Anda di halaman 1dari 11

Bab I.

Rekayasa Pantai

Setelah menyelesaikan bab ini, Anda diharapkan akan dapat:


1. menjelaskan pengetahuan kepantaian dan persoalan kepantaian;
2. menjelaskan makna strategis kawasan pantai;
3. menjelaskan definisi dan ruang lingkup Rekayasa Pantai;
4. menjelaskan bahasan singkat masing-masing bab.

1.1. Ilmu Rekayasa Pantai


Dewasa ini, ilmu rekayasa pantai sudah sangat pesat perkembangannya.
Dari mulai teori gelombang linier hingga teori gelombang nonlinier. Dari mulai
kajian perlindungan pantai hingga penyelidikan pengembangan kawasan pantai.
Dari mulai konsep reklamasi pantai (beach nourishment) hingga konsep
konstruksi terapung yang sangat besar (large floating structure) yang
mengagumkan. Dari mulai teknologi single wind turbin hingga konsep wind
energy farm. Dari konsep energi gelombang (wave energy) hingga konsep
compound energy device yang menggabungkan energi gelombang, energi angin
dan energi matahari menjadi satu pembangkit energi listrik alternatif. Dari mulai
konsep penyelidikan pantai menggunakan instrument berbasis digital hingga
penyelidikan pantai menggunakan instrument berbasis nuklir. Dari mulai
pembangunan dermaga kecil (small pier) hingga pembangunan konstruksi lepas
pantai (offshore structure) di laut dalam. Dari mulai jembatan ponton hingga
konstruksi terowongan bawah tanah yang memukau di daratan Eropa yang
menghubungkan Inggris dan Prancis.
Rekayasa Pantai (Coastal Engineering) menurut USACE (US Army Corps
of Civil Engineering), 2000, secara garis besar adalah salah satu dari beberapa
disiplin ilmu yang mempelajari proses-proses, fenomena lingkungan, dan
karakteristik pada daerah pantai, dan mengembangkan suatu solusi untuk
mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan pengaruh interaksi manusia
dengan alam di daerah pantai.

1
Ilmu rekayasa pantai adalah bagian dari ilmu teknik sipil yang bersandar
dan berhubungan dengan berbagai ilmu lainnya antara lain: Mekanika Fluida,
Matematika, Statistik, Mekanika Tanah, Oseanografi, Meteorologi, Mekanika
Struktur, Geologi, Mekanika bahan, Elektronika, dan Komputer.
Rekayasa pantai meliputi bahasan teori mengenai gelombang dan macam-
macam gelombang, sifat-sifat gelombang, gelombang linier dan nonlinier, tekanan
dan gaya gelombang, transformasi gelombang, interaksi gelombang dan arus,
pasang surut, pengaruh angin terhadap proses pembentukan gelombang, proses
pantai, angkutan sedimen pantai, gaya-gaya gelombang pada struktur, macam-
macam bangunan pantai dan perlindungan pantai, perencanaan bangunan pantai,
pengembangan energi gelombang dan angin.

1.2. Makna Strategis Kawasan Pantai


Seiring perkembangan zaman, pantai kini menjadi daerah yang paling
berharga dan penting. Dengan semakin habisnya lahan daratan yang kosong dan
semakin banyaknya sumber daya hutan yang hampir punah, maka pantai dan laut
kini menjadi primadona baru. Meskipun demikian, tantangan yang dihadapi oleh
pantai, laut dan kawasan pemukiman di tepian pantai semakin hari semakin berat
dan kompleks. Mulai dari ancaman gempa hingga tsunami, dari mulai badai
hingga gelombang besar, dari mulai pembuangan limbah hingga pencemaran
lingkungan, dari mulai pengembangan kawasan tambak, perikanan hingga
pembangunan reklamasi dan wisata. Dari mulai pembangunan perumahan elit
hingga pembangunan industri strategis. Termutakhir adalah pemanasan global
yang berujung pada pola perubahan iklim global yang menjadi ancaman dan
tantangan bagi kawasan pantai agar terhindar dari bahaya yang muncul dari arah
laut.
Daerah pantai merupakan kawasan yang sangat strategis bagi sebuah
negara dan masyarakat yang tinggal di kawasan pantai. Pantai adalah kawasan
yang sangat kaya akan sumber daya alam dengan manfaat yang berlimpah seperti
tempat sumber energi dan mineral, perikanan, pertanian, wisata, pelayaran dan
lain-lain.

2
Pantai adalah daerah yang dinamis dimana perubahan pantai selalu terjadi
setiap saat dalam skala ruang dan waktu. Dinamika di kawasan pantai disebabkan
oleh adanya proses hidrodinamika yaitu proses interaksi gelombang, arus, angin
dan angkutan sedimen serta pasang surut. Dinamika pantai menyebabkan kawasan
pantai menjadi sangat rentan terhadap kerusakan pantai. Proses pemanasan global
yang menyebabkan kekacauan iklim mendorong semakin banyaknya kejadian
serangan badai dengan gelombang besar dan kecepatan angin yang besar melanda
kawasan pantai.
Kawasan pantai di zaman sekarang banyak digunakan untuk berbagai
peruntukan manusia. Contoh peruntukan di kawasan pantai misalnya adalah
pemukiman, pelabuhan, pariwisata, kawasan nelayan, tambak, industri dan daerah
lindung. Pentingnya kawasan pantai menyebabkan pantai perlu dilindungi dari
kerusakan-kerusakan baik dari faktor alamiah maupun campur tangan manusia.
Faktor-faktor alamiah penyebab kerusakan pantai antara lain adalah
serangan badai dengan gelombang besar dan angin kencang, arus pantai, angkutan
sedimen pantai, perubahan kenaikan muka air laut. Sedangkan faktor campur
tangan manusia antara lain adalah penambangan pasir, pembangunan kawasan
pantai yang berlebihan sehingga merusak keseimbangan ekosistem pantai,
pembangunan dan penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukan dan daya
dukung kawasan, pencemaran pantai oleh kegiatan manusia seperti seperti
banyaknya sampah dan limbang akibat adanya industri dan pemukiman, dan lain-
lain.

1.3. Definisi Daerah Pantai


Definisi pantai dalam bahasa Inggris sering rancu antara coast dan beach
yang dapat dijelaskan dalam definisi berikut ini.
a. Coast = An area of land (which may be several kilometres wide) that extends
from the coastline to the area dominated by terrestrial geology and ecology.
b. Beach = Beaches are accumulations of unconsolidated sediment (usually
sand) that extend from the mean low tide line to the inland limit of the littoral

3
zone (i.e. usually beyond the high water mark where there is a marked change
in relief and/or to the line of permanent vegetation).
Ilmu rekayasa pantai telah berkembang sangat dinamis dan pesat sehingga
sangat mungkin untuk diperluas ke wilayah offshore karena sesungguhnya semua
dasar-dasar teori untuk analisa dan perencanaan bangunan di laut dalam (offshore)
sudah terangkum pada ilmu rekayasa pantai. Gambar 1.1. berikut ini adalah
ilustrasi daerah pantai beserta definisi umum pembagian zona pantai dari mulai
daratan (onshore zone) hingga laut dalam (offshore zone).

Gambar 1.1. Definisi dan Batasan Ilmu Rekayasa Pantai (sumber : Walker, 2005)

Arti dari istilah yang terdapat pada Gambar 1.1 dapat dijelaskan di bawah
ini (USACE, 2000).
a. Shoreline =The intersection of a specified plane of water with the shore
(e.g. the high water shoreline would be the intersection of the plane of
mean high water with the shore).
b. Shore = The area of land in immediate contact with the sea, including the
c. zone between high and low water lines.
d. Foreshore = Any land covered and uncovered by the ebb and flow of the
tide at mean spring tides.

4
e. Swash Zone = The most landward componenet of the nearshore zone of a
beach profile. The area where there is an up rush and back wash of water
on the beach profile.
f. Near Shore = Section of a beach profile which is between the breakpoint
of the waves and the landward limit of wave action. Comprises the
breaking zone, surf zone and swash zone.
g. swash zone, characterised by broken waves moving in a landwards
direction.
h. Offshore = (i) In beach terminology, the zone of variable width extending
from the breaker zone to the seaward edge of the continental shelf. (ii) A
direction seaward of the shore.
i. Onshore = A direction landward from the sea.

Pada gambar 1.1 secara umum dapat dibagi ke dalam batasan-batasan


yang dinamis berdasarkan karakteristik gelombang itu sendiri seperti letak
kedalaman gelombang pecah, garis batas daratan berdasarkan pasang surut, letak
sand bar formation.
Gambar 1.2. berikut ini sengaja disajikan ilustrasi zona –zona pantai dan
terminologi yang sedikit berbeda dengan yang terdapat pada Gambar 1.3. di atas
dengan tujuan agar dapat dipahami bahwa interpretasi mengenai batasan dan
terminologi mengenai zona-zona pantai sangatlah dinamis dan belum ada yang
bisa dijadikan sebagai acuan standar.

5
Gambar 1.2. Zona-zona berdasarkan karakteristik gelombang dan proses pantai (sumber : Walker, 2005)

6
Pada Gambar 1.2. adalah ilustrasi yang lebih mendetail dalam
menggambarkan batasan zona –zona pantai (coastal zone) yang dibagi lagi ke
dalam zona-zona berdasarkan karakteristik gelombang dan proses pantai yang
terjadi seperti letak zona ripples berada, kedalaman air laut yang sesuai dengan
teori pendekatan gelombang linier Airy dan gelombang nonlinier solitary dalam
analisa gelombang.
Pada Gambar 1.2. littoral zone terdiri dari nearshore zone, offshore zone
dan backshore zone. Daerah nearshore terdiri dari inshore dan foreshore, dimana
inshore terbagi lagi menjadi breaker zone dan surf zone. Sedangkan foreshore
terbagi menjadi transition zone dan swash zone.

1.4. Garis Besar Isi buku


Untuk memudahkan dalam memahami teori Rekayasa Pantai dengan
mudah dan terstruktur, maka perlu dilakukan pembagian dalam bentuk pokok
bahasan yang dituangkan dalam bab per bab. Masing-masing pokok bahasan akan
dibagi lagi menjadi beberapa pokok bahasan dalam bentuk bab per bab apabila
dipandang mempunyai kedalaman tema yang penting untuk dipertajam
bahasannya.
Pemilihan dan urutan pokok bahasan dalam buku rekayasa pantai ini diatur
sedemikian rupa sehingga masing-masing bab dapat saling melengkapi satu sama
lain. Secara garis besar, isi buku ini terdiri dari sembilan pokok bahasan yaitu,
yang pertama membahas pokok bahasan mengenai teori gelombang, kemudian
membahas mengenai peramalan gelombang laut, pasang surut, arus, proses pantai,
transpor sedimen, bangunan pantai, perencanaan bangunan pantai, dan terakhir
membahas mengenai teknologi mutakhir (state of the art) yaitu teori energi
gelombang dan angin.
Bagan alir garis besar isi buku secara lengkap dapat dilihat pada Gambar
1.3. di bawah ini.

7
GELOMBANG LINIER
GELOMBANG

GELOMBANG NONLINIER

TRANSFORMASI GELOMBANG
PERAMALAN
GELOMBANG GAYA GELOMBANG

STATISTIK
GELOMBANG

ARUS

PROSES PANTAI
REKAYASA
PANTAI
TRANSPOR SEDIMEN

PASANG SURUT
GELOMBANG
PANJANG TSUNAMI

BANGUNAN PANTAI

PERENCANAAN
BANGUNAN PANTAI

ENERGI GELOMBANG
DAN ANGIN

Gambar 1.3. Bagan alir garis besar isi buku rekayasa pantai

Pada Gambar 1.3. Pokok bahasan mengenai gelombang dipecah lagi


menjadi 4 pokok bahasan karena mempunyai materi bahasan yang sangat luas
meliputi gelombang linier, gelombang nonlinier, transformasi gelombang dan
gaya-gaya gelombang.
Pada bab 2, mengenai gelombang linier akan dipelajari sifat-sifat dan
asumsi gelombang linier, parameter gelombang linier, rumus-rumus gelombang
linier, gerak orbit partikel gelombang, gelombang berjalan dan gelombang berdiri,
tekanan hidrostatikdan hidrodinamik, kelompok gelombang, kecepatan kelompok
gelombang, dan program komputer sederhana untuk menghitung parameter
gelombang.

8
Pada Bab 3, mempelajari teori gelombang nonlinier yang sudah mulai
diperhitungkan dalam berbagai analisa gelombang laut, sehingga memerlukan
suatu bab khusus untuk mempelajari gelombang nonlinier. Pada bab gelombang
linier, akan dipelajari teori gelombang nonlinier Stokes, stream function, cnoidal,
solitar, nonlinier mild slope equation, contoh soal gelombang nonlinier.
Bab 4, berisi mengenai proses transformasi gelombang, yaitu perubahan
bentuk gelombang mulai dari laut dalam hingga menuju garis pantai. Konsep
fluks energi gelombang serta transformasi gelombang yang meliputi proses
refraksi, difraksi, shoaling, refleksi gelombang dan proses gelombang pecah
(breaking wave) akan dipelajari secara khusus disertai gambar-gambar atau
ilustrasi yang mendukung proses pembelajarannya. Bab ini juga menyertakan
program komputer sederhana untuk memecahkan pemodelan gelombang 2
dimensi beserta contoh soal dan penyelesaiannya agar dapat memahami teori
transformasi gelombang dengan lebih baik.
Bab 5, membahas mengenai arus pantai. Dalam bab ini akan dipelajari
definisi arus dan karakteristiknya, profil arus pantai dan macam-macam arus di
dekat pantai seperti arus sejajar pantai (longshore current), arus akibat angin dan
gelombang dan arus balik (rip current). Juga akan dipelajari mengenai konsep
tegangan radiasi (radiation stress), wave set-up dan wave set-down.
Bab 6 membahas transpor sedimen pantai sebagai bagian dai proses pantai
dibahas dalam bab tersendiri yang akan mempelajari mekanisme transpor
sedimen, rumus-rumus transpor sedimen, pembagian transpor sedimen sejajar
pantai (longshore sediment transport) dan tegak lurus pantai (cross shore
sediment transport), profil pantai setimbang dan prediksi sedimen sejajar pantai
(longshore bar sediment).
Bab 7 membahas gelombang panjang yang terdiri dari sub bab gelombang
pasang surut dan gelombang Tsunami. Pasang surut sebagai gelombang panjang
mempunyai keunikan tersendiri sehingga perlu dibahas ke dalam bab tersendiri.
Dalam bab ini akan dipelajari mengenai mekanisme pasang surut, penentuan jenis
pasang surut, elevasi muka air pasang surut, dan perhitungan muka air pasang
surut. Sub Bab berikutnya membahas gealombang Tsunami yang akan

9
mempelajari sebab-sebab terjadinya Tsunami, karakteristik gelombang Tsunami,
dan pemodelan Tsunami.
Bab 8 adalah bahasan mengenai peramalan gelombang yang mempelajari
proses terjadinya pembangkitan gelombang oleh angin, pengertian gelombang sea
dan swell, konsep fetch, durasi angin, dan kecepatan angin, konsep fully developed
sea, menghitung tinggi gelombang berdasarkan data angin untuk laut dalam
berdasarkan Persamaan SMB dan menghitung tinggi gelombang berdasarkan data
angin untuk laut dangkal berdasarkan Persamaan Darbyshire.
Bab 9 mengenai statistik gelombang yang mempelajari parameter statistik
gelombang, distribusi angin, spektrum gelombang, dan deret fourier.
Bab 10, membahas mengenai proses pantai yang merupakan interaksi
antara gelombang, karakteristik tanah, arus, angin, morfologi pantai, batimetri dan
bangunan-bangunan pantai. Pada bab mengenai proses pantai juga akan dipelajari
tipe-tipe pantai, klasifikasi sedimen pantai, evolusi perubahan pantai,
geomorfologi pantai, dan contoh analisa perubahan morfologi pantai.
Bab 11 adalah mempelajari mengenai konsep gaya gelombang yang
bekerja pada struktur bangunan pantai yang kecil (small structure), berdasarkan
persamaan Morison. Persamaan Morison adalah rumus empiris dalam menghitung
gaya gelombang pada struktur tiang silinder tegak dan silinder miring, serta
konsep gaya gelombang pada suatu kelompok tiang silinder (groups of vertical
cylindrical). Dalam bab ini juga akan dipelajari gaya gelombang pada struktur
yang besar (large structure), gaya gelombang pada struktur terapung, stabilitas
struktur, prediksi gaya gelombang berdasarkan spektrum gelombang serta contoh
soal aplikasi gaya gelombang pada tiang silinder berdasarkan gelombang linier
dan nonlinier serta contoh soal gaya gelombang pada kelompok tiang silinder..
Bab 12 membahas mengenai bangunan pantai, yaitu berisi macam-macam
bangunan pantai, fungsi bangunan dengan kelebihan dan kekurangannya. Metode
perlindungan pantai berdasarkan hard solution dan soft solution, serta
diperkenalkan mengenai konsep modern yang futuristik mengenai konstruksi
bangunan pantai yang mengapung (floating structure).

10
Bab 13 adalah membahas mengenai survai dan perencanaan bangunan
pantai, perencanaan pemecah gelombang tumpukan batu (rubble mound
breakwater), metode dan langkah-langkah dalam merencanakan bangunan pantai,
contoh soal perencanaan bangunan pantai dinding tegak.
Bab terakhir yaitu Bab 14 membahas mengenai energi gelombang dan
energi angin yang merupakan sumber energi alam yang berlimpah (abundant
resources) sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangkit energi
listrik alternatif. Pada bab ini berisi karakteristik energi gelombang dan energi
angin. Prinsip kerja energi gelombang dan energi angin, model-model pembangkit
energi gelombang dan angin, diagram alir perencanaan untuk pembuatan
pembangkit energi gelombang dan energi angin, desain pembangkit energi angin,
dan contoh soal dan penyelesaian desain lahan untuk turbin angin.

11

Anda mungkin juga menyukai