Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROBLEMATIKA PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

DOSEN PENGUJI :

DEVINA YUKA UTAMI SH. M. H.

DISUSUN OLEH :

RAHAJENG PERMANA PUTRA

2020.2157.1.03

MANAJEMEN TEKNOLOGI KEIMIGRASIAN B

CALON TARUNA POLITEKNIK IMIGRASI ANGKATAN 23

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia dan berkat-Nya akhirnya dapat terselesaikannya makalah ini. Tidak lupa
segenap rasa syukur dan terima kasih kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Makalah berjudul “Problematika Penegakan Hukum di Indonesia”


merupakan contoh masalah-masalah penegakan hukum yang ada di Indonesia. Isi
makalah ini membahas tentang faktor dan penyebab terjadinya permasalahan
penegakan hukum ini.

Adapun penulisan makalah berjudul “Problematika Penegakan Hukum di


Indonesia” ini dibuat untuk memenuhi UTS mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum.
Penulis tidak hanya membahas problematika nya saja, tetapi juga pengembangan
teori-teori terkait.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung


serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada


ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada
kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Wassalamualaikum wr.wb

Purworejo, 6 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ……………………………………………. 4


1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………. 5
1.3 TUJUAN ………………………………………………………….. 5

BAB II ISI

2.1 PERANAN PENEGAK HUKUM DI INDONESIA ……………... 6


2.2 REALITA PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA …………... 8
2.3 CONTOH PROBLEMATIKA PENEGAKAN HUKUM DI
INDONESIA ……………………………………………………… 9
2.4 SOLUSI DARI PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA …….. 10

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN …………………………………………………... 12

3.2 SARAN …………………………………………………………... 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penegakan hukum adalah syarat mutlak untuk meciptakan Indonesia yang


aman, tentram, dan nyaman. Penegakan hukum wajib dan diharapkan bisa
dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, dengan dibantu
penegak hukum seperti Polisi Republik Indonesia (POLRI). Tanpa
diselenggarakannya penegakan hukum di Indonesia tidak akan terciptanya negara
yang kondusif , aman, dan nyaman untuk segala lapisan setiap rakyat Republik
Indonesia. Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan yang sesuai dengan
yang diharapkan maka penegakan hukum harus dilakukan dengan tegas dan penuh
tanggungjawab, baik itu berlaku sebagai masyarakat maupun penegak hukum itu
sendiri, supaya terciptanya kestabilan pertahanan, keamanan, sosial dan budaya,
ekonomi, politik, dsb. Namun dalam praktek sehari-hari banyak sekali
problematika dalam penegakan hukum, baik itu disengaja maupun tidak di
sengaja.

Problematika dalam penegakan hukum di Indonesia sendiri sudah ada


sejak dulu, bahkan di zaman yang sudah maju dan modern seperti ini masih saja
terdapat penyimpangan dalam penegakan hukum, bahkan malah sepertinya
semakin meningkat kasus problematika penegakan hukum ini. Dalam prakteknya
masih banyak terjadi penyimpangan, kurang tegasnya aparat penegak hukum
maupun terkadang tidak ditemukan jalan keluar atau tidak memiliki solusi dari
permasalahan tersebut dengan baik dan tepat.

Besar harapan masyarakat Indonesia terhadap oknum-oknum penegak


untuk selalu dapat mengayomi masyarakat dengan baik, namun pada
kenyataannya malah diselewengkan tidak sebagaimana mestinya, sehingga
masyarakat mungkin kehilangan kepercayaan terhadap penegakan hukum di
Indonesia dikarenakan banyaknya problematika yang terjadi namun tidak

4
terselesaikan dengan baik malah makin menjadi. Lemahnya integritas hukum
yang ada di Indonesia juga salah satu yang membuat masyarakat tidak percaya
terhadap penegakan hukum, kurang transparansinya terhadap publik juga
membuat masyarakat cenderung skeptis terhadap penegakan hukum yang ada.
Harapannya untuk kedepannya penegakan hukum di Indonesia dapat berjalan
sesuai harapan. Membenahi lapisan penegak hukum mungkin akan menuntaskan
problematika penegakan hukum di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Seberapa besar peranan penegak hukum dalam menegakkan hukum di


Indoseia ?
2. Apakah dalam pelaksanaan penegakan hukum banyak terjadi
penyelewangan yang menimbulkan perpecahan ?
3. Apa contoh problematika penegakan hukum yang terjadi di
Indonesia ?
4. Bagaimana solusi dari problematika penegakan hukum yang terjadi di
Indonesia ?

1.3 TUJUAN

1. Menjelaskan peranan penegak hukum di Indonesia.


2. Menjelaskan bagaimana realita yang terjadi di lapangan tentang
penegakan hukum di Indonesia secara umum.
3. Memberikan contoh problematika penegakan hukum di Indonesia.
4. Memberikan solusi dari problematika penegakan hukum di Indonesia.

5
BAB II

ISI

2.1 PERANAN PENEGAK HUKUM DI INDONESIA.

Penegak hukum di Indonesia banyak sekali komponennya dan semuanya


saling berkaitan dan berkesinambungan. Penegak hukum juga memiliki fungsi dan
tugas masing-masing yang satu sama lainnya saling membutuhkan untuk
menciptakan NKRI yang aman, nyaman, dan tentram. Beberapa penegak hukum
dan perannya adalah sebagi berikut :

1. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)


Polisi merupakan penegak hukum yang utama dan sebagai garda
terdepan dari elemen penegak hukum di Indonesia karena selalu
berhadapan dan bersinggungan langsung dengan masyarakat, sesuai
dengan moto Polri yaitu “Rastra Sewakotama” yang artinya ‘Abdi
Utama bagi Nusa Bangsa’. Peran dan wewenang dari kepolisian
dimuat dalam UU Nomor 2 Tahun 2002 yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan.
2. Melarang setiap orang untuk meninggalkan atau memasuki
tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyelidikan.
3. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam
rangka penyidikan.
4. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri.
5. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
6. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.

6
2. Kejaksaan Republik Indonesia
Kejaksaan merupakan sebuah lembaga penegak hukum yang tugas
utamanya adalah bertugas melakukan penuntutan, yaitu dengan
melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dengan
permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di persidangan.
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan mengatur
wewenang dan perannya menjadi tiga bidang, yaitu:
a. Bidang Pidana
1. Melakukan penuntutan
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan
keputusan lepas bersyarat.
4. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan undang-undang.
5. Melengkapi berkas perkara tertentu serta melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum akhirnya dilimpahkan ke
pengadilan.
b. Bidang Perdata Dan Tata Usaha Negara
Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak, baik di
dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara
atau pemerintah.
c. Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum
1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik
kriminal.

Itulah beberapa peran dan wewenang dari kejaksaan yang diatur


dalam UU Nomor 16 Tahun 2004.

3. Hakim

7
Hakim adalah pejabat penegak hukum yang menjalankan
kekuasaan kehakiman di Indonesia guna menegakkan hukumdan
keadilan. Hakim bertugas dalam ranah peradilan dan memiliki
kewenangan untuk mengadili dan tidak boleh diintervensi oleh pihak
manapun maupun terpengaruh oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam
mengadili. Menurut UU No 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, memiliki 3 klasifikasi sebagai berikut :
1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim
Agung.
2. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung (peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer).
3. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan
Hakim Konstitusi.

Dalam klasifikasi tersebut tugas masing-masing pada dasarnya adalah


sama hanya berbeda tingkatan dan fungsinya saja.

4. Advokat
Penegak hukum yang terakhir adalah Advokat yang berprofesi
memberi jasa hukum baik di dalam maupun diluar pengadilan untuk
memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, membela, mendampingi, serta melakukan tindakan hukum
untuk membantu masyarakat dalam mencari keadilan di ranah
pengadilan.

2.2 REALITA PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA SECARA


UMUM
Di tengah-tengah kehidupan bernegara di Republik Indonesia ini
banyak sekali hukum yang harus di taati masyarakat luas, baik itu yang
sifatnya tertulis ataupun tidak tertulis. Walaupun dengan adanya

8
hukum adalah sebagai pengatur tingkah laku masyarakat namun pada
implementasinya malah banyak problematika yang muncul.
Kemudian mindset masyarakat yang melulu soal bahwa penegakan
hukum di Indonesia harus dilaksanakan oleh penegak hukum, padahal
tidak. Kita ketahui bahwa penegakan hukum yang dilakukan oleh
penegak hukum adalah manakala terjadi kasus pelanggaran terhadap
norma hukum.
Disinilah kesalahan berlogika masyarakat yang sudah mendarah
daging membuat kurang efektif nya proses penegakan hukum yang
terjadi di Indonesia, contohnya adalah terjadinya overlapping atau
timpang tindih peraturan satu dengan peraturan lainnya, logikanya
adalah begini ketika dihadapkan sebuah permasalahan yang seharusnya
dapat diselesaikan oleh Peraturan Pemerintah (PP) namun bertumpang
tindih dengan adanya Undang Undang (UU) yang mengatur
permasalahan yang sama namun berbeda langkah penyelesaiannya,
inilah yang dinamakan overlapping.
Dengan contoh studi kasus seperti diatas seharusnya ketika
membuat peraturan perundang-undangan dilakukan pengamatan secara
cermat apakah nantinya ketika peraturan ini berlaku akan terjadi
timpang tindih atau tidak dengan perundang-undangan lain, sehingga
peraturan perundangan bisa dibuat lebih efektif dan efisien tanpa
adanya tumpeng tindih satu dengan lainnya dan tidak membuat
masyarakat maupun penegak hukum mengalami kebingungan dan
terjadi perbedaan persepsi satu dengan lainnya.

2.3 CONTOH PROBLEMATIKA PENEGAKAN HUKUM DI


INDONESIA.
Selain contoh yang telah disebutkan diatas mengenai hukum di
Indonesia yang overlapping kini beralih kepada contoh problematika
penegakan hukum di Indonesia secara konkret. Contoh kasus yang
cukup fenomenal adalah kasus nenek Minah yang mengambil tiga

9
buah kakao milik perusahaan PT Rumpun Sari Antan. Nenek Minah
dituntut oleh PT Rumpun Sari Antan dengan pasal 362 Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pencurian. Nenek Minah
divonis 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan 3 bulan tanpa harus
menjalani kurungan tahanan akibat tindakannya itu, walaupun nenek
Minah sudah mencoba untuk meminta maaf terhadap PT Rumpun Sari
Antan, namun hasilnya sama saja tetap di proses sesuai perundangan
yang berlaku.
Contoh konkret diatas sangat menimbulkan keprihatinan di
kalangan masyarakat luas, karena nenek Minah tidak seharusnya
dihukum seberat itu atau bahkan sebenarnya tidak perlu dilakukan
penindakan hukum. Sebenarnya dari permasalahan nenek Minah
tersebut dapat diselesaikan dengan cara non-formal tanpa harus terjadi
penindakan hukum yang mengakibatkan nenek Minah ditahan.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai
bahwa keadilan didalam penegakan hukum di Indonesia masih sangat
terikat pada pasal-pasal yang formal dan akibatnya hukum tidak lagi
mementingkan hati nurani, melainkan penegakannya masih terlalu
berpaku atau saklek terhadap pasal-pasal formal. Kasus yang lebih
besar dan merugikan orang banyak seperti wakil rakyat yang dengan
bebas menelan uang rakyat malah di berikan vonis yang tidak wajar
dan cenderung tidak terlalu ditegakkan secara tegas, malah kasus
sepele seperti nenek Minah ini ditindak tegas tanpa adanya keadilan
dan hati nurani. Dimana keadilan penegakan hukum di Indonesia ?
Ketika dibuktikan melalui angket ketidakpuasan responden
terhadap penegakan hukum di Indonesia cenderung meningkat dari
tahun ke tahun yaitu, 37,4 % (Survei LSI Januari 2010), sebesar 41,2
% (Oktober 2010), sebesar 50,3 % (September 2011), sebesar 50,3 %
(Oktober 2012), dan yang terakhir 56,6 % (April 2013). Ini
membuktikan bahwa penegakan hukum di Indonesia tidak adil dan
cukup merugikan masyarakat, terutama masyarakat ekonomi kelas

10
bawah yang merasa diperlakukan tidak adil dengan penegakan hukum
yang ada.

2.4 SOLUSI DARI PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA


Seperti yang kita pelajari dari permasalahan diatas adalah bahwa
penegakan hukum di Indonesia memerlukan revolusi agar masyarakat
tidak kehilangan kepercayaan terhadap penegak hukum di Indonesia.
Banyak aspek yang perlu diperbaiki untuk dapat mencapai
kesempurnaan hukum.
Dari contoh permasalahan yang pertama bahwa hukum di
Indonesia perlu dikaji lebih matang lagi agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman masyarakat serta deferensiasi yang cukup
membingungkan. Mungkin solusinya adalah dengan merubah
sistematika hukum untuk ditata lebih baik lagi agar tidak terjadi
tumpeng tindih antara hukum satu dengan lainnya.
Dari contoh permasalahan kedua bahwa penegakan hukum di
Indonesia tidak harus selalu mengacu pada perundang-undangan
namun juga mempertimbangkan hati nurani. Selain itu juga
ketidakadilan yang terjadi dalam penegakan hukum yang terjadi harus
segera di benahi, agar nantinya hukum menjadi tepat sasaran.
Dengan beberapa solusi yang sudah dipaparkan tentunya akan
membawa hukum Indonesia menjadi lebih baik lagi, sehingga
masyarakat percaya terhadap penegakan hukum di Indonesia dan tidak
menuai kontroversi di kalangan masyarakat luas mengenai bobroknya
penegakan hukum di Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Problematika penegakan hukum di Indonesia sudah sangat
genting dan harus segera dibenahi agar memberikan rasa aman,
tentram, nyaman di tengah masyarakat dan bisa mengayomi
masyarakat dengan lebih baik lagi. Maka dari itu, harus ada
langkah konkret dari pemerintah untuk memperbaiki lagi
sistematika penegakan hukumnya.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat saya paparkan, semoga
bermanfaat untuk pembaca. Apabila terdapat kesalahan saya
mohon maaf yang setulus-tulusnya dan selanjutnya dapat dijadikan
maklum.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://materiips.com/permasalahan-hukum-di-indonesia
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/21/195937469/peran-
lembaga-penegak-hukum-di-indonesia?page=all#:~:text=bidang
%20pidana%2C%20yaitu%3A-,Melakukan%20penuntutan,pidana
%20tertentu%20berdasarkan%20undang%2Dundang
https://kastara.id/11/11/2018/realita-penegakan-hukum-di-indonesia/
https://kawanhukum.id/problematika-penegakan-hukum-di-indonesia/

13

Anda mungkin juga menyukai