Anda di halaman 1dari 12

2.

5 GELOMBANG
2.5.1 Umum Pernahkah anda naik sampan atau kapal di laut? Jika pernah anda pasti merasakan gerakan seperti dalam ayunan. Ada yang seperti dalam ayunan anak kecil sampai ayunan yang terasa mengaduk-aduk isi perut, bahkan pada sebagian orang sampai menumpahkan isi perutnya. Hal tersebut di atas tidak lain disebabkan oleh gelombang laut. Gelombang selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang bergerak tanpa henti-hentinya pada permukaan air laut dan jarang dalam sama sekali diam. Secara teori, pengertian gelombang laut (ideal) adalah pergerakan naik turunnya muka air laut yang membentuk lembah dan bukit mengikuti gerak sinusoidal. Gelombang merupakan suatu fenomena naik-turunnya permukaan laut, dimana energinya bergerak dari suatu wilayah pembentukan gelombang ke arah pantai. Kata gelombang umumnya digunakan untuk gelombang yang dibangkitkan oleh angin. Gelombang yang dibangkitkan angin terbentuk di perairan dalam kemudian bergerak ke perairan dangkal yang mengalami deformasi (refraksi, difraksi, refleksi) dan pada akhirnya pecah di dekat pantai. Parameter gelombang seperti tinggi, periode, sudut refraksi dan tipe gelombang sangat penting diketahui untuk mempelajari gelombang yang ada di laut. Aktivitas gelombang menentukan transpor sedimen yang terjadi di pantai dan perubahan garis pantai. Bentuk dari sebuah gelombang dan rentetan diagram yang menunjukkan gerakan partikel-partikel air yang ada di dalam gelombang. Walaupun gelombang bergerak makin maju ke depan, partikel-partikel di dalam gelombang akan meninggalkan jejak yang membentuk lingkaran. Jejak lingkaran yang dibuat oleh partikel-partikel akan menjadi lebih kecil sesuai dengan makin besarnya kedalaman di bawah permukaan gelombang. Gelombang memiliki sifat-sifat tertentu yang dapat dipengaruhi oleh 3 bentuk angin : 1. Kecepatan angin, umumnya makin kencang angin bertiup maka makin besar gelombang yang terbentuk dan gelombang ini mempuyai kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang besar. 2. Ketika angin sedang bertiup, tinggi, kecepatan dan panjang gelombang seluruhnya cenderung meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu pada saat angin pembangkit gelombang mulai bertiup. 3. Jarak tanpa rintangan ketika angin bertiup (fetch). Fetch di lautan lebih besar daripada fetch di danau sehingga panjang gelombang yang terbentuk di lautan lebih panjang hingga mencapai ratusan meter.

Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak contoh lainnya. Ketika Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila Anda menggerakan tali naik turun. Ketika kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak bisa mengabaikan getaran. Getaran dan gelombang mempunyai hubungan yang erat sekali. Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan merambatkan energi (tenaga). Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat. Pada pernyataan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air laut, Anda merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.

2.5.2 Pembentukan dan Perambatan Gelombang Gelombang laut merupakan pergerakan naik turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva atau grafik sinusoidal. Penyebab utama terbentuknya gelombang di laut adalah angin. Faktor-faktor yang mempengaruhi gelombang yaitu besarnya kecepatan angin, lamanya angin bertiup, dan panjang daerah pengaruh angin (fetch). Gelombang di laut dapat berupa sea/wind wave (ombak) dan swell (gelombang/alun). Sea bentuknya sangat tidak teratur, oanjang gelombangnya pendek, puncaknya runcing dan berbuih, dan timbul di suatu kondisi yang berangin. Sebaliknya swell bentuknya teratur, bergerak secara perlahan menuju pantai meskipun pada hari-hari yang tenang tanpa angin (calm) sekalipun. Swell terbentuk oleh suatu badai yang terjadi jauh di lepas pantai sementara sea timbul akibat pengaruh angin lokal.
Gelombang terjadi karena beberapa sebab :

a.Angin Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama gelombang. Hembusan angin sepoi-sepoi pada cuaca tenang sekalipun dapat menimbulkan riak gelombang. Sebaliknya badai yang besar dapat menimbulkan gelombang yang merusak.Sifat-sifat gelombang paling tidak dipengaruhi oleh :

1.Kecepatan angin. Makin kencang angin makin besar gelombang yang terbentuk dengan kecepatan yang tinggi dan panjang gelombang yang besar. 2.Waktu (lamanya) hembusan angin. Semakin lama angin bertiup, kecepatan, panjang dan tinggi gelombang akan semakin meningkat pula. 3.Jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup (fetch). Panjang fetch membatasi waktu yang diperlukan gelombang untuk terbentuk karena pengaruh angin. Fetch ini mempengaruhi periode dan tinggi gelombang yang dibangkitkan. Gelombang dengan periode panjang akan terjadi jika fetch besar/panjang.

Gambar 2. Fetch dan pembangkitan gelombang oleh angin/ badai b. Geometri laut Topografi laut dan bentuk pantai juga mempengaruhi gelombang. Bentuk gelombang akan berubah sesuai dengan kedalaman dasar air laut. Apabila gelombang memasuki perairan dengan kedalaman 1,3 tinggi gelombangnya maka gelombang akan pecah (surf). Pada perairan pantai yang landai gelombang akan pecah perlahan-lahan (spilling breaker). Jika dasar pantai terjal dan gelombang datang tiba-tiba, gelombang akan membubung keatas dan segera pecah (plunging breaker). Pada dasar perairan yang sangat terjal dan gelombang sama sekali tidak sempat pecah akan mendorong air ke atas dan menyedotnya kembali (surging breaker). Yang terakhir ini biasanya terjadi pada dinding pantai yang terjal atau dinding dermaga buatan manusia.

Gambar 3. A)plunging breaker, B) spilling breaker, C)surging breaker, D) Surf c.Gempa Gelombang juga bisa ditimbulkan oleh gempa di dasar laut. Gelombang ini biasa disebaut sebagai tsunamis. Gelombang jenis ini mempunyai panjang gelombang yang sangat panjang mencapai 200 km dengan periode sampai 20 menit, tinggi 0,5 m dan mempunyai kecepatan sampai 800 km/jam. Mekanisme Terjadinya Gelombang Laut Partikel air berada dalam satu tempat, bergerak di suatu lingkaran, naik dan turun dengan suatu gerakan kecil dari sisi satu kembali ke sisi semula. Gerakan ini memberi gambaran suatu bentuk gelombang. Pelampung yang mengapung di air pindah ke pola yang sama, naik turun di suatu lingkaran yang lambat, yang dibawa oleh pergerakan air.

Di bawah permukaan, gerakan berputar gelombang itu semakin mengecil. Ada gerak orbital yang mengecil seiring dengan kedalaman air, sehingga kemudian di dasar hanya akan meninggalkan suatu gerakan kecil mendatar dari sisi ke sisi yang disebut surge .

Pergerakan Perjalanan Gelombang Menuju Pantai Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.

Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut. Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah. 2.5.3 Klasifikasi Gelombang Klasifikasi suatu gelombang didasarkan dari perbandingan nilai kedalaman (d) dengan panjang gelombang (L), yaitu (d/L) yang disebut juga kedalaman relative pembagian klasifikasi adalah sebagai berikut: d/L > pendek ).

Gelombang pada perairan dalam ( gelombang Gelombang pada perairan antara Gelombang pada perairan dangkal ( gelombang

1/20 > d/L > d/L < 1/20 panjang ).

Selain klasifikasi gelombang tersebut, terdapat juga beberapa pengelompokan gelombang, yaitu : Tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya 1. Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Constructive wave) Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut. 2. Gelombang perusak pantai (Destructive wave) Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.

Klasifikasi gelombang berdasarkan ukuran dan penyebabnya: 1. Riak (ripples) / gelombang kapiler (capillary wave) dengan panjang gelombang 1,7 m dan periode kurang dari 0,2 detik disebabkan oleh adanya tegangan permukaan dan tiupan angin yang tidak terlalu kuat pada permukaan laut. 2. Gelombang angin (wind waves) dengan panjang gelombang sampai kira-kira 130 m dan periode 0,2-9 detik ditimbulkan angin 3. Alun (swell) dengan panjang gelombang sampai ratusan meter dan periode 9-15 detik ditimbulkan oleh angin yang bertiup lama 4. Gelombang pasang surut (tidal wave) dengan panjang gelombang ribuan kilometer dengan periode 12,5 jam, 25 jam dan seterusnya oleh fluktuasi gaya gravitasi matahari dan bulan.

2.5.4 Peramalan Panjang dan Tinggi Gelombang Ukuran gelombang pada suatu tempat tergantung pada kecepatan angin, lamanya angin bertiup, arah angin, fetch dan kedalaman laut. 1. Angin Pengukuran data angin di permukaan laut adalah yang paling sesuai dengan dengan peramalan gelombang, oleh karena itu data angin dari daratan perlu dikoreksi dengan persamaan berikut ini : U =2,16 xU (2.2) dengan : Us : kecepatan angin yang diukur oleh kapal (knot) U : kecepatan angin terkoreksi (knot) Biasanya pengkuran angin dilakukan di daratan, padahal dalam rumus rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang di atas permukaan air laut. Oleh karena itu diperlukan transformasi dari data angin dilokasi stasiun angin ke data angin di atas permukaan laut. Hubungan antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan oleh RL = UW/UL seperti dalam Gambar 2.3. Gambar tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Great Lake, Amerika Serikat.

Gambar 2.3. Hubungan antara kecepatan angin di laut (UW) dan di darat (UL) Dengan memasukkan nilai kecepatan angin terkoreksi (U) pada gambar 2.3., maka akan didapat RL. Kecepatan angin harus dikonversikan menjadi faktor tegangan angin (UA). faktor

tegangan angin berdasarkan kecepatan angin di laut (UW), yang telah dikoreksi terhadap data kecepatan angin di darat (UL). Rumus faktor tegangan angin berdasarkan kecepatan angin di laut adalah sebagai berikut : Uw = RL x U Rumus faktor tegangan angin adalah sebagai berikut : UA= 0,71xUw1,23 Dimana : Uw : kecepatan angin di laut U : kecepatan angin terkoreksi (knot) UA : faktor tegangan angin 2. Fetch Fetch adalah jarak seret gelombang. Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukkan gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Fetch rerata efektif diberika oleh persamaan berikut : Feff = i cos cos Dengan : Feff i = fetch rerata efektif = panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch = deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan pertambahan 6o sampai sudut sebesar 42o pada kedua sisi dari arah angin.

3. Difraksi Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan sepertipemecah gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan membelok disekitar ujung rintangan dan masuk di daerah terlindung di belakangnya. Fenomena ini dikenal dengan difraksi gelombang. Garis puncak gelombang di belakang rintangan membelok dan mempunyai bentuk busur lingkaran dengan

pusatnya pada ujung rintangan. Dianggap bahwa kedalaman air adalah konstan. Apabila tidak maka selain difraksi juga terjadi refraksi gelombang. Biasanya tinggi gelombang berkurang di sepanjang puncak gelombang menuju daerah terlindung. Pada rintangan (pemecah gelombang) tunggal, tinggi gelombang di suatu tempat di daerah terlindung tergantung pada jarak titik tersebut terhadap ujung intangan r, sudut antara rintangan dan garis yang menghubungkan titik tersebut dengan ujung rintangan , dan sudut antara arah penjalaran gelombang dan rintangan . Perbandingan antara tinggi gelombang di titik yang terletak di daerah terlindung dan tinggi gelombang datang disebut koefisien difraksi K. HA = K Hp K = f ( , ,r / L) 4. Refraksi Refraksi gelombang di pantai ialah peristiwa pembelokan gelombang yang diakibatkan oleh perubahan kedalaman air pada saat gelombang menjalar ke garis pantai. Pembiasan gelombang biasanya terjadi ketika gelombang menyebrangi perbatasan dua mediumyang berbeda. Mulamula gelombang laut merambat melalui air laut. Ketika mendekati garis pantai, permukaan laut tentu semakin dangkal. Nah, pada saat gelombang memasuki bagian laut yang dangkal, laju gelombang menjadi berkurang. Berkurangnya laju gelombang laut mengakibatkan terjadinya pembelokkan arah perambatan gelombang (gelombang laut dibiaskan). Dengan kata lain, berkurangnya laju gelombang laut ketika memasuki bagian laut yang dangkal menyebabkan gelombang laut dibelokkan hingga sejajar garis pantai.

5. Refleksi Gelombang datang yang mengenai / membentur suatu rintangan akan dipantulkan sebagian atau seluruhnya. Tinjauan refleksi gelombang penting di dalam perencanaan bangunan pantai, terutama pada bangunan pelabuhan. Refleksi gelombang di dalam pelabuhan akan menyebabkan ketidaktenangan di dalam perairan. Untuk mendapatkan ketenangan di dalam perairan, maka bangunan bangunan yang ada di pelabuhan / pantai harus dapat menyerap / menghancurkan energi gelombang. Suatu bangunan yang mempunyai sisi miring dan terbuat dari tumpukan batu akan bisa menyerap energi gelombang lebih banyak dibanding dengan bangunan tegak dan masif. Pada bangunan vertikal, halus dan dinding tidak permeable,

gelombang akan dipantulkan seluruhnya. Besar kemampuan suatu bangunan memantulkan gelombang diberikan oleh koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi gelombang refleksi Hr dan tinggi gelombang datang Hi : X =Hr Hi Koefisien refleksi bangunan diestimasi berdasarkan tes model. Koefisien refleksi berbagai tipe bangunan disajikan dalam Tabel 2.2. berikut ini : Tabel 2.2. Koefisien refleksi Tipe bangunan Dinding vertikal dengan puncak diatas air Dinding vertikal dengan puncak terendam Tumpukan batu sisi miring Tumpukan balok beton Bangunan vertikal dengan peredam energi (diberi lubang) X 0,7 1,0 0,5 0,7 0,3 0,6 0,3 0,5 0,05 0,2

Dinding vertikal dan tak permeable memantulkan sebagian besar gelombang. Pada bangunan seperti itu koefisien refleksi adalah X=1, dan tinggi gelombang yang dipantulkan sama dengan tinggi gelombang datang. Gelombang di depan dinding vertikal merupakan superposisi dari kedua gelombang dengan periode, tinggi dan angka gelombang yang sama tetapi berlawanan arah. Apabila refleksi adalah sempurna X=1 maka : = Hi cos kx cos t 6. Reaksi Gelombang pada Dinding Vertikal Dinding vertikal dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu dinding penahan gelombang ( seawaii ) dan pemecah gelombang ( Breakwater ). Pemecah gelombang Dari rumus transformasi gelombang H = Kr Ks Ho pada kedalaman kecil (d 0) akan diperoleh tinggi gelombang yang sangat tinggi. Hal ini tidak mungkin terjadi karena kenyataannya di tepi pantai dengan kedalaman d 0, tinggi gelombang H 0. Fenomena ini disebabkan karena gelombang yang bergerak ke pantai, pada kedalaman tertentu akan mengalami proses pecah gelombang (breaking wave). Kedalaman dimana gelombang pecah terjadi diberi notasi db dan tinggi gelombang pecah diberi notasi Hb. Tinggi gelombang pecah dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

Hb = H0

1 3,3 ( H0 / L0 )1/3

Kedalaman air dimana gelombang pecah diberikan oleh rumus berikut : db = Hb 1 b- (a Hb / gT2 )

Dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai m dan diberikan oleh persamaan berikut a = 43,75 (1 e-19 m) b= 1,56 (1+ e19,5) Dimana : Hb Ho Lo db m g T = tinggi gelombang pecah = tinggi gelombang laut dalam ekivalen = panjang gelombang di laut dalam = kedalaman air pada saat gelombang pecah = kemiringan dasar laut = percepatan gravitasi = periode gelombang Dengan mengambil berbagai harga db maka dapat menentukan harga Hb dengan cara coba-coba. Harga db dan Hb digambarkan dalam grafik. Perpotongan antara grafik H = Ks Kr Ho dan grafik Hb merupakan lokasi gelombang pecah.

Anda mungkin juga menyukai