PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan
mengenai energi alternatif yang memanfaatkan pasang surut air laut.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah
1. penulis dapat mengetahui gambaran terjadinya pasang surut air laut,
2. penulis dapat mengetahui proses pemanfaatan pasang surut air laut
menjadi energi.
2.1 Definisi
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang
homogen masih diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang
konstan, tetapi gaya-gaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang dengan
periode sesuai dengan konstitue-konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk
dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi, dan
pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Laplace
(1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga sifat-sifat pasut
dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit pasut
menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan
gaya pembangkit pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor
lain yang perlu diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958), faktor-faktor
tersebut adalah :
Kedalaman perairan dan luas perairan
Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
Gesekan dasar Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di
permukaan bumi akan berubah arah (Coriolis Effect). Di belahan bumi
utara benda membelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan
benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi
semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai
maksimum pada kedua kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada
kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut,
gaya Coriolis mempengaruhiarus pasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi
tunggang pasut dan menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta
mengakibatkan persamaan gelombang pasut menjadi non linier semakin dangkal
perairan maka semaikin besar pengaruh gesekannya.
Gambar 1 Ombak masuk ke dalam muara sungai ketika terjadi pasang naik air laut.
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan
pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar.
Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu
siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun
relatif lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga ombak.
Namun demikian, menurut situs darvill.clara.net, hanya terdapat sekitar 20 tempat
di dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang cocok untuk pembangunan
pembangkit listrik bertenaga pasang surut ombak.
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang
surut:
Gambar 2 Ketika surut, air mengalir keluar dari dam menuju laut sambil memutar turbin
1. Dam pasang surut (tidal barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang
terdapat di dam/waduk penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun
untuk memanfaatkan siklus pasang surut jauh lebih besar daripada dam air sungai
pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai dimana terjadi
pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar
(terjadi pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam.
Aliran masuk atau keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar
turbin (Lihat gambar 1 dan 2)
Gambar atas menampilkan aliran air dari kiri ke kanan. Gambar sebelah
kiri bawah menampilkan proyek dam ketika masih dalam masa konstruksi.
Gambar kanan menampilkan proses perakitan turbin dan baling-balingnya.
Kekurangan:
o Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang
sangat mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem
lingkungan baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
o Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak
bergerak masuk ataupun keluar.
3 BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Setelah membaca berbagai artikel yang di dapat dan penulis bahas kembali
dalam makalah ini maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara
berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan
bulan terhadap massa air di bumi.
2. Energi pasang surut air laut adalah energi yang dihasilkan akibat terjadinya
fenomena pasang surut air laut.
3. Ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu : Pasang surut diurnal, pasang
surut semi diurnal,pasang surut campuran. Sedangkan pasang surut di
Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu : Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide),
Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide), Pasang surut campuran
condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal) , Pasang surut
campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal).
4. Energi Pasang Surut Air Laut dapat digunakan sebagai energi alternatif yang
mana energi ini berasal dari fenomena pasang surut laut.
3.2 Saran
1. Gunakanlah energi secara bijak.
2. Kembangkan energi-energi alternatif dengan memanfaatkan potensi-
potensi yang ada di Indonesia.
3. Jangan terlalu bergantung pada energi fosil, karena suatu saat energi
tersebut akan habis.
4 DAFTAR PUSTAKA
.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Energi Pasang
Surut Air Laut. Makalah ini dititikberatkan pada Energi alternatif dimana energi
itu didapat dari fenomena pasang surut air laut.
PENULIS
ENERGI PASANG SURUT
AIR LAUT
MAKALAH
Oleh:
Linda Purdianti 091221017
M. Benny Nugraha 091221018
Sambas Saepullah 091221026