Disusun oleh
KELOMPOK 2
Rudy Gunawan - 10010118073
FAKULTAS SYARIAH
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah kam dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis
Terhadap Etika Profesi Jaksa tepat waktu.
Makalah Analisis Terhadap Etika Profesi Jaksa disusun guna memenuhi tugas
DR. Nandang Ihwanudin, S.AG., M.E.SY. pada mata kuliah Etika Profesi Hukum
di Universitas Islam Bandung. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Analisis Terhadap Etika Profesi
Hakim Islam. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada DR.
Nandang Ihwanudin, S.AG., M.E.SY selaku dosen mata kuliah Etika Profesi
Hukum. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok 2
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan kami ini tidak melebar kedalam pembahasan lain, maka disini
kami menggunakan Rumusan Masalah sebagai acuan pembahasan yang sebagai
berikut;
1. Apakah profesi jaksa itu ?
2. Bagaimana lembaga kejaksaan di Indonesia dan pengawasan terhadap jaksa ?
Related: Partisipasi dalam kepentingan umum secara bertanggung jawab
3. Bagaimanakah kode etik bagi profesi jaksa ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujan dibuatnya makalah kami ini adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Kode etik profesi hukum (the ethics code profession) di Indonesia adalah
merupakan norma etik profesi yang harus dihormati dan dipedomani oleh para
setiap anggota nya/asosiasinya dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang
nya dalam memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat.1
Kode etik profesi (ethics code) sebagai norma etik profesi, mengatur dengan
cara bagaimana anggota suatu profesi melakukan tugas dan fungsinya sebaik
mungkin menurut tuntutan nilai-nilai etik (ethos), nilai-nilai moral (mores), dan
bahkan dengan nilai-nilai hu kum dan keadilan profesi yang diembannya, agar
benar-benar profe sional dalam melaksanakan fungsi profesinya. Perlunya kode
etik profesi bagi suatu bidang kelompok kerja profesi tertentu dikarenakan agar
wibawa profesi tetap terjaga dari unsur kepercayaan masyarakat yang melekat
pada oknum pengem ban (pekerja profesi), Mengapa demikian, oleh karena,
masyarakat sangat mengha rapkan dapat dilayani dengan baik, adil dan jujur,
cepat, baik, efektif dan efisien, sesuai dengan nilai-nilai etis (ethic value), moral
(mo rality value), kejujuran (fairness value), dan nilai-nilai hukum dan keadilan2
Pekerjaan profesi adalah suatu bidang kelompok kerja yang tidakumum dapat
dikerjakan begitu saja oleh orang pada umumnya, melainkan hanya dapat
dikerjakan oleh orang-orang yang disamping telah mendapat pendidikan formal di
bidang tertentu juga telah men dapatkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan
khusus di bidangnya, sehingga secara formal dipandang sebagai orang yang ahli
di bidangnya (professional).3
Salah satu bidang kelompok kerja profesi yang populer di ma syarakat, adalah
bidang kelompok kerja profesi hukum (the law profession). Bidang kerja profesi
hukum ini ada yang bersifat Scholary Profession dan pula ada yang bersifat
Consulting profession Dalam prakteknya ada yang meliputi keduanya. Profesi
Jaksa adalah profesi hukum, yang berdasarkan undang-undang diberi kewenangan
sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pidana pengadilan serta wewenang
lain di luar tersebut yang diberikan oleh undang-undang.
1
Dr.Nurul Qamar dkk, Etika Profesi Hukum(Empat Pilar Hukum), Social Politic Genius, Makassar, 2017
hlm.6
2
Ibid
3
Ibid, hlm 7
Profesi Jaksa sudah ada sejak sebelum Indonesia Merdeka. Asal mula kata Jaksa
berasal dari kata dyaksa. Pada masa kerajaan majapahit jaksa dikenal dengan
istilah dhyaksa, adhyaksa dan dharmadhyaksa. Peran Dhyaksa sebagai pejabat
Negara yang bertugas untuk menangani masalah-masalah peradilan di bawah
kekuasaan kerajaan majapahit. Patih Gajah Mada selaku pejabat
Adhyaksa.Sebagai lembaga penegak hukum di lingkungan eksekutif yang penting,
kejaksaan diharapkan muncul paradigma baru yang tercermin dalam sikap dan
perasaan. Sehingga Jaksa memiliki jati diri dalam memenuhi profesionalitas
sebagai wakil Negara dan wakil Negara dalam penegakan hukum.
Untuk mengetahui dasar profesi Jaksa sebagai profesi hukum, maka dapat
ditelusuri pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
4
Http://Www.Hukumpedia.Com/Elvi17/Penegakan-Profesionalisme-Jaksa-Melalui-Independensi-Dan-Kode-
Etik-Upaya-Pemberdayaan-Sumber-Daya-Manusia-Di-Kejaksaan-Yang-Berintegritas
4. Jabatan fungsional jaksa adalah jabatan yang bersifat keahlian teknis
dalam organisasi kejaksaan yang karena fungsinya memungkinkan
kelancaran pelaksanaan tugas kejaksaan.5
5
Dr.Marwan Effendi, Kejaksaan RI (Posisi dan Fungsinya dari Perspektif Hukum), Gramedia Pustaka,
Jakarta, 2005 hlm.239
6
Ibid, hlm 275
4. Jabatan fungsional Jaksa adalah jabatan yang bersifat keah lian teknis
dalam organisasi kejaksaan yang karena fungsi nya memungkinkan
kelancaran pelaksanaan tugas kejaksaan. Jaksa dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, di tuntut senantiasa bertindak secara profesional
berdasarkan hu kum dengan senantiasa mengindahkan norma-norma sosial
dan menggali serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang hidup
dalam masyarakat.7
Dalam menjalankan tugasnya seorang jaksa tunduk dan patuh pada tugas dan
wewenang yang telah ditentukan oleh undang-undang ini. Hal ini sejalan dengan
ketentuan Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 5 Tahun 1991 yang berbunyi: dibidang
pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
1.Melakukan penuntutan dalam perkara pidana;
2.Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan;
3.Melkukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan pelepasan
bersyarat;
4.Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksaannya dikoordinasikan dengan penyidik.
Kode etik jaksa serupa dengan kode etik profesi yang lain. Mengandung nilai-
nilai luhur dan ideal sebagai pedoman berperilaku dalam satu profesi. Yang
apabila nantinya dapat dijalankan sesuai dengan tujuan akan melahirkan jaksa-
jaksa yang memang mempunyai kualitas moral yang baik dalam melaksanakan
tugasnya. Sehingga kehidupan peradilan di Negara kita akan mengarah pada
keberhasilan.
9
Marwan Effendy. 2005. Kejaksaan RI Posisi Dan Fungsinya Dari Perspektif Hukum. Jakarta. Gramedia
Pustaka Utama. Hlm.68.
10
http://www.kejaksaan.go.id/unit_kejaksaan.php?idu=26&idsu=25&id=865. Diunduh Pada Tanggal.
13/04/2016. Pkl: 23:43.
11
Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hal. 38.
Dalam rangka mewujudkan jaksa yang memiliki integritas kepribadian serta
disiplin tinggi guna melaksanakan tuigas penegakan hokum dalam rangka
mewujudkan keadilan dan kebenaran, maka dikeluarkanlah kode prilaku jaksa
sebagaimana tertuang dalam peraturan jaksa agung RI (PERJA) No.
: Per-067/A/JA/07/2007 tanggal 12 Juli 2007.12
Dalam kode perilaku jaksa antara lain disebut :
2. Larangan (pasal 4)
1) Dalam menjalankan tugas profesi jaksa dilarang:
Menggunakan jabatan dan atau kekuasaanya untuk kepentingan
pribadi atau pihak lain.
Merekayasa fakta-fakta hokum dalam penanganan perkara.
12
Ibid, hlm 38-39
13
Ibid, hlm 39
Menggunakan kapasitas dan otoritasnya untuk melakukan penekanan
secara fisik atau dan psikis.
Meminta dan atau menerima hadiah dan atau keuntungan serta
melarang keluarganya meminta dan atau menerima hadiah dan atau
keuntungan sehubungan dengna jabatannya.14
Menangani perkara yang mempunyai kepentingan pribadi atau
keluarga, atau mempunyai hubungan pekerjaan, partai, atau financial
atau mempunyai nilai ekonomis secara langsung atau tidak langsung.
Bertindak diskriminatif dalam bentuk apapun.
Membentuk opini public yang dapat merugikan kepentingan
kepenegakan hukum.
Memberikan keterangan kepada public kecuali terbatas pada hal-hal
teknis perkara yang ditangan.15
Atas berkat dan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa, maka Kejaksaan Republik
Indonesia yang telah melembaga sejak la hirnya Negara Republik Indonesia
yang berlandaskan falsafah Pancasila dan UUD 1945 hingga dewasa ini telah
menyum bangkan dharma bhaktinya kepada negara dan bangsa
IndonesiaKejaksaan sebagai Lembaga Negara Penuntut Umum da lam Negara
Hukum Republik Indonesia memiliki tugas dan ke wajiban utama dalam
bidang penegakan hukum dan melaksana kan fungsi penting dalam
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum disamping tugas-tugas
lainnya yang dibeban kan oleh Pemerintah kepadanya,Demi terjaminnya
keseimbangan dan keserasian antara kewibayan pemerintah di satu pihak dan
pihak lainnya kepen tingan masyarakat dalam tata susunan Negara Hukum
Republik Indonesia, maka mutlak diperlukan adanya Kejaksaan yang mampu
berperan, baik sebagai bagian dari eksekutif maupun sebagai unsur di bidang
yudikatif. Dalam memantapkan posisi dan peranan Kejaksaan dalam Negara
Hukum Republik Indonesia, disamping adanya peratur an perundang-undang
yang mendasari diri dari wewenangnya, dirasakan pula perlunya memiliki
suatu doktrin yang akan men jiwai sikap dan tingkah laku warganya dalam
meraih cita-cita luhurnya. Doktrin ini diberi nama Tri Krama Adhyaksa yang
berun surkan Catur Asana, Tri Atmaka dan Tri Krama Adhyaksa.16
1. Catur Asana
2. Tri Atmaka
Ciri yang merupakan sifat hakiki dari kejaksaan yang membedakannya dengan
alat negara lainnya adalah
1) Tunggal
2.) Mandiri
3) Mumpuni18
Landasan jiwa dari setiap warga Adhyaksa dalam meraih cita-cita luhurnya
terpatri dalam trapsila yang disebut Tri Krama Adhyaksa yang meliputi tiga
krama yaitu:
1) Satya,
2) Adhy:
3) Wicaksana19
4. Sub Doktrin
17
Ibid, hlm 27
18
Ibid
19
ibid
1) Indrya Adhyaksa untuk bidang Intelijen,
5. Penutup
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rakhmat dan karunia-Nya, maka doktrin Kejaksaan Republik Indonesia "Tri
Krama Adhyaksa", dengan ini di persembahkan kepada Kejaksaan Republik
beserta para karya wannya untuk dihayati dan diamalkan dalam berdharma
bhakti selaku Adhyaksa kepada Nusa dan Bangsa
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan merakahi kita semua.
ttd
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Ibid, hlm 28
21
Ibid
Dari makalah kami diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa:
1. Profesi Jaksa sudah ada sejak sebelum Indonesia Merdeka. Asal mula kata
Jaksa berasal dari kata dyaksa. Pada masa kerajaan majapahit jaksa dikenal
dengan istilah dhyaksa, adhyaksa dan dharmadhyaksa. Peran Dhyaksa sebagai
pejabat Negara yang bertugas untuk menangani masalah-masalah peradilan di
bawah kekuasaan kerajaan majapahit.
2. Dari segi lembaga pengawas bagi jaksa, Peningkatan disiplin Jaksa disamping
dilakukan melalui pengawasan melekat, pengawasan fungsional dan kode etik,
juga dilakukan melalui pengawasan masyarakat. Mekanisme kontrol eksternal dari
masyarakat disalurkan melalui tromol pos 5000, tromol pos 4343 atau kepada
pimpinan Jaksa yang bersangkutan. Proses penyelesaian laporan pengaduan
masyarakat baik secara langsung maupun melalui tromol pos selama ini ditangani
oleh Jaksa Agung Muda Pengawasan.
3. Untuk syarat menjadi seorang jaksa sendiri dapat dilihat dalam ketentuan dalam
Pasal 9 UU Nomor 16 Tahun 2004, tentang syarat untuk diangkat menjadi
seorang jaksa.
4. Kode etik jaksa serupa dengan kode etik profesi yang lain. Mengandung nilai-
nilai luhur dan ideal sebagai pedoman berperilaku dalam satu profesi. Yang
apabila nantinya dapat dijalankan sesuai dengan tujuan akan melahirkan jaksa-
jaksa yang memang mempunyai kualitas moral yang baik dalam melaksanakan
tugasnya. Sehingga kehidupan peradilan di Negara kita akan mengarah pada
keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Nurul Qamar dkk, Etika Profesi Hukum(Empat Pilar Hukum),
Social Politic Genius, Makassar, 2017 hlm.6
Http://Www.Hukumpedia.Com/Elvi17/Penegakan-Profesionalisme-
Jaksa-Melalui-Independensi-Dan-Kode-Etik-Upaya-Pemberdayaan-
Sumber-Daya-Manusia-Di-Kejaksaan-Yang-Berintegritas
http://www.kejaksaan.go.id/unit_kejaksaan.php?
idu=26&idsu=25&id=865. Diunduh Pada Tanggal. 13/04/2016. Pkl:
23:43.