HIDRODINAMIKA
GELOMBANG
OLEH:
M EVRAN FIRDAUS
08051381924076
KELAS: B
DOSEN PENGAMPU:
GUSTI DIANSYAH, S.PI., M.SC
DR. MELKI, S.PI., M.SI
DR. ROZIRWAN, S.PI., M.SC
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini, yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami dan proses pembentukan gelombang dan
menghitung perubahan parameter gelombang saat gelombang merambat
menuju pantai
2. Mahasiwa dapat memahami dan menghitung proses abrasi dan sedimentasi
akibat aktivitas gelombang
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum kali ini yaitu, yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahuidan proses pembentukan gelombang dan
menghitung perubahan parameter gelombang saat gelombang merambat
menuju pantai.
2. Mahasiwa dapat mengetahuidan menghitung proses abrasi dan sedimentasi
akibat aktivitas gelombang.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gelombang
Gelombang laut merupakan suatu deretan pulsa-pulsa yang berurutan
yang terlihat sebagai perubahan tinggi permukaan air laut dari suatu elevasi
maksimum ke elevasi minimum. Gelombang laut terjadi akibat adanya gejala
alam yang terjadi di laut seperti angin, gempa bumi, gaya gravitasi bumi, gaya
coriolis dan tegangan pada suatu permukaan. Gelombang di laut sangat kompleks,
tetapi dalam mempelajarinya gelombang di laut yang mempunyai suatu pola
sinusoidal (Triatmodjo, 1999).
Gelombang laut merupakan salah satu parameter laut yang dominan
terhadap laju mundurnya garis pantai. Gelombang laut terjadi karena hembusan
angin dipermukaan laut, perbedaan suhu air laut, perbedaan kadar garam dan
letusan gunung berapi yang berada dibawah atau permukaan laut. Proses
mundurnya garis pantai dari kedudukan semula antara lain disebabkan oleh
gelombang dan arus, serta tidak adanya keseimbangan sedimen yang masuk dan
keluar (Mulyabakti, 2016).
Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa
henti-hentinya pada lapisan permukaan laut dan jarang dalam keadaan sama
sekali diam. Susunan gelombang di lautan baik bentuk maupun macamnya sangat
bervariasi dan kompleks, sehingga mengakibatkan hampir tidak dapat diuraikan.
Suatu gelombang 18 membentuk gerakan maju melintasi permukaan air, tetapi
sebenarnya terjadi hanya suatu gerakan kecil kearah depan dari massa air itu
sendiri (Hutabarat dan Evan, 2006).
Gelombang laut merupakan deretan pulsa-pulsa yang berurutan yang terlihat
sebagai perubahan ketinggian permukaan air laut, yaitu dari elevasi maksimum
(puncak) ke elevasi minimum (lembah). Hembusan angin sepoi-sepoi pun cukup
dapat menimbukan gelombang. Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai
yang besar dapat menimbulkan gelombang besar yang dapat mengakibatkan
kerusakan hebat pada kapal-kapal atau daerah pantai (Suhana et al. 2018).
2.2 Proses terjadinya gelombang
Gelombang Laut terbentuk oleh tiupan angin baik langsung maupun tidak
langsung. Pada daerah tiupan angin (dikenal dengan istilah 'fetch'), terjadi
peristiwa transfer energi angin ke energi gelombang dalam spektrum frekuensi
yang luas. Dengan kata lain, didaerah angin tersebut terbentuk campuran
gelombang dengan bermacam-macam frekuensi. Gelombang yang terbentuk
tersebut akan menjalar keluar dari daerah tiupan angin hingga mencapai daerah
dangkal atau pantai, dan melepaskan energinya. Gelombang laut yang terbentuk
akibat tiupan angin setempat umumnya mempunyai ketinggian yang kecil (kurang
dari 0.5 meter (Ganesha dan Soewandita, 2018).
Salah satu jenis ORE adalah energi gelombang laut atau Ocean Wave
Energy. Jenis energi ini merupakan bentuk energi yang terbentuk dari perpindahan
dan pergerakan angin di lautan, yang mengakibatkan terbentuknya gelombang di
permukaan laut yang mempunyai energi potensial dan energi kinetik tertentu,
sesuai dengan besar angin yang membangkitkan gelombang tersebut. Gelombang
ini mempunyai model matematis yang ditentukan dalam fungsi periode,
frekuensiradial frequency, nomor gelombang wave number dan panjang
gelombang wave length (Nadzir et al. 2016).
2.3 Jenis-jenis Gelombang Laut
Gelombang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung
kepada gaya pembangkitan seperti angin (gelombang angin), gaya tarik menarik
bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik)
didasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh
gerakan kapal. Energi gelombang akan membangkitkan arus dan mempengaruhi
perrgerakan sedimen dalam arah tegak lurus pantai (cross-shore) dan sejajar
pantai/longshore (Kaunang et al. 2016).
Berdasarkan sifatnya, ada dua macam gelombang laut, yaitu gelombang laut
pembangun/pembentuk pantai (Constructive Wave), merupakan gelombang yang
ketinggiannya kecil kecepatannya rendah, dan saat gelombang tersebut pecah di
pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Gelombang laut perusak
pantai (Destructive wave), merupakan gelombang laut dengan ketinggian dan
kecepatan rambat yang besar, dan ketika gelombang ini menghantam pantai akan
ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai ke tengah
laut (Sinaga dan Luthfia, 2019).
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Hidrodinamika dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
Zoom, pada hari selasa 23 November 2020 pada pukul 13.00 WIB S/d, bertempat
di Komplek Ppi blok E7 no.10. Talang Kelapa, Kecamatan Alang-alang Lebar,
Kota Palembang, Sumatera selatan 30153.
Jawab
Pembuktian Cs/CD = Ls/LD
Cs =
Perhitungan Hs
= = 0.5
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.38
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.5
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.38
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.3
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.4
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.4
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.38
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.35
= =1
Hs = 1.2 x 1
= 1.2 m
= = 0.3
= = 0.9
Hs = 1.2 x 0.9
= 1.08 m
= = 0.28
= = 0.8
Hs = 1.2 x 0.8
= 0.96 m
= = 0.2
= = 0.7
Hs = 1.2 x 0.7
= 0.84 m
= = 0.1
= = 0.8
Hs = 1.2 x 0.8
= 0.96 m
= = 0.02
= = 1.4
Hs = 1.2 x 1.4
= 1.68 m
Panjang gelombang pada suatu gelombang tidak dipengaruhi oleh angin
maupun parameter lainnya namun dibangkitkan. Pada panjang gelombang di
perairan dangkal terjadi perubahan sehingga didapatlah suatu perbandingan nilai
ini dilambangkan oleh LS. Semakin tinggi suatu gelombang maka panjang
gelombang tersebut semakin panjang. Sebaliknya semakin rendah suatu
gelombang maka panjang gelombang tersebut semakin pendek.
Perhitungan diatas membuktikan bahwa nilai HS/HD berbanding lurus
dengan nilai D/LD. Dimana dapat dilihat diperhitungan ketika nilai HS akan
semakin tinggi pada suatu perairan yang memiliki suatu kedalaman yang dangkal.
Sedangkan nilai HS akan semakin rendah pada suatu perairan yang memiliki
kedalaman yang dalam. Ini terjadi dikarenakan nilai tinggi gelombang pecah
memiliki nilai yang konstan atau pada kolom perairan.
V KESIMPULAN
Adapun kesimpulan pada praktikum hidrodinamika kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Gelombang didefinisikan sebagai naik turunnya massa air pada permukaan
yang artinya gelombang dibangkitkan oleh angin.
2. Semakin tinggi suatu gelombang maka panjang gelombang tersebut semakin
panjang
3. Gelombang terdiri dari panjang gelombang, tinggi gelombang, periode
gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang
4. Panjang gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah
lembah
5. Panjang gelombang di perairan dangkal terjadi perubahan sehingga didapatlah
suatu perbandingan nilai ini dilambangkan oleh LS. Sebaliknya semakin
rendah suatu gelombang maka panjang gelombang tersebut semakin pendek.
Fenomena ini dilambangkan dengan HS/HD berbanding lurus dengan D/LD.
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat S, Evans SM. 2006. Pengantar Oseanografi. Jakarta: Djambatan
Holthuijsen, L.H. (2007). Waves in Oceanic and Coastal Waters. New York:
Cambridge University Press.
Kaunang JA, Jasin Mi, Mamoto JD. 2016. Analisis karakteristik gelombang dan
pasang surut pada pantai Kima Bajo Kabupaten Minahasa Utara. Vol. 4 (9) 1-
6
Mulyabakti C. 2016. Analisis karakteristik gelombang dan pasang surut pada daerah
pantai Paal kecamtan Likupang Timur kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Sipil
Statik Vol. 4 (9): 585 – 595
Nadzir ZA, Jaelani MN, Sulaiman A. 2016. Estimasi Tinggi Gelombang Laut
Mengunakan Citra Satelit Alos-Palsar (Studi Kasus : Perairan Pulau Poteran,
Sumenep). Geosaintek Vol. 2 (3): 173-184
Sinaga AD, dan Luthfia OM. 2019. Pengolahan data Grib untuk penentuan
karakteristik gelombang di Perairan Karimun Jawa dengan menggunakan
Windwaves-05. Innovation And Applied Technology Vol. 5(1)
Suhana MP, Nurjaya IW, Natih NMN. 2018. Karakteristik Gelombang laut pantai
Timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2014. Dinamika
Maritim Vol. 6 (2): 16-19
Sunarto. 2003. Geomorfologi pantai dinamika pantai makalah dalam kegiatan susur
pantai Karst Gunung Kidul pada Raimuna 2003. Yogyakarta: Laboratorium
Geomorfologi Terapan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada