Anda di halaman 1dari 23

JENIS GELOMBANG PANJANG: PASANG SURUT

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Fluida Lanjut)
Dosen Pengampu Dr. Eng. Purwanto Bekti Santoso, ST., MT.

disusun oleh:
Novira Dwirahma
H2B023007

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
PURWOKERTO
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gelombang panjang adalah jenis gelombang air yang memiliki karakteristik dimensi
panjang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedalamannya. Fenomena ini terjadi di
permukaan air dan biasanya memiliki periode yang lebih lama dibandingkan dengan
gelombang-gelombang lainnya. Gelombang panjang dapat memiliki berbagai asal dan
dinamika yang berbeda-beda, tergantung pada faktor-faktor seperti sumber pembentukannya
dan lingkungan tempat gelombang tersebut terjadi.
Gelombang panjang adalah bagian penting dari dinamika perairan dan lingkungan
pesisir. Mereka memiliki efek yang signifikan terhadap keseimbangan ekosistem dan
kehidupan manusia yang tergantung pada perairan, serta menjadi subjek kajian ilmiah yang
menarik dalam pemahaman tentang aliran air dan proses laut. Beberapa jenis gelombang
panjang antara lain gelombang translasi, tsunami, osilasi seiche, fenomena pasang surut dan
gelombang banjir.
Salah satu jenis gelombang panjang adalah fenomena pasang surut. Fenomena
pasang surut terjadi akibat interaksi antara gaya gravitasi bulan dan matahari dengan perairan
samudra. Karena pasang surut dipengaruhi oleh gaya gravitasi, gelombang ini memiliki
periode yang sangat panjang, bisa berjam-jam hingga berhari-hari. Pengetahuan tentang
pasang surut sangat diperlukan dalam berbagai hal contohnya transportasi laut, kegiatan di
pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan lain-lain. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui seluk beluk terkait pasang surut terutama bagi para engineer yang
berhubungan dengan pembangunan sarana Sumber Daya Air (SDA). Pengetahuan terkait
fenomena pasang surut lebih lanjut dapat dipelajari dalam tugas makalah ini dengan judul
“Jenis Gelombang Panjang: Fenomena Pasang Surut”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Makalah ini mencakup pembahasan definisi dan proses terjadinya pasang surut,
pentingnya pasang surut, teori pasang surut, jenis dan tipe pasang surut, serta penerapan
pengetahuan pasang surut air laut.

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Berikut beberapa tujuan & manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini:

2
1. Memenuhi tugas mata kuliah mekanika fluida lanjut terkait jenis aliran open channel
unsteady.
2. Memahami definisi dan proses terjadinya fenomena pasang surut.
3. Mengetahui teori terkait pasang surut.
4. Mengenal jenis pasang surut.
5. Mengetahui peran penting fenomena pasang surut.
6. Memahami penerapan pengetahuan fenomena pasang surut air laut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Proses Terjadinya Pasang Surut


Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya
muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari
dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surut
laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala
yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda benda
astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia,
pasang laut atau pasang surut (disingkat pasut) adalah naik atau turunnya permukaan air laut
yang disebabkan oleh pengaruh gaya gravitasi bulan dan matahari. Definisi umum istilah
"Pasang Surut" menurut Morrison dan Owen adalah distorsi dalam bentuk suatu benda yang
diinduksi oleh tarikan gravitasi objek lain yang berdekatan.
Secara global, pasang surut adalah osilasi di dasar samudra. Pasang surut menyebabkan
perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai arus
pasang. Periode pasang surut laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode pasang surut 12 jam 25 menit
atau 24 jam 50 menit. Pasang surut merupakan peristiwa naik turunnya muka air laut sebagai
akibat adanya gaya tarik-menarik antara planet-planet yang mempunyai suatu gerakan
periodik, sehingga gaya yang akan terjadi pada bumi akibat gaya tarik tersebut besarnya
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan berbanding langsung dengan massa-
masssanya. Oleh sebab itu, maka gaya tarik menarik bulan akan lebih besar pengaruhnya
terhadap massa bumi dibandingkan dengan matahari dan planet lain. Meskipun ukuran bulan
lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada
jarak matahari ke bumi.
Gaya tarik bulan menyebabkan air laut tertarik menuju arahnya dan menciptakan dua
titik tinggi air laut di bawah dan di sisi yang berlawanan dari bulan, serta dua titik rendah di
sisi yang memanjang sejajar dengan garis antara kedua titik tinggi tersebut. Matahari juga
memberikan kontribusi terhadap pasang surut, meskipun gaya tariknya kurang signifikan
dibandingkan dengan bulan. Ketika matahari, bulan, dan Bumi berada pada satu garis lurus
(konjungsi), pasang surut air tinggi terjadi. Sebaliknya, ketika matahari dan bulan
membentuk sudut kanan satu sama lain terhadap Bumi, terbentuklah pasang surut air rendah.
Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya

4
lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi
tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.

2.2 Teori tentang Pasang Surut


Ada beberapa teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut antara lain.
1. Teori Keseimbangan (Equilibrium Theory)
Teori keseimbangan dikemukakan oleh Sir Isaac Newton. Teori ini menjelaskan
mengenai sifat- sifat pasang surut air laut secara kualitatif. Teori ini terjadi pada Bumi
ideal dimana seluruh permukaannya ditutupi oleh air dan juga pengaruh kelembaban
diabaikan. Teori keseimbangan juga menyatakan bahwa naik turunnya permukaan air
laut ini sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut. Maka dari itu untuk
memahami gaya pembangkit dari pasang surut ini dilakukan dengan memisahkan
pergerakan sistem bumi- bulan- matahari menjadi dua macam, yakni bumi- bulan dan
bumi- matahari. Teori ini diasumsikan tertutup air dimana kedalaman dan juga densitas
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau
resultant gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal. Teori keseimbangan ini berkaitan dengan
hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan dan juga matahari dimana gaya
pembangkit ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi, dan juga air rendah pada
dua lokasi.
2. Teori Pasang Surut Dinamik (Dynamical Theory)
Teori pasang surut dinamik ini dikemukakan oleh Laplace. Teori pasang surut dinamik
ini melengkapi teori keseimbangan yang telah dijelaskan di atas, sehingga sifat- sifat
pasang surut dapat diketahui secara kuantitatif. Teori pasang surut dinamis ini
menyatakan lautan yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh permukaan
Bumi dengan kedalaman yang konstan. Namun keberadaan gaya tarik periodik dapat
membangkitkan gelombang dengan periode yang sesuai dengan konstitue-
konstituenya. Teori ini juga menyatakan bahwa gelombang pasang surut terbentuk
karena dipengaruhi oleh resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, kedalaman dan
luas perairan, pengaruh rotasi bumi dan pengaruh gesekan dasar.

2.3 Penyebab Terjadi Pasang Surut


Dalam konsep dan teori mengenai pasang surut air laut dapat diketahui bahwa terjadinya
pasang surut air laut karena pengaruh oleh gaya gravitasi serta gaya tarik menarik benda-
benda langit. Namun, untuk mengetahui lebih dalam mengenai penyebabnya, perlu diketahui

5
penjelasan terkait faktor penyebab terjadinya pasang surut. Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pasang surut air laut antara lain.
a. Menurut teori keseimbangan, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
1. Rotasi bumi pada sumbunya
Rotasi Bumi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air
laut menurut teori keseimbangan. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi
pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu dimana posisi suatu
wilayah laut menghadap bulan, dan ada waktu dimana posisi menghadap matahari. Air
laut akan bertemu dengan bulan pada waktu malam hari. Oleh karena sebelumnya sudah
dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik
matahari, maka tidak heran apabila banyak air laut mengalami pasang ketika malam
hari.
2. Revolusi bumi terhadap matahari
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah adanya
peristiwa revolusi bumi terhadap matahari. Revolusi merupakan peristiwa berputarnya
benda langit mengelilingi benda langit lainnya yang menjadi pusatnya. Salah satu benda
yang melakukan revolusi adalah planet, termasuk bumi. Planet- planet melakuka
revolusi terhadap matahari yang merupakan pusat dari tata surya. Dengan adanya
revolusi ini maka kita bisa mempunyai tahun. Revolusi bumi terhadap matahari menjadi
salah satu faktor penyebab pasang surut air laut karena ada masanya bumi dekat dengan
matahari dan adakalanya bumi jauh dari matahari. Hal ini salah satunya karena lintasan
atau orbit bumi berbentuk oval.
3. Revolusi bulan terhadap matahari
Jika sebelumnya adalah revolusi bumi terhadap matahari, maka faktor penyebab pasang
surut yang lainnya adalah revolusi bulan terhadap matahari. Bulan yang merupakan
satelit alam dari bumi, ternyata mempunyai revolusi ganda, yakni dengan bumi dan juga
dengan matahari. Ketika mengalami revolusi bersama- sama dengan bumi, maka ada
satu kemungkinan dimana matahari dan bulan berada dalam satu titik yang berdekatan.
Dengan demikian kekuatan gaya tarik keduanya akan bergabung dan dapat menarik
permukaan air laut daripada kondisi yang biasanya.
b. Menurut teori dinamis, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
1. Kedalaman dan luas perairan
Menurut teori dinamis yang merupakan lanjutan dari teori keseimbangan, pasang surut
air laut terjadinya karena dipengaruhi oleh kedalaman dan juga luas perairan.
Kedalaman satu wilayah laut dengan lainnya mempunyai kedalaman dan juga luas yang

6
berbeda- beda. Tidak hanya itu saja, terkadang laut- laut tersebut mempunyai keadaan
topografi dasar laut yang berbeda- beda. Kedalaman dan juga luas air laut ini ternyata
cukup memberikan dampak yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut,
dimana laut yang kedalamannya lebih dalam akan berbeda dengan laut yang lebih
dangkal. Juga laut yang ukurannya luas akan berbeda dengan laut yang lebih sempit.
2. Pengaruh rotasi bumi
Sama dengan yang dikemukakan pada teori keseimbangan, bahwa terjadinya pasang
surut dipengruhi oleh rotasi Bumi. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi
pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu dimana posisi suatu
wilayah laut menghadap bulan, dan ada waktu dimana posisi menghadap matahari. Air
laut akan bertemu dengan bulan pada waktu malam hari. oleh karena sebelumnya sudah
dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik
matahari, maka tidak heran apabila banya air laut mengalami pasang ketika malam hari.
3. Gesekan dasar
Menurit teori dinamis, pasang surut air laut dipengaruhi oleh adanya gesekan yang ada
di dasar laut. Gesekan ini tentu saja terjadi pada lempang- lempeng yang ada di
samudera. Ketika lempeng- lempeng bumi bergesekan antara satu dengan lainnya
terjadang lempeng tersebut menimbulkan semacam rongga yang dapat menyerap air
laut. Ketika air laut ini terserap atau tersedot, maka di permukaan akan tampak air
tersebut surut. Sebaliknya apabila air tersebut keluar lagi maka akan seperti disetakkan
dan air tersebut akan meninggi jika dilihat dari permukaan.
c. Faktor lainnya selain dari dua teori tersebut antara lain
1. Topografi dasar laut
Faktor lainnya diluar kedua teori tentang pasang surut (yakni teori keseimbangan dan
teori dinamis) adalah topografi dasar laut. Topografi dasar laut merupakan kedaan
bentang alam yang ada di dasar suatu samudera atau lautan. Keadaan bentang alam ini
ternyata sangat mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut. Topografi yang rata,
intensitas dan juga besarnya pasang surut tentu tidak akan sama dengan laut yang
topografinya beraneka ragam, seperti ada tonjolan maupun ada cekungan.
2. Lebar selat
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah lebar
selat. Selat merupakan perairan yang memisahkan dua pulau. Selat biasanya berukuran
lebih sempit daripada lautan karena diapit oleh dua pulau. Dan lebar dari selat ini
dipercaya memberikan pengaruh terhadap suatu laut dalam mengalami peristiwa pasang
surut.

7
3. Bentuk teluk
Selain lebar selat dan bentuk topografi dasar laut, faktor lainnya yang dipercaya dapat
mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah bentuk teluk. Teluk merupakan
bagian dari daratan dimana air laut lebih menjorok ke dalam daratan. sehingga apabila
kita lihat, teluk ini seperti kue yang sudah digigit dan ada bagian yang lebih menjorok
ke daratan. bentuk dari teluk ternyata juga mempengaruhi terjadinya pasang surut. Teluk
yang berupa pantai landai akan berbeda dengan teluk yang berupa tebing curang.
Terlebih ketika pasang terjadi. Pantai yang landai akan lebih terlihat pasang apabila
dibadingkan dengan dinding jurang yang curam karena ditahan oleh dinding jurang
tersebut.

2.4 Gaya Pembangkit Pasang Surut


Gaya-gaya pembangkit pasang surut ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara bumi
terhadap bulan dan matahari, termasuk planet planet lainnya (namun pengaruh planet-planet
cukup kecil, sehingga bisa diabaikan). Besar naik turunnya permukaan laut tergantung pada
kedudukan bumi terhadap bulan dan matahari.

Gambar 1. Gaya pembangkitan pasang surut


Pariwono dalam ongkosongo (1989) mengatakan bahwa dari semua benda angkasa yang
mempengaruhi proses pembentukan pasang surut air laut, hanya matahari dan bulan yang
sangat berpengaruh melalui tiga gerakan utama yang menentukan “denyut” paras / muka air
laut di bumi ini. Ketiga gerakan itu adalah :
1. Revolusi bulan terhadap bumi, dimana orbitnya berbentuk elips dan memerlukan
waktu 29,5 hari untuk menyelesaikan revolusinya.
2. Revolusi bumi terhadap matahari, dengan orbitnya berbentuk elips juga dan periode
yang diperlukan 365.25 hari .

8
3. Perputaran bumi terhadap sumbunya dan waktu yang diperlukan 24 jam (one solar
day). Rotasi bumi tidak menimbulkan pasang surut namun mempengaruhi muka air
pasang surut.
Karena peredaran bumi dan bulan pada orbitnya, maka posisi bumi-bulan-matahari
selalu berubah setiap saat. Revolusi bulan terhadap bumi ditempuh dalam waktu 29.5 hari.
Pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15 (bulan muda dan bulan purnama) posisi bumi-bulan-
matahari kira kira berada pada satu garis lurus, sehingga gaya tarik bulan dan matahari
terhadap bumi saling memperkuat. Dalam keadaan ini terjadi pasang surut purnama (pasang
besar, spring tide), di mana tinggi pasang surut sangat besar disbanding pada hari-hari yang
lain.
Sedang pada sekitar tanggal 7 dan 21 (seperempat dan tiga perempat revolusi bulan
terhadap bumi) di mana bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik bulan terhadap bumi saling mengurangi dengan gaya tarik matahari terhadap
bumi. Dalam keadaan ini terjadi pasang surut perbani (neap tide) dimana tinggi pasang surut
sangat kecil dibandingkan hari-hari yang lain.

Gambar 2. Gambaran pasang surut purnama dan perbani

9
Gambar 3. Penjelasan pasang surut purnama dan perbani
Menurut Newton, pasang surut adalah gerakan naik turunnya air laut terutama akibat
pengaruh adanya gaya tarik menarik antara satu massa bumi dan massa benda-benda
angkasa, khususnya bulan dan matahari. Selanjutnya, Newton menyebutkan bahwa besarnya
gaya tarik menarik antara dua titik massa berbanding langsung dengan massanya dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

Di mana :
F = gaya tarik menarik antara dua titik massa
= titik massa 1
= titik massa 2
= jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 N m2/kg2)

Jarak bumi-bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-matahari, maka gaya tarik
menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar 2,18 kali daripada gaya yang
diakibatkan oleh matahari, walaupun massa matahari jauh lebih besar. Jauh dekatnya jarak
bumi dan bulan berpengaruh terhadap pasang surut, sedangkan Jauh dekatnya jarak bumi
dan matahari tidak berpengaruh terhadap pasang surut.

10
Gambar 4. Pengaruh gaya gravitasi bulan terhadap pasut

Gambar 5. Hubungan gelombang pasut dengan gaya tarik bulan

Terdapat beberapa istilah dalam pasang surut yang perlu diketahui, yaitu.

 Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang
rendah.
 Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang
surut (tidal range).

11
 Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak
atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12
jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
 Datum Referensi / Datum Vertikal
- Duduk Tengah (DT) / Mean Sea Level (MSL) adalah permukaan laut rata-rata
yang merupakan suatu kedudukan yang ditentukan melalui pengamatan air laut
(pengamatan pasut) untuk setiap jam, hari, bulan atau tahun.
- Dalam survey hidrografi dikenal beberapa istilah DT, yaitu :
a. DT Harian pada umumnya ditentukan melalui pengamatan permukaan laut
setiap jam selama satu hari (dari jam 00.00 sampai dengan jam 23.00),
sehingga diperoleh 24 harga hasil pengamatan.
b. DT Bulanan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Harian untuk waktu
satu bulan. DT Bulanan ini tidak memiliki masa perubahan yang pendek
seperti DT Harian di mana hampir memperlihatkan perubahan yang merata.
c. DT Tahunan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Bulanan untuk waktu
satu tahun (12 bulan).
d. DT Sejati, merupakan muka laut rata-rata ideal yang tidak lagi dipengaruhi
oleh keadaan pasang surut, di mana pengamatan kedudukan permukaan laut
haruslah dilakukan paling sedikit selama 18,6 tahun. (Djaja, 1979)

2.5 Jenis Pasang Surut


Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut.
Karena pergerakan air yang dapat berpindah, efek pasang surut pada lautan berbeda dengan
efek pada massa daratan. Jika air dapat bergerak tanpa terhalang oleh benua, maka air akan
bergerak lambat bersama tonjolan pasang surut sementara planet berputar di bawahnya. Pada
Bumi tanpa benua, tonjolan pasang surut akan bergerak ke arah barat dan setiap tempat di
planet ini akan mengalami dua pasang air tinggi dan dua pasang air rendah yang ukurannya
sama pada setiap hari bulan. Namun dalam kenyataannya, benua-benua menghalangi
gerakan bebas air. Kenaikan dan penurunan yang dapat diamati pada permukaan laut sangat
dipengaruhi oleh topografi garis pantai, arus laut, dan distribusi benua. Akibatnya, siklus
pasang surut yang berbeda dapat dialami di berbagai wilayah dunia. Mereka disebut siklus
pasang surut harian tunggal, pasang surut harian ganda dan pasang surut campuran.

12
Gambar 6. Distribusi siklus pasang surut di Bumi

Tipe pasang surut dapat diketahui dengan pasti dengan cara mendapatkan bilangan/
konstanta pasut (Tidal Constant/Form-zahl) atau F dihitung dengan menggunakan
metode Admiralti yang merupakan perbandingan jumlah amplitudo komponen diurnal
terhadap amplitudo komponen semidiurnal, yang dinyatakan dengan ::

AK 1 +AO1
F
AM2 +AS2
Dimana :
AK1 = Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan dan matahari.
AO1 = Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan .
AM2 = Amplitudo komponen pasang surut ganda yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
AS2 = Amplitudo komponen pasang surut gandautama yang disebabkan oleh gaya tarik
matahari.
Tabel 1. Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzahl
Bilangan Formzahl Tipe Pasang Surut
0-0.25 semidiunal
0.25-1.50 mixed, mainly semidiurnal
1.50-3.00 mixed, mainly diurnal
>3.00 diurnal

13
Penjelasan tipe/ jenis pasang surut yang biasa ditemui yaitu

a. Tipe Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tides)


Pasang surut harian tunggal (diurnal tide), dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut. Periode pasang surut adalah 24 jam 50 menit (pasang dan
surut masing-masing selama 12 jam 25 menit). Setiap hari pasut bergeser 50 menit
lebih lambat (artinya bila hari ini pasang tertinggi pada pukul 06.00, maka esok hari
pasang tertinggiterjadi pada pukul 06.50). Siklus ini dapat ditemukan di Teluk
Meksiko dan di pantai Timur Semenanjung Kamchatka.

Gambar 7.a Gambar 7.b


Gambar 7.a Tinggi Pasang Surut vs. waktu untuk siklus pasang surut harian.
Gambar 7.b Distribusi global pasang surut harian.
b. Tipe Pasang Surut Harian Ganda (Semidiurnal Tides)
Siklus pasang surut semi-harian adalah siklus dengan dua pasang air tinggi dan dua
pasang air rendah yang hampir sama setiap hari bulan. Pada peta dunia yang
ditunjukkan di atas, wilayah yang mengalami siklus pasang surut semi-harian
ditandai dengan warna merah. Siklus ini memiliki periode 12 jam 25 menit, dan
panjang gelombang lebih dari setengah lingkaran bumi. Ini juga merupakan jenis
siklus pasang surut yang dapat diharapkan dari sebuah planet yang sepenuhnya
tercover oleh air tanpa ada benua yang menghalangi gerakan bebas air. Dengan
melihat lautan di Bumi, kita bisa melihat bahwa sebagian besar tempat mengalami
siklus pasang surut semi-harian. Diagram berikut menunjukkan perubahan
permukaan laut seiring waktu untuk siklus pasang surut semi-harian yang khas

14
Gambar 8.a Gambar 8.b
Gambar 8.a Tinggi Pasang Surut vs. waktu untuk siklus pasang surut semi-harian.
Gambar 8.b Distribusi global pasang surut semi-harian.
c. Tipe Pasang Surut Campuran (Mixed Tides)
Siklus pasang surut campuran adalah siklus dengan dua pasang air tinggi dan dua
pasang air rendah yang memiliki ukuran yang berbeda setiap hari bulan. Perbedaan
ketinggian antara pasang air tinggi (atau pasang air rendah) yang berurutan disebut
sebagai ketidaksetaraan harian. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 25
menit. Periode pasang 1 dan 2, surut 1 dan 2 masing-masing selama 6 jam 12 menit.
Daerah dengan siklus pasang surut campuran dapat ditemukan di sepanjang pantai
Barat Amerika Serikat, di beberapa bagian Australia, dan di Asia Tenggara.

Gambar 9.a Gambar 9.b


Gambar 9.a Tinggi Pasang Surut vs. Waktu untuk siklus pasang surut campuran.
Gambar 9.b Distribusi global pasang surut campuran.
Terdapat dua jenis pasang surut campuran yaitu campuran condong ke harian tunggal
dan campuran condong ke harian ganda. Pasang surut campuran condong ke harian
tunggal (mixed tide prevailing diurnal), dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Tipe ini
terjadi di Kalimantan Selatan (Sungai Barito). Pasang surut campuran condong ke

15
harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal), pada tipe ini dalam satu hari terjadi
dua kali air pasang dan dua kali air surut. Tetapi tinggi dan periode pasutnya berbeda.

Gambar 10. Gelombang jenis/tipe pasang surut


2.6 Peranan Penting Pasang Surut
Pentingnya pasang surut dalam konteks lingkungan dan kehidupan manusia sangat
signifikan. Pasang surut adalah fenomena alam yang terjadi karena interaksi antara gaya
gravitasi yang dihasilkan oleh bulan dan matahari terhadap bumi. Fenomena ini memiliki
dampak yang luas dan beragam, baik bagi ekosistem laut, ekonomi, maupun aktivitas
manusia di daerah pesisir. Berikut adalah beberapa aspek penting dari pasang surut:
1. Ekosistem Laut: Pasang surut memiliki dampak langsung pada ekosistem laut.
Perubahan periodik dalam tinggi air laut mengubah kondisi hidup organisme laut,
seperti alga, tiram, dan ikan. Area pasang air tinggi dapat menjadi tempat makan dan
tempat berlindung bagi beberapa spesies, sementara area pasang air rendah
menghadirkan tantangan bagi organisme yang tergantung pada air untuk bertahan
hidup.
2. Sirkulasi Laut: Pasang surut berkontribusi pada sirkulasi air laut di seluruh dunia.
Gerakan pasang surut mempengaruhi aliran air di perairan dangkal dan muara,
membantu menyebarkan nutrisi, energi, dan organisme di seluruh wilayah laut.

16
3. Pertanian dan Perikanan: Di wilayah pesisir, pasang surut dapat memengaruhi
pertanian dan perikanan. Di daerah muara dan estuari, pasang surut membawa
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan ikan. Namun, perubahan
tiba-tiba dalam tinggi air juga bisa merusak tanaman dan fasilitas pertanian.
4. Transportasi dan Perdagangan: Di pelabuhan dan pelabuhan, pasang surut dapat
mempengaruhi akses kapal dan kegiatan bongkar muat. Fluktuasi air laut
memengaruhi kedalaman perairan di pelabuhan, yang dapat mempengaruhi
kemampuan kapal berlabuh dan aksesibilitas pelabuhan.
5. Energi Terbarukan: Pasang surut juga memiliki potensi untuk digunakan sebagai
sumber energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga pasang surut mengubah energi
kinetik air saat pasang surut menjadi energi listrik yang dapat digunakan.
6. Konservasi Lingkungan: Pemahaman tentang pasang surut penting untuk konservasi
dan pengelolaan lingkungan pesisir. Dalam merencanakan pembangunan dan
perlindungan pantai, perubahan dalam pola pasang surut harus diperhitungkan untuk
mencegah dampak negatif pada lingkungan.
7. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian: Studi tentang pasang surut membantu ilmuwan
memahami interaksi kompleks antara bulan, matahari, dan Bumi. Penelitian ini
membantu memprediksi pola pasang surut di masa depan, serta memahami dampak
perubahan iklim terhadap fenomena ini.
Keseluruhan, pasang surut memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur
ekosistem laut, kehidupan manusia di pesisir, dan berbagai sektor seperti pertanian,
perikanan, dan transportasi. Pemahaman yang lebih dalam tentang pasang surut
memungkinkan kita mengelola dan beradaptasi dengan dampaknya serta memanfaatkan
potensinya untuk kebaikan manusia dan lingkungan.
2.7 Pemanfaatan Energi Pasang Surut
Dalam dunia teknik sipil, data pasang surut juga sangat dibutuhkan. Setiap konstruksi
teknik sipil yang dibangun di perairan laut lepas dan dekat pantai, serta di tepi pantai dan
daratan pantai pasti memerlukan data pasut dalam perencanaannya maupun dalam
pelaksanaannya. Kegiatan teknik sipil tersebut mencakup kegiatan pembangunan dan
peletakan berbagai konstruksi lepas pantai dan dataran pantai, pembangkit energi laut,
rambu- rambu lalu lintas perairan laut, bangunan tengah laut, jembatan atas laut, pelabuhan
laut dan sungai, bendungan laut, serta struktur teknik sipil bawah laut, pengurugan laut atau
reklamasi laut serta penanggulangan pantai (shore protection atau coastal defence), selain
itu pemasangan kabel bawah laut di pesisir juga memerlukan pengetahuan pasut dalam
pelaksanaannya.

17
Pasang surut menggerakan air dalam jumlah besar setiap harinya dan pemampaatanya
dapat menghasilkan energi yang cukup besar, dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus
pasang surut. Oleh karena itu siklus dapat diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sehari).
Pemanfaatan energi pasang surut yang telah banyak diaplikasikan yaitu
1. Dam Pasang Surut (Tidal Barrages)
Dam pasang surut biasanya dibangun di muara sungai atau di pantai dimana terjadi
pertemuan antara air sungai dengan air laut, ketika ombak masuk atau keluar (terjadi
pasang surut) air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam, air yang masuk
atau keluar dapat memutarkan turbin. Skema kerja Dam energi pasang surut dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 11.a Gambar 11.b


Gambar 11.a Ombak masuk ke muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut.
Gambar 11.b Ketika surut air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar
turbin.
2. Turbin Lepas Pantai (Offshore Turbines)
Bermacam-macam jenis turbin lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang surut.
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai
pembangkit listrik tenaga angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan
metode pertama yaitu: lebih murah biaya instalasinya, dampak lingkungan yang
relatif lebih kecil daripada pembangunan dam, dan persyaratan lokasinya pun lebih
mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat. Macam-macam jenis turbin
lepas pantai yang digerakkan oleh arus pasang surut sebagai berikut.

18
Gambar 12. Turbin Lepas Pantai (Offshore Turbines)
Energi dari fenomena pasang-surut ini diambil dengan memanfatkan perbedaan
ketinggian permukaan air laut ketika pasang dan ketika surut, dan arus yang terjadi ketika
air laut bergerak naik pada waktu pasang dan arus yang terjadi ketika air laut bergerak turun
pada waktu surut. Perbedaan ketinggian permukaan air laut dapat dimanfaatkan dengan cara
membuat bendungan di mulut terul atau estuari. Sementara itu, arus yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling Turbin.

Gambar 13. Turbin di san francisco mampu menyediakan listrik hingga 400 MW

19
Gambar 14. Turbin laut

Gambar 15. Turbin AK1000


Ukuran turbin yang dinamakan AK1000 tersebut memang sangat besar. Beratnya sendiri
mencapai 130 ton dan mempunyai ketinggian 22 meter lebih dengan diameter bilah
rotor membentang selebar 18 meter,karena digunakan untuk energi pasang surut
laut,maka AK1000 menggunakan dua set bilah rotor yang saling membelakangi. Meski
dengan kecepatan putaran rotor yang rendah yaitu sekitar enam hingga delapan putaran
per menit, turbin tersebut bisa menghasilkan 1 MegaWatt dan lebih aman bagi ekosistem
laut di sekitarnya.
Pemaparan diatas merupakan beberapa aplikasi pemanfaatan energi pasang surut yang
telah digunakan. Pada kenyatanyaannya, pemanfaatan energi memiliki kelebihan serta
kekurangan sebagai berikut.
A. Kelebihan
 Setelah dibangun energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis
 Tidak menghasilkan gas rumah kaca atau pun limbah lainnya
 Tidak membutuhkan bahan bakar
 Biaya operasi rendah
 Produksi listrik stabil
 Pasang surut air laut dapat diprediksi

20
B. Kekurangan
 Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang
sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem
lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer
 Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak
bergerak masuk ataupun keluar.
 Pengetahuan tentang pasang surut laut sangat diperlukan dalam transportasi
perairan, kegiatan dipelabuhan, pembangunan daerah pesisir pantai,dsb. Karena
sifat pasang laut sangat periodik, maka dapat diramalkan.

21
BAB III

PENUTUP

Gelombang panjang merupakan jenis gelombang air yang memiliki karakteristik


dimensi panjang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedalamannya. Salah satu jenis
gelombang panjang yaitu pasang surut. Fenomena pasang surut merupakan peristiwa naik
turunnya muka air laut sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara bumi, bulan,
matahari dan benda lainnya yang mempunyai suatu gerakan periodik, sehingga gaya yang
akan terjadi pada bumi akibat gaya tarik tersebut besarnya berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak dan berbanding langsung dengan massa-masssanya. Maka dari itu gaya tarik
bulan akan jauh lebih besar dibandingkan gaya tarik matahari karena jarak bulan yang lebih
dekat terhadap bumi. Terdapat beberapa tipe pasang surut yang tersebar diseluruh dunia yang
diakibatkan perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Selain
peran penting pasang surut terhadap lingkungan dan ekosistem, data pasang surut inipun
dapat digunakan dalam berbagai keperluan keteknikan yang memanfaatkan energi pasang
surut contohnya Dam Pasang Surut. Dalam memilih langkah pemanfaatan, perlu diketahui
pula kelebihan dan kekurangan bangunan air yang akan dibuat sehingga dapat beroperasi
secara maksimal.

22
DAFTAR PUSTAKA

Battjes, J., Labeur, R.J. 2017. Unsteady Flow in Open Channels. United Kingdom:
University Printing House, Cambridge CB2 8BS.

Berg, I. 2023. Tides Explained – Tidal Cycles. beltoforion.de.


https://beltoforion.de/en/tides/tidal_cycles.php#idStart

Budi, K. 2012, 17 April. Pasang Surut Air Laut . ilmutekniksipil.com


https://www.ilmutekniksipil.com/pelabuhan/pasang-surut-air-laut

Mahbub, M. Tanpa Tahun. Proses dan Tipe Pasang Surut. Universitas Lambung Mangkurat.
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=20781&forceview=1

23

Anda mungkin juga menyukai