PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara pengolahan data pasang surut
dengan metode Admiralty.
2. Mahasiswa dapat mengetahui nilai komponen harmonic serta mengetahui tipe
pasang surut di suatu perairan.
3. Mahasiswa dapat menggunakan metode admiralty dan menentukan tipe suatu
perairan melalui perhitungan bilangan Formzahl.
4. Mahasiswa dapat mengetahui nilai dari elevasi muka air rencana pada suatu
perairan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut
secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik
dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan.
Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang)
dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu
yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang sama
berikutnya. Periode pasang surut tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada
mana muka air naik disebut pasang, sedangkan pada saat air turun disebut surut.
Pasang surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan
seluruh massa air dan energinya pun sangat besar. Di perairan-perairan pantai,
terutama di teluk-teluk atau di selat-selat yang sempit, gerakan naik turun atau variasi
muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang menyangkut
massa air dalam jumlah sangat besar dan arahnya kurang lebih bolak-balik
(Triatmodjo, 1999).
II.2 Gaya Pembangkit Pasang Surut
Bulan dan matahari memberikan gaya gravitasi terhadap bumi yang besarnya
tergantung pada besar massa benda yang saling tarik-menarik tersebut. Massa bulan
jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena jaraknya terhadap bumi jauh lebih
dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh
gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2
kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari (Triatmodjo, 1999). Pasang surut laut
merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah
dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari
dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari (Triatmodjo, 1999).
2
2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide), merupakan pasut yang
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama
dalam satu hari. Ini terjadi di Selat Malaka dan Laut Andaman.
Pola gerak pasut harian ganda (semi diurnal tide) (Malik, 2007)
Pola gerak pasut harian campuran condong harian tunggal (Malik, 2007)
Pola gerak pasut harian campuran condong harian ganda (Malik, 2007)
9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari.
II.5 Formzhal
Bilangan Formzahl yakni pembagian antara amplitudo konstanta pasang surut harian
utama dengan amplitudo konstanta pasang surut ganda utama. Hasil perhitungan bilangan
Formzahl ini akan diketahui tipe pasang surut pada suatu perairan. Perhitungan tipe
F=
A ( K 1) + A (O1)
A ( M 2 ) + A (S 2)
Keterangan:
F = Bilangan Formhazl.
O1 = Amplitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan gaya tarik bulan.
K1 = Amplitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan gaya tarik surya.
M2 = Amplitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan gaya tarik bulan.
S2 = Amplitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan gaya tarik surya.
Dengan demikian kalsifikasi pasang surut adalah:
1.
2.
3.
4.
metode ini akan menjadi efisien dan memiliki keakuratan yang tinggi serta fleksibel
untuk waktu kapanpun. Perhitungan dengan cara admiralty diperoleh konstanta
harmonik yang akan dilanjutkan dengan analisa data dengan menggunakan bilangan
Formzahl yakni pembagian antara amplitudo konstanta pasang surut harian utama
dengan amplitudo konstanta pasang surut ganda utama. Hasil perhitungan bilangan
Formzahl ini akan diketahui tipe pasang surut pada suatu perairan.
III.
III.1
Materi
Hari/Tanggal : Senin, 14 April 2013
Waktu
: 16.20 selesai
Tempat
: Ruang E302 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP,
Semarang
III.2
Metode
a. Skema 1
Sebelum dilakukan pengolahan data pasut dilakukan terlebih dahulu
smoothing pada data lapangan yang diperoleh dari pengukuran alat, hal ini
dilakukan untuk menghilangkan noise, kemudian data tersebut dimasukkan ke
dalam kolom-kolom di skema 1, ke kanan menunjukkan waktu pengamatan
dari pukul 00:00 sampai 23:00 dan ke bawah adalah tanggal 1 Mei s/d 31 Mei
2013.
b. Skema 2
Isi tiap kolom-kolom pada skema 2 dengan bantuan tabel 2 yaitu dengan
mengalikan nilai pengamatan dengan harga pengali pada tabel 2 untuk setiap
hari pengamatan. Karena pengali dalam daftar hanya berisi bilangan 1 dan -1
kecuali untuk X4 ada bilangan 0 yang dimasukkan dalam perkalian, maka
lakukan perhitungan dengan menjumlahkan bilangan yang harus dikalikan
dengan 1 dan diisikan pada kolom yang bertanda (+) di bawah kolom X1, Y1,
X2, Y2, X4, dan Y4. Lakukan hal yang sama untuk pengali -1 dan isikan ke
kolom di bawah tanda (-).
c. Skema 3
Untuk mengisi kolom-kolom pada skema 3, setiap kolom pada kolomkolom skema 3 merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom-kolom
pada skema 2.
1. Untuk Xo (+) merupakan penjumlahan antara X1 (+) dengan X1 (-)
tanpa melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal 1 s/d 29 Mei 2013.
2. Untuk X1, Y1, X2, Y2, X4, dan Y4 merupakan penjumlahan tanda (+)
dan (-), untuk mengatasi hasilnya tidak ada negative maka
ditambahkan dengan 2000. Hal ini dilakukan juga untuk kolom X1,
Y1, X2, Y2, X4, dan Y4.
d. Skema 4
Mengisi seluruh kolom-kolom pada skema 4, diisi dengan data setelah
penyelesaian skema 3 dibantu dengan daftar 2 konstanta pengali skema 4. Arti
indeks pada skema 4:
Indeks 00 untuk X berarti Xoo, Xo pada skema 3 dan indeks 0 pada daftar 2
Indeks 00 untuk Y berarti Yoo, Yo pada skema 3 dan indeks 0 pada daftar 2
10
e. Skema 5
Pada penyusunan skema 5 ini diperlukan konfirmasi dari Tabel 30 (untuk
29 piantan) dan Tabel 31 (15 piantan). Perhitungannya diperlukan data dari
skema 4 pada Tabel 29 yaitu hasil perhitungan harga X dan Y indeks ke-2 dari
skema 4. Pada Tabel ini terdiri dari 10 kolom. Penyusunan tabel V sudah
memperhatikan sembilan unsur utama pembangkit pasang surut (M 2, S2, K2,
N2, K1, O1, P1, M4 dan MS4). Pada penyusunan skema ini pertama kita sudah
memperoleh nilai So, M2, S2, N2, K1, O1, M4, dan MS4 dari skema
sebelumnya kemudian dikali dengan nilai yang telah ditentukan sebelumnya.
Lalu masing-masing kolom dijumlahkan ke bawah. Untuk perhitungan pada
tabel V yaitu mencari nilai X00, X10, selisih X12 dan Y1b, selisih X13 dan Y1c,
X20, selisih X22 dan Y2b, selisih X23 dan Y2c, selisih X42 dan Y4b dan selisih X44
dan Y4d.
f. Skema 6
Pada penyusunan skema 6 caranya sama dengan skema 5. Tetapi yang
dicari adalah nilai Y10, jumlah Y12 dan X1b, jumlah Y13 dan X1c, Y20, jumlah Y22
dan X2b, jumlah Y23 dan X2c, jumlah Y42 dan X4b, dan jumlah Y44 dan X4d.
Disini terdapat hubungan antara konstanta pasut yang diperoleh dengan W, f,
V, u, dan g.
g. Skema 7 dan 8
Menentukan besarnya P.R cos r, P.R sin r, menentukan besaran p, besaran
f, menentukan harga V, V, V dan V untuk tiap unsur utama pembangkit
pasang surut (M2, S2, K2, N2, K1, O1, P1, M4 dan MS4), menentukan harga
u dan harga p serta harga r. Akhirnya dari perhitungan ini akan menentukan
harga w dan (1+W), besaran g, kelipatan dari 3600 serta amplitudo (A) dan
beda fase (g0).
11
IV.
IV.1
Hasil
Tabel 1. Skema VII hasil perhitungan dengan Metode Admiralty
Tabel 2. Nilai MSl, HHWL, LLWL dan Formzahl pada bulan Agustus 2013
12
Agustus 2013
120
100
80
60
40
20
0
7/25/2013 0:00
8/4/2013 0:00
8/14/2013 0:00
8/24/2013 0:00
Tipe pasut di Perairan Tanjung Mas Semarang, Jawa Tengah adalah Pasang Surut
Campuran Condong ke Harian Tunggal.
Grafik 1. Grafik Tipe pasang surut bulanan di Perairan Tanjung Mas Semarang, Jawa Tengah
(Agustus,2013)
IV.2
Pembahasan
Dari hasil pengolahan data pasang surut dengan menggunakan metode
admiralty pada bulan Agustus tahun 2013, diperoleh hasil akhir berupa nilai
amplitudo dan nilai sudut fase untuk S0, dan nilai dari 9 komponen utama
pembangkit pasang surut yaitu M2, S2, N2, K2, K1, O1, P1, M4. dan MS4.
Untuk komponen pasang surut yang paling dominan adalah K1 karena
memiliki amplitudo gelombang yang paling tinggi. K1 memiliki nilai A 23,418
cm dan besar sudut
13
9/3/2
V.
V.1 Kesimpulan
1. Metode admiralty adalah metode perhitungan pasang surut yang digunakan
untuk menghitung dua konstanta harmonik yaitu amplitudo dan
keterlambatan phasa. Perhitungan dengan cara admiralty diperoleh
konstanta harmonik yang akan dilanjutkan dengan analisa data dengan
menggunakan bilangan Formzahl.
2. Hasil perhitungan bilangan Formzahl dapat mengetahui tipe pasang surut
pada suatu perairan.
3. Dengan menggunakan bilangan Formzahl tipe pasut di Perairan Tanjung
14
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, D.M., Mahfud, E., Aries, D.S., Zainul, H., Wahyu, A.N. 2009.
Perbandingan Fluktuasi Muka Air Rerata (MLR) di Perairan Pantai Utara Jawa
Timur dengan Perairan Pantai Selatan Jawa Timur. Jurnal Kelautan, vol 2, no 1.
Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-Holland
Publishing Company. Amsterdam
Malik, abdul. 2008. Pasang Surut.www.Google. Slide Share. Net. diakses pada
tanggal 18 April 2013 pukul 19.06 WIB
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.Hal 93-98
15
16