Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA PROFESI HUKUM

Etika Profesi Jaksa

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah Etika Profesi Hukum

Dosen pengampu: Dr. MIFTAHUL ULUM, M.S.I., M.Sy., M.H.

Disusun oleh

Kelompok 9:

Nurul mustofa (204102010044)

Ahmad bagus karimuddin (204102010043)

Ilham wahid abduuloh (204102010076)

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ JEMBER


KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena
telah melimpahkan rahmat Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya. Terima Kasih juga kami ucapkan kepada teman – teman
yang telah berkontribusi dengan memberikan ide idenya sehingga makalah ini disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah Etika Profesi Hukum ini bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca. Kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jember, 26 Februari 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................

A. Etika Profesi Jaksa...................................................................................................................


B. Ketentuan umum kejaksaan berdasarkan PERJA Nomor : PER-067/A/JA/07/2007 Ttg
Kode Perilaku Jaksa
.................................................................................................................................................
C. Dalam Melaksanakan Tugas Profesi.......................................................................................
D. Dalam Melaksanakan Tugas Profesi, Jaksa Dilarang Dalam Pasal 4......................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berbicara mengenai lembaga kejaksaan adalah berbicara mengenai lembaga Negara yang
bertugas untuk mewakili Negara dalam menegakkan hukum. Dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya kejaksaan harus mampu mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum,
keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum dan mengindahkan norma-norma keagamaan,
kesopanan dan keadilan yang hidup di dalam masyarakat. Dalam hal ini kejaksaan di tuntut
untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,
penegakkan hak asasi manusia, serta pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Dalam UU kejaksaan yang baru, kejaksaan RI sebagai lembaga yang melaksanakan
kekuasaan Negara dibidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya
secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan
lainnya.1
Secara normative (das solen)2 tugas dan kewajiban kejaksaan dapat dikatakan hal yang
sempurna, mencakup hal yang cukup luas. Kejaksaan atau khususnya jaksa mempunyai
kedudukan sebagai wakil Negara dalam bidang peradilan. Tugas mewakili Negara adalah hal
yang sangat penting terutama kaitannya dengan kewibawaan Negara serta dengan hukum itu
sendiri. Akan sangat maju dan baik peradilan di Indonesia jika tugas dan kewajiban dari
lembaga kejaksaan itu dilaksanakan dengan baik, dalam artian tetap menjaga idealisme
lembaga kejaksaan sebagai penegak keadilan walaupun berhadapan dengan realita kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut Etika Profesi Jaksa?
2. Apa saja ketentuan umum kejaksaan berdasarkan PERJA Nomor : PER-067/A/JA/07/2007
Ttg Kode Perilaku Jaksa?
3. Apa saja tugas Jaksa dalam melaksanakan Tugas Profesinya?
4. Apa saja larangan Jaksa dalam melaksanakan Tugas Profesinya dalam Pasal 4?

1
Pasal 2 ayat 2 undang-undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Penerbit ,
kejaksaan RI. Hal. 2 bagian kedua tentang kedudukan jaksa
2
Sungguh, As’ad. 2000. Etika Profesi, Jakarta, hal 9.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu Etika Profesi Jaksa
2. Untuk mengetahui apa saja ketentuan umum kejaksaan berdasarkan PERJA Nomor : PER-
067/A/JA/07/2007 Ttg Kode Perilaku Jaksa
3. Untuk mengetahui apa saja tugas Jaksa
4. Untuk mengetahui apa saja larangan Jaksa
BAB II PEMBAHASAN
A. Etika Profesi Jaksa

Jaksa merupakan pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang


untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang.
Jabatan fungsional jaksa ialah jabatan yang bersifat keahlian teknis dalam organisasi
kejaksaan yang karena memiliki fungsi yang memungkinkan melancarkan pelaksanaan
tugas kejaksaan. Jaksa diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung yang merupakan
pimpinan dan penanggung jawab tertinggi kejaksaan yang dipimpin guna mengendalikan
pelaksanaan tugas dan wewenang kejaksaan.3

Selanjutnya yaitu Jaksa Agung ialah pejabat negara yang diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden dengan Persyaratan-persyaratan tertentu berdasarkan undang-undang. Oleh
karena Jaksa Agung diangkat oleh Presiden, maka dalam menjalankan tugasnya Jaksa
Agung menjalankan tugas negara. Karena, Presiden mengangkat Jaksa Agung
kedudukannya sebagai kepala negara (kekuasaan federatif) dan bukan sebagai kepala
pemerintahan (kekuasaan eksekutif). Demikian juga jaksa yang diangkat oleh Jaksa
Agung dalam menjalankan tugasnya adalah menjalankan tugas negara dan bukan tugas
pemerintah.

B. Ketentuan umum kejaksaan berdasarkan PERJA Nomor :


PER-067/A/JA/07/2007 Ttg Kode Perilaku Jaksa

Dalam Pasal 1, kode Perilaku Jaksa ini yang dimaksud dengan :

1. Jaksa adalah Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang;
2. Kode Perilaku Jaksa adalah serangkaian norma sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku Jaksa dalam menjalankan jabatan profesi, menjaga kehormatan dan martabat
profesinya serta menjaga hubungan kerja sama dengan penegak hukum lainnya;

3
Farid Wajidi, Etrika Profesi Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta 2018)
3. Pejabat yang berwenang menjatuhkan tindakan administratif adalah Pejabat yang
karena jabatannya mempunyai wewenang untuk memeriksa dan menjatuhkan tindakan
administratif.
4. Sidang pemeriksaan Kode Perilaku Jaksa adalah serangkaian tindakan yang dilakukan
oleh pejabat yang berwenang memberikan tindakan administratif terhadap Jaksa yang
diduga melakukan pelanggaran Kode Perilaku Jaksa.
5. Tindakan administratif adalah tindakan yang dijatuhkan terhadap Jaksa yang
melakukan pelanggaran Kode Perilaku Jaksa.
6. Yang dimaksud dengan perkara meliputi perkara pidana, perkara perdata dan tata
usaha negara maupun kasus-kasus lainnya.

Pasal 2, Kode Perilaku Jaksa berlaku bagi jaksa yang bertugas di lingkungan Kejaksaan
maupun di luar lingkungan kejaksaan4

a. bertindak secara obyektif dan tidak memihak;


b. memberitahukan dan/atau memberikan hak-hak yang dimiliki oleh tersangka
/terdakwa maupun korban;
c. membangun dan memelihara hubungan fungsional antara aparat penegak hukum
dalam mewujudkan sistem peradilan pidana terpadu;
d. mengundurkan diri dari penanganan melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. menyimpan dan memegang rahasia sesuatu yang seharusnya dirahasiakan
f. menghormati dan melindungi Hak Asasi Manusia dan hak-hak kebebasan
sebagaimana yang tertera dalam peraturan perundang-undangan dan instrumen
Hak Asasi Manusia yang diterima secara universal;
g. Yang kritik dengan arif dan bijaksana;
h. bertanggung jawab secara internal dan berjenjang, sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan;
i. bertanggung jawab secara eksternal kepada publik sesuai kebijakan pemerintah
dan aspirasi masyarakat tentang keadilan dan kebenaran. kepada Jaksa yang
melakukan pelanggaran Kode Perilaku Jaksa;
C. Dalam melaksanakan tugas profesi, Jaksa wajib:
Pasal 35

4
Seprika Ertika, Etika Profesi Hukum, (Refika Jakarta, 2019)
5
Marzuki Suparman, Etika Dan Profesi Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta 2008)
Dalam melaksanakan tugas profesi, Jaksa wajib:
1. Menaati kaidah hukum, peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku; menghormati prinsip cepat, sederhana, biaya ringan
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan;
2. mendasarkan pada keyakinan dan alat bukti yang sah untuk mencapai keadilan
dan kebenaran bersikap mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan /ancaman opini
publik secara langsung atau tidak.
D. Dalam melaksanakan tugas profesi, Jaksa dilarang:
Pasal 46
1. menggunakan jabatan dan/atau kekuasaannya untuk kepentingan pribadi
dan/atau pihak lain;
2. merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara;
3. menggunakan kapasitas dan otoritasnya untuk melakukan penekanan secara
fisik dan/atau psikis;
4. meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntungan serta melarang
keluarganya meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntungan
sehubungan dengan jabatannya;
5. menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau keluarga,
mempunyai hubungan pekerjaan, partai atau finansial atau mempunyai nilai
ekonomis secara langsung atau tidak langsung;
6. bertindak diskriminatif dalam bentuk apa pun;
7. membentuk opini publik yang dapat merugikan kepentingan penegakan
hukum

6
Nirmala Sari, Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural. Rio Law Jurnal 1.1 (2020)
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan

Jaksa merupakan pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang. Jabatan
fungsional jaksa ialah jabatan yang bersifat keahlian teknis dalam organisasi kejaksaan yang
karena memiliki fungsi yang memungkinkan melancarkan pelaksanaan tugas kejaksaan.
Jaksa diangkat dan diberhentikan oleh Jaksa Agung yang merupakan pimpinan dan
penanggung jawab tertinggi kejaksaan yang dipimpin guna mengendalikan pelaksanaan tugas
dan wewenang kejaksaan.

Dalam Pasal 1, kode Perilaku Jaksa ini yang dimaksud di antaranya:

 Jaksa adalah Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang;
 Kode Perilaku Jaksa adalah serangkaian norma sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku Jaksa dalam menjalankan jabatan profesi, menjaga kehormatan dan martabat
profesinya serta menjaga hubungan kerja sama dengan penegak hukum lainnya;
 Pejabat yang berwenang menjatuhkan tindakan administratif adalah Pejabat yang
karena jabatannya mempunyai wewenang untuk memeriksa dan menjatuhkan
tindakan administratif.
DAFTAR PUSTAKA

Pasal 2 ayat 2 undang-undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Penerbit , kejaksaan RI. Hal. 2 bagian kedua tentang kedudukan jaksa.
Sungguh, As’ad. 2000. Etika Profesi, Jakarta.
Farid Wajidi, Etrika Profesi Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta 2018).
Seprika Ertika, Etika Profesi Hukum, (Refika Jakarta, 2019).
Marzuki Suparman, Etika Dan Profesi Hukum, (Sinar Grafika, Jakarta 2008).
Nirmala Sari, Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural. Rio Law Jurnal
1.1 (2020).

Anda mungkin juga menyukai