Disusun Oleh:
Rakha Aryaputra Zulfian 120300025
Satria Ramadhan 120300089
Laut Jawa adalah perairan dangkal dengan luas kira-kira 310.000 km2 di antara Pulau
Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi di gugusan kepulauan Indonesia. Laut ini relatif
muda, terbentuk pada Zaman Es terakhir (sekitar 12.000 tahun Sebelum Masehi) ketika dua
sistem sungai bersatu. Di barat lautnya, Selat Karimata yang menghubungkannya dengan Laut
Tiongkok Selatan. Laut Jawa ini berukuran sekitar 900 mil (1.450 km) timur-barat dan 260 mil
(420 km) utara-selatan serta menempati total luas permukaan 167.000 mil persegi (433.000 km
persegi). Laut ini mencakup bagian selatan Paparan Sunda seluas 690.000 mil persegi
(1.790.000 km persegi). Laut dangkalnya memiliki kedalaman rata-rata 151 kaki (46 meter).
Pantai Muara Beting sendiri beralamat di Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi,
Jawa Barat. Anda bisa mengunjungi obyek wisata pantai di Bekasi satu ini menggunakan
kendaraan dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan. Jarak Pantai Muara Beting dari pusat
kota Bekasi kurang lebih 59 km.. Suasana Pantai Muara Beting ini masih sangat sunyi dan sepi.
Pantai Muara Beting memiliki pasir yang kecoklatan dan halus. Banyak terdapat kerang-kerang
putih di pesisir pantainya. Airnya di sepanjang pantai tidaklah jernih dan biru, namun airnya
berwarna kecoklatan, namun jika Anda mencoba menaiki perahu hingga sampai di tengah
lautnya, Anda akan melihat air lautnya yang biru. Terlihat perbedaan warna air laut antara di
pesisir pantainya dan ditengah lautnya.
Pantai Muara Beting memiliki suasana udara laut yang segar juga pemandangan sekitar
yang menenangkan. Anda juga bisa menyusuri kawasan hutan mangrove yang berada tak jauh
dari bibir pantai. Di daerah pantai ini, tanaman mangrove tumbuh dengan suburnya. Ada juga
ranting-ranting pepohonan yang sudah cukup tua, mati, namun hal itu menambah keindahan
pada pantai tersebut. Selain hutan bakau, Ombak di pantai muara beting ini tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil. Ombaknya juga tidak membakan pengunjung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Windrose
Windrose adalah alat grafis yang digunakan oleh ahli meteorologi untuk memberikan
gambaran kecepatan dan arah angin yang biasanya terdapat di lokasi tertentu. Windrose dapat
meringkas jumlah data yang sangat banyak ke dalam sebuah diagram. Dimana diagram
windrose merupakan cara yang umum untuk menggambarkan data angin, yang dapat diukur
dengan speed distribution dan frequency distribution. Windrose akan menunjukkan frekuensi
dari mana angin bertiup dan panjang tiap kriteria yang mengelilingi lingkaran dapat diartikan
sebagai frekuensi waktu dimana angin bertiup dari arah tertentu. Data yang terdapat di windrose
dapat berupa data tahunan, atau pada rentang waktu tertentu.
2.2. Fetch
Fetch adalah daerah pembangkit gelombang laut yang dibatasi oleh daratan yang
mengelilingi laut tersebut. Daerah fetch adalah daerah dengan kecepatan angin konstan.
Sedangkan jarak fetch merupakan jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup
(Wakkary, 2017).
Penentuan titik fetch diambil pada posisi laut-dalam mendekati lokasi perairan yang ditinjau.
Hal ini karena gelombang yang dibangkitkan oleh angin terbentuk di laut dalam suatu perairan,
kemudian merambat ke arah pantai dan pecah seiring dengan mendangkalnya dasar perairan di
dekat pantai (Nurisman & Tarigan, 2021). Panjang fetch efektif ditentukan melalui persamaan
berikut :
Σ Xi Cosα
Feff = Σ Cosα
Gambar 3.3.2.2. Memasukkan Batimetri Zona UTM 48S dan SHP Indonesia
3. Kemudian buka menu catalog dan tambahkan file layer dalam bentuk shp baru
didalam folder penyimpanan yang diinginkan. Lalu berikan nama file atau layer
yang kita inginkan. Dan tentukan nama layer dan ubah bentuk layer menjadi
polyline.
Gambar 3.3.2.3. Membuat layer fetch
4. Kemudian buat garis fetch menggunakan polyline dan buat arah fetch terlebih
dahulu dengan 8 arah mata angin pada 0˚, 45˚, 90˚, 135˚, 180˚, 225˚, dan 270˚.
Gambar 3.3.2.4. Membuat garis fetch sesuai dengan arah mata angin
5. Lalu buat garis fetch sesuai dengan arah mata angin dengan jarak 5˚, jika searah
dengan arum jam sebagai contoh maka akan menjadi timur laut +5,+10,+15 dan
seterusnya. Lalu jika sudah menambahkan seluruh garis fetch lalu garis tersebut
dikelompokan sesuai dengan kelompok arah mata anginnya dan diberikan warna
agar memudahkan dalam membedakan arah garis fetch tersebut.
Gambar 3.3.2.5. Membuat garis fetch
6. Kemudian kalkulasi panjang fetch dengan membuka menu attributes table dan
calculate geometry untuk mencari panjang fetch dengan panjang maksimal adalah
200 km sesuai dengan yang sudah ditentukan. Lalu pindahkan hasil dari fetch
tersebut kedalam excel untuk mencari fetch efektif nya.
Gambar 3.3.2.8. Mengolah data H0, T0, Hrms, H0 1/3, Trms dan T0 1/3
3.3.3. Refraksi
Adapun langkah kerja yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam mengerjakan
refraksi antara lainnya:
1. Membuka ArcGIS dan pilih blank map untuk membuat kontur melalui ArcGIS.
28
Tabel 4. 2 Fetch Efektif Arah Barat
29
Tabel 4. 4 H01/3 dan T01/3 Barat
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas maka H01/3 dan T01/3
dari arah timur berturut turut adalah 1,336 m dan 8,588 s, sedangkan H01/3 dan
T01/3 dari arah barat berturut turut adalah 1,075 m dan 8,163 s. Nilai dari H01/3
dan T01/3 yang di gunakan untuk refraksi adalah nilai dari arah timur
dikarenakan nilainya lebih besar dan arah anginya yang dominan.
4.2 Refraksi
Setelah mendapatkan nilai H01/3 dan T01/3 lalu dilanjutkan dengan
perhitungan refraksi. refraksi yang di gunakan sebanyak 4 pias. Berikut hasil
dari perhitunganya pada (Table 4.5 Tabel 4.8)
30
Tabel 4.7. Refraksi Pias 2
Dilihat Iribarren number pada pias 1 yaitu 0,1571, pias 2 yaitu 0,1624,
pias 3 yaitu 0,1419, dan pias 4 yaitu 0,1481. Dari ke 4 pias tersebut termasuk
kedalam jenis gelombang pecah spilling karena nilai iribarren number kurang
dari 0,5.
31
4.4 Transpor Sedimen
Dalam perhitungan transpor sedimen terdapat 4 teori perhitungan yaitu
caldwell, tanaka, komar, dan CERC. Pada perhitunganya variable yang di
gunakan yaitu gravitasi (g), Rho air laut (p), kedalaman (Hb), kecepatan (Cb),
dan sudut keluar (a0). Berikut hasil perhitunganya pada (Table 4.10)
Pias Caldwell Tanaka Komar CERC
1 6981693.56 686.280 4449.380 2293.318
2 4313089.82 428.765 2779.824 1432.788
3 636633.569 63.656 412.700 212.716
4 582132.797 58.206 377.370 194.506
Tabel 4. 10 Transpor Sedimen
Dilihat dari tabel nilai perhitungan menggunakan teori Caldwell
didapatkan nilai pada pias 1 yaitu 6981693,56 m, pias 2 yaitu 4313089.82 m,
pias 3 yaitu 636633,569 m, dan pias 4 yaitu 582132,797 m. Pada teori Tanaka
didapatkan nilai pada pias 1 yaitu 686,280 m, pias 2 yaitu 428,765 m, pias 3
yaitu 63,656 m, dan pias 4 yaitu 58,206 m. Pada teori Komar didapatkan nilai
pada pias 1 yaitu 4449,380 m, pias 2 yaitu 2779,824 m, pias 3 yaitu 412,700 m,
dan pias 4 yaitu 377,370 m. Pada teori CERC didapatkan nilai pada pias 1 yaitu
2293,318 m, pias 2 yaitu 1432,788 m, pias 3 yaitu 212,716 m, dan pias 4 yaitu
194,506 m.
32
4.5 Perubahan Garis Pantai
Dari hasil perhitungan transpor sedimen Caldwell, Komar, Tanaka, dan
CERC digunakan untuk mendapatkan perubahan garis pantai dalam kurun waktu 5
atahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun. dan 25 tahun. Perubahan garis pantai yang
terjadi pada pantai beting dapat dilihat pada (Grafik 4.1 - 4.4)
600000000000
Metode Caldwell
500000000000
400000000000
Y awal
5 Tahun
300000000000
10 Tahun
15 Tahun
200000000000
20 Tahun
100000000000 25 Tahun
0
0 20 40 60 80 100 120 140
250000000
Y awal
200000000
5 Tahun
150000000 10 Tahun
15 Tahun
100000000
20 Tahun
50000000 25 Tahun
0
0 20 40 60 80 100 120 140
33
60000000
Metode Tanaka
50000000
40000000
Y awal
5 Tahun
30000000
10 Tahun
20000000 15 Tahun
20 Tahun
10000000 25 Tahun
0
0 20 40 60 80 100 120 140
140000000
120000000
Y awal
100000000 5 Tahun
80000000 10 Tahun
60000000 15 Tahun
20 Tahun
40000000
25 Tahun
20000000
0
0 20 40 60 80 100 120 140
34
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Mulyabakti, C., Jasin, M. I., & Mamoto, J. D. (2016). Analisis Karakteristik
Gelombang Dan Pasang Surut Pada Daerah Pantai Paal Kecamatan
Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara, Jurnal Sipil Statik, 4(9),
585-594.
Wakkary, A. C., Jasin, M. I., & Dundu, A. K. T. (2017). Studi Karakteristik
gelombang Pada Daerah Pantai Desa Kalinaung Kab. Minahasa Utara.
Jurnal Sipil Statik, 5(3), 167-174.
Pratomo, D. G., & Putra, F. H. (2019). Analisis Arus dan Transpor Sedimen
Menggunakan Pemodelan Hidrodinamika 3 Dimensi (Studi Kasus:
Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku). Jurnal Teknik ITS, 8(2), 124-
129.
Nurisman, N., & Tarigan, T. A. br. (2021). Kajian Awal Perencanaan Bangunan
Pelindung Pantai Labuhan Jukung, Krui, Kabupaten Pesisir Barat,
Provinsi lampung. Maspari Journal : Marine Science Research, 13(1),
25–40.
Irwan., & Suaib Syatir. (2022). Potensi Pemanfaatan Energi Gelombang Laut
Menjadi Energi Listrik Di Kelurahan Sapolohe Kabupaten Bulukumba,
Jurnal Teknik Hidro, 15(2), 51-57.
Triatmodjo B., 1999, Teknik Pantai, Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
35