Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Karakteristik Pasang Surut di Perairan Pantai Tanjung Api Kabupaten


Sambas Dengan Metode Admiralty

Disusun Oleh:

Ibnu Haikal Rayhan

H1081211037

Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Tanjungpura

2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
2.1 Pasang Surut Air Laut.....................................................................................5
2.2 Arus Laut................................................................................................................5
2.3 Tipe-tipe pasang surut...........................................................................................6
2.4 Metode Admiralty..................................................................................................7
BAB 3................................................................................................................................8
METODOLOGI PENELITIAN.....................................................................................8
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perairan panmtai tanjung api merupakan suatu sistem yang dimana pantai
tersebut terletak di kepulauan sambas kabupaten paloh disini memiliki 10000 hektar luas
samudera laut Perairan pantai Tanjung Api terletak pada di Kecamatan Paloh, Kabupaten
Sambas, Kalimantan Barat. Cagar Alam Tanjung Api memiliki luas kawasan sekitar
4.246,00 Ha. Pantai Tanjung Api ini terdapat hewan langka seperti penyu dan pantainya
sendiri terbilang unik karena pasir dan bebatuan pantai akan terasa hangat.
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan surut
air terendah. Pantai adalah pertemuan antara lautan dan daratan secara langsung. Selain
itu, ketinggian gelombang yang berbeda terjadi pada waktu yang berbeda tergantung pada
kondisi fisik lautan. Hal ini akan mempengaruhi aktivitas masyarakat lokal dan secara
tidak langsung mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir dan elemen
transportasi (Hidayat et al,. 2019).
Pasang surut adalah sebuah fenomena pergerakan naik turun permukaan air laut
secara teratur yang diakibatkan ada kombinasi gravitasi dan tarikan benda benda langit,
khususnya matahari, bumi, dan bulan (Mihardja & Safwan, 1989). Selain gaya gravitasi
tersebut, pengaruh meteorologi dan oseanografi juga berperan dalam membentuk
karakteristik pasang surut, sehingga setiap permukaan bumi mempunyai posisi
permukaan laut yang berbeda beda pada tempat dan waktu yang berbeda beda (Supriyono
et al., 2015). Kedudukan permukaan air laut yang beraneka ragam meliputi Mean Sea
Level (MSL), Highest High Water Level (HHWL), Lowest Water Level (LLWL) ini sangat
sulit diprediksi dan perubahan sangat bergantung pada situasi dan lokasi (Muldiyatno et
al,. 2016).
Dengan waktu selama 15 atau 29 hari pengamatan pasang surut dilakukan.
Hasilnya kemuudian dianalisis dengan metode Admiralty dengan pertimbangan unsur
bulan dan matahari. Metode Admiralty dilakukan dengan perhitungan unsur bulan dan
matahari. Dari perhitungan dengan metode ini akan didapatkan data pasang surut. Data
pasang surut dimanfaatkan sebagai referensi pembangunan daerah pantai, seperti coastal
engineering, pengerukan (dredging), keselamatan pelayaran (safety of navigation), untuk
pembangunan pertambakan. Selain itu dapat digunakan untuk mengetahui dampak dari
Sea Level Rise terhadap pesisir. Selain itu dapat juga digunakan sebagai upaya
perencanaan proteksi terhadap bahaya tsunami dan abrasi (Wibowo, 2007).

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertera diatas dapat disimpulkan rumusan
masalah berikut:
1. Bagaimana tipe pasang surut di perairan Pantai Tanjung Api
berdasarkan metode Admiralty
2. Bagaimana komponen harmonik pasang surut di Pantai Tanjung Api
berdasarkan metode Admiralty

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tipe pasang surut yang
ada di perairan Pantai Tanjung Api berdasarkan metode Admiralty
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami komponen harmonik
pasang surut yang berada di perairan Pantai Tanjung Api berdasarkan
metode Admiralty
1.4 Manfaat Penelitian
Mengetahui karakteristik pasang surut yang ada di perairan Pantai Tanjung
Api Paloh dan juga dapat memberikan informasi terkait karakteristik perairan
Pantai Tanjung Api.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasang Surut Air Laut


Pasang surut air laut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang disebabkan oleh pengaruh gravitasi benda langit khususnya
bulan dan matahari. Pengaruh gravitasi benda langit di bumi menyebabkan
perubahan tidak hanya pada pasang surut air laut, tetapi juga pada bentuk bumi
(pasang surut fisik) dan atmosfer (pasang surut atmosfer). Pasang surut adalah
pergerakan naik dan turunnya permukaan air laut dengan durasi rata rata masing
masing sekitar 12,4 dan 24,8 jam. Fenomena lain yang berkaitan dengan pasang
surut adalah aus pasang surut, yaitu pergerakan air menuju atau menjauhi pantai
pada saat air pasang dan surut (Bambang Triadmodjo, 1999)
Pasang surut air laut terjadi secara periodik dan bergantung pada posisi bumi
terhadap bulan dan matahari. Periode pasang surut bisa bervariasi dari suatu tempat
dengan tempat lainnya. Periode ketika permukaan air laut naik biasa disebut dengan
“pasang”, sedangkan periode ketika permukaan air laut turun biasanya disebut
dengan “surut”. Variasi permukaan air laut yang menimbulkan arus disebut arus
pasang surut
Karakteristik pasang surut perairan terpengaruh menurut letak geografis,
morfologi pantai dan kedalaman perairan. Akibat pengaruh faktor pasang surut lokal
ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Mendefinisikan jenis pasang surut dapat
dilakukan dengan menganalisis data pasang surut menggunakan metode admiralty
hingga berhasil mendapatkan nilai Formzahl diperoleh sebagai penentu tipe pasang
surut di daerah penelitian.
Kemudian ada yang disebut sebagai pasang perbani. Terjadi ketika posisi
bumi, bulan, dan matahari membentuk sudut tegak lurus atau 90 derajat. Pada waktu
tersebut akan terjadi pasang yang tinggi dan surut yang rendah. Pasang perbani
terjadi saat bulan ¼ atau ¾.

5
2.2 Arus Laut
Arus laut dapat diartikan sebagai pergerakan massa horizontal air laut yang
dilepaskan gaya gaya penggerak yang bekerja pada air laut seperti pasang surut,
tekanan angin, gradien tekanan, dan gelombang laut (Hadi dan Radjawane, 2011).
Seperti yang dikemukan oleh Ippen, arus laut secara umum dapat dibagi menjadi 4
jenis utamanya adalah peralihan arus dengan distribusi kepadatan, arus pasang surut,
arus disebabkan oleh gelombang dan arus laut dihasilkan oleh angin (Ippen, 1966).
Karakteristik arus laut pada perairan Indonesia pada umumnya dipengaruhi
oleh angin dan pasang surut ( Sugianto dan Agus, 2007). Di perairan dangkal (daerah
pesisir) arus laut dapat dihasilkan oleh gelombang laut, pasang surut air laut, atau
tingkat angin tertentu. Di perairan yang sempit dan semi tertutup seperti selat dan
teluk, pasang surut merupakan pendorong utama sirkulasi massa air ( Dahuri et al,.
2013). Sedangkan aliran yang digerakkan oleh angin pada umumnya bersifat
musiman, pada suatu musim alirannya mengalir secara mantap pada satu arah, dan
pada musim berikutnya berubah arah tergantung pada perubahan angin yang terjadi
(Pariwono, 1999).

2.3 Tipe-tipe pasang surut


Di Indonesia sendiri memiliki empat tipe pasang surut (Triatmodjo, 1999)
yakni pasang surut harian tunggal (diurnal tide), pasang surut harian ganda(semi
diurnal tide), pasang surut harian campuran condong ke harian ganda (mixed tide
prevailing semidiurnal), dan pasang surut campuran condong ke harian tunggal
(mixed tide prevailing diurnal).
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Terjadi bila perairan mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam
satu hari. Periode jenis ini yaitu 12 jam 24 menit.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Terjadi bila suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali
surut dalam satu hari. Periode jenis ini terjadi 24 jam 50 menit.
3. Pasang surut harian campuran condong ke harian ganda (mixed tide
prevailing semidiurnal)
Pasang surut yang setiap harinya terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut, namun terkadang juga satu kali pasang dan satu kali
surut dengan tinggi dan periode berbeda.

6
4. Pasang surut haraian campuran condong ke harian tunggal (mixed
tide prevailing diurnal)
Pasang surut yang setiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut, namun terkadang juga terjadi dua kali surut dengan
tinggi periode yang berbeda-beda.

2.4 Metode Admiralty


Metode Admiralty merupakan metode harmonik yang menghitung dua konstanta
harmonik, amplitudo, dan beda fase dalam jangka waktu singkat (29 hari). Output
yang dihasilkan metode Admiralty meliputi amplitudo (A) dan fase (g) dari setiap
komponen pasang surut, serta beberapa ketinggian permukaan air yang penting.
Komponen yang diperoleh dengan pengolahan metode Admiralty meliputi 9
komponen utama pasang surut yaitu : M2, S2, N2, K1, O1, P1, M4, MS4, dan K2.
Sedangkan ketinggian yang diperoleh dengan mengolah data ini antara lain: MSL,
HWL, HHWL, dan LLWL. Dalam pengolahan lebih lanjut, Nilai amplitudo (A)
digunakan untuk menentukan nilai Formzhal (F), sehingga akan didapatkan tipe
pasang surut pada lokasi penelitian (Ichsari et al,. 2020).
Proses perhitungan metode admiralty dihitung dengan menggunakan tabel,
dalam hal waktu observasi tanpa tabel maka harus dilakukan aproksimasi dan
interpolasi dengan menggunakan tabel. Proses perhitungan analisis harmonik metode
Admiralty dilakukan dengan software Microsoft Excel dengan menggunakan sistem
perhitungan rumus yang menghasilkan nilai tabular untuk beberapa parameter,
sehingga perhitungan yang dilakukan dengan metode ini efisien, akurat dan fleksibel
untuk waktu lama (Ulum dan Khomsin, 2013).

7
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan yaitu bertepatan di
wilayah perairan Pantai Tanjung Api, Sebubus, Kecamatan Paloh,
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Lebih tepatnya berada
di garis lintang 1°56’36.41”U dan 109°20’15.96’’T yang dilakukan
pengambilan data dengan waktu selama 30 hari.

3.2 Alat dan Bahan


1. Palem Pasut
2. Senter
3. Jam tangan
4. Alat Tulis
5. Laptop
6. Aplikasi Ms. Excel

8
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, dan Sitepu. (2013). Pengelolaan Sumber Daya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Balai Pustaka Press: Cetakan
ke 5, 328 hal, p.36. Jakarta.

Hadi, S. & Radjawane, I. M., 2011. Arus Laut. Bandung: Penerbit ITB.

Hidayat, Taufiq et al. 2019. “Kajian Tipe Dan Komponen Pasang Surut Di Pantai
Sigandu Kabupaten Batang.” Indonesian Journal of Oceanography 1(1):
1–5.

Ippen, A. T., 1966. Estuary and Coastline Hydrodinamics. s.l.:McGraw-Hill Book


Company, Inc.

Mihardja DK & H Safwan. 1989. Dinamika Pasang Surut di Perairan Pantai. In


Otto SR Ongkosongo, Suyarso (Eds). Pasang Surut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi, Jakarta. 257 pp.

Muldiyatno, F., Djunarsjah, E., Adrianto, D., & Pranowo, W.S. (2016). Kajian
Awal Perubahan Muka Air Sungai Untuk Penentuan Datum Peta (Studi
Kasus Sungai Musi Palembang). Jurnal Chart Datum, 1(2): 36-42.

Pariwono, J. I. 1999. Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir Lampung. Proyek


Pesisir Publication, Technical Report (TE–99/12-I) Coastal Resource
Center University of Rhode Island. Jakarta.

Sugianto, D. N dan Agus ADS. (2007). Studi Pola Sirkulasi Arus Laut di Perairan
Pantai Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Ilmu Kelautan. UNDIP. Vol. 12 (2):
79 – 92, p.80.

Supriyono., Pranowo, W. S., Rawi, S., & Herunadi, B. (2015). Analisis dan
Perhitungan Prediksi Pasang Surut Menggunakan Metode Admiralty dan
Metode Least Square (Studi Kasus Perairan Tarakan dan Balikpapan.
Jurnal Chart Datum, 1(1): 8 -18.

Triatmodjo,B. (1999). Teknik Pantai.. Yogyakarta : Fakultas Teknik Universitas


Gajah Mada.

9
Ulum, M., & Khomsin. (2013). Perbandingan Prediksi Pasang surut Antara
Metode Admiralty dan Metode Least Square. Journal of Geodesy and
Geomatics, 9 (1).

Wibowo, Henky. 2007. Oseanografi Fisika. From


http://www.ilmukelautan.com/oseanografi/fisika-oseanografi/408-faktor-
penyebab-terjadinya-arus.

10

Anda mungkin juga menyukai