(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Fluida Lanjut)
Dosen Pengampu Dr. Eng. Purwanto Bekti Santoso, ST., MT.
disusun oleh:
Novira Dwirahma
H2B023007
2
1. Memenuhi tugas mata kuliah mekanika fluida lanjut terkait jenis aliran open channel
unsteady.
2. Memahami definisi dan proses terjadinya fenomena pasang surut.
3. Mengetahui teori terkait pasang surut.
4. Mengenal jenis pasang surut.
5. Mengetahui peran penting fenomena pasang surut.
6. Memahami penerapan pengetahuan fenomena pasang surut air laut.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
lebih kecil. Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi
tertutup seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan.
5
penjelasan terkait faktor penyebab terjadinya pasang surut. Beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya pasang surut air laut antara lain.
a. Menurut teori keseimbangan, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
1. Rotasi bumi pada sumbunya
Rotasi Bumi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air
laut menurut teori keseimbangan. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi
pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu dimana posisi suatu
wilayah laut menghadap bulan, dan ada waktu dimana posisi menghadap matahari. Air
laut akan bertemu dengan bulan pada waktu malam hari. Oleh karena sebelumnya sudah
dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik
matahari, maka tidak heran apabila banyak air laut mengalami pasang ketika malam
hari.
2. Revolusi bumi terhadap matahari
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah adanya
peristiwa revolusi bumi terhadap matahari. Revolusi merupakan peristiwa berputarnya
benda langit mengelilingi benda langit lainnya yang menjadi pusatnya. Salah satu benda
yang melakukan revolusi adalah planet, termasuk bumi. Planet- planet melakuka
revolusi terhadap matahari yang merupakan pusat dari tata surya. Dengan adanya
revolusi ini maka kita bisa mempunyai tahun. Revolusi bumi terhadap matahari menjadi
salah satu faktor penyebab pasang surut air laut karena ada masanya bumi dekat dengan
matahari dan adakalanya bumi jauh dari matahari. Hal ini salah satunya karena lintasan
atau orbit bumi berbentuk oval.
3. Revolusi bulan terhadap matahari
Jika sebelumnya adalah revolusi bumi terhadap matahari, maka faktor penyebab pasang
surut yang lainnya adalah revolusi bulan terhadap matahari. Bulan yang merupakan
satelit alam dari bumi, ternyata mempunyai revolusi ganda, yakni dengan bumi dan juga
dengan matahari. Ketika mengalami revolusi bersama- sama dengan bumi, maka ada
satu kemungkinan dimana matahari dan bulan berada dalam satu titik yang berdekatan.
Dengan demikian kekuatan gaya tarik keduanya akan bergabung dan dapat menarik
permukaan air laut daripada kondisi yang biasanya.
b. Menurut teori dinamis, pasang surut air laut dipengaruhi oleh:
1. Kedalaman dan luas perairan
Menurut teori dinamis yang merupakan lanjutan dari teori keseimbangan, pasang surut
air laut terjadinya karena dipengaruhi oleh kedalaman dan juga luas perairan.
Kedalaman satu wilayah laut dengan lainnya mempunyai kedalaman dan juga luas yang
6
berbeda- beda. Tidak hanya itu saja, terkadang laut- laut tersebut mempunyai keadaan
topografi dasar laut yang berbeda- beda. Kedalaman dan juga luas air laut ini ternyata
cukup memberikan dampak yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut,
dimana laut yang kedalamannya lebih dalam akan berbeda dengan laut yang lebih
dangkal. Juga laut yang ukurannya luas akan berbeda dengan laut yang lebih sempit.
2. Pengaruh rotasi bumi
Sama dengan yang dikemukakan pada teori keseimbangan, bahwa terjadinya pasang
surut dipengruhi oleh rotasi Bumi. Rotasi bumi merupakan peristiwa berputarnya bumi
pada porosnya atau sumbunya. Ketika Bumi berputar, maka waktu dimana posisi suatu
wilayah laut menghadap bulan, dan ada waktu dimana posisi menghadap matahari. Air
laut akan bertemu dengan bulan pada waktu malam hari. oleh karena sebelumnya sudah
dikatakan bahwasannya gaya tarik bulan lebih besar dua kali lipat daripada gaya tarik
matahari, maka tidak heran apabila banya air laut mengalami pasang ketika malam hari.
3. Gesekan dasar
Menurit teori dinamis, pasang surut air laut dipengaruhi oleh adanya gesekan yang ada
di dasar laut. Gesekan ini tentu saja terjadi pada lempang- lempeng yang ada di
samudera. Ketika lempeng- lempeng bumi bergesekan antara satu dengan lainnya
terjadang lempeng tersebut menimbulkan semacam rongga yang dapat menyerap air
laut. Ketika air laut ini terserap atau tersedot, maka di permukaan akan tampak air
tersebut surut. Sebaliknya apabila air tersebut keluar lagi maka akan seperti disetakkan
dan air tersebut akan meninggi jika dilihat dari permukaan.
c. Faktor lainnya selain dari dua teori tersebut antara lain
1. Topografi dasar laut
Faktor lainnya diluar kedua teori tentang pasang surut (yakni teori keseimbangan dan
teori dinamis) adalah topografi dasar laut. Topografi dasar laut merupakan kedaan
bentang alam yang ada di dasar suatu samudera atau lautan. Keadaan bentang alam ini
ternyata sangat mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut. Topografi yang rata,
intensitas dan juga besarnya pasang surut tentu tidak akan sama dengan laut yang
topografinya beraneka ragam, seperti ada tonjolan maupun ada cekungan.
2. Lebar selat
Faktor selanjutnya yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah lebar
selat. Selat merupakan perairan yang memisahkan dua pulau. Selat biasanya berukuran
lebih sempit daripada lautan karena diapit oleh dua pulau. Dan lebar dari selat ini
dipercaya memberikan pengaruh terhadap suatu laut dalam mengalami peristiwa pasang
surut.
7
3. Bentuk teluk
Selain lebar selat dan bentuk topografi dasar laut, faktor lainnya yang dipercaya dapat
mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut adalah bentuk teluk. Teluk merupakan
bagian dari daratan dimana air laut lebih menjorok ke dalam daratan. sehingga apabila
kita lihat, teluk ini seperti kue yang sudah digigit dan ada bagian yang lebih menjorok
ke daratan. bentuk dari teluk ternyata juga mempengaruhi terjadinya pasang surut. Teluk
yang berupa pantai landai akan berbeda dengan teluk yang berupa tebing curang.
Terlebih ketika pasang terjadi. Pantai yang landai akan lebih terlihat pasang apabila
dibadingkan dengan dinding jurang yang curam karena ditahan oleh dinding jurang
tersebut.
8
3. Perputaran bumi terhadap sumbunya dan waktu yang diperlukan 24 jam (one solar
day). Rotasi bumi tidak menimbulkan pasang surut namun mempengaruhi muka air
pasang surut.
Karena peredaran bumi dan bulan pada orbitnya, maka posisi bumi-bulan-matahari
selalu berubah setiap saat. Revolusi bulan terhadap bumi ditempuh dalam waktu 29.5 hari.
Pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15 (bulan muda dan bulan purnama) posisi bumi-bulan-
matahari kira kira berada pada satu garis lurus, sehingga gaya tarik bulan dan matahari
terhadap bumi saling memperkuat. Dalam keadaan ini terjadi pasang surut purnama (pasang
besar, spring tide), di mana tinggi pasang surut sangat besar disbanding pada hari-hari yang
lain.
Sedang pada sekitar tanggal 7 dan 21 (seperempat dan tiga perempat revolusi bulan
terhadap bumi) di mana bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi maka
gaya tarik bulan terhadap bumi saling mengurangi dengan gaya tarik matahari terhadap
bumi. Dalam keadaan ini terjadi pasang surut perbani (neap tide) dimana tinggi pasang surut
sangat kecil dibandingkan hari-hari yang lain.
9
Gambar 3. Penjelasan pasang surut purnama dan perbani
Menurut Newton, pasang surut adalah gerakan naik turunnya air laut terutama akibat
pengaruh adanya gaya tarik menarik antara satu massa bumi dan massa benda-benda
angkasa, khususnya bulan dan matahari. Selanjutnya, Newton menyebutkan bahwa besarnya
gaya tarik menarik antara dua titik massa berbanding langsung dengan massanya dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Di mana :
F = gaya tarik menarik antara dua titik massa
= titik massa 1
= titik massa 2
= jarak antara pusat titik massa 1 dan 2
k = konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 N m2/kg2)
Jarak bumi-bulan lebih dekat dibandingkan dengan jarak bumi-matahari, maka gaya tarik
menarik yang diakibatkan oleh bulan akan lebih besar 2,18 kali daripada gaya yang
diakibatkan oleh matahari, walaupun massa matahari jauh lebih besar. Jauh dekatnya jarak
bumi dan bulan berpengaruh terhadap pasang surut, sedangkan Jauh dekatnya jarak bumi
dan matahari tidak berpengaruh terhadap pasang surut.
10
Gambar 4. Pengaruh gaya gravitasi bulan terhadap pasut
Terdapat beberapa istilah dalam pasang surut yang perlu diketahui, yaitu.
Puncak gelombang disebut pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang
rendah.
Perbedaan vertikal antara pasang tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang
surut (tidal range).
11
Periode pasang surut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak
atau lembah gelombang berikutnya. Harga periode pasang surut bervariasi antara 12
jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Datum Referensi / Datum Vertikal
- Duduk Tengah (DT) / Mean Sea Level (MSL) adalah permukaan laut rata-rata
yang merupakan suatu kedudukan yang ditentukan melalui pengamatan air laut
(pengamatan pasut) untuk setiap jam, hari, bulan atau tahun.
- Dalam survey hidrografi dikenal beberapa istilah DT, yaitu :
a. DT Harian pada umumnya ditentukan melalui pengamatan permukaan laut
setiap jam selama satu hari (dari jam 00.00 sampai dengan jam 23.00),
sehingga diperoleh 24 harga hasil pengamatan.
b. DT Bulanan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Harian untuk waktu
satu bulan. DT Bulanan ini tidak memiliki masa perubahan yang pendek
seperti DT Harian di mana hampir memperlihatkan perubahan yang merata.
c. DT Tahunan ditentukan melalui nilai rata-rata dari DT Bulanan untuk waktu
satu tahun (12 bulan).
d. DT Sejati, merupakan muka laut rata-rata ideal yang tidak lagi dipengaruhi
oleh keadaan pasang surut, di mana pengamatan kedudukan permukaan laut
haruslah dilakukan paling sedikit selama 18,6 tahun. (Djaja, 1979)
12
Gambar 6. Distribusi siklus pasang surut di Bumi
Tipe pasang surut dapat diketahui dengan pasti dengan cara mendapatkan bilangan/
konstanta pasut (Tidal Constant/Form-zahl) atau F dihitung dengan menggunakan
metode Admiralti yang merupakan perbandingan jumlah amplitudo komponen diurnal
terhadap amplitudo komponen semidiurnal, yang dinyatakan dengan ::
AK 1 +AO1
F
AM2 +AS2
Dimana :
AK1 = Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan dan matahari.
AO1 = Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya
tarik bulan .
AM2 = Amplitudo komponen pasang surut ganda yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
AS2 = Amplitudo komponen pasang surut gandautama yang disebabkan oleh gaya tarik
matahari.
Tabel 1. Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzahl
Bilangan Formzahl Tipe Pasang Surut
0-0.25 semidiunal
0.25-1.50 mixed, mainly semidiurnal
1.50-3.00 mixed, mainly diurnal
>3.00 diurnal
13
Penjelasan tipe/ jenis pasang surut yang biasa ditemui yaitu
14
Gambar 8.a Gambar 8.b
Gambar 8.a Tinggi Pasang Surut vs. waktu untuk siklus pasang surut semi-harian.
Gambar 8.b Distribusi global pasang surut semi-harian.
c. Tipe Pasang Surut Campuran (Mixed Tides)
Siklus pasang surut campuran adalah siklus dengan dua pasang air tinggi dan dua
pasang air rendah yang memiliki ukuran yang berbeda setiap hari bulan. Perbedaan
ketinggian antara pasang air tinggi (atau pasang air rendah) yang berurutan disebut
sebagai ketidaksetaraan harian. Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 25
menit. Periode pasang 1 dan 2, surut 1 dan 2 masing-masing selama 6 jam 12 menit.
Daerah dengan siklus pasang surut campuran dapat ditemukan di sepanjang pantai
Barat Amerika Serikat, di beberapa bagian Australia, dan di Asia Tenggara.
15
harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal), pada tipe ini dalam satu hari terjadi
dua kali air pasang dan dua kali air surut. Tetapi tinggi dan periode pasutnya berbeda.
16
3. Pertanian dan Perikanan: Di wilayah pesisir, pasang surut dapat memengaruhi
pertanian dan perikanan. Di daerah muara dan estuari, pasang surut membawa
nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan ikan. Namun, perubahan
tiba-tiba dalam tinggi air juga bisa merusak tanaman dan fasilitas pertanian.
4. Transportasi dan Perdagangan: Di pelabuhan dan pelabuhan, pasang surut dapat
mempengaruhi akses kapal dan kegiatan bongkar muat. Fluktuasi air laut
memengaruhi kedalaman perairan di pelabuhan, yang dapat mempengaruhi
kemampuan kapal berlabuh dan aksesibilitas pelabuhan.
5. Energi Terbarukan: Pasang surut juga memiliki potensi untuk digunakan sebagai
sumber energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga pasang surut mengubah energi
kinetik air saat pasang surut menjadi energi listrik yang dapat digunakan.
6. Konservasi Lingkungan: Pemahaman tentang pasang surut penting untuk konservasi
dan pengelolaan lingkungan pesisir. Dalam merencanakan pembangunan dan
perlindungan pantai, perubahan dalam pola pasang surut harus diperhitungkan untuk
mencegah dampak negatif pada lingkungan.
7. Ilmu Pengetahuan dan Penelitian: Studi tentang pasang surut membantu ilmuwan
memahami interaksi kompleks antara bulan, matahari, dan Bumi. Penelitian ini
membantu memprediksi pola pasang surut di masa depan, serta memahami dampak
perubahan iklim terhadap fenomena ini.
Keseluruhan, pasang surut memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur
ekosistem laut, kehidupan manusia di pesisir, dan berbagai sektor seperti pertanian,
perikanan, dan transportasi. Pemahaman yang lebih dalam tentang pasang surut
memungkinkan kita mengelola dan beradaptasi dengan dampaknya serta memanfaatkan
potensinya untuk kebaikan manusia dan lingkungan.
2.7 Pemanfaatan Energi Pasang Surut
Dalam dunia teknik sipil, data pasang surut juga sangat dibutuhkan. Setiap konstruksi
teknik sipil yang dibangun di perairan laut lepas dan dekat pantai, serta di tepi pantai dan
daratan pantai pasti memerlukan data pasut dalam perencanaannya maupun dalam
pelaksanaannya. Kegiatan teknik sipil tersebut mencakup kegiatan pembangunan dan
peletakan berbagai konstruksi lepas pantai dan dataran pantai, pembangkit energi laut,
rambu- rambu lalu lintas perairan laut, bangunan tengah laut, jembatan atas laut, pelabuhan
laut dan sungai, bendungan laut, serta struktur teknik sipil bawah laut, pengurugan laut atau
reklamasi laut serta penanggulangan pantai (shore protection atau coastal defence), selain
itu pemasangan kabel bawah laut di pesisir juga memerlukan pengetahuan pasut dalam
pelaksanaannya.
17
Pasang surut menggerakan air dalam jumlah besar setiap harinya dan pemampaatanya
dapat menghasilkan energi yang cukup besar, dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus
pasang surut. Oleh karena itu siklus dapat diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sehari).
Pemanfaatan energi pasang surut yang telah banyak diaplikasikan yaitu
1. Dam Pasang Surut (Tidal Barrages)
Dam pasang surut biasanya dibangun di muara sungai atau di pantai dimana terjadi
pertemuan antara air sungai dengan air laut, ketika ombak masuk atau keluar (terjadi
pasang surut) air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam, air yang masuk
atau keluar dapat memutarkan turbin. Skema kerja Dam energi pasang surut dapat
digambarkan sebagai berikut.
18
Gambar 12. Turbin Lepas Pantai (Offshore Turbines)
Energi dari fenomena pasang-surut ini diambil dengan memanfatkan perbedaan
ketinggian permukaan air laut ketika pasang dan ketika surut, dan arus yang terjadi ketika
air laut bergerak naik pada waktu pasang dan arus yang terjadi ketika air laut bergerak turun
pada waktu surut. Perbedaan ketinggian permukaan air laut dapat dimanfaatkan dengan cara
membuat bendungan di mulut terul atau estuari. Sementara itu, arus yang terjadi dapat
dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling Turbin.
Gambar 13. Turbin di san francisco mampu menyediakan listrik hingga 400 MW
19
Gambar 14. Turbin laut
20
B. Kekurangan
Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang
sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem
lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak
bergerak masuk ataupun keluar.
Pengetahuan tentang pasang surut laut sangat diperlukan dalam transportasi
perairan, kegiatan dipelabuhan, pembangunan daerah pesisir pantai,dsb. Karena
sifat pasang laut sangat periodik, maka dapat diramalkan.
21
BAB III
PENUTUP
22
DAFTAR PUSTAKA
Battjes, J., Labeur, R.J. 2017. Unsteady Flow in Open Channels. United Kingdom:
University Printing House, Cambridge CB2 8BS.
Mahbub, M. Tanpa Tahun. Proses dan Tipe Pasang Surut. Universitas Lambung Mangkurat.
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/mod/resource/view.php?id=20781&forceview=1
23