2. Kejaksaan
Pengertian
Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya
di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan
keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab
kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan
kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu
kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Dasar hukum
Dasar Hukum Kejaksaan selaku Penyidik tindak pidana Korupsi di Kejaksaan yaitu Dalam
hal-hal tertentu dapat saja penyidikan dilakukan oleh Kejaksaan, berdasarkan ketentuan
Pasal 284 ayat (2) KUHAP jo Pasal 30 ayat ( I ) UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan
RI khususnya Tindak Pidana Ekonomi (UU No. 7 drt Tahun 1955 tentang Pengusutan,
Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi) dan Tindak Pidana Kortipsi (UU No. 31
Tahun 1999 jo UU No. 20 2001) masih dimungkinkan penyidikan dilakukan oleh Kejaksaan.
Dalam buku Kejaksaan RI: Posisi dan Fungsinya dari Perspektif Hukum (2005) oleh Marwan
Effendy, Kejaksaan Republik Indonesia memiliki tujuh fungsi, yakni:
1. Merumuskan kebijakan teknik serta kegiatan yustisial pidana umum berupa pemberian
bimbingan dan pembinaan dalam bidang tugasnya.
5. Memberi sarana, konsepsi mengenai pendapat dan atau pertimbangan hukum Jaksa
Agung tentang perkara tindak pidana umum serta masalah hukum lainnya dalam ranah
kebijakan penegakan hukum.
6. Membina serta meningkatkan keterampilan dan integritas aparat tindak pidana umum di
lingkungan kejaksaan.
1. Melakukan penuntutan
2. Melaksanakan penetapan hakim serta putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan dan keputusan lepas bersyarat
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan, dalam pelaksanaannya membutuhkan
koordinasi dengan penyidik.
3. Hakim
Pengertian
Berdasarkan Pasal 1 angka 8 UU No.8 Tahun 1981 tentang KUHAP Hakim adalah pejabat
peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Berdasarkan pasal 1 angka 9 KUHAP , mengadili merupakan serangkaian tindakan yang
untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur,
dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.
Dasar hukum
Pasal 27 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970 menyebutkan: “Dalam masyarakat yang masih
mengenal hukum tidak tertulis, serta berada dalam masa pergolakan dan peralihan, Hakim
merupakan perumus dan penggali dari nilai-nilai hukum yang hidup di kalangan rakyat.
Untuk itu ia harus terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan dan
mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Dengan demikian Hakim dapat memberikan putusan yang sesuai dengan hukum dan rasa
keadilan masyarakat”.
Peran Lembaga
Tugas hakim adalah menegakkan keasilan sesuai dengan irah-irah yang dibuat pada
kepala putusan yang berbunyi “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
1. Putusan hakim merupakan gambaran proses kehidupan sosial sebagai bagian dari kontrol
sosial.
2. Putusan hakim merupakan penjelmaan dari hukum yang berlaku dan berguna bagi setiap
individu, kelompok maupun negara,.
3. Putusan hakim merupakan keseimbangan antara ketentuan hukum dengan kenyataan yang
ada di lapangan.
4. Putusan hakim merupakan gambaran kesadaran yang ideal antara hukum dan perubahan
sosial.
5. Putusan hakim harus memberikan manfaat bagi setiap orang yang berperkara.
6. Putusan hakim semestinya tidak menimbulkan konflik baru bagi para pihak berperkara dan
masyarakat.
Putusan hakim merupakan produk dari proses persidangan di pengadilan. Sementara
pengadilan merupakan tempat terakhir bagi pelarian para pencari keadilan, sehingga
putusan hakim sudah sepatutnya dapat memenuhi tuntutan para pencari keadilan. Terhadap
hal tersebut hakim dalam memutuskan perkaranya harus mencerminkan tiga unsur yakni
keadilan, kepastian hukum, kemanfaatan.
4. Advokat
Pengertian
Advokat adalah salah satu profesi di bidang hukum yang tak banyak dipahami dengan benar
oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan, banyak di antaranya justru memberikan
pengertian yang sama dengan pengacara.
Dasar hukum
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 18
tahun 2003 tentang Advokat.
Peran Lembaga
Advokat dalam perannya sebagai pembela mendampingi tersangka/terdakwa dalam
memperoleh putusan yang adil. Mengenai kedudukan advokat sebagai penegak hukum bila
dibandingkan dengan penegak hukum yang lain seperti polisi, jaksa dan hakim.
bahwa advokat merupakan penegak hukum yang berada di luar pemerintahan.
5. KPK
Pengertian
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK) adalah lembaga negara yang
dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh
kekuasaan mana pun dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Dasar hukum
Peran Lembaga
Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas: Koordinasi dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. Supervisi terhadap instansi
yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. Melakukan penyelidikan,
penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas: