Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GELOMBANG LAUT, SUMBER TENAGA


LISTRIK YANG BELUM TERGALI

Guru Pengampu
Affita Nur Arini

Disusun Oleh:

Faizatun Nisak (No. Absen : 10)

X MIPA 2

FISIKA
SMA FUTUHIYYAH MRANGGEN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gelombang laut merupakan deretan pulsa-pulsa yang berurutan yang terlihat sebagai
perubahan ketinggian permukaan air laut, yaitu dari elevasi maksimum (puncak) ke elevasi
minimum (lembah). Susunan gelombang di lautan baik bentuk maupun macamnya sangat
bervariasi dan kompleks, sehingga mengakibatkan mereka ini hampir tidak dapat
diuraikan. Karena ini sangatlah berguna untuk membuat sebuah model gelombang buatan
yang dapat digerakkan dan kontrol secara hati-hati di dalam sebuah tangki gelombang
dilaboratorium. Bentuk gelombang ini kemungkinan tidak pernah kita jumpai dalam
bentuk yang tepat sama seperti yang berada di laut. Paling tidak kita tau bentuk gelombang
ideal ini sudah memungkinkan kita mengenal bentuk gelombang yang berada dilaut. Serta
membantu memberikan istilah-istilah yang dapat digunakan guna menerangkan susunan
gelombang yang lebih kompleks.
Dalam oseanografi tidaklah lepas kita mempelajari gelombang. Gelombang merupakan
hal yang penting untuk dikaji dalam pembelajaran oseanografi, karena dalam gelombang
merupakan sub bab dari oseanografi tersebut. Mempelajari gelombang sendiri diperlukan
karena disetiap gelombang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dan dalam makalah
yang berjudul “Gelombang Air Laut” akan mengupas mengenai gelombang. Dari apa itu
gelombang, sifat gelombang, tenaga pembentuk gelombang serta karakteristik dari
gelombang secara lebih rinci.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian gelombang
2. sifat-sifat gelombang
3. Tenaga pembentuk gelombang
4. Karakteristik gelombang
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gelombang.
2. Untuk mengetahui beberapa jenis karakter gelombang yang berada di dasar laut.
3. Untuk mengtahui apa saja pembentuk gelombang.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reflaksi, reflaksi dan difraksi gelombang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gelombang

Gelombang laut merupakan deretan pulsa-pulsa yang berurutan yang terlihat sebagai
perubahan ketinggian permukaan air laut, yaitu dari elevasi maksimum (puncak) ke elevasi
minimum (lembah). Hembusan angin sepoi-sepoi pun cukup dapat menimbukan gelombang.
Sebaliknya dalam keadaan dimana terjadi badai yang besar dapat menimbulkan gelombang
besar yang dapat mengakibatkan kerusakan hebat pada kapal-kapal atau daerah pantai.

Susunan gelombang di lautan baik bentuk maupun macamnya sangat bervariasi dan
kompleks, sehingga mengakibatkan mereka ini hampir tidak dapat diuraikan. Karena ini
sangatlah berguna untuk membuat sebuah model gelombang buatan yang dapat digerakkan dan
kontrol secara hati-hati di dalam sebuah tangki gelombang dilaboratorium. Bentuk gelombang
ini kemungkinan tidak pernah kita jumpai dalam bentuk yang tepat sama seperti yang berada di
laut. Paling tidak kita mengetahui bentuk gelombang ideal ini sudah memungkinkan kita
mengenal bentuk gelombang yang berada di laut. Serta membantu memberikan istilah-istilah
yang dapat digunakan guna menerangkan susunan gelombang yang lebih kompleks.
Gelombang dipermukaan laut selalu berubah-ubah dan bersifat dinamis. Gelombang
tersebut berukuran dari riakan-riakan air kecil sampai yang terbesar yang membentuk dinding
air. Proses pembentukan gelombang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
a. Angin
b. Gravitasi
c. Gempa

Pengaruh gelombang terhadap dasar laut sangat sedikit. Bila gelombang bergerak ke
continental shelf dan memasuki wilayah pantai dangka gelombang mulai terpengaruh oleh
dasar laut. Dasar laut dangkal akan mengakibatkan kecepatan, bentuk dan gerakan gelombang
menjadi berubah. Setiap gelombang akan mempunyai puncak dan lembah, sehingga ciri-ciri
yang dipunyai gelombang adalah tinggi gelombang, jarak gelombang dan periode gelombang.
Puncak gelombang adalah ujung yang paling tinggi dari gelombang. Puncak gelombang
adalah jarak keatas dari lembah sampai puncak gelombang, sedangkan jarak gelombang adalah
jarak horizontal antara kedua puncak lembah gelombang adalah titik dasar gelombang.
Serangkaian jalanya gelombang dari arah yang sama disebut deretan gelombang.

Tipe gelombang berdasarkan atas periodenya dapat dibagi menjadi 6, yaitu:


a. Ripples (riak gelombang), memiliki periode 1 detik
b. Fully developed seas, memiliki periode 5-12 detik
c. Swell (gelombang besar), memiliki periode 6-16 detik
d. Surf, memiliki periode 1-3 menit
e. Tsunami, memiliki periode 10-20 menit
f. Tides (pasang surut), memiliki periode 12-24 jam.

Pada umumnya sebagian besar daerah pantai dihantam geolmbang pasang setiap hari
selama pasang. Gelombang pasang ini terbentuk akibat pengaruh gaya gravitasi bumi yaitu
adanya tarik menarik antara bulan dan matahari terhadap air laut, waktu terjadinya kira-kira 12
atau 21 jam tergantung pada letak lintang suatu daerah. Gelombang tsunami merupakan
gelombang yang salah satunya dihasilkan oleh gempa bumi.
Gelombang mempunyai ketidaksamaan pada kedalaman dan kedangkalan airnya,
sehingga sering dipisahkan sebagai gelombang air dalam dan gelombang air dangkal. Suatu
gelombang yang dapat dianggap sebagai:
a. Gelombang air dalam jika rasio dari kedalaman dengan panjang gelombang lebih dari 1:2
b. Gelombang air dangkal jika rasio dari kedalamandengan panjang gelombang kurang dari
1:25
c. Gelombang intermediet jika rasio dari kedalaman dan panjang gelombang antara 1:2 dan
1:25

Pengklasifikasian ini tergantung kedalaman air juga panjang gelombang. Dalam


kedalaman air yang sama maka panjang satu gelombang mungkin dapat digolongkan sebagai
gelombang dalam walaupun dengan panjang yang lain, gelombang yang sangat panjang
mungkin diklasifikasikan sebagai gelombang air dangkal. Sebagai contoh gelombang dengan
tinggi 3 meter dari permukaan air rata-rata dan panjangnya kurang dari 1 meter dianggap
sebagai gelombang air dalam, pada kedalaman yang sama tsunami dengan panjang gelombang
75 km akan termasuk dalam gelombang air dangkal.
2.2 Sifat-sifat gelombang

Jika gelombang bertemu dengan benda-benda yang tak bergerak, aliran air yang curam,
jurang vertikal, atau pemecah gelombang, gelombang mungkin akan dipantulkan,
dibiaskan atau dibelokkan. Jika deretan gelombang dipantulkan, bentuk energi ang pindah
didorong juga olehnya sampai tambahan puncak dengan lembah bertemu, sehingga contoh
jika gelombnag bertabrakan dengan pembelah ombak akan dipantulkan kembali.
1. Reflection yaitu gelombang akan dipantulkan apabila menemui bentuk pantai yang
memiliki topografi cliff ataupun suatu barier/penghalang, karena memiliki bidang pantul
yang relatif tegak lurus terhadap arah gelombang datang. Gelombang yang datang akan
dipantulkan kembali menuju ke arah dimana gelombang itu tadi berasal, hanya pada saat
puncak geombang menyentuh dinding pantai cliff, maka pantulan yang terjadi dimulai
dalam bentuk lembah gelombang.
2. Refraction yaitu gelombang akan dibelokkan menuju suatu pusat sehingga tampak
gelombang yang datang akan menuju pada suatu titik. Terjadi pada pantai yang memiliki
suatu tanjung ataupun headlands tersebut, karena arah gelombang akan mengikuti garis
contour yang bentuknya mirip dengan kenampakan topografi pantai tersebut.
3. Diffraction yaitu gelombang akan dibelokkan menuju kesegala arah sehingga tampak
gelombang akan menyebar pada seluruh garis pantai. Hal ini biasanya terjadi apabila
gelombang air memasuki pantai yang memiliki teluk (masa lautan masuk ke arah dartan)
sehingga gelombang akan didistribusikan secara merata dan menyebar ke segala garis
pantai.
2.3 Faktor-faktor pembentuk

1. Gelombang yang disebabkan oleh anginAngin yang bertiup di atas permukaan laut
merupakan pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung
tidak menentu dan bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana
gelombang dibentuk. Gelombang seperti ini disebut Sea. Bentuk gelombang lain yang
disebabkan oleh angin adalah gelombang yang bergerak dengan jarak yang sangat jauh
sehingga semakin jauh meninggalkan daerah pembangkitnya gelombang ini tidak lagi
dipengaruhi oleh angin. Gelombang ini akan lebih teratur dan jarak yang ditempuh selama
pergerakannya dapat mencapai ribuan mil. Jenis gelombang ini disebut Swell.

Tinggi gelombang rata-rata yang dihasilkan oleh angin merupakan fungsi dari kecepatan
angin, waktu dimana angin bertiup, dan jarak dimana angin bertiup tanpa
rintangan.Umumnya semakin kencang angin bertiup semakin besar gelombang yang
terbentuk dan pergerakan gelombang mempunyai kecepatan yang tinggi sesuai dengan
panjang gelombang yang besar. Gelombang yang terbentuk dengan cara ini umumnya
mempunyai puncak yang kurang curam jika dibandingkan dengan tipe gelombang yang
dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah. Saat angin mulai bertiup,
tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya cenderung berkembang dan
meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan berlangsung (Hutabarat dan
Evans, 1984).
Jarak tanpa rintangan dimana angin bertiup merupakan fetch yang sangat penting untuk
digambarkan dengan membandingkan gelombang yang terbentuk pada kolom air yang
relatif lebih kecil seperti danau (di darat) dengan yang terbentuk di lautan bebas, (Pond and
Picard, 1978).
Gelombang yang terbentuk di danau dengan fetch yang relatif kecil dengan hanya
mempunyai beberapa centimeter sedangkan yang terbentuk di laut bebas dimana dengan
fetch yang lebih sering mempunyai panjang gelombang sampai ratusan meter.
Kompleksnya gelombang-gelombang ini sangat sulit untuk dijelaskan tanpa membuat
pengukuran-pengukuran yang lebih akurat dan kurang berguna bagi nelayan atau pelaut.
Sebagai gantinya mereka membuat suatu cara yang lebih sederhana untuk mengetahui
gelombang yaitu dengan menggunakan suatu daftar skala gelombang yang dikenal
dengan Skala Beaufort untuk memberikan keterangan tentang kondisi gelombang yang
terjadi di laut dalam hubungannya dengan kecepatan angin yang sementara berhembus
(Hutabarat dan Evans, 1984).
2. Gelombang yang disebabkan oleh pasang surut
Gelombang pasang surut yang terjadi di suatu perairan yang diamati adalah merupakan
penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan,
matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri. Tipe pasang
berbeda-beda dan sangat tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi (Cappenberg,
1992).
Tipe pasang surut yang terjadi di Indonesia terbagi atas dua bagian yaitu tipe diurnal
dimana terjadi satu kali pasang dan satu kali surut setiap hari misalnya yang terjadi di
Kalimantan dan Jawa Barat. Tipe pasang surut yang kedua yaitu semi diurnal, dimana pada
jenis yang kedua ini terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari, misalnya
yang terjadi di wilayah Indonesia Timur (Ceppenberg,1992).
Pasang surut atau pasang naik mempunyai bentuk yang sangat kompleks sebab dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti hubungan pergerakan bulan dengan katulistiwa bumi,
pergantian tempat antara bulan dan matahari dalam kedudukannya terhadap bumi,
distribusi air yang tidak merata pada permukaan bumi dan ketidak teraturan konfigurasi
kolom samudera.
3. Gelombang yang disebabkan oleh badai atau puting beliung
Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai yang terjadi di laut merupakan hasil dari
cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk terhadap kondisi perairan. Kecepatan
gelombang tinggi dengan puncak gelombang dapat mencapai 7 – 10 meter. Bentuk
gelombang ini dapat menghancurkan pantai dengan vegetasinya maupun wilayah pantai
secara keseluruhan (Pond and Picard, 1978).
4. Gelombang yang disebabkan oleh tsunami
Gelombang tsunami merupakan bentuk gelombang yang dibangkitkan dari dalam laut yang
disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanis seperti letusan gunung api bawah laut, maupun
adanya peristiwa patahan atau pergeseran lempengan samudera (aktivitas
tektonik). Panjang gelombang tipe ini dapat mencapai 160 Km dengan kecepatan 600-700
Km/jam. Pada laut terbuka dapat mencapai 10-12 meter dan saat menjelang atau
mendekati pantai tingginya dapat bertambah bahkan dapat mencapai 20 meter serta dapat
menghancurkan wilayah pantai dan membahayakan kehidupan manusia, seperti yang
terjadi di Kupang tahun 1993 dan di Biak tahun 1995 yang menewaskan banyak orang serta
menghancurkan ekosistem laut (Dahuri,1996)
Jika gelombang tsunami, gelombannya berbentuk turbulensi (bergulung-gulung) seperti
mau mencengkram sedangkan gelombang yang disebabkan oleh angin itu lebih horizontal
(datar) dan pelimpasannya tidak terlalu merusak seperti gelombang tsunami.
5. Gelombang yang disebabkan oleh seiche
Gelombang seiche merupakan standing wave yang sering juga disebut sebagai gelombang
diam atau lebih dikenal dengan jenis gelombang stasioner. Gelombang ini merupakan
standing wave dari periode yang relatif panjang dan umumnya dapat terjadi di kanal, danau
dan sepanjang pantai laut terbuka. Seiche merupakan hasil perubahan secara mendadak
atau seri periode yang berlangsung secara berkala dalam tekanan atmosfir dan kecepatan
angin (Pond and Picard, 1978).Bhatt, (1978) mengemukakan bahwa ada 4 jenis gelombang,
antara lain :
a. Gelombang Katastrofik
Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan sebagainya. Gelombang
katastrofik ini di namakan berdasarkan akibat yang di timbulkannya yaitu mampu
menghancurkan apa saja yang di temui. Gelombang ini juga sering disebut sebagai
gelombang laut Seismik atau Tsunami.
b. Gelombang Badai (strom Wave)
Gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang ditimbulkan dari adanya
hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut sebagai Strom Suger.
Gelombang badai ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.
c. Gelombang Internal (Internal Wave)
Gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan antara 2 lapisan
air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat ditemukan di bawah
permukaan laut. Walaupun gelombang ini serupa dengan gelombang permukaan laut
yang dibangkitkan oleh angin, namun keduanya mempunyai perbedaan dalam
beberapa hal. Sebagai contoh, gelombang internal bergerak sangat lambat dan tidak
dapat terdeteksi dengan mata, dan umumnya terjadi hanya dimana adanya variasi
densitas. Gelombang ini mempunyai tinggi lebih besar dari pada gelombang
permukaan.
d. Gelombang Stasioner Standing Wave
Gelombang ini adalah bentuk gelombang laut yang di cirikan dengan tidak adanya
gerakan gelombang yang merambat, yaitu permukaan air hanya bergerak naik turun
saja. Umumnya ditemukan diperairan yang tertutup, misalnya pada danau, teluk atau
kanal. Gelombang ini sering disebut juga gelombang diam atau seiche. Gelombang
ini dihasilkan oleh badai yang digabungkan dengan kondisi atmosfir yang drastis.
Gelombang stasioner dapat menghancurkan masa hidup suatu organisme dan dapat
pula menyebabkan kerusakan daratan
2.4 Karakteristik Gelombang
Gelombang merupakan fenomena alam penaikan dan penurunan air secara
periodik dan dapat dijumpai di semua tempat di seluruh dunia. Gross (1993) mendefenisikan
gelombang sebagai gangguan yang terjadi di permukaan air. Sedangkan Sverdrup at al, (1946)
mendefenisikan gelombang sebagai sesuatu yang terjadi secara periodik terutama gelombang
yang disebabkan oleh adanya peristiwa pasang surut.
Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan
oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang
dan arus. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung pada
beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk, gelombang jenis ini
disebut “Sea”. Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal
gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk
empasan gelombang. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer
sebelum mencapai suatu pantai, jenis gelombang ini disebut “Swell”.
Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian
beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m.
Selain oleh angin, gelombang dapat juga ditimbulkan oleh adanya gempa bumi, letusan gunung
berapi, dan longsor bawah air yang menimbulkan gelombang yang bersifat merusak (Tsunami)
serta oleh daya tarik bulan dan bumi yang menghasilkan gelombang tetap yang dikenal sebagai
gelombang pasang surut.
Sebuah gelombang terdiri dari beberapa bagian antara lain:
a. Puncak gelombang (Crest) adalah titik tertinggi dari sebuah gelombang.
b. Lembah gelombang (Trough) adalah titik terendah gelombang, diantara dua puncak
gelombang.
c. Panjang gelombang (Wave length) adalah jarak mendatar antara dua puncak gelombang atau
antara dua lembah gelombang.
d. Tinggi gelombang (Wave height) adalah jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang.
e. Periode gelombang (Wave period) adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak
gelombang yang berurutan untuk melalui satu titik.
Menurut Nontji (1987) antara panjang dan tinggi gelombang tidak ada satu hubungan yang pasti
akan tetapi gelombang mempunyai jarak antar dua puncak gelombang yang makin jauh akan
mempunyai kemungkinan mencapai gelombang yang semakin tinggi. Pond and Pickard (1983)
mengklasifikasikan gelombang berdasarkan periodenya, seperti yang disajikan pada Tabel 1.
berikut ini.
Tabel 1. Klasifikasi gelombang berdasarkan periode
Periode Panjang Gelombang Jenis Gelombang
0 – 0,2 Detik Beberapa centimeter Riak (Riplles)
0,2 – 0,9 Detik Mencapai 130 meter Gelombang angin
0,9 -15 Detik Beberapa ratus meter Gelombang besar
(Swell)
15 – 30 Detik Ribuan meter Long Swell
0,5 menit – 1 jam Ribuan kilometer Gelombang dengan
periode yang panjang
(termasuk Tsunami)
5, 12, 25 jam Beberapa kilometer Pasang surut
Bhat (1978), Garisson (1993), dan Gross (1993) mengemukakan bahwa ada 4
bentuk besaran yang berkaitan dengan gelombang. Yakni :
a. Amplitudo gelombang (A) adalah jarak antara puncak gelombang dengan permukaan
rata-rata air.
b. Frekuensi gelombang ( f ) adalah sejumlah besar gelombang yang melintasi suatu titik
dalam suatu waktu tertentu (biasanya didefenisikan dalam satuan detik).
c. Kecepatan gelombang (C) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu satuan
waktu tertentu.
d. Kemiringan gelombang (H/L) adalah perbandingan antara tinggi gelombang dengan
panjang gelombang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gelombang merupakan fenomena alam penaikan dan penurunan air secara
periodik dan dapat dijumpai di semua tempat di seluruh dunia. Gross (1993)
mendefenisikan gelombang sebagai gangguan yang terjadi di permukaan air. Sedangkan
Sverdrup at al, (1946) mendefenisikan gelombang sebagai sesuatu yang terjadi secara
periodik terutama gelombang yang disebabkan oleh adanya peristiwa pasang
surut. Gelombang memiliki jenis yaitu reflection, difrekction, refraction dan ada beberapa
karakteristiknya juga sesuai tenaga pembentuk dari gelombang tersebut.
3.2 Saran
Untuk kesempurnaan dan tercapainya tujuan dari karya ini, penulis merekomendasikan
beberapa saran diantaranya:
1. Mengadakan penelitian pengembangan tentang energi dari gelombang laut dengan
pengujian berdasar pada kondisi lingkungan.
2. Mengimplementasikan dalam skala besar dan skala kecil untuk melihat impact secara nyata
pada kawasan tersebut.
3. Melihat sumber data lain.
DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat Sahala.2008. Pengantar Oceanografi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)


Wiwoho, Setiabudi Bagus, S.Si.2000. Pengantar Oceanografi. Malang: Universitas
Negeri Malang (UM-Press)

Anda mungkin juga menyukai