JURNAL GEOGRAFI
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JG
Abstract
This research uses a formula approach. In formula has several variables. The variables in this re-
search are tidal, ocean current speed and direction, wave height and wave period, type of geological
structure of the coast and sediment grain size materials, the slope of the beach and coastline direc-
tion, wind speed and direction. The number of samples or observation points at 27, with interval
distance every point is 200 m. The results of the research were analyzed in the waves of the type
formula and determinants of abrasion and sedimentation. Sappoang Beach is one of the marine
landforms are more specifically known as a land form bar (deposition of sand along the coast). Con-
ditions beach located around the mouth of the river to the beach physical differences that are in the
basin area (central coast), where the force of the waves, and the flow velocity at the beach slope basin
area beaches have greater value when compared to the coastal areas near the mouth river. The results
showed that there are three conditions in Sappoang Beach beaches of different areas of research
currently conducted (the west wind), like sedimentation area, balanced and abraded. Abraded zone
and sedimentation zone is more dominant than the beaches that are stable. This is more significant
because at the time of measurement, the wind is blowing west wind, given the quantity of variables
measuring the higher the coast, so the coastal zone is increasing abraded.
* Address: Jl. Poros Majene - Mamuju, Campurjo, © 2022. Published by UNNES. This is an open access
Kec. Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat 91352 article under the CC BY license (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
E-mail: hamsahancha92@gmail.com
p-ISSN 2549-3078 e-ISSN 2549-3094
DOI 10.15294/jg.v19i2.34486
63 Hamsah, dkk., Zonasi Bencana Abrasi Pantai Sappoang Kabupaten Polewali Mandar
Faktor penentu Sedimentasi dan Abrasi (Go) Dalam penelitian ini terdapat dua jenis
L= 1,56 T2 data yang dikumpulkan, yaitu :
Go= (Ho/L) (tgβ)0,27(d50/L) Data Primer, data yang dikumpulkan seca-
ra langsung melalui serangkaian penelitian atau
Dengan Ketentuan nilai Go: pengukuran langsung baik itu di Lapangan mau-
pun di Laboratorium. Data-data tersebut melipu-
Tabel 2. Ketentuan Nilai Go ti data pasang surut, arah dan tinggi gelombang,
arah dan kecepatan angin, arah garis pantai dan
Kriteria Nilai Go Sifatnya kemiringan lereng pantai, serta sampel sedimen.
< 0,0556 Sedimentasi Data Sekunder, diperoleh secara tidak
langsung (didapat dari Instansi Pemerintahan
0,0556-0,1111 Seimbang dan Militer) untuk bahan atau jenis yang sama
> 0,1111 Erosi/Abrasi dan berhubungan dengan penelitian ini, serta
pedoman yang relevan lainnya yang sesuai den-
Sumber : Nasiah dan Ichsan, 2013
gan penelitian ini. Data-data tersebut meliputi
data pasang surut pembanding, Peta RBI, Jenis
Keterangan :
Tanah, Geologi wilayah penelitian dari pihak-
T: Periode gelombang (sekon)
pihak/instansi yang terkait.
65 Hamsah, dkk., Zonasi Bencana Abrasi Pantai Sappoang Kabupaten Polewali Mandar
gaya gesek/dorong tentu saja dapat membangkit- Berdasarkan hasil pengukuran langsung
kan gelombang pantai. Dari hasil pengukuran di di lokasi penelitian, dan setelah dianalisis mela-
lapangan, diketahui tinggi gelombang laut yang lui grafik pasang surut hubungan waktu dengan
terbentuk sangatlah bervariasi, mulai dari keting- dengan tinggi muka air lau dalam selang waktu 1
gian 3,36 cm sampai dengan ketinggian 21,14 (satu) jam, dapat disimpulkan bahwa tipe pasang
cm. Perbedaan ketinggian ini tentu saja mencip- surut yang terdapat di Kelurahan Ammassangan
takan karakteristik gisik yang terbentuk di setiap ini termasuk tipe tipe Campuran Condong Ke
titik berbeda. Harian Tunggal (Mixed Prevailing Diurnal Tide),
Begitupula dengan gelombang, kecepatan dimana pada tipe ini diketahui bahwa dalam 1
dan arah arus sangat dipengaruhi oleh angin. (satu) hari terjadi dua kali air pasang dan satu
Dengan kecepatan angin yang mampu bertiup kali air surut, namun kadang-kadang terjadi dua
hingga kecepatan 3,6 m/s ini temyata dapat men- kali surut tinggi air beserta periodenya berbeda.
ciptakan arus yang berkecepatan antara 0,01 m/s Hasil analisis grafiknya dapat dilihat pada gam-
sampai dengan 0,07 m/s. Variasi kecepatan dan bar 2. Pada Gambar 2 merupakan hasil pengola-
arah arus ini tentu saja sangat mempengaruhi han data dari pengukuran pasang surut di lokasi
tingkat ketebalan gisik di sepanjang Pantai Sap- penelitian.
poang. Selain tingkat ketebalan, variasi ukuran
diameter butiran juga menjadi faktor akibat dari
perbedaan kecepatan dan arah arus yang terjadi
di Pantai Sappoang.
sang surut yang dimana stasiun yang paling dekat lakukan dari arah utara ke timur.
dengan Kelurahan Ammassangan yaitu Stasiun
Mamuju ini yaitu tipe Campuran Condong Ke Sedimen
Harian Tunggal (Mixed Prevailing Diurnal Tide), Berdasarkan hasil analisis ukuran butiran
dimana pada tipe ini diketahui bahwa dalam 1 sedimen dan hasil analisis grafik semilog, dike-
(satu) hari terjadi dua kali air pasang dan satu tahui bahwa nilai kuartil 2 (Q2 atau d50) ukuran
kali air surut, namun kadang-kadang terjadi dua butiran sedimen di Pantai Sappoang barada dian-
kali surut tinggi air beserta periodenya berbeda. tara 0,155 mm sampai 0,59 mm. Nilai ini jika
Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada gambar 3. diklasifikasikan dalam skala Wenworth, bahwa
butiran sedimen ini termasuk klasifikasi : Pasir
Sangat Halus, Pasir Halus, Pasir Setengah Kasar,
Pasir Kasar, Pasir sangat kasar. Sedimen di wila-
yah ini bervariasi karena ukuran butiran sedimen
yang dekat dengan muara agak lebih kasar diban-
ding dengan yang jauh dari muara sungai.
Angin
Kecepatan angin dan arah angin yang
telah diukur dibeberapa titik lokasi penelitian
mulai tanggal 15 sampai 17 Maret 2014 dengan
menggunakan alat Kompas dan Anemometer. Un-
tuk melihat hasil pengukuran angin 27 titik, da-
pat dilihat pada tabel berikut. Arah garis pantai dan kemiringan lereng tepi
Kecepatan angin Pantai Sappoang ini ber- pantai
kisar antara 0,2 m/s sampai 3,6 m/s. Sedangkan Berdasarkan hasil pengukuran di wilayah
arah gerakan angin di pantai ini bergerak ke arah Pantai Sappoang, diketahui bahwa arah garis
Timur Laut dan Utara, ini dapat dilihat berdas- pantai ini melengkung terhadap laut, tetapi pada
arkan hasil pengukuran arah angin pada titik A1 umumnya memanjang dari arah Barat sampai ke
sampai A11 (480-80). Ketika di titik A12 sampai Timur. Sedangkan kemiringan pantai juga berva-
A18, arah gerakan angin ini menuju Utara Barat riasi, yaitu antara 4,5° sampai 22,58°. Di wilayah
Laut dan Barat-Barat Laut (3520-2900). yang dekat dengan muara, kemiringan lereng
agak landai, dengan kisaran sudut lereng 5° sam-
Gelombang pai 11°. Sebaliknya wilayah yang agak jauh dari
Tinggi gelombang yang terjadi di Pantai muara, kemiringannya agak terjal dengan sudut
Sappoang ini bervariasi, yaitu antara 3,36 cm lereng berkisar antara 12° sampai 20°.
sampai 21,14 cm. Di wilayah pantai yang berada
di sekitar muara, tinggi gelombang yang terjadi Tipe Hempasan Gelombang
yaitu antara 3,57 cm sampai 7,33 cm. Sedang- Dari hasil analisis beberapa parameter
kan di bagian Timur pantai ini, tinggi gelombang dinamika pantai, dapat diketahui nilai hempasan
yang tertinggi yaitu 21,14 cm, dan di bagian gelombang, dan indeks hempasan gelombang di-
Barat pantai ini, tinggi gelombang yang tertinggi beberapa titik di Pantai Sappoang. Setelah diana-
yaitu 18,72 cm. lisis diketahui bahwa tipe hempasan gelombang
Di wilayah timur muara, arah gelombang di pantai ini, yaitu lebih dominan bertipe Spilling,
menuju antara Utara dan Timur Laut (9°-50°). dimana gelombang terjadi karena memiliki kemi-
Sedangkan di bagian barat muara, arah gelom- ringan kecil menuju pantai yang datar. Terdapat 5
bang lebih dominan menuju ke bagian Utara. titik yang bertipe lain yaitu tipe Plunging dan Col-
Selain arah gelombang dan periode gelombang, lapsing, dimana gelombang terjadi karena kemi-
Periode gelombang di Pantai Sappoang ini juga ringan gelombang dan dasar bertambah. Untuk
bervariasi yaitu berkisar antara 4,62 sekon sam- lebih jelasnya, dapat dilihat tabel 3.
pai 8,57 sekon. Pengukuran Gelombang ini di-
Jurnal Geografi 19(2) (2022) 62-72 68
Tabel 3. Hubungan antara Nilai Go dan Ketegori disebut dengan Go beserta kategorinya setiap titik
Go pengamatan. Berdasarkan hasil Go yang didapat,
Titik Go Kategori titik A2 sampai A5, titik A14 sampai A19 ter-
masuk dalam kategori terabrasi, A6 sampai A7
A1 0,0887 Seimbang termasuk kategori seimbang. Sedangkan titik A8
A2 0,1688 Abrasi sampai A12, A21 sampai A27 (kecuali A24) ter-
A3 0,1432 Abrasi masuk dalam kategori sedimentasi.
A4 0,1453 Abrasi Hasil analisis beberapa parameter dinami-
ka pantai, dapat diketahui nilai hempasan gelom-
A5 0,1170 Abrasi bang, dan indeks hempasan gelombang di bebe-
A6 0,1063 Seimbang rapa titik di Pantai Sappoang. Setelah dianalisis
A7 0,0954 Seimbang diketahui bahwa tipe hempasan gelombang di
pantai ini, yaitu lebih dominan bertipe Spilling,
A8 0,0447 Sedimentasi
dimana gelombang terjadi karena memiliki kemi-
A9 0,0229 Sedimentasi ringan kecil menuju pantai yang datar. Terdapat
A10 0,0252 Sedimentasi titik yang bertipe lain yaitu tipe Plunging dan Col-
A11 0,0341 Sedimentasi lapsing.
Hasil analisis data dari pengukuran pa-
A12 0,0353 Sedimentasi
rameter dinamika pantai, dapat diketahui nilai
A13 0,1024 Seimbang energi gelombang, kecepatan gelombang, ke-
A14 0,1233 Abrasi kuatan gelombang, dan total gelombang. Setelah
A15 0,1347 Abrasi dianalisis dapat diketahui bahwa besar angkutan
sedimen yang ada di wilayah Pantai Sappoang
A16 0,1216 Abrasi
ini rata-rata mencapai 58,8849 m3/tahun. Dan
A17 0,1279 Abrasi rata-rata dari energi gelombang, kecepatan ge-
A18 0,1461 Abrasi lombang, kekuatan gelombang di pantai ini da-
A19 0,1368 Abrasi pat berturut-turut 18,6312 kg/s2, 8,8548 m/s,
45,6472 Nm/s/m.
A20 0,0942 Seimbang
Wilayah pantai di Pantai Sappoang ter-
A21 0,0282 Sedimentasi golong terabrasi lebih besar dibandingkan pantai
A22 0,0328 Sedimentasi yang sifatnya stabil. Hal ini bersifat lebih signifi-
A23 0,0264 Sedimentasi kan karena pada waktu pengukuran, angin yang
bertiup adalah angin barat, mengingat kuantitas
A24 0,0576 Seimbang variabel pengukuran pantai semakin tinggi, se-
A25 0,0429 Sedimentasi hingga zona pantai terabrasi semakin bertam-
A26 0,0460 Sedimentasi bah. Antara wilayah terabrasi dan sedimentasi
A27 0,0485 Sedimentasi dikatakan imbang karena wilayah kelurahan ini,
diapit oleh beberapa pulau yang berada di Teluk
Mandar.
Total angkutan Sedimen
Hasil analisis data dari beberapa param-
Berdasarkan hasil analisis data dari hasil
eter dinamika pantai, dapat diketahui nilai faktor
pengukuran parameter dinamika pantai, dapat
penentu abrasi dan sedimentasi atau yang disebut
diketahui nilai energi gelombang, kecepatan ge-
dengan Go beserta kategorinya setiap titik penga-
lombang, kekuatan gelombang, dan total gelom-
matan. Berdasarkan hasil Go yang didapat, titik
bang. Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa
A2 sampai A5, titik A14 sampai A19 termasuk
total angkutan sedimen yang ada di wilayah Pan-
dalam kategori terabrasi, A6 sampai A7 terma-
tai Sappoang ini rata-rata mencapai 58,8849 m3/
suk kategori seimbang. Sedangkan titik A8 sam-
tahun. Dan rata-rata dari energi gelombang, ke-
pai A12, A21 sampai A27 (kecuali A24) terma-
cepatan gelombang, kekuatan gelombang di pan-
suk dalam kategori sedimentasi.
tai ini dapat berturut-turut 18,6312 kg/s2, 8,8548
Morfologi Pantai merupakan salah satu
m/s, 45,6472 Nm/s/m.
bentuk lahan yang disebabkan oleh parameter
dianamika pantai yang berkerja di pantai. Pan-
Faktor Penentu Abrasi dan Sedimentasi
tai Sappoang merupakan salah satu bentuk lahan
Dari hasil analisis data dari beberapa pa-
marine yang bentukannya dibentuk oleh energi
rameter dinamika pantai, dapat diketahui nilai
gelombang dan arus yang bekerja di wilayah pan-
faktor penentu abrasi dan sedimentasi atau yang
tai tersebut. Secara lebih mendetail lagi, Pantai
Jurnal Geografi 19(2) (2022) 62-72 69
Sappoang merupakan contoh bentuk lahan gisik, dapat dilihat berdasarkan hasil pengukuran arah
yaitu suatu jenis bentuklahan marine, yang beru- angin pada titik A1 sampai A11 (480-80). Ketika
pa endapan pasir di sepanjang pantai, dimana di titik A12 sampai A18, arah gerakan angin ini
endapan pasir tersebut merupakan hasil endapan menuju Barat Laut dan Barat-Barat Laut (3520-
material yang dapat berasal dari suplai sedimen 2900).
sungai ataupun dari wilayah pantai itu sendiri. Adanya gaya angin yang berkecepatan
Bentuk lahan gisik di Pantai Sappoang ini 0,2 m/s sampai 3,6 m/s di permukaan air laut
merupakan hasil kerjasama dari beberapa varia- Pantai Sappoang yang menyebabkan terjadinya
bel dinamika pantai. Terdapat beberapa kom- gaya gesek/dorong tentu saja dapat membangkit-
ponen dinamika pantai yang menjadi pengaruh kan gelombang pantai. Dari hasil pengukuran di
pembentukan lahan gisik ini, baik komponen lapangan, diketahui tinggi gelombang laut yang
aktif maupun komponen pasif. Beberapa kom- terbentuk sangatlah bervariasi, mulai dari keting-
ponen-komponen tersebut antara lain: pasang su- gian 3,36 cm sampai dengan ketinggian 21,14
rut, angin, energi gelombang, arus, material ge- cm. Perbedaan ketinggian ini tentu saja mencip-
ologi pantai, kemiringan lereng pantai dan arah takan karakteristik gisik yang terbentuk di setiap
garis pantai. titik berbeda.
Sesuai hasil analisis pasang surut penguku- Begitupula dengan gelombang, kecepatan
ran langsung di lokasi penelitian, diketahui tipe dan arah arus sangat dipengaruhi oleh angin.
pasang surut yang terjadi di Kelurahan Ammas- Dengan kecepatan angin yang mampu bertiup
sangan adalah tipe pasang surut Campuran Con- hingga kecepatan 3,6 m/s ini temyata dapat men-
dong Ke Harian Tunggal (Mixed Prevailing Diur- ciptakan arus yang berkecepatan antara 0,01 m/s
nal Tide), dimana pada tipe ini diketahui bahwa sampai dengan 0,07 m/s. Variasi kecepatan dan
dalam 1 (satu) hari terjadi dua kali air pasang dan arah arus ini tentu saja sangat mempengaruhi
satu kali air surut, namun kadang-kadang terjadi tingkat ketebalan gisik di sepanjang Pantai Sap-
dua kali surut tinggi air beserta periodenya ber- poang. Selain tingkat ketebalan, variasi ukuran
beda. Bagitupun dengan hasil analisis grafik pa- diameter butiran juga menjadi faktor akibat dari
sang surut data DANLANTAMAL, bahwa tipe perbedaan kecepatan dan arah arus yang terjadi
pasang surut dengan titik pengambilan data di di Pantai Sappoang.
Mamuju yang tersekat dengan lokasi penelitian Oleh karena adanya variasi energi gelom-
ini yaitu Campuran Condong Ke Harian Tung- bang dan arus menyebabkan persebaran butiran
gal (Mixed Prevailing Diurnal Tide), dimana pada sedimen pantai di setiap sudut Pantai Sappoang
hasil analisis data pasang surut dari Instansi Mili- ini berbeda-beda, dimana ada butiran sedimen
ter ini diketahui bahwa dalam 1 (satu) hari terjadi yang ukuran diameter rata-ratanya diantara
dua kali air pasang dan satu kali air surut, namun 0,155 mm sampai 0,59 mm. Jika masukkan
kadang-kadang terjadi dua kali surut tinggi air dalam klasifikasi ukuran sedimen menurut Wen-
beserta periodenya berbeda. worth, ukuran 0,155 mm - 0,59 mm masuk dalam
Adanya dinamika perubahan permukaan banyak jenis kelas yaitu pasir sangat halus, pasir
air laut ini tentu saja membawa pengaruh bagi halus, pasir setengah kasar, pasir kasar, pasir san-
proses penggerusan dan pengangkutan material gat kasar. Namun energi gelombang dan arus
pantai. Sebagai contoh, saat pasang terjadi, en- yang terjadi di wilayah muara sungai menjadi le-
ergi gelombang dan arus dapat mencapai wilayah mah, hal ini dipengaruhi oleh aliran sungai yang
lereng pantai atas. Sehingga di wilayah lereng ada di muara. Sehingga ukuran butiran sedimen
pantai atas tersebut dapat saja terjadi proses pen- di pantai bagian muara sungai, berdiameter lebih
gendapan ataupun abrasi. Peluang energi gelom- besar, atau dengan kata lain jenis sedimennya
bang dan arus untuk mencapai titik lereng pantai agak lebih kasar.
atas sangatlah berbeda antara tipe pasang surut Lahan Gisik yang terbentuk di Pantai Sap-
campuran condong ke harian ganda dengan tipe poang ini memiliki tingkat kemiringan yang ber-
pasang surut lainnya. beda-beda. Di wilayah muara Sungai, tingkat ke-
Angin yang di Pantai Sappoang sangatlah miringan lereng pantai berkisar antara 5° sampai
bervariasi, baik dari segi kecepatan maupun dari 11°, sedangkan di wilayah Pantai Sappoang yang
arah gerakannya. Perubahan ini tentu saja dipen- agak jauh dari muara sungai mencapai tingkat
garuhi oleh perubahan tekanan di permukaan kemiringan lereng 12° sampai 20°. Perbedaan ke-
bumi. Kecepatan angin yang terukur di beberapa miringan lereng ini, selain dipengaruhi oleh hasil
titik pengukuran yaitu antara antara 0,2 m/s sam- kerja energi gelombang dan arus pantai, juga san-
pai 3,6 m/s, dengan arah gerakan angin di pantai gat dipengaruhi oleh jarak muara sungai, yang
ini bergerak ke arah Timur Laut dan Utara, ini merupakan titik sumber penyuplai sedimen sun-
Jurnal Geografi 19(2) (2022) 62-72 70
gai. Semakin dekat dengan muara sungai, maka ingkan dengan lereng pantai dekat muara, wa-
lereng pantai akan semakin landai akibar proses laupun saat itu kekuatan gelombang tidak terlalu
pengendapan sedimen. besar. Bisa dipastikan ketika angin barat bertiup,
tipe hempasan gelombang di Pantai Sappoang
Abrasi dan sedimentasi Pantai Sappoang akan mengalami peningkatan yang signifikan,
Wilayah yang terabrasi dan sedimentasi melihat hasil kerjanya yang berupa penghan-
yang digambarkan dalam penelitian ini tidak curan talut dan penumbangan pohon di sekitar
menggambarkan kondisi Pantai Sappoang se- Pantai Sappoang.
cara umum, mengingat waktu penelitian hanya Faktor lereng pantai merupakan sebuah
dilakukan dalam waktu yang singkat. Ini berarti faktor pasif yang sangat dipengaruhi oleh hasil
bahwa kondisi abrasi ataupun sedimentasi pantai kerja gelombang dan arus, namun faktor lereng
bisa saja bersifat lebih signifikan atau bahkan se- juga bisa saja menjadi sebuah faktor aktif yang
baliknya. Adapun waktu pengukuran dilakukan dapat mempengaruhi kekuatan gelombang dan
pada tanggal 15 Maret sampai 17 Maret 2014, di- anus laut. Jika lereng sebuah pantai cenderung
mana angin yang bertiup adalah angin barat. datar, maka hempasan gelombang akan melemah
Kondisi cuaca merupakan kondisi yang dan akan terhempas di wilayah yang jauh dari
relatif, sehingga walaupun angin yang bertiup garis pantai.
saat bulan juni sama dengan arah angin yang ber- Begitupun sebaliknya, jika lereng pantai
tiup pada bulan April sampai Oktober, bukan be- bersifat terjal, maka akan menciptakan sebuah
rarti kecepatannya juga sama, sehingga data yang hempasan besar, yang tentunya energinya juga
diperoleh di lapangan bisa saja dapat lebih tinggi bersifat kuat. Adanya perbedaan lereng pantai
ataupun lebih rendah, namun perbedaannya tidak yang dapat memicu perbedaan tipe hempasan
terlalu ekstrim. Adapun pada bulan April hingga gelombang, secara tidak langsung dapat mem-
Oktober, angin yang bertiup adalah angin timur pengaruhi total angkutan material sedimen. Hal
dimana setiap variabel akan mengalami peruba- ini dapat dilihat pada hasil analisis data (titik A8-
han yang cukup drastits, baik dari tinggi gelom- A12) dan diketahui bahwa wilayah muara sungai
bang, arah arus serta arah dan kecepatan angin. terjadi proses pengendapan dan hasil pengenda-
Hat ini menyebabkan zonasi wilayah abrasi dan pan ini meyebabkan lereng pantai mejadi landai.
sedimentasi akan sedikit mengalami perubahan, Adanya perbedaan kemampuan hempas-
dimana wilayah yang terabrasi akan lebih besar an dan kekuatan arus di Pantai Sappoang dalam
jika dibandingkan pada saat angin timur bertiup. mengangkut material sedimen, tentu saja akan
Secara umum, jenis hempasan gelombang mempengaruhi kondisi kestabilan pantai, dalam
yang terjadi saat penelitian di wilayah Pantai hal ini adalah tingkat abrasi dan sedimentasi
Sappoang adalah tipe spilling, yaitu sebuah tipe pantai. Apabila material sedimen yang masuk
hempasan gelombang yang memiliki kemiringan di wilayah tersebut lebih besar jika dibanding-
kecil menuju pantai yang datar. Pada jarak yang kan material sedimen yang keluar, maka pantai
jauh dari pantai, gelombang tersebut mulai pecah tersebut akan mengalami sedimentasi. Apabila
secara berangsur-angsur menghasilkan buih pada sedimen yang masuk dan keluar seimbang, maka
puncak gelombang. Hal ini disebabkan kare- pantai tersebut akan stabil. Namun ketika mate-
na lereng pantai di Kelurahan Ammassangan rial sedimen yang masuk lebih kecil dari material
pada umumnya cukup landai, apalagi di sekitar sedimen yang keluar, maka pantai tersebut men-
wilayah muara yang kemiringan lerengnya hanya galami abrasi.
5° sampai 11° akibat sedimentasi material sungai. Sekitar wilayah muara sungai di Pantai
Selain faktor lereng, kecepatan dan arah angin Sappoang, kekuatan arus dan hempasan ge-
yang berhembus sangat mempengaruhi pembang- lombang yang terjadi sangatlah kecil, sehingga
kitan gelombang, dimana saat dilakukan pengu- kekuatan dalam menghantam material bersifat le-
kuran, angin yang bertiup adalah angin timur, mah. Akibatnya, kemampuan sedimen yang bisa
sehingga kekuatan gelombang cukup lemah. terangkut oleh air laut (distribusi sedimen) untuk
Namun di tengah-tengah dari tipe hempasan diendapkan di tempat lain juga akan menjadi ke-
spilling, ternyata terdapat tipe hempasan plunging, cil. Hal ini memicu wilayah ini mengalami peris-
yaitu sebuah tipe yang puncak gelombangnya ter- tiwa sedimentasi, apalagi adanya suplai sedimen
jun ke depan akibat kemiringan gelombangnya yang berasal dari hasil kerja fluvial yang terus-
yang mengalami peningkatan, di mana letak ter- menerus akan mengendapkan materialnya di pan-
jadinya berada sedikit jauh dari muara. tai sekitar muara.
Hal ini disebabkan karena lereng pantai di Kuantitas pengendapan sangat dipengarui
wilayah tersebut yang sedikit terjal jika diband- oleh variabel jarak, dalam hal ini adalah jarak
Jurnal Geografi 19(2) (2022) 62-72 71
dari muara sungai yang merupakan penyuplai se- ketahui bahwa di Pantai Sappoang terdapat tiga
dimen. Semakin jauh dari muara, maka tingkat kondisi wilayah pantai yang berbeda saat peneli-
pengendapan akan semakin berkurang. Untuk tian dilakukan (musim angin barat), yaitu pantai
wilayah titik A1, A6, A7, A13, A20, dan A24 tersedimentasi, seimbang dan terabrasi. Wilayah
sifat pantainya adalah stabil, dimana pengen- pantai terabrasi dan tersedimentasi lebih bersifat
dapan yang terjadi agak mengalami penurunan dominan dibandingkan pantai yang sifatnya sta-
jika dibandingkan titik A8-A12, A21-A23 dan bil.
A25-A27 (wilayah sedimentasi), sehingga mulai
ada keseimbangan antara suplai sedimen yang DAFTAR PUSTAKA
masuk dengan material sedimen yang tergerus
oleh hasil kerja gelombang dan arus. Abda, M. K. (2019). Mitigasi Bencana terhadap
Adapun di wilayah A2- A5 dan A14-A19, Abrasi Pantai di Kuala Leugekecamatan Aceh
kekuatan arus dan tinggi gelombang yang terjadi Timur. Jurnal Samudra Geografi, 2(1), 1-4.
cukup besar, sehingga kekuatan dalam mengha- Badwi, N., Baharuddin, I. I., & Abbas, I. (2019). Dam-
pak strategi pengendalian bencana abrasi di
ntam material bersifat cukup kuat. Akibatnya,
pantai Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Se-
kemampuan sedimen yang bisa terangkut oleh latan. In Seminar Nasional LP2M UNM.
air laut (distribusi sedimen) untuk diendapkan Badwi, Nasiah dan Invanni, Ichsan. 2013. Geologi Tata
di tempat lain juga akan menjadi cukup besar. Lingkungan. Makassar: Jurusan Geografi FMI-
Hal ini memicu wilayah ini mengalami peristiwa PA UNM
abrasi, apalagi jaraknya terhadap muara sungai Badwi, Nasiah dan Suprapta. 2009. Pemetaan Tingkat
yang cukup jauh membuat kurangnya suplai sedi- Kerawanan Bencana Marin Berbasis Mitigasi
men, sehingga yang terjadi adalah suplai sedimen Bencana di Pantai Barat Provinsi Sulawesi Se-
tidak dapat mengimbangi kerja gelombang dan latan. Laporan Penelitian Strategi Nasional.
Laporan Stategi Nasional. Makassar: Universitas
arus yang bersifat mengabrasi.
Negeri Makassar
Wilayah pantai yang terabrasi pada saat Badwi, Nasiah, 2010. Modul Geologi Tata Lingkun-
angin barat bertiup akan semakin besar jika di- gan. Modul tidak dipublikasikan. Makassar: Ju-
bandingkan kondisi sekarang, mengingat pada rusan Geografi FMIPA UNM
saat itu semua variabel dinamika pantai akan BAPPEDA. 1998. Perubahan Pantai dan Kajian Pem-
mengalami peningkatan nilai kuantitas, baik dari bangunan Pantai Utara Jawa Tengah. Yogyakar-
nilai kekuatan gelombang dan arus, maupun ta: LPM-UGM
dari faktor pasif seperti lereng pantai. Dauri, rohimin, dkk. 1996. Pengelolaan Sumber Daya
Adapun bukti bahwa di wilayah Pantai Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Ja-
karta: PT Pradnya paramita.
Sappoang, khususnya untuk wilayah cekungan
Hanafie, A. Hallaf. 2006. Modul Geomorfologi Sungai
pantai mengalami abrasi yaitu hancurnya talut- dan Pantai. Modul tidak dipublikasikan. Makas-
talut yang baru saja dibangun dan adanya bebe- sar: Jurusan Geografi FMIPA UNM
rapa pohon yang tumbang akibat hasil gerusan Hasanudin, M., & Kusmanto, E. (2018). Abrasi dan
gelombang dan arus pantai. Sedimentasi Pantai di Kawasan Pesisir Kota
Bengkulu. OLDI (Oseanologi dan Limnologi di In-
SIMPULAN donesia), 3(3), 245-252.
Kanginan, marten. 1999. Seribu Pena Fisika. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaku-
Malik, Abdul. 2011a. Penuntun Praktikum Oceano-
kan di Pantai Kelurahan Ammassangan Kecama- grafi. Penuntun tidak dipublikasikan. Makassar:
tan Binuang, maka dapat ditarik beberapa kesim- Jurusan Geografi FMIPA UNM
pulan sebagai berikut : --------------------. 2011b. Modul Perkuliahan Oseanografi.
Pantai Sappoang merupakan salah satu Modul tidak dipublikasikan. Makassar: Jurusan
bentuklahan marine yang secara lebih spesifik di- Geografi FMIPA UNM
kenal sebagai bentuk lahan gisik (endapan pasir Putinella, Johanson D. 2002. Permasalahan dan Dinami-
di sepanjang pantai). Kondisi pantai yang berada ka Pantai pada Daerah Wisata Pantai Baron dan
di sekitar muara sungai memiliki perbedaan fisik Krakal. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Rochmanto, Budi dan Francies, S. Arby. 2012. “Karak-
dengan pantai yang berada di wilayah cekungan
teristik Morfologi Pantai Mallusetasi Berdasar-
(pantai bagian tengah), dimana kekuatan ombak, kan Data Spasial Kabupaten Barru Provinsi
kecepatan arus dan kemiringan lereng pantai di Sulawesi Selatan”. Makassar: Teknik Geologi,
wilayah cekungan pantai memiliki nilai yang le- Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
bih besar jika dibandingkan dengan wilayah pan- Setiyono, Heryoso. 1996. Kamus Oseanografi. Yoyakarta:
tai dekat muara sungai. Gadjah Mada University Press.
Berdasarkan hasil analisis data, maka di- Soraya, Dida. 2010. Perubahan Garis Pantai Akibat
Jurnal Geografi 19(2) (2022) 62-72 72