Transpor Sedimen
6.1. Pendahuluan
Transpor sedimen pantai sangatlah rumit. Pola dan arah transpor sedimen
sangat acak sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 6.1. di bawah ini.
128
Transpor sedimen merupakan faktor yang penting dalam dinamika daerah
pantai. Transpor sedimen dapat membuat pantai menjadi berkembang (akresi)
maupun berkurang (erosi). Proses transpor sedimen sangat komplek karena
melibatkan berbagai komponen penyumbang sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 6.2 berikut.
129
USACE, 2000
130
Pada gambar 6.5. merupakan ilustrasi transpor sedimen yang menyusur
pantai pada kondisi arah rambat gelombang yang membentuk sudut terhadap
pantai
131
dengan ρ s adalah rapat massa butiran sedimen dan ρ adalah rapat massa
air laut serta n adalah koefisien porositas (n = 0.4) dan g adalah percepatan
gravitasi.
Laju transpor sedimen sejajar pantai (longshore transport) diukur
berdasarkan metode Fluks energi gelombang (CEM, 2002)
Pl = (Ecg )b sin α b cos α b (6.2)
Dengan Eb adalah energi pada garis zona gelombang pecah (breaker zone)
ρ g H b2
Eb = (6.3)
8
⎛ H ⎞
cgb = g db = ⎜⎜ g b ⎟⎟ (6.4)
⎝ g ⎠
Dengan cgb adalah kecepatan kelompok gelombang pada zona gelombang pecah
dengan asumsi perhitungan pada kedalaman air dangkal yang dapat menyebabkan
gelombang pecah maka rumus di atas menjadi
⎛ 3
⎞ 5
⎜ ρ g2 ⎟ 2
Il = K ⎜ 1 ⎟ H b sin (2α b ) (6.6)
⎜ 16 κ 2 ⎟
⎝ ⎠
K
(Ql) = P (6.7)
(ρ s − ρ ) g (1 − n ) l
ρ g 5
(Ql) = 1
H b2 sin (2α b ) (6.8)
16 κ (ρ s − ρ ) (1 − n )
2
132
a. SPM (1984) mengusulkan nilai K = 0.39 berdasarkan tinggi gelombang
signifikan
b. Nilai K = 0.92 jika tinggi gelombang adalah Hrms.
c. Komar dan Inman (1970), K = 0.77
d. Berdasarkan model percobaan empiris nilai K
dengan
κ
unb = g db
2
κ =1.4 e(−2.5 D 50 )
Laju transpor sedimen sejajar pantai juga dapat dihitung dengan metode
peramalan data gelombang (hindcast wave data) yang memodelkan pola
transformasi refraksi dan shoaling gelombang sehingga diperoleh data tinggi
gelombang pecah, lokasi gelombang pecah, kedalaman gelombang pecah. Dari
hasil tersebut kemudian dapat dihitung laju transpor sedimen sejajar pantai dengan
metode fluks energi rata-rata.
133
Grant (1943) dan Walton (1980,1982) mengusulkan penghitungan transpor
sedimen menggunakan metode arus sejajar pantai (longshore current method)
yaitu.
ρ g H b W Vl Cf
Pl = (6.9)
⎛ 5π ⎞ ⎛ V ⎞
⎜ ⎟ ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 2 ⎠ ⎝ V0 ⎠
dengan W adalah lebar surfzone, Vl adalah arus sedimen sejajar pantai, Cf adalah
koefisien gesekan yang merupakan fungsi dari bilangan Reynold dan kekasaran
dasar laut (bottom friction), V0 adalah kecepatan teoritis sedimen sejajar pantai
yang ditentukan dengan persamaan berikut ini.
⎛V ⎞
⎟⎟ = 0.2 ⎛⎜ ⎞⎟ − 0.714 ⎛⎜ ⎞⎟ ln ⎛⎜ ⎞⎟
Y Y Y
⎜⎜ (6.10)
⎝ V0 ⎠ ⎝W ⎠ ⎝W ⎠ ⎝W ⎠
dengan Y adalah jarak dari pantai ke titik pengukuran arus sedimen, V/V0 adalah
koefisien campuran (mixing coeficient) dengan nilai = 0.4, Cf = 0.01.
Metode yang lain untuk penentuan transpor sedimen adalah dengan
simulasi gelombang untuk kontur batimteri yang sejajar dengan menggunakan
teknik transformasi gelombang yang memerlukan input data tinggi gelombang
dan sudut arah datang gelombang. Persamaan umumnya untuk mencari tinggi
gelombang pecahny adalah sebagai berikut.
1
⎡ g H b g 2 sin 2 (α l ) ⎤ 5
(c cos α l )
4 2
Hb = H 5 5 ⎢ − ⎥ (6.11)
⎣κ κ 2 C l2
l gl
⎦
134
−1.25 0.25
QU ⎛H ⎞ ⎛ H s ,b ⎞
= 7.9 x 10 − 4 ⎜ s ,b ⎟ .m 0.75
⎜ ⎟ sin 0.6 (2 α b ) (6.12)
(ρ s − ρ ) H s ,b / T p
3 ⎜L
⎝ o,p
⎟
⎠
b ⎜D
⎝ 50
⎟
⎠
−1.25
⎛ g ⎞
Qu = 7.9 x 10 − 4 (ρ s − ρ )⎜ ⎟ . H s2,b T p1.5 mb0.75 D50−0.25 sin 0.6 (2 α b ) (6.13)
⎝ 2π ⎠
135
Pada pantai yang dinamis proses pengendapan sedimen ini kemudian berpindah
kembali ke pantai pada saat musim tenang (tidak terjadi badai).
Transpor sedimen tegak lurus pantai dipengaruhi oleh peristiwa alam seperti
musim hujan, kemarau dan pada kondisi badai sebagaimana diilustrasikan pada
Gambar 6.7.
Gambar 6.7. Ilustrasi sedimen tegak lurus pantai akibat pengaruh cuaca dan iklim
136
6.4. Profil Pantai Setimbang
Dean (1977) mengusulkan suatu persamaan sederhana untuk
menggambarkan profil pantai setimbang (equilibrum beach).
h = A yn (6.15)
dengan
h = profil pantai setimbang
A= Parameter skala sedimen yang merupakan fungsio dari diameter
sedimen D50
n = 2/3
parameter A ditentukan berdsarkan energi dissipasi gelombang per unit volume
D* dan κ seperti persamaan berikut.
2
⎛ 24 D* ⎞3
A=⎜ ⎟ (6.16)
⎜ 5 ρ g g κ2 ⎟
⎝ ⎠
dengan κ =1.4 e(−2.5 D50 ) .
137
Gambar 6.8. Variasi parameter A dengan kecepatan jatuh wf dan diameter
sedimen D50 (Sumber: USACE, 2000)
Gambar 6.9. Variasi parameter A dengan diameter sedimen D50 (Sumber: USACE,
2000)
138
(Sumber: USACE, 2000)
Gambar 6.10. Variasi parameter A dengan ukuran diameter sedimen
(
h( y ) = h0 1 − e − k y ) (6.19)
dengan
h0 = kedalaman asimtotik
k = konstanta decay
139
3
H0 ⎛π wf ⎞2
≥ 115 ⎜⎜ ⎟⎟ (6.21)
L0 ⎝ gT ⎠
3
H0 ⎛ H ⎞
≤ 0.0007 ⎜ 0 ⎟ (6.22)
L0 ⎜w T ⎟
⎝ f ⎠
dengan H0 adalah tinggi gelombang laut dalam rata-rata. Jika menggunakan tinggi
gelombang signifikan (Hs) maka persamaan tersebut berubah menjadi
3
Hs ⎛ H ⎞
≤ 0.00027 ⎜ s ⎟ (6.23)
L0 ⎜w T ⎟
⎝ f ⎠
Jawaban.
Untuk menghitung transportasi sedimen pantai langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut.
140
a. Buat diagram refraksi dan tentukan koefisien refraksi beserta sudut
datangnya gelombang pada kedalaman tertentu.
b. Tentukan tinggi gelombang pecah (Hb=breaker height) dan kedalaman
gelombang pecah (db=breaker depth). Penentuan Hb dan db dapat
menggunakan persamaan gelombang pecah pada Bab 4 Transformasi
Gelombang sub bab 4.9.
c. Tentukan sudut terjadinya gelombang pecah dan koef. Refraksi saat terjadi
gelombang pecah.
d. Tentukan koef. CERC.
e. Hitung transpor sejajar pantai pada setiap sudut datang gelombang.
Pada tabel di bawah ini mulai dari kolom 7 hingga kolom 27 adalah hitungan yang
dapat dikerjakan secara manual.
7 8 9 10 11 12 13
kr
L0 C0 h0' h0'/L0 hb/h0' hb
breaker
112.8046 13.2711349 0.7 1.274 0.011293861 1.4 1.7836
112.8046 13.2711349 0.84 1.5288 0.013552633 1.34 2.048592
112.8046 13.2711349 1 1.59 0.014095164 1.32 2.0988
112.8046 13.2711349 0.94 1.4288 0.012666145 1.36 1.943168
112.8046 13.2711349 0.84 1.47 0.013031378 1.345 1.97715
14 15 16 17 18 19 20
tanh tanh
hb/gt2 hb/db db db/L0 2pi*d/L d/L0 (2pi*db/L)
0.002516 1.12 1.9976 0.017708774 0.3273 0.08864883 0.6778
0.00289 1.125 2.3047 0.020430595 0.3471 0.08864883 0.6778
0.002961 1.13 2.3716 0.021024347 0.3553 0.08864883 0.6778
0.002742 1.124 2.1841 0.019361976 0.34115 0.08864883 0.6778
0.00279 1.1243 2.2229 0.019705835 0.34455 0.08864883 0.6778
141
21 22 23 24 25 26 27
asin S=angk.
c1/c2* kr brkr
c1/c2 sin alfa (c1/c2*sin kr brkr Sedimen
sin alfa taksir
alfa) (m3/th)
0.482886 0.5446 0.2630 15.247 0.6620 0.66 1244847.67
0.512098 0.2924 0.1497 8.6108 0.8359 0.84 296565.25
0.524196 -0.0872 -0.0457 -2.6185 1.0086 1.01 -34500.07
0.50332 -0.1564 -0.0787 -4.5159 0.9456 0.95 -119158.56
0.508336 -0.2756 -0.1401 -8.054 0.8375 0.84 -248180.06
Pada Kolom 25 dan kolom 9 adalah hasil iterasi trial and error dimana nilainya
mendekati atau sama, artinya hitungan koefisien refraksi untuk gelombang pecah
sudah betul, tinggal selangkah lagi adalah menghitung angkutan sedimen pantai
dengan menggunakan hasil koefisien refraksi pada kolom 26 yang merupakan
penyederhanaan angka dibelakang koma dari hasil pada kolom 25.
Pada kolom 27 adalah hasil akhir dari angkutan total sedimen pantai untuk
berbagai variasi data gelombang yang terjadi. Kolom 27 dihitung dengan rumus
6.9.
RANGKUMAN
142