Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Fidya


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Amalia
ACARA 2 : PERAMALAN GELOMBANG Stambuk : F 121
19 079
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan daerah yang memiliki pantai terbanyak di
dunia.Pantai merupakan sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautandan
daratan,bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang
terjadi diwilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan
yangdisebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan
disekitarnyayang berlangsung secara terus menerus, sehingga membentuk
sebuah pantai.Pantai merupakan tempat pasir berada, pasir yang berada di
pantai bisa berasaldari pecahan terumbu karang atau juga bisa dari
sedimentasi yang terbawa darisungai. Sedimentasi merupakan proses
pembentukan sedimen atau endapan,atau batuan sedimen yang diakibatkan
oleh pengendapan atau akumulasi darimaterial pembentuk atau asalnya pada
suatu tempat.
Geologi sebagai ilmu sains terapan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
lapangan. Praktik lapangan merupakan salah satu media pembelajaran bagi
mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dalam
ruang perkuliahan, praktikum laboratorium, dan literature-literatur yang
relevan.
Geologi Kelautan merupakan salah satu bidang ilmu geologi yang
memepelajari tentang aspek-aspek Geologi yang ada dilautan termasuk
morfologi, struktur geologi, litologi, stratigrafi serta proses pembentukannya.
1.2 Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
1. Nilai fetch efektif
2. Periode gelombang
3. Tinggi gelombang
BAB II
DASAR TEORI

2.1Pengertian Gelombang Laut


Gelombang laut adalah bentuk permukaan laut yang berupa punggung
atau puncak gelombang dan palung atau lembah gelombang oleh gerak ayun
(oscillatory movement) akibat tiupan angin, erupsi gunung api, pelongsoran
dasar laut, atau lalu lintas kapal (Sunarto, 2003). Gelombang laut memiliki
dimensi yaitu periode gelombang, panjang gelombang, tinggi gelombang,
dan cepat rambat gelombang.
Periode gelombang (T) adalah waktu tempuh di antara dua puncak atau
dua lembah gelombang secara berurutan pada titik yang tetap (satuan detik).
Panjang gelombang (L) adalah jarak horizontal antara dua puncak atau dua
lembah yang berurutan (satuan meter). Tinggi gelombang (H) adalah jarak
vertikal antara puncak gelombang dan lembah gelombang (satuan meter).
Cepat rambat gelombang (C) adalah kecepatan tempuh perjalanan suatu
gelombang, yang dapat diperoleh dengan pembagian panjang gelombang (L)
dengan periode gelombang (T) atau C=L/T.
Holthuijsen (2007) menjelaskan bahwa gelombang laut adalah
pergerakan naik dan turunnya air laut dengan arah tegak lurus permukaan air
laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. (Nichols et al., 2009 dalam
Bagus, 2014) menjelaskan bahwa gelombang laut timbul karena adanya
gaya pembangkit yang bekerja pada laut. Gelombang yang terjadi di lautan
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam berdasarkan gaya
pembangkitnya, gaya pembangkit tersebut terutama berasal dari angin, dari
gaya tarik menarik Bumi - Bulan - Matahari atau yang disebut dengan
gelombang pasang surut dan gempa bumi.
Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch
pembangkitnya. Fetchadalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi
laut. Semakin panjang jarak fetch nya, ketinggian gelombangnya akan
semakin besar. Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada
ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan
gelombang yang lebih besar.
Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep sea) menuju ke pantai
akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman
laut. Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang
di bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini
adalah akibat dari friksi/gesekan antara air dan dasar laut. Sementara itu,
bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin gerak
gelombang menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan
lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan
gelombang tersebut kemudian pecah.
Ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya yaitu
gelombang pembangun/pembentuk pantai (constructive wave) dan
gelombang yang tidak membentuk pantai (deconstructive wave). Yang
termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian
kecildan cepat rambatnya rendah. Saat gelombang pecah di pantai, material
yang terangkut akan tertinggal di pantai (deposit) yaitu ketika aliran balik
dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan sedimen
akan mengalir kembali ke laut. Gelombang yang sifatnya tidak membentuk
pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar
(sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu
untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali
menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan
mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.

2.2 Interaksi Antar Gelombang


Pengamatan seksama tentang gelombang laut ternyata menunjukkan
bahwa air gelombang tidak bergerak maju, melainkan bergerak melingkar,
sehingga air hanya bergerak naik-turun begitu gelombang melintas. Tepi
pantai menahan dasar gelombang, sehingga puncak gelombang bergerak
lebih cepat untuk memecah di tepi pantai. Gelombang bergerak melintasi
jarak yang jauh, tetapi medium (cair, padat, atau gas) hanya dapat bergerak
terbatas. Dengan demikian, walaupun gelombang bukan merupakan materi,
pola gelombang dapat merambat pada materi.
Dalam usaha menjelaskan proses tumbuhnya gelombang di laut, banyak
teori dikemukakan para ahli, tetapi hanya ada dua teori yang saling
melengkapi dan dapat menjelaskan pertumbuhan gelombang di lautan.
Teori yang pertama dikemukakan oleh Phillips (1957), menyatakan
bahwa: Turbulensi dalam angin menyebabkan fluktuasi acak permukaan laut
yang menghasilkan gelombang-gelombang kecil-kecil (riak) dengan panjang
gelombang beberapa sentimeter. Gelombang-gelombang kecil-kecil ini
kemudian tumbuh secara linear melalui proses resonansi dengan fluktuasi
tekanan turbulensi.
Teori yang kedua dikemukakan oleh Miles (1957), dan dikenal dengan
teori ketidakstabilan atau mekanisme arus balik (feed-back Mechanisme),
menyatakan bahwa: Ketika ukuran gelombang-gelombang kecil yang sedang
tumbuh mulai mengganggu aliran udara di atasnya, angin yang bertiup
memberikan tekanan yang semakin kuat seiring dengan meningkatnya
ukuran gelombang, sehingga gelombang tumbuh menjadi besar. Proses
pemindahan energi ini berlangsung secara tak stabil, semakin besar ukuran
gelombang semakin cepat gelombangnya. Ketidakstabilan menyebabkan
gelombang tumbuh secara eksponensial.
Seiring dengan proses pertumbuhannya, gelombang-gelombang yang
sedang tumbuh yang beragam energi dan frekuensinya saling berinteraksi
untuk menghasilkan gelombang yang lebih panjang. Interaksi yang terjadi
melibatkan proses pemindahan energi secara tak linear dari gelombang-
gelombang frekuensi tinggi ke gelombang yang frekuensinya yang lebih
rendah. Teori tentang interaksi tak linear dikemukan oleh Hasselmann
(1961; 1963), dan Hasselmann, et al., 1973. Proses transfer energi ini
menyebabkan gelombang-gelombang periode panjang mempunyai energi
yang lebih tinggi. Jika periode gelombang cukup panjang, cepat rambat
gelombang dapat melebihi kecepatan angin pembentuknya, sehingga
gelombang dapat keluar dari daerah pertumbuhannya.
Bentuk dari sebuah gelombang menunjukkan gerakan partikel-partikel
air yang ada di dalam gelombang. Walaupun gelombang bergerak makin
maju ke depan, partikel-partikel di dalam gelombang akan meninggalkan
jejak yang membentuk lingkaran. Jejak lingkaran yang dibuat oleh partikel-
partikel akan menjadi lebih kecil sesuai dengan makin besarnya kedalaman
di bawah permukaan

Bentuk & Bagian-bagian Gelombang

Gelombang yang terbentuk di daerah pertumbuhannya disebut ”Sea”


dan gelombang yang telah atau dapat keluar dari daerah pertumbuhannya
disebut ”swell”. Di daerah pertumbuhannya, gelombang mempunyai variasi
frekuensi, ukuran, dan arah rambat yang beragam, sehingga permukaan laut
tampak tidak teratur. Variasi ukuran dan frekuensi swellterbatas pada
gelombang frekuensi rendah yang saling berdekatan, sehingga perambatan
gelombang teratur dan nampak jelas di permukaan laut.
Penjelasan tentang proses tumbuhnya gelombang menunjukkan bahwa
gelombang-gelombang pendek tumbuh dengan sangat cepat, jauh lebih cepat
daripada gelombang-gelombang yang lebih panjang. Ini berarti bahwa
gelombang pendek mendapat suplai energi yang lebih besar dari angin
daripada gelombang panjang. Klasifikasi gelombang berdasarkan ukuran
dan penyebabnya (Pond and Pickard, 1983):
Riak (ripples) / gelombang kapiler (capillarywave) dengan panjang
gelombang 1,7 meter dan periode kurang dari 0,2 detik disebabkan oleh
adanya tegangan permukaan dan tiupan angin yang tidak terlalu kuat pada
permukaan laut.
Gelombang angin (seas/wind waves) dengan panjang gelombang sampai
kira-kira 130 meter dan periode 0,2- 0,9 detik ditimbulkan angin.Alun
(swell) dengan panjang gelombang sampai ratusan meter dan periode 0,9-15
detik ditimbulkan oleh angin yang bertiup lama.
Gelombang pasang surut (tidal wave) dengan panjang gelombang
beberapa kilometer dengan periode 5 jam,12 jam, dan 25 jam oleh fluktuasi
gaya gravitasi Matahari dan Bulan.
Menentukan Tinggi dan periode gelombang dihitung berdasarkan formula
menurut SPM (Shore Protection Manual), 1984 vol.1 sebagai berikut :

T o  6 . 238  10  2  U A  F 
4 0 .5 0 . 33
H o  5 . 112  10 U A F
UW 1.23
RL  U A  0.71  U W
UL

1 N

H s  1.42  Hrms H rms 


N
H
i 1
i
2

T0 H0
T avg  N H avg   N

Ho = tinggi gelombang laut (m)


To = periode gelombang laut (s)
UA = faktor tegangan angin
RL = hubungan UL dan UW (kecepatan angin di darat dan laut),
(dari gambar 5.8 Buku Teknik Pantai, Bambang Triatmojo hal. 154)
Hrms = H root mean square (m)
Hs = tinggi gelombang signifikan (m)
Havg = tinggi gelombang laut dalam rata-rata (m)
Tavg = periode gelombang laut dalam rata-rata (s)
UW = kecepatan angin diatas permukaan laut (m)
UL = kecepatan angin diatas daratan (m)
1 Knot = 0.5144 m/s

Anda mungkin juga menyukai