Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TEORI GELOMBANG

2.1. PENGERTIAN GELOMBANG


Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh
lainnya. Ketika Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan
muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah
gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda menggerakan
tali naik turun. Ketika kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak bisa mengabaikan
getaran. Getaran dan gelombang mempunyai hubungan yang erat sekali.
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang
merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah
getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan
energi (tenaga). Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan
yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik
setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada
genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang
akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua
contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa
gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika
Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa
gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu.
Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak
naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak
memindahkan air tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka benda yang
terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang
untuk merambat.

9
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air laut,
Anda merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut.  Hal ini terjadi karena
setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika
mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi
pada gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari
angin dan lainnya.
Gelombang di lautan adalah gelombang fisika yang disebabkan oleh angin.
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang disebabkan oleh elektron bermuatan.
Pergerakan gelombang rumit, namun gelombang elektromagnetik dan gelombang fisika
menggunakan cara yang sama untuk menggambarkan gerak. Gelombang elektromagnetik
dan gelombang fisika berfungsi untuk memantulkan (reflection), membiaskan (refraction)
dan melenturkan (diffraction) energi. sifat gerak gelombang sangat penting karena
mereka menjelaskan bagaimana gelombang bergerak.
Gelombang (baik fisika dan elektromagnetik) jika terkontrol, dapat menghasilkan
produk yang dapat di gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Seperti Telepon, televisi,
radio, microwave, pemutar CD, laser, pemutar video dan banyak barang lain merupakan
produk yang dihasilkan oleh pemahaman gelombang ini. Rincian dalam pelajaran ini
menekankan pentingnya memahami gelombang. Gelombang laut telah menjadi perhatian
utama dalam catatan sejarah. Aristoteles (384 – 322 SM) mengamati hubungan antara
angin dan gelombang. Namun, sampai sekarang, pengetahuan tentang mekanisme
pembentukan gelombang dan bagaimana gelombang berjalan di lautan masih belum
sempurna. Ini sebagian karena pengamatan karakteristik gelombang di laut sulit
dilakukan dan sebagian karena model matematika tentang perilaku gelombang didasarkan
pada dinamika fluida ideal, dan perairan laut tidak sepenuhnya ideal.
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan
oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-
riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang.
Gelombang merupakan faktor penting di dalam perencanaan bangunan pantai dan
pelabuhan. Gelombang dapat terjadi karena angin, pasang surut, gangguan buatan seperti
gerakan kapal dan gempa bumi. Klasifikasi jenis-jenis gelombang laut :

10
1) Berdasarkan sifatnya, terdapat dua macam gelombang laut, diantaranya sebagai
berikut :
a. Gelombang Laut Pembangun/Pembentuk Pantai (Constructive Wave), merupakan
suatau gelombang yang ketinggiannya itu kecil dan kecepatannya juga rendah,
dan pada saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen
(material pantai).
b. Gelombang Laut Perusak Pantai (Destructive wave), ini merupakan gelombang
laut dengan ketinggian serta juga kecepatan rambat yang besar, dan pada saat
gelombang ini menghantam pantai akan terdapat banyak volume air yang
terkumpul serta juga mengangkut material pantai ke tengah laut.
2) Berdasarkan ukuran dan penyebabnya
a. Gelombang kapiler (capillary wave), gelombang kapiler ini merupakan suatu
gelombang yang biasa kita sebut dengan sebutan riak, gelombang kapiler tersebut
mempunyai panjang gelombang sekitar 1,7 meter, periode kurang dari 0,2 detik
dan diakibatkan karena tegangan permukaan serta juga tiupan angin yang tidak
terlalu kuat.
b. Gelombang angin (seas/wind wave), ini merupakan gelombang dengan panjang
gelombang mencapai 130 meter, periode 0,2-0,9 detik, serta juga disebabkan oleh
angin kencang.
c. Gelombang Alun (Swell wave), merupakan suatu gelombang yang panjang
gelombangnya itu dapat mencapai ratusan meter, periodenya itu sekitar 0,9 – 15
detik, dan juga disebabkan oleh angin yang bertiup lama.]
d. Gelombang Pasang Surut (Tidal Wave), merupakan suatu gelombang yang
panjang gelombangnya itu dapat mencapai beberapa kilometer, periodenya ini
berada antara 5 – 25 jam, serta juga disebabkan oleh fluktuasi gaya gravitasi
matahari dan juga bulan.

2.2. TEORI GELOMBANG


Dalam usaha menjelaskan proses tumbuhnya gelombang di laut, banyak teori
dikemukakan para ahli, tetapi hanya ada dua teori yang saling melengkapi dan dapat
menjelaskan pertumbuhan gelombang di lautan.

11
1. Teori yang pertama dikemukakan oleh Phillips (1957), menyatakan bahwa:
Turbulensi dalam angin menyebabkan fluktuasi acak permukaan laut yang
menghasilkan gelombang-gelombang kecil-kecil (riak) dengan panjang gelombang
beberapa sentimeter. Gelombang-gelombang kecil-kecil ini kemudian tumbuh secara
linear  melalui proses resonansi dengan fluktuasi tekanan turbulensi.
2. Teori yang kedua dikemukakan oleh Miles (1957), dan dikenal dengan teori
ketidakstabilan atau mekanisme arus balik (feed-back Mechanisme), menyatakan
bahwa: Ketika ukuran gelombang-gelombang kecil yang sedang tumbuh mulai
mengganggu aliran udara di atasnya, angin yang bertiup memberikan tekanan yang
semakin kuat seiring dengan meningkatnya ukuran gelombang, sehingga gelombang
tumbuh menjadi besar. Proses pemindahan energi ini berlangsung secara tak stabil,
semakin besar ukuran gelombang semakin cepat gelombangnya. Ketidakstabilan
menyebabkan gelombang tumbuh secara eksponensial.
Ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya yaitu gelombang
pembangun/pembentuk pantai (constructive wave) dan gelombang yang tidak
membentuk pantai (deconstructive wave). Yang termasuk gelombang pembentuk pantai,
bercirikan mempunyai ketinggian kecildan cepat rambatnya rendah. Saat gelombang
pecah di pantai, material yang terangkut akan tertinggal di pantai (deposit) yaitu ketika
aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan sedimen
akan mengalir kembali ke laut. Gelombang yang sifatnya tidak membentuk pantai
biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air
yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir.
Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang
terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.
Pengamatan seksama tentang gelombang laut ternyata menunjukkan bahwa air
gelombang tidak bergerak maju, melainkan bergerak melingkar, sehingga air hanya
bergerak naik-turun begitu gelombang melintas. Tepi pantai menahan dasar gelombang,
sehingga puncak gelombang bergerak lebih cepat untuk memecah di tepi pantai.
Gelombang bergerak melintasi jarak yang jauh, tetapi medium (cair, padat, atau gas)
hanya dapat bergerak terbatas. Dengan demikian, walaupun gelombang bukan merupakan
materi, pola gelombang dapat merambat pada materi. Dalam usaha menjelaskan proses

12
tumbuhnya gelombang di laut, banyak teori dikemukakan para ahli, tetapi hanya ada dua
teori yang saling melengkapi dan dapat menjelaskan pertumbuhan gelombang di lautan.
Seiring dengan proses pertumbuhannya, gelombang-gelombang yang sedang
tumbuh yang beragam energi dan frekuensinya saling berinteraksi untuk menghasilkan
gelombang yang lebih panjang. Interaksi yang terjadi melibatkan proses pemindahan
energi secara tak linear dari gelombang-gelombang frekuensi tinggi ke gelombang yang
frekuensinya yang lebih rendah. Teori tentang interaksi tak linear dikemukan oleh
Hasselmann (1961; 1963), dan Hasselmann, et al., 1973. Proses transfer energi ini
menyebabkan gelombang-gelombang periode panjang mempunyai energi yang lebih
tinggi. Jika periode gelombang cukup panjang, cepat rambat gelombang dapat melebihi
kecepatan angin pembentuknya, sehingga gelombang dapat keluar dari daerah
pertumbuhannya.
Bentuk dari sebuah gelombang menunjukkan gerakan partikel-partikel air yang
ada di dalam gelombang. Walaupun gelombang bergerak makin maju ke depan, partikel-
partikel di dalam gelombang akan meninggalkan jejak yang membentuk lingkaran. Jejak
lingkaran yang dibuat oleh partikel-partikel akan menjadi lebih kecil sesuai dengan
makin besarnya kedalaman di bawah permukaan gelombang.
Asumsi-asumsi dalam teori gelombang permukaan sebagai berikut :
1) Bentuk gelombang adalah sinusoidal.
2) Amplitudo gelombang sangat kecil dibanding dengan panjang gelombang dan
kedalaman air.
3) Viskositas dan tegangan permukaan diabaikan.
4) Gaya koriolis dan vortisitas, yang keduanya bergantung pada rotasi bumi dapat
diabaikan.
5) Kedalaman air seragam dan dasar air tidak ada benjolan-benjolan.
6) Gelombang tidak didefleksi oleh daratan atau penghalang yang lain.
7) Gelombang tiga dimensi analog dengan model dua dimensi.

2.3. JENIS-JENIS GELOMBANG


Pada penjelasan di atas, telah disebutkan beberapa contoh gelombang yang kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terdapat banyak contoh gelombang dalam

13
kehidupan kita, secara umum hanya terdapat dua jenis gelombang saja, yakni gelombang
mekanik dan gelombang elektromagnetik.. Pembagian jenis gelombang ini didasarkan
pada medium perambatan gelombang, yaitu :
1) Gelombang mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium. Misalnya:
gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang bunyi, gelombang
permukaan air, dan gelombang pada tali.
2) Gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang perambatannya tidak
memerlukan medium. Misalnya gelombang cahaya,  cahaya, sinar ultra violet, infra
merah, gelombang radar, gelombang radio, gelombang TV, sinar – X, dan sinar
gamma (γ).
Sedangkan berdasarkan arah rambatan dan getarannya, dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak lurus dengan
arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika kita
menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak
lurus dengan arah gerak gelombang. Istilah-istilah pada gelombang transversal :
a. Panjang gelombang (λ) adalah Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode.
Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut.
Jarak antara dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang
gelombang atau ½ λ.
b. Amplitude (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai partikel.
c. Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua puncak
berurutan atau jarak antara dua dasar berurutan.
2) Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah
getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang yang terjadi pada slinki yang
digetarkan, searah dengan membujurnya slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak
dua rapatan yang berdekatan atau dua regangan yang berdekatan disebut satu
gelombang. Contoh : getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyang-
goyangkan pada salah satu ujungnya. Istilah-istilah pada gelombang longitudinal :
Panjang gelombang dari gelombang longitudinal. Karena panjang rapatan dan
renggangan tidak sama, maka panjang gelombang sebaiknya kita definisikan dengan
istilah pusat rapatan dan pusat renggangan. Pada gelombang longitudinal, satu

14
gelombang (1λ) terdiri dari 1 rapatan dan 1 renggangan. Panjang gelombang
didefinisikan sebagai sebagai jarak antara dua pusat rapatan yang berdekatan atau
jarak antara dua pusat renggangan yang berdekatan. Jarak antara pusat rapatan dan
renggangan yang berdekatan adalah setengah panjang gelombang atau ½ λ.
Sedangkan berdasarkan amplitudonya, dibagi menjadi dua, yaitu gelombang
berjalan  dan gelombang stasioner
1) Gelombang berjalan yaitu gelombang yang amplitudonya tetap pada titik yang
dilewatinya.
2) Gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya tidak tetap pada titik yang
dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah gelombang datang dan pantul
yang masing-masing memiliki frekuensi dan amplitudo sama tetapi fasenya
berlawanan.

2.4. SIFAT-SIFAT GELOMBANG


2.4.1. Dispersi Gelombang
Ketika Anda menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah getaran), sebuah pulsa
transversal merambat melalui tali (tali sebagai medium). Sesungguhnya bentuk pulsa
berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali, pulsa tersebar atau mengalami dispersi
(perhatikan Gambar 2.1). Jadi, dispersi gelombang adalah perubahan bentuk
gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.

Gambar 2.1 Dalam suatu medium dispersi, bentuk gelombang berubah begitu
gelombang merambat

15
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat kita dekati
sebagai medium non dispersi. Dalam medium non dispersi, gelombang dapat
mempertahankan bentuknya. Sebagai contoh medium non dispersi adalah udara
sebagai medium perambatan dari gelombang bunyi. Gelombang-gelombang cahaya
dalam vakum adalah nondispersi secara sempurna. Untuk cahaya putih (polikromatik)
yang dilewatkan pada prisma kaca mengalami dispersi sehngga membentuk spektrum
warna-warna pelangi. Apakah yang bertanggungjawab terhadap dispersi gelombang
cahaya ini? Tentu saja dispersi gelombang terjadi dalam prisma kaca karena kaca
termasuk medium dispersi untuk gelombang cahaya.
2.4.2. Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar
Bagaimanakah jika yang mengenai bidang datar adalah muka gelombang
lingkaran? Gambar 2.2 menunjukkan pemantulan gelombang lingkaran sewaktu
mengenai batang datar yang merintanginya. Gambar 2.3 adalah adalah analisis dari
Gambar 2.2. Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan hukum
pemantulan, yaitu sudut datang =sudut pantul, kita peroleh bayangan O adalah I.
Titik I merupakan sumber gelombang pantul sehingga muka gelombang pantul adalah
lingkaran-lingkaran yang berpusat di I, seperti ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.2 Pemantulan gelombang Gambar 2.3 Bayangan sumber


Lingkaran  oleh bidang datar gelombang
datangO adalah I (sumber
gelombang pantul)

16
Contoh Soal : Sebuah pembangkit bola digetarkan naik dan turun pada permukaan
air dalam tangki riak dengan frekuensi tertentu, menghasilkan gelombang lingkaran
seperti pada Gambar 1.36. Suatu keping logam RQS bertindak sebagai perintang
gelombang. Semua muka gelombang pada Gambar 1.36 dihasilkan oleh pembangkit
bola dalam waktu 0,6 s. Perintang keping logam berjarak 0,015m dari sumber
gelombang P. Hitung  (a) panjang gelombang, (b) frekuensi, dan (c) cepat rambat
gelombang. Pembahasan :
a. Jarak dua muka gelombang yang berdekatan = 1λ. Dengan demikian, jarak PQ =
3(1λ) 0,015 m = 3λ; λ = 0,005 m.
b. Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang
berdekatan =1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang (garis
utuh) dari P ke Q menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis putus-putus)
dari Q ke P menempu waktu 3T. Jadi, selang waktu total = 3T + 3T 0,6 s = 6T T =
0,1 s. Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga: f = 1/(0,1s) = 10 Hz. (c)
Cepat rambat v  = λf = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s.
2.4.3. Pembiasan Gelombang
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh karena
frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (λ=v/f) juga tetap untuk
gelombang yang menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang menjalar pada dua
medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari
udara ke air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat rambat cahaya di udara
lebih besar daripada cepat rambat cahaya di dalam air. Oleh karena (λ=v/f), maka
panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar daripada panjang gelombang
cahaya di dalam air. Perhatikan λ sebanding dengan v. Makin besar nilai v, maka
makin besar nilai λ, demikian juga sebaliknya.
Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan
cara memasang kepinggelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak memiliki
dua kedalaman air yang berbeda, dalam dan dangkal, seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.4 Pada gambar tampak bahwa panjang gelombang di tempat yang dalam
lebih besar daripada panjang gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2). Oleh

17
karena v=λf, maka cepat rambat gelombang di tempat yang dalam lebih besar
daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2).

Gambar 2.4  Panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang
gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2)
Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang seperti
diperlihatkan pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus
mengenai bidang batas antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam
suatu tangki riak Pembelokan gelombang dinamakanpembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 2.5. Mula-mula, muka gelombang
datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar datang
dan sinar bias dilukis sebagai garis yang tegaklurus muka gelombang datang dan bias.

Gambar 2.5 Diagram pembiasan


Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut
sudut bias (diberi lambang r). Pada Gambar 2.5 tampak bahwa sudut bias di tempat

18
yang dangkal lebih kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r < i). Dapat
disimpulkan bahwa sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal
sinar dibiaskan mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang dari tempat
yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis normal (r>i).
2.4.4. Interferensi Gelombang
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di
tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di
sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan
mempengaruhi medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-
gelombang yang terpadu tersebut disebut interferensi gelombang.
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi antara
gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Anda
dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut, kedua gelombang
saling memperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar,
yaitu dua kali amplitudo semuala. Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul,
kedua gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan
dihasilkan amplitudo nol. Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan
bahwa interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang
yang berpadu memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan
dua kali amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi
bila kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan
sama dengan nol. Interferensi konstruktif dan destruktif mudah dipahami dengan
menggunakan ilustrasi pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Interferensi Konstruktif


2.4.5. Polarisasi Gelombang
19
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada gelombang
tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang bunyi dan
gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan
gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada
gelombang transversal, yaitu polarisasi. Jadi, polarisasi gelombang tidakdapat terjadi
pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi. Fenomena polarisasi
cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam fenomena
polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak lurus
terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi,
getaran horizontal diserap  sedang getaran vertikal diserap sebagian (lihat Gambar
2.7). Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi,
sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja,
yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.

Gambar 2.7 Polarisasi cahaya pada polaroid

20

Anda mungkin juga menyukai