Abstract
The coastal area of Serangai Village is directly facing the open sea; as a result it is vulnerable
to coastal abrasion. Longshore currents can accelerate the process of coastal abrasion. The study
was aimed to determine the speed and direction of current as well as the existence of the
longshore current at the Serangai. Field observation was conducted on 5-7 November 2018. The
results showed that the frequency distribution of current at speed of 0-10 cm/s reached 69%, and at
speed of 10-20 cm/s reached 25%. The highest speed of 20-30 cm/s has a frequency of 6 %.
Moreover, the direction of the majority of ocean currents is to the southeast (120o-150o), showing
that the current is more likely to be parallel to the shoreline called longshore current that can
accelerate shoreline Serangai Village, Bengkulu. However, further research is needed to see
variability of current associated with the season (monsoon).
Abstrak
Wilayah pesisir Desa Serangai berhadapan langsung dengan laut lepas; sehingga rentan
terhadap abrasi pantai. Arus sejajar pantai dapat mempercepat proses abrasi pantai. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui kecepatan dan arah arus serta keberadaan arus sejajar pantai di
Serangai. Pengamatan lapangan dilakukan pada tanggal 5-7 November 2018. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa distribusi frekuensi arus pada kecepatan 0-10 cm/s mencapai 69%, dan pada
kecepatan 10-20 cm/s mencapai 25%. Kecepatan tertinggi 20-30 cm/s memiliki frekuensi 6%. Selain
itu, arah arus laut mayoritas ke arah tenggara (120 o-150o), menunjukkan bahwa arus lebih
cenderung sejajar dengan garis pantai yang disebut arus sejajar pantai yang dapat
mempercepat garis pantai Desa Serangai, Bengkulu. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk melihat variabilitas arus yang terkait dengan musim (monsun).
Kata Kunci : Abrasi; Serangai; Aanderaa Seaguard RCM; Arus Sejajar Pantai
Desa Serangai, Kecamatam Batik Nau telah terjadinya arus sejajar pantai adalah salah
merusak infrastruktur seperti kawasan satu penyebab utama dari abrasi pantai
permukiman, sarana dan prasarana publik. (Komar (1983); Short, (2006); Jackson et al.,
Masalah-masalah perubahan garis pantai (2017); Mörner and Finkl (2019);
berpotensi serius karena fenomena abrasi Saengsupavanich (2019)). Mengingat arus
pantai adalah rusaknya fasilitas jalan raya sejajar pantai merupakan salah satu
yang menghubungkan Provinsi Sumatera parameter yang berperan dalam proses
Barat dan Provinsi Lampung yang abrasi pantai, maka tujuan dari penelitian ini
mempunyai peran yang sangat vital bagi adalah untuk mengetahui kecepatan arus
masyarakat Provinsi Bengkulu dan sekitarnya. laut dan arah dominan dari arus laut dengan
Menurut Nofirman (2017) Desa Serangai, menggunakan alat Aandera Seaguard RCM.
Bengkulu Utara telah mengalami kerusakan Dengan mengetahui kondisi oseanografi fisik
yang sangat parah akibat abrasi yang ini, maka dapat pula diketahui keberadaan
terjadi secara terus-menerus. dan besarnya arus sejajar pantai (longshore
current) di daerah Desa Serangai, Bengkulu
Proses abrasi yang terjadi di daerah Utara.
perairan pantai Desa Serangai, Bengkulu
Utara tidak terlepas dari kondisi MATERI DAN METODE
geologi/tektonik, maupun kondisi oseanografi
fisika/hidrodinamika pada daerah tersebut. Pengukuran arus laut dilakukan di
Daerah perairan Desa Serangai merupakan perairan Desa Serangai, Bengkulu Utara
pantai yang berhadapan langsung dengan pada pada tanggal 5-7 November 2018 yang
lautan yang terbuka (Samudra Hindia). lokasi pengukurannya diperlihatkan pada
Kondisi tersebut memungkinkan gelombang Gambar 1. Pengukuran arus laut tersebut
laut dan arus laut berpotensi menyebabkan dilakukan untuk memperoleh data
abrasi pantai. Abrasi merupakan proses kecepatan dan arah arus laut. Dengan
pengikisan pantai oleh gelombang laut dan melakukan pemetaan arah arus maka kita
arus laut yang dapat merusak profil fisik dapat menentukan kemana arah arus
perairan pantai dipicu oleh terganggunya dominan dan arah arus yang sejajar dengan
keseimbangan alam daerah pantai tersebut. pantai (longshore current). Pengukuran arus
menggunakan alat Aandera Seaguard RCM
Faktor-faktor yang berperan dalam diletakkan pada koordinat 3o 25. 825' LS dan
proses perubahan garis pantai, yakni 101o 53. 440' BT. Alat tersebut diletakkan pada
besarnya energi gelombang laut yang dasar perairan dengan sensor untuk
menghempas pantai, sudut yang dibentuk mengukur kecepatan dan arah arus laut.
antara muka gelombang laut saat pecah Pengukuran arus dilakukan dengan interval
dengan garis pantai, lereng dasar perairan, waktu tiap 10 menit. Lokasi pengukuran
stuktur bawah permukaan pantai, jenis dan berada sejauh ±20 m dari garis pantai, yang
ukuran sedimen yang terdeposit, diletakkan pada kedalaman 5 m karena
keterbukaan pantai terhadap hantaman kondisi pantai yang dangkal dan landai
gelombang laut dan bentuk morfologi garis (Gambar 2). Pengukuran secara langsung
pantai (Purba et al. 2004). Abrasi dapat juga dilakukan untuk mendapatkan infromasi
terjadi akibat adanya arus sejajar pantai waktu pengukukuran (tanggal, jam, menit),
yang dibangkitkan oleh gelombang laut kecepatan arus dan arah arus laut.
datang dan gelombang laut pecah yang
tidak tegak lurus dengan garis pantai (Umar, Pengukur Arus (current meter) yang
(2011); Twidale et al., (2005); Paul and Rashid digunakan terlebih dahulu dirangkai dengan
(2017). Tinggi gelombang laut yang besar menggunakan pemberat (Gambar 3),
menghasilkan arus menyusur pantai dengan kemudian baru dibawa ke daerah pantai
kecepatan yang tinggi, sehingga material dengan kedalaman 5 m karena kondisi
pantai semakin banyak yang tergerus atau pantai yang dangkal dan landai di daerah
hilang ke pantai yang lebih dalam yang Serangai. Prinsip kerja alat ini menggunakan
dibawa oleh arus pantai pada perairan prinsip Dopler pada transduser, dengan
pantai. Gelombang laut yang menyebabkan frekuensi tertentu. Gelombang yang
direfleksikan ataupun proses hamburan oleh Excel untuk mendapatkan kecepatan dan
partikel-partikel dalam air mengalami arah arus arus sejajar pantai. Proses pertama
perubahan frekuensi dan direkam kembali dalam pengolahan adalah ekspor data XML
oleh receiver. Dengan prinsip pergeseran ke file teks ASCII, kemudian seleksi data yang
frekuensi ini alah kecepatan arus laut dapat mana saja yang dipergunakan, noise-noise
ditentukan. Untuk melihat arahnya maka yang juga terekam selama proses akuisisi
sensor dipasang dari berbagai macam arah. data dihilangkan. Selanjutnya ditabulasikan
data di Microsoft Excel dan ambil komponen-
Data arus tercatat oleh Aandera komponen penting seperti bujur, lintang,
Seaguard RCM dengan format XML, diolah kecepatan arah Eastward dan Northward.
dengan menggunakan Software Microsoft Selanjutnya resultan kecepatan diperoleh
Gambar 1. Lokasi penelitian arus sejajar pantai di Desa Serangai, Bengkulu Utara. Titik merah
merupakan titik pemasangan alat Aandera Seaguard RCM. Segi tiga biru merupakan
lokasi pemukiman yang utama di daerah Bengkulu dan Bengkulu bagian Utara
Gambar 2. Gambar alat Aandera Seaguard RCM yang telah diset up dan siap untuk diletakkan di
dasar laut (a). Pemasangan alat pada kedalaman laut 5 m di Desa Serangai (b)
Gambar 3. Grafik kecepatan dan arah arus laut serta pasang surut pada daerah Serangai.
Gambar 4. Grafik kecepatan angin rata-rata di daerah Bengkulu. Bar merah merupakan data
angin pada saat pengambilan data arus laut di daerah Serangai.
lapangan sudut antara gelombang pecah Serangai, Bengkulu Utara dapat ditemukan
dan garis pantai di daerah serangai sekitar secara jelas.
35o. Namun demikian besarnya tinggi
gelombang pecah masih belum diketahui Kecepatan arus laut dominan di
secara kuantitatif, sehingga masih daerah perairan Desa Serangai, Bengkulu
memerlukan penelitian tentang tinggi Utara berkisar pada 0-10 cm/detik yakni
gelombang laut beserta periode mencapai 69%. Sedangkan frekuensi
kedatangannya di daerah Serangai. kecepatan arus laut pada rentang 10-20
cm/detik sebesar 25% (Gambar 6).
Tanggal 5 November 2018, arah arus Sementara itu kecepatan arus laut pada
laut berada pada kisaran 100 o-200o, selang 20-30 cm/detik memiliki distribusi
sedangkan pada tanggal 6 November 2018 frekuensi sekitar 6%. Perilaku arus laut yang
arah arus laut berada pada kisaran 120o -150o sama dengan penelitian ini juga telah
(Gambar 4). Hal yang sama juga teramati diamati oleh Sugianto dan Agus, (2007) di
pada arah arus laut pada tanggal 7 perairan pantai barat daerah perairan
November dimana arah arus laut juga Painan, Sumatera Barat pada bulan
berada pada kisaran 120o-150o pada saat November 2004 saat arus musim barat
pukul 00:00 WIB sampai dengan 06:00 WIB. (monsun) pada kedalaman 2 m dari
Secara umum berdasarkan hasil permukaan. Kecepatan arus laut juga
pengamatan terlihat bahwa secara arah menunjukkan hal yang sama yang mana arus
arus laut berada pada kisaran 120o-150o. bergerak dengan kecepatan rata-rata 11
cm/detik, dengan arah dominan adalah ke
Pemetaan arah arus laut yang tenggara hingga selatan dan kecepatan
dominan dipergunakan grafik current rose arus laut maksimum yakni 22 cm/detik.
untuk menggambarkan distribusi arah dan
kecepatan arus laut seperti pada Gambar 5. Arah arus sejajar pantai dipengaruhi
Dapat kita lihat bahwa arah arus laut pada oleh angin yang bertiup dan perbedaan
Gambar 5 dominan kearah tenggara (120 o- densitas air laut (Nontji, 1993). Penelitian
150o) dengan resultan vektor arus berada dilakukan pada saat monsun barat yang
pada arah 144o dari arah utara. Hal ini diduga dapat menyebabkan arah arus
menunjukkan arus laut yang dominan yang sejajar dengan garis pantai. Pada Gambar 8
diperoleh cenderung sejajar dengan bibir diperlihatkan arah dan besarnya arus sejajar
pantai. Arus laut ini yang disebut dengan arus dengan pantai yang diperoleh. Arus sejajar
sejajar pantai. Dengan demikian keberadaan pantai yang diperoleh menuju ke tenggara
arus sejajar pantai di daerah perairan Desa pada musim arus Monsun barat menuju Kota
Bengkulu di selatan. Fenomena seperti ini merupakan arus laut permukaan <200 m
mirip dengan fenomena yang teramati yang sangat dominan dipengaruhi oleh gaya
daerah perairan Painan, Sumatera Barat dorong angin dan pada umumnya bergerak
dimana kondisi arus dominan adalah ke mengikuti arah rambat angin (Purnama,
tenggara pantai barat daerah Sumatera 2009).
Barat. Besarnya kecepatan arus sejajar
pantai yang terjadi di perairan Desa Kecepatan arus sejajar pantai yang
Serangai, Bengkulu Utara dikarenakan gaya didapatkan relatif lebih kecil yakni <10
dorong angin yang bertiup diatas laut, hal ini cm/detik yakni sekitar 69%. Hal ini dapat
disebabkan karena penelitian ini relatif dimengerti bahwa kecepatan arus sejajar
mengukur arus pada arus (surface current), pantai di perairan dalam lebih besar
yaitu pada kedalaman 5 m. Arus yang terukur dibandingkan perairan dangkal. Besarnya
Gambar 5. Diagram current rose yang diperoleh pada penelitian ini. Warna bar merupakan
klasifikasi kecepatan arus. Arus laut dominan pada arah 120 o -150o.
Gambar 6. Distribusi frekuensi kecepatan arus sejajar pantai. Mayoritas kecepatan arus laut berada
pada selang 0-10 cm/detik (lebih kurang 70%)
kecepatan arus laut yang terjadi dikarenakan arus sejajar pantai dengan nilai kecepatan
gaya dorong angin yang bertiup diatas laut >10 cm/detik dapat mengangkut yang
serta perbedaan kemiringan yang signifikan berdiameter 0,6 mm sehingga berpotensi
saat menuju kawasan pantai. Hal inilah yang menyebabkan abrasi di daerah tersebut
menyebabkan terjadinya arus sejajar pantai (Dronkers, 2005). Kecepatan arus sejajar
terbentuk setelah gelombang datang pantai yang >10 cm/detik pada daerah
dengan kemiringan yang maksimum, Serangai mencapai frekuensi lebih dari 30 %.
gelombang tersebut akan pecah Dengan pengakutan sediment ini
membentuk sudut terhadap garis pantai. mengakibatkan terjadi abrasi pantai karena
Saat gelombang menuju kawasan pantai, daerah tersebut terjadi kekurangan suplai
arah arus akan mengikuti arah gelombang sedimen.
datang. Arus sejajar pantai yang terjadi
mengakibatkan bibir pantai terus menerus Disisi lain, frekuensi hantaman
tergerus, mengakibatkan material di bibir gelombang laut yang tinggi pada kaki tebing
pantai runtuh dan terbawa oleh arus mempercepat abrasi dan menggerus kaki
sehingga menyebabkan terjadinya abrasi tebing yang dapat menyebabkan lapisan-
Triadmojo (1999). lapisan material runtuh atau bergerak
(Sunamur, 1977) terbawa oleh arus laut.
Peristiwa abrasi sebagian besar Proses penggerusan pantai akibat hempasan
disebabkan oleh terganggunya arus sejajar pantai dalam jangka waktu yang
keseimbangan antara suplai sedimen yang lama akan menyebabkan proses abrasi
masuk dan keluar perairan. Proses menjadi semakin cepat di daeah perairan
pengangkutan sedimen ini dipengaruhi oleh Desa Serangai, Bengkulu Utara. Oleh karena
keberadaan arus sejajar pantai dan itu arus sejajar pantai memainkan peranan
gelombang pecah (Triatmodjo, 1999). Bila penting dalam perubahan garis pantai,
Paul, B.K. & Rashid, H. 2017. Coastal Landform Provinsi Sumatera Barat. Ilmu Kelautan,
Changes: Coastal Erosion, Land 12(2):79-92.
Accretion and Subsidence, Climatic Sunamura, T. 1977. A relationship between
Hazards in Coastal Bangladesh, Non- wave-induced cliff abrasion and
Structural and Structural Solutions, Elsevier abrasive force of wave. J. Geolog.,
Inc. pp 121-152. 85:613-618.
Purba, M. & Jaya, I. 2004. Analisis Perubahan Takagaki N., Komori S., Iwano K., Suzuki N., &
Garis Pantai dan Penutupan Lahan Kumamaru, H. 2018. Generation method
Antara Way Panet dan Way Sekampung, of wind waves under long-fetch
Kabupaten Lampung Timur. J. Ilmu Perair. conditions over a broad range of wind
Perikan. Indo., 11(2): 109-121. speeds, Procedia IUTAM, 26:184-193.
Purnama, S. 1992. Petunjuk Praktikum Twidale. C.R., Bourne. J.A., & Romani. J.R.V.
Oseanografi. Laboratorium Geomorfologi 2005. Beach etching and shore platforms,
Dasar, Fakultas Geografi Universitas Geomorpholog., 67(1-2):47-61.
Gajah Mada, Yogyakarta. Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai, Beta Offset,
Saengsupavanich, C. 2019. Willingness to Yogyakarta.
restore jetty-created erosion at a famous Umar. 2011. Kajian Pengaruh Gelombang
tourism beach. Ocean Coast. Manag., Terhadap Kerusakan Pantai Matang
178:104817. Danau Kabupaten Sambas. Universitas
Short, A.D. 2006. Australian beach systems - Tanjung Pura: Pontianak.
Nature and distribution. J. Coast. Res., Young. I.R. & Ribal, A. 2019. Multiplatform
22:11–27. evaluation of global trends in wind speed
Sugianto, D.N. & Agus, A.D.S. 2007. Studi Pola and wave height, Sci., 364(6440): 548-552.
Sirkulasi Arus Laut di Perairan Pantai