PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu beban yang perlu diperhitungkan dalam merencanakan bangunan pantai
adalah beban akibat gelombang. Gelombang akan menimbulkan tekanan horizontal pada
momen guling (overturning moment) yang ditimbulkannya merupakan beban yang
mempengaruhi stabilitas struktur tersebut. Teori gelombang linier (Airy) didasarkan pada
asumsi bahwa tinggi (H) dan panjang gelombang (L) relatife kecil bilang dibandingkan
dengan kedalaman laut (d). Dengan asumsi tersebut persamaan kondisi batas pada muka
air laut (free surface boundary condition) dapat dilinierisasi. Pada analisa dengan deret
Taylor hanya suku pertama saja yang digunakan sedang suku orde yang lebih tinggi
diabaikan. Bila gelombang laut bergerak ke pantai asumsi ini mungkin tidak valid lagi
karena nilai H d dan L d menjadi relative besar.
Validitas beberapa teori gelombang telah dilakukan oleh Dean (1968) kemudian oleh
Le Mehaute (1970). Mereka memberikan daerah validitas untuk beberapa teori
gelombang sebagai fungsi periode (T), tinggi gelombang (H gT 2) serta kedalaman laut (d
gT2). Dari hasil penelitian mereka, dapat disimpulkan bahwa untuk memodelkan
gelombang yang adalah gelombang Cnoidal, Sobey (1987) menyimpulkan hal yang sama.
Disamping itu mereka juga merekomendasikan teori gelombang Fourier untuk digunakan
di laut dangkal maupun transisi (antara laut dangkal dan dalam). Pada umumnya
bangunan pantai didesain berdasarkan tinggi dan periode gelombang rencana serta pada
kedalaman laut tertentu. Pada laut dangkal yaitu pada ratio kedalaman laut dan panjang
gelombang (d L ) lebih kecil dari 0,125 serta angka ursell (H L 2/d3 ) lebih besar dari 26
perilaku gelombang akan lebih sesuai bila dimodelkan dengan gelombang tidak linier,
misalnya Fourier dan Cnoidal (Chakrabarti,1987).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas adalah :
1. Bagaimana pengaruh gelombang terhadap dinding vertikal?
2. Bagaimana menerapkan beberapa teori gelombang dalam perhitungan matematis?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Umum Tentang Gelombang
Gelombang merupakan suatu fenomena naik-turunnya permukaan laut, dimana
energinya bergerak dari suatu wilayah pembentukan gelombang ke arah pantai. Kata
gelombang umumnya digunakan untuk gelombang yang dibangkitkan oleh angin.
Gelombang yang dibangkitkan angin terbentuk di perairan dalam kemudian bergerak ke
perairan dangkal yang mengalami deformasi (refraksi, difraksi, refleksi) dan pada
akhirnya pecah di dekat pantai. Parameter gelombang seperti tinggi, periode, sudut
refraksi dan tipe gelombang sangat penting diketahui untuk mempelajari gelombang yang
2
ada di laut. Aktivitas gelombang menentukan transpor sedimen yang terjadi di pantai dan
perubahan garis pantai.
Bentuk dari sebuah gelombang dan rentetan diagram yang menunjukkan gerakan
partikel-partikel air yang ada di dalam gelombang. Walaupun gelombang bergerak makin
maju ke depan, partikel-partikel di dalam gelombang akan meninggalkan jejak yang
membentuk lingkaran. Jejak lingkaran yang dibuat oleh partikel-partikel akan menjadi
lebih kecil sesuai dengan makin besarnya kedalaman di bawah permukaan gelombang.
Gelombang memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat dipengaruhi oleh 3 bentuk angin :
1. Kecepatan angin, umumnya makin kencang angin bertiup maka makin besar
gelombang yang terbentuk dan gelombang ini mempuyai kecepatan yang tinggi
dan panjang gelombang yang besar.
2. Ketika angin sedang bertiup, tinggi, kecepatan dan panjang gelombang seluruhnya
cenderung meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada saat angin
pembangkit gelombang mulai bertiup.
3. Jarak tanpa rintangan ketika angin bertiup (fetch). Fetch di lautan lebih besar
daripada fetch di danau sehingga panjang gelombang yang terbentuk di lautan
lebih panjang hingga mencapai ratusan meter.
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh lainnya.
ketika melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan muncul
gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang
yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila menggerakan tali naik turun.
Ketika berbicara mengenai gelombang, tidak bisa mengabaikan getaran. Getaran dan
gelombang mempunyai hubungan yang erat sekali.
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang
membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan
getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang
merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga).
Ketika melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang diberikan
menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan
getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika
menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali
3
tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang
mudah disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika melihat gelombang pada genangan
air, seolah-olah tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat
lingkaran. Demikian pula, ketika sedang menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai,
mungkin gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu.
Sebenarnya yang terjadi adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun)
terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air
tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut
bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.
Pada pernyataan di atas juga mengemuka bahwa ketika mandi di air laut, maka akan
terasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap gelombang
selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh
terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut.
Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.
Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan pelabuhan. Gelombang
di laut dibangkitkan oleh angin, gaya tarik matahari dan bulan, letusan gunung berapi
atau gempa di laut, kapal yang bergerak dan sebagainya.
Diantara beberapa bentuk gelombang tersebut yang sangat berpengaruh dalam
perencanaan pelabuhan adalah gelombang angin dan pasang surut. Gelombang digunakan
untuk merencanakan bangunan-bangunan pelabuhan seperti pemecah gelombang, studi
ketenangan di pelabuhan, dan fasilitas-fasilitas pelabuhan lainnya. Proses pembentukan
gelombang oleh angin sebenarnya merupakan proses pemindahan energi dari energi yang
dikandung oleh angin ke dalam laut melalui permukaannya. Karena sifat air tidak dapat
menyerap energi, maka energi ini diubah ke dalam bentuk gelombang yang kemudian
dibawa ke pantai. Di pantai energi ini dilepaskan dengan pecahnya gelombang.
Sea atau disebut juga Sea Waves adalah gelombang yang masih dalam proses
pembentukan. Sifatnya sangat acak karena belum menemukan bentuknya dan terjadi di
daerah tempat angin bertiup atau daerah pembentukan gelombang (Fetcs). Gelombang
yang teratur disebut Scolth. Scolth dibentuk oleh gelombang-gelombang yang
mempunyai frekuensi atau panjang gelombang yang hampir sama. Untuk mengetahui
tinggi,panjang, atau waktu gelombang, digunakan perekam gelombang (wave recorder)
dan untuk tekanan gelombang laut yang sangat besar digunakan perekam sonik ultra
gelombang (ultra sonic wave recorder).
a. Angin
Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit
utama gelombang. Hembusan angin sepoi-sepoi pada cuaca tenang sekalipun
dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya badai yang besar dapat
menimbulkan gelombang yang merusak.Sifat-sifat gelombang paling tidak
dipengaruhi oleh :
1.Kecepatan angin.
Makin kencang angin makin besar gelombang yang terbentuk dengan
kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang besar.
2.Waktu (lamanya) hembusan angin.
Semakin lama angin bertiup, kecepatan, panjang dan tinggi gelombang akan
semakin meningkat pula.
3.Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup (fetch).
Panjang fetch membatasi waktu yang diperlukan gelombang untuk terbentuk
karena pengaruh angin. Fetch ini mempengaruhi periode dan tinggi
gelombang yang dibangkitkan. Gelombang dengan periode panjang akan
terjadi jika fetch besar atau panjang.
c. Gempa
Gelombang juga bisa ditimbulkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang
ini biasa disebaut sebagai tsunamis. Gelombang jenis ini mempunyai panjang
gelombang yang sangat panjang mencapai 200 km dengan periode sampai 20
menit, tinggi 0,5 m dan mempunyai kecepatan sampai 800 km/jam.
Dimana:
v = kecepatan perambatan gelombang
L = panjang gelombang (ft)
T = periode gelombang (det)
Jika salah satu karakteristik diketahui, yang lainnya dapat dihitung dan dengan
nilai konstan untuk dan
maka:
Mengadopsi teori
Gerstner
untuk gelombang
pada
laut
dangkal
dengan
U =2,16 xU (2.2)
dimana :
Us : kecepatan angin yang diukur oleh kapal (knot)
U : kecepatan angin terkoreksi (knot)
Biasanya pengkuran angin dilakukan di daratan, padahal dalam rumus
rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang di atas
permukaan air laut. Oleh karena itu diperlukan transformasi dari data angin
dilokasi stasiun angin ke data angin di atas permukaan laut. Hubungan antara
angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan oleh RL = UW/UL
seperti dalam Gambar 5. Gambar tersebut merupakan hasil penelitian yang
dilakukan di Great Lake, Amerika Serikat.
12
Gambar 5. Hubungan antara kecepatan angin di laut (UW) dan di darat (UL)
Dengan memasukkan nilai kecepatan angin terkoreksi (U) pada gambar 5.,
maka akan didapat RL. Kecepatan angin harus dikonversikan menjadi faktor
tegangan angin (UA). faktor tegangan angin berdasarkan kecepatan angin di laut
(UW), yang telah dikoreksi terhadap data kecepatan angin di darat (UL). Rumus
faktor tegangan angin berdasarkan kecepatan angin di laut adalah sebagai berikut:
Uw = RL x U
Rumus faktor tegangan angin adalah sebagai berikut :
UA= 0,71xUw1,23
Dimana :
Uw : kecepatan angin di laut
U : kecepatan angin terkoreksi (knot)
UA : faktor tegangan angin
2.4.2
Fetch
Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang dilaut, fecth dibatasi oleh
bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan gelombang,
gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin
tetapi juga dalam bergagai sudut terhadap arah angin. Fetch rerata efektif adalah:
13
Dimana:
Fett : fetch rerata efektif
Xi : panjang segmen yang diukur dari titik observasi gelombang keujung akhir
fetch
a : deviasi pada kedua sisi dari ara angin dengan menggunakan pertambahan 6 0
sampai sudut sebesar 42 pada kedua sisi dari arah angin
2.4.3
Difraksi (Diffraction)
Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan seperti pemecahh
gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan membelok di sekitar ujung
rintangan dan masuk di daerah terlindung di belakangnya. Gejala semacam ini
biasa disebut difraksi gelombang.
Dalam difraksi gelombang terjadi transfer energi dalam arah tegak lurus
perambatan gelombang menuju daerah terlindung, apabila tidak terjadi difraksi
gelombang, daerah diblakang rintangan akan tenang. Tetapi karena adanya proses
difraksi maka daerah tersebut terpengaruh oleh gelombang datang. Transfer
energi ke daerah terlindung menyebabkan terbentuknya gelombang di daerah
tersebut. Garis puncak gelombang di belakang rintangan mempunyai bentuk
busur lingkaran. Dianggap bahwa kedalaman air adalah konstan. Biasanya tinggi
gelombang berkurang di sepanjang puncak gelombang menuju daerah terlindung.
Pada rintangan (pemecah gelombang) tunggal, tinggi gelombang di suatu
tempat di daerah terlindung tergantung pada jarak titik tersebut terhadap ujung
intangan r, sudut antara rintangan dan garis yang menghubungkan titik tersebut
dengan ujung rintangan , dan sudut antara arah penjalaran gelombang dan
rintangan . Perbandingan antara tinggi gelombang di titik yang terletak di
daerah terlindung dan tinggi gelombang datang disebut koefisien difraksi K.
HA = K Hp
2.4.4
K = f ( , ,r / L)
Refraksi
Adalah kejadian dimana garis puncak gelombang akan membelok dan
berusaha sejajar dengan garis kedalaman laut. Dan garis ortogonal gelombang,
yaitu garis yang tegak lurus dengan garis puncak gelombang dan menunjukkan
arah penyaluran gelombang, juga akan membelok, dan berusaha untuk menuju
tegak lurus dengan garis kontur dasar laut (bottom contour).
2.4.5
Refleksi
14
Gelombang yang membentur dinding vertikal, karang yang terjal atau pantai
yang terjal tidak akan kehilangan energinya tetapi dipantulkan (refleksi).
Gelombang tersebut berbentuk standing wave atau clapotis yaitu dimana partikelpartikel air menyentuh dinding naik turun setempat tidak kurang daripada dua kali
tinggi gelombang asal (H).
Refleksi gelombang
di
dalam
pelabuhan
akan
menyebabkan
0,7 1,0
0,5 0,7
15
0,3 0,6
0,3 0,5
0,05 0,2
yang
cukuo
dalam
Puncak ketinggian di atas muka air rata-rata, a = ho + H/2 dimana gelombang ini
adalah dari klaptosis yang disebabkan benturan pada dinding vertikal. Permukaan dari
klaptosis ini pada posisi yang tertinggi adalah juga trochoid menurut Saint-Venant dan
Flamant. Tinggi dari pusat osilasi di atas air rata-rata adalah:
Atau empat kali tinggi dalam kasus gelombnag yang tidak dipantulkan. Tinggi
gelombang kloptosis adalah 2H, yaitu dua kali tinggi gelombang yang tidak dipantulkan.
Ketinggian puncak gelombang di atas muka air rata-rata a=H+4ho atau kira-kira dua kali
tinggi puncak gelombnag yang tidak dipantulkan.
Perhiutngan Sainflou adalah formula yang umum untuk tekanan pada suatu dinding
vertikal dan diagram tekanan gelombang pada bagian dasarnya adalah :
17
Dimana
Pada tahun 1934, D.A. Molitor mengembangkan metode empiris untuk menghitung
tekanan gelombang pada konstruksi pemecah gelombang vertikal dengan memanfaatkan
data hasil tes yang dilakukan di Great Lakes oleh Kapten D.D. Gaillard.
Tekanan gelombang maksimum adalah:
Dimana:
k = koefisien yang diambil antara 1.3 1.7 untuk kecepatan angin 30 sampai 70 mil
knot/jam di Great Lakes dan 1.8 untuk gelombang di lautan
= berat volume air
g = gravitasi (32,2 ft/det2)
v = kecepatan perambatan gelombang (ft/det)
(v = 2,26c
; untuk nilai )
18
BAB III
CONTOH SOAL DAN PERHITUNGAN
19
Jarak antara muka air rerata gelombang berdiri dan muka air diam :
20
21
22
23
rata-rata. Tinggi gelombang di luar pelabuhan adalah 20.1 ft dan panjang gelombang
400 ft.
Hitung tekanan gelombang pada dinding vertikal !
Jawab:
H/L = 20.1/400
= 0,0503
d/L = 50/400
= 0,125
menurut SAINFLOW
946.8992 lb/ft2
24
+ 30'
+ 20'
+ 10'
23.8960
+ 3'
30
+0.00
P1 = 1354.9330 lb/ft2
53
80'
50
P2 = 946.8992 lb/ft2
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Gelombang air laut yang terjadi sangat mempengaruhi keadaan dinding vertikal,
secara matematis didapatkan hasil dari perhitungan sebagai berikut:
Untuk soal 1
Berdasarkan metode sainflow didapatkan hasil:
a. besarnya tekanan pada dinding vertikal adalah
b. besarnya moment pada titik O adalah
Berdasarkan metode molitor didapatkan hasil:
a. besarnya tekanan pada dinding vertikal adalah 10,450 to
b. besarnya moment pada titik O adalah 87,750 ton.m
Untuk soal 2
26
4.2 Saran
Adapun saran yang bisa penulis berikan diantaranya :
1. Perbanyak informasi mengenai materi dinding vertikal, penulis menyadari bahwa
paper ini masih harus dikembangkan karena masih terdapat kekurangan dalam
perhitungan diatas.
2. Teori yang didapatkan dalam pengerjaan paper ini sudah cukup jelas, namun jika
kurangnya pemahaman mengenai reaksi gelombang terhadap dinding vertikal akan
menyebakan kebingungan.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/doc/90761274/TUGAS-KELOMPOK-Pelabuhan-Gelombang,
diunduh tanggal 18 Oktober 2014 jam 19.20
2. http://sutikajust-sutikajust.blogspot.com/2011/08/gelombang.html, diunduh tanggal 18
Oktober 2014 jam 19.22
3. https://www.scribd.com/doc/92089058/BAB-I-Pelabuhan-Satya,
diunduh
tanggal
18
28