediktabilitas,
Kepastian hukum, kegunaan sosial dan keadilan) demi pengayoman pada setiap
manusia yang berakar dalam penghormatan atas martabat manusia. Sebagai
bagian dari penegak hukum, advokat mempunyai kedudukan yang sama dengan
penegak-penegak hukum lainnya seperti Polisi, Jaksa penuntut umum dan Hakim.
Ahli berpendapat, bahwa dalam usaha mewujudkan prinsip - prinsip
negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, peran dan
fungsi Advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab
Adalah merupakan hal yang sangat penting ,Di Samping lembaga peradilan dan
instansi penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.
Jasa hukum yang diberikan advokat berupa konsultasi hukum, bantuan
hukum, menjalankan kuasa dari klien, membela, mewakili, mendampingi, dan
melakukan berbagai tindakan hukum lainnya demi memenuhi kepentingan hukum
klien. Advokat merupakan penegak hukum dan sebagai profesi yang bebas,
mandiri dan bertanggung jawab dalam menegakkan hukum yang dijamin oleh
Undang – undang. Itu berarti bahwa advokat memiliki hak, kewajiban dan
tanggung jawab sesuai dengan aturan perundang-undangan advokat. Pasal 17
Undang – undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat memberikan hak
kepada advokat untuk keperluan pembelaan kliennya, yaitu hak memperoleh
informasi, data dan dokumen lainnya baik dari instansi pemerintah maupun pihak
lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk
pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang – undangan.
Peran advokat dilakukan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Di
dalam Pengadilan, advokat merupakan salah satu unsur sistem peradilan demi
terciptanya proses peradilan yang bebas dan tidak memihak serta berjalannya
prinsip due process of law. Sedangkan di luar pengadilan advokat memberikan
jasa konsultasi, negosiasi, pembuatan kontrak serta melakukan aktivitas yang
meningkatkan keberdayaan hukum masyarakat.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri, seorang advokat wajib mempunyai
izin beracara di Pengadilan berupa Kartu Anggota Advokat (KTA) dan Berkas
Acara Sumpah (BAS).

Undang Undang Advokat

Berkaitan dengan kewajiban-kewajiban Advokat, khususnya terhadap


kepentingan kliennya, Undang – undang Advokat mengatur sebagai berikut :
1) Advokat dalam menjalankan profesinya dilarang membedakan perlakuan
terhadap kliennya berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan,
rasa tahu latar belakang sosial dan budaya;
2) Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara
klien oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat;
3) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh
dari kliennya sehubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh Undang
– undang;
4) Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma – cuma kepada
pencari keadilan yang tidak mampu;
5) Advokat wajib untuk tunduk dan patuh terhadap kode etik profesi
advokat;
6) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan dan
pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi
elektronik advokat;
7) Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah
diberikan kepada Kliennya; dan
8) Besarnya honorarium atas jasa hukum sebagaimana dimaksud, ditetapkan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Profesi advokat sekarang berada dalam tahap yang sangat
mengkhawatirkan. Keterpurukan profesi advokat tidak terlepas dari lemahnya
asosiasi advokat. Profesi advokat sebagai profesi terhormat selalu ditakuti pada
setiap pemerintahan otoriter. Para advokat dan asosiasi advokat berkewajiban
menjalankan fungsi kritik dan kontrol.

5. Komisi Pemberantasan Korupsi


Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK) adalah
lembaga negara yang dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil
guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat
independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada UU Nomor 30
Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam
pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman kepada lima asas, yaitu kepastian
hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalitas.

Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki wewenang, yaitu :

1) Mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana


korupsi.
2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
kepada instansi yang terkait.
4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
5) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki tugas, yaitu :


1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
3) Melakukan penyelidikan,penyidikan,dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
4) Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam menjalankan tugasnya, KPK berpedoman terhadap lima asas, antara lain:

1) Asas Kepastian Hukum. Asas ini mengutamakan landasan peraturan


perundangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kewajiban penyelenggara
negara.
2) Asas Keterbukaan. Asas ini adalah yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan negara.
3) Asas Akuntabilitas. Asas ini yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
4) Asas Kepentingan umum. Asas ini adalah mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif.
5) Asas Proporsionalitas. Asas ini mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban. Tanggung jawab KPK kepada publik dan harus menyampaikan
laporannya secara terbuka dan berkala kepada presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

6. Wilayatul Hisbah di Aceh


Wilayatul Hisbah adalah sebuah lembaga pengawasan pelaksanaan Syariat
Islam di Provinsi Aceh. Tata kerja dan kewenangan Wilayatul Hisbah diatur
dalam keputusan Gubernur Aceh pada tahun 2004, Sebelumnya keberadaan
lembaga ini telah dicantumkan pertama sekali dalam PERDA Nomor 5 Tahun
2000.
Wilayatul Hisbah bertugas utama melakukan sosialisasi, pengawasan dan
pembinaan, sehingga masyarakat akan merasa diberitahu, diingatkan bahkan
mendapat bimbingan. Peran Wilayatul Hisbah untuk mengawasi terlaksananya
Syari’at Islam sudah tergolong berhasil hal ini dibuktikan semakin minimnya
pelanggaran Syari’at Islam secara terang-terangan. Upaya yang dilakukan dengan
cara memberitahukan dosa-dosa yang ditimbulkan daripelanggaran Syariat Islam
tersebut. Dalam menjalankan perannya Satuan Polisi Wilayatul Hisbah juga
memberikan hukuman berupa Hukum Jinayah bagi yang melakukan Khamar,
Maisir, Khalwat, Ikhtilath, Zina, pelecehan seksual, pemerkosaan, Qadzaf,
Liwath dan Musahaqah.
Dalam Keputusan Gubernur No. 1 Tahun 2004 ini desebutkan pengertian
Wilayatul Hisbah adalah lembaga yang bertugas mengawasi, membina, dan
melakukan advokasi terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang
Syari’at Islam dalam rangka melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
A. Tugas Wilayatul Hisbah dalam Pasal 4 UU Nomor 44 Tahun 1999 disebutkan:
Wilayatul Hisbah mempunyai tugas:
a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran
peraterundang – udangan dibidang Syari’at Islam
b) Melakukan pembinaan dan advokasi spiritual terhadap setiap orang yang
berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan dibidang Syari’at Islam;
c) Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan, mustahib perlu
memberitahukan halitu kepada Penyidik terdekat atau kepada
Keuchik/kepala Gampong dan keluarga;
d) Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan
dibidang Syari’at Islam kepada penyidik.
B. Fungsi Wilayatul Hisbah adalah mensosialisasikan qanun Syari’at Islam,
menegur/menasehati dan melakukan pembinaan terhadap pelanggar Syari’at
Islam. Antaranya seperti:
1) Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian perkara.
2) Menerima laporan pengaduan dari masyarakat
3) Menyuruh berhenti seseorang tersangka atau memeriksa tanda pengenal
diri tersangka.
4) Menghentikan kegiatan yang patut di duga melanggar peraturan
perundangundangan.
C. Kewenangan Agar dapat melaksanakan tugas dan fungsi di atas, Wilayatul
Hisbah diberi kewenangan yang di atur dalam Pasal 5 UU Nomor 44 Tahun
1999, Wilayatul Hisbah mempunyai kewenangan:
a) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang Syari’at Islam
b) Menegur, menasehati mencegah, dan melarang setiap orang yang patut
diduga telah, sedang atau akan melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang Syari’at Islam
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penegakan hukum merupakan salah satu persoalan yang serius bagi negara
Indonesia. Hukum berfungsi untuk mengatur hubungan-hubungan kemasyarakatan
antara para warga masyarakat, sehingga terselenggara ketertiban dan keadilan. Selain
itu, tugas hukum adalah untuk menciptakan, menegakkan, memelihara dan
mempertahankan keamanan dan ketertiban yang adil..Hukum harus dilaksanakan dan
ditegakkan. Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku; tidak boleh
menyimpang.
Penegakan hukum di Indonesia dilaksanakan oleh berbgai organisasi yaitu
Kepolisian yang bertugas untuk menjaga keamanan, ketertiban dan penegakan
hukum. Kejaksaan yang tugasnya adalah untuk membantu dalam menyelesaikan
persoalan penuntutan. Kehakiman yang bertugas untuk memberi keadilan dengan
cara menerima, memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara dengan adil.
Advokat yang bertugas untuk memberikan bantuan atau jasa hukum. Komisi
Pemberantasan Korupsi yang bertugas untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Wilayatul Hisbah yang bertugas
sebagai lembaga pengawasan pelaksanaan Syariat Islam di Provinsi Aceh.
Masing – masing lembaga mempunyai undang – undang yang mengatur
kinerja nya dan juga peran yang berbeda dalam proses menegakkan hukum, namun
semuanya mempunyai tujuan yang sama untuk menciptakan keadilan dan kepastian
hukum. Keadilan dan kepastian hukum akan menciptakan masyarakat yang tertib dan
tidak terjadi penyimpangan hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, Nur. Khilya Fa'izia, dan Aprilia Nur Kurniawati. 2019. PR Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XII . Yogyakarta : Penerbit Intan
Pariwara.

kejari-sengkang.go.id. Perdata dan Tata Usaha Negara. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari
http://www.kejari-sengkang.go.id/p/perdata-dan-tata-usaha-negara.html?m=1

kejaksaan.go.id. Tujuan Pokok dan Fungsi. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari
https://www.kejaksaan.go.id/unit_kejaksaan.php?idu=22&sm=2

kejaksaan.go.id. Tugas & Wewenang. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari


https://www.kejaksaan.go.id/profil_kejaksaan.php?id=7

id.m.wikipedia.org. Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia. Diakses pada 6


Nopember 2021, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komisi_Pemberantasan_Korupsi_Republik_Indonesia.

voi.id. Sejarah Tugas dan Fungsi yang Harus Dijalankan KPK. Diakses pada 6 Nopember
2021, dari https://voi.id/berita/33739/sejarah-tugas-dan-fungsi-yang-harus-dijalankan-kpk.

mh.uma.ac.id. Apa Itu Hakim?. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari


http://mh.uma.ac.id/2020/11/apa-itu-hakim/

http://jurnal.ubl.ac.id/. Peranan Hakim dalam Penegakan Hukum Pidana Indonesia. Diakses


pada 6 Nopember 2021, dari http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/PH/article/view/145

kompas.com. Peran Lembaga Penegak Hukum di Indonesia. Diakses pada 6 Nopember 2021,
dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/21/195937469/peran-lembaga-penegak-
hukum-di-indonesia?page=all

media.neliti.com. Peranan Advokat Sebagai Penegak Hukum. Diakses pada 6 Nopember


2021, dari https://media.neliti.com/media/publications/178384-ID-peranan-advokat-sebagai-
penegak-hukum-da.pdf.

id.wikipedia.org. Polisi. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari


https://id.wikipedia.org/wiki/Polisi.

dslalawfirm.com. Perbedaan Konsultan Hukum, Advokat, Penasihat Hukum, dan Kuasa


Hukum. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari https://www.dslalawfirm.com/konsultan-
hukum-advokat-penasihat-hukum-dan-kuasa-hukum/
kompaspedia.kompas.id. Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia. Diakses pada 6
Nopember 2021, dari https://kompaspedia.kompas.id/baca/profil/lembaga/kepolisian-negara-
republik- indonesia#:~:text=Kepolisian%20Negara%20Republik%20Indonesia
%20merupakan,rangka
%20terpeliharanya%20keamanan%20dalam%20negeri.

comunityrights.org. Peran Lembaga Hukum di Indonesia yang Harus Anda Ketahui. Diakses
pada 6 November 2021, dari https://www.communityrights.org/peran-lembaga-penegak-
hukum-di-indonesia-yang-harus-anda- ketahui/#:~:text=communityrights
%20%E2%80%93%20Di%20lembaga%20penegak%20hu kum,lembaga%20penegak
%20hukum%20sangat%20dibutuhkan.&text=Polisi%20ialah%20s alah%20satu
%20instrumen,merupakan%20menjaga%20keamanan%20dalam%20negara

business-law.binus.ac.id. Peran Advokat dalam Sistem Peradilan Pidana. Diakses pada 6


Nopember 2021, dari https://business-law.binus.ac.id/2018/04/30/peran-advokat-dalam-
sistem-peradilan-pidana/

dppferari.org. Fungsi dan Peran Advokat. Diakses pada 6 Nopember 2021, dari
http://www.dppferari.org/wp-content/uploads/2019/04/FUNGSI-DAN-PERAN-
ADVOKAT.pdf
repository.ar-raniry.ac.id (2019, 4 Februari), Peran Wilayatul Hisbah Dalam Mencegah Khalwat
di Kabupaten Aceh Selatan. Diakses pada 6 November 2021, dari https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/6853/1/Resti%20Yulisna.pdf
jim.unsyiah.ac.id (2017 Juli), Perkembangan Lembaga Satuan Wilayatul Hisbah di Kota Banda
Aceh, Diakses pada 5 November 2021, dari
http://www.jim.unsyiah.ac.id/sejarah/article/view/5877
id.wikipedia.org (2021 Agustus), Wilayatul Hisbah, Diakses pada 6 November 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Wilayatul_Hisbah
LAMPIRAN
 Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai