Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas anugrah Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat membuat
makalah mengenai “Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian" yang
berhubungan dengan pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah yang kami buat ini sebagai
sumber informasi pendamping buku pelajaran. Kami menyusun makalah ini berdasarkan materi
kurikulum yang berlaku, kami juga berusaha untuk menyesuaikannya dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan.

Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Guru selaku guru bidang studi PPKN karena telah berjasa
mendidik kami sampai sekarang ini. Kami pun menyadari bahwa kemampuan kami belum seberapa
dibandingkan dengan bapak/ibu guru pengajar, kami berharap bahwa Makalah PPKn yang kami buat
dapat diterima dan mendapatkan nilai yang memuaskan .

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan,

2. Untuk menambah pengetahuan tentang Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan
dan Kedamaian,

3. Untuk mengetahui berbagai hak, tugas, dan kewenangan para lembaga penegak hukum di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

Penegakan hukum di Indonesia tidak saling sinergi dalam mewujudkan keadilan. Hal tersebut
disebabkan karena posisi dan kedudukan lembaga hukum dimana fungsi penyidikan dan penuntutan
berada dibawah kekuasaan eksekutif, sementara fungsi mengadili dan memutus berada di bawah
kekuasaan Mahkamah Agung, menyebabkan adanya kecenderungan untuk melindungi kepentingan
institusinya masing-masing dibanding upaya penegakan hukum demi kepentingan publik. Sehingga yang
menjadi fokus dalam kajian ini adalah apakah peran hakim dalam menjatuhkan putusan demi
menegakkan hukum dan keadilan dapat mewujudkan kedamaian bagi masyarakat pencari keadilan.
Kajian ini hendak dijawab dengan metode yuridis-filosofis melalui studi kepustakaan yaitu dengan
melakukan kajian secara teoritis terhadap teori-teori keadilan dan dikaitkan dengan implementasi
penegakan hukum pada institusi peradilan. Hasil kajian menunjukan institusi pengadilan sebagai
lembaga yang dijamin indepensinya dalam menegakkan hukum dan keadilan masih dipengaruhi oleh
kekuatan dan kekuasaan lain, terutama pengaruh kekuasaan eksekutif dan kekuatan politik, fungsi
penegakan hukum oleh pengadilan belum sepenuhnya mandiri, sehingga tugas utama pengadilan untuk
mewujudkan keadilan dan kedamaian ditengah masyarakat masih jauh dari harapan. Oleh karena itu
perlu untuk diperkuat institusi pengadilan sebagai benteng terakhir pencari keadilan untuk
menghadirkan suasana dan perasaan damai bagi pencari keadilan.

Berikut peranan Lembaga Penegak Hukum di Indonesia dalam mewujudkan keadilan dan
kedamaian, yaitu :

1. Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan Polri merupakan lembaga
Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum,
serta memberikan perindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, telah Menetapkan kewenangan sebagai berikut:

a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidik.

c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidik.

d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri.

e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidik.

2. Peran Kejaksaan Rebuplik Indonesia

Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga Negara yang melaksanakan kekuasaan Negara,
khususnya dibidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan Jaksa untuk melimpahkan perkara
pidana ke Pengandilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-
Undang dengan permitaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang Pengadilan.

Keberadaan Kejaksaan Republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Rebuplik Indonesia. Adapun yang menjadi tugas dan wewenang
Kejaksaan dikelompokan menjadi 3 bidang:

a. Di bidang Pidana :

1) Melakukan Penuntutan

2) Melaksanakan Penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh hokum
tetap.

3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana


pengawasan.

4) Melakukan penyidik terhadap pihak pidana tertentu berdasakan undang-undang.

5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan.

b. Di bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan
untuk dan atas nama Negara atau pemerintah.

c. Dalam bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum.

1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.

2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.

3) Pengawasan peredaran barang cetakan.

4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Negara.

5) Pencegahan penyalahgunaan atau penodaan agama.


3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman

Kekuasaan Kehakiman diatur sepenuhnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48


tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman, yang merupakan penyemurnaan dari Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 TAhun 2004 tentang kekuasaan kehakiman.

Hakim adalah pejabat peradilan Negara yang diberi wewenang untuk oleh undang-undang untuk
mengadili. Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hokum berdasakan ketentuan perundang-undangan.

Menurut Ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, hakim berdasarkan jenis lembaga peradilannya dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelomok :

a. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.

b. Hakim pada Badan Peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung.

c. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

4. Peran Advokat sebagai Penegakan Hukum

Pembelaan dilakukan oleh pengacara terhadap institusi formal (peradilan) maupun informal
(diskursus), atau orang yang mendapat sertifikasi untuk memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di
luar pengadilan. Di Indonesia, untuk dapat menjadi seorang pengacara, seorang sarjana yang berlatar
belakang Perguruan Tinggi hukum harus mengikuti pendidikan khusus dan lulus ujian profesi yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi pengacara. Mereka adalah ahli dalam seni advokasi, yang melibatkan
presentasi kasus di pengadilan dan pemberian saran pada setiap aspek litigasi.

Advokat menerima pekerjaan dan biaya mereka dari pengacara, yang mentransfer klien mereka
dalam kasus-kasus yang masuk ke pengadilan. Sementara pendukung berlatih di pengadilan Skotlandia
sebagai anggota Fakultas Advokat, mereka juga memiliki hak penonton sebelum Mahkamah Agung
Inggris dan sejumlah badan pengambilan keputusan lain seperti pengadilan dan arbitrase.

Fungsi dan wewenang Advokat sebagai lembaga penegak hukum, yaitu :

1. Mewawancarai klien dan menyediakan mereka dengan nasihat hukum ahli,


2. Meneliti dan mempersiapkan kasus dan menghadirkan mereka di pengadilan,
3. Menulis dokumen hukum dan menyiapkan pembelaan tertulis untuk kasus perdata,
4. Penghubung dengan profesional lain seperti pengacara,
5. Mengkhususkan diri dalam bidang hukum tertentu,
6. Mewakili klien di pengadilan, pertanyaan publik, arbitrase, dan pengadilan,
7. Mempertanyakan saksi, dan
8. Negosiasi.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:

1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;


2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang
terkait;
4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penegakan Hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Lembaga Penegak hukum harus menjalankan tugasnya
dengan baik dan sesuai dengan peranan nya masing masing yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan undangan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut harus mengutamakan keadilan dan
profesionalism,sehingga menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak termasuk oleh
anggota masyarakat.

B. Saran
Lembaga Penegak hukum sudah semestinya bekerja secara optimal dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, masyarakat Indonesia berharap ada kemajuan kinerja Lembaga
Penegak hukum di Indonesia agar bekerja sebaik baiknya dan dapat menjamin keadilan dan kedamaian
indonesia untuk Indonesia yang lebih maju.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai