Anda di halaman 1dari 24

III.

Gelombang Nonlinier

Setelah menyelesaikan bab ini, Anda diharapkan dapat:


1. menjelaskan karakteristik gelombang non-linier dan manfaatnya;
2. menjelaskan batasan penggunaan teori gelombang nonlinier;
3. menjelaskan macam-macam persamaan gelombang non-linier;
4. menjelaskan perbedaan antara gelombang linier dan nonlinier;
5. menghitung parameter gelombang nonlinier.

3.1. Umum.
Gelombang di laut adalah gelombang yang acak dan irreguler. Anggapan
bahwa gelombang di laut mempunyai amplitudo kecil (small amplitude wave)
tidak selamanya benar. Teori gelombang linier Airy hanyalah teori pendekatan
(approximation theory) dalam menggambarkan fenomena fisik gelombang.
Gelombang linier mengabaikan suku nonlinier (nonlinear term) pada persamaan
Bernoulli sehingga belum sepenuhnya memberikan gambaran yang orisinil
mengenai profil dan karakteristik gelombang laut (ocean wave). Gelombang di
laut adalah gelombang acak dan ireguler sehingga sering disebut gelombang
pendek (short wave) seperti dapat dilihat pada Gambar 3.1. di bawah ini.

Sumber: Jeng, 2004


Gambar 3.1. Gelombang pendek (short wave) nonlinier

53
Sedangkan gelombang di laut dangkal (shallow water) adalah gelombang
yang sudah jauh dari pusat pembangkitannya sehingga menjadi bersifat reguler
dan teratur.
Melalui riset dan pengamatan di lapangan dan di laboratorium yang sudah
dilakukan oleh banyak peneliti, membuktikan bahwa gerak orbital partikel
gelombang sesungguhnya tidak simetris, tidak tertutup dan tidak berputar secara
stasioner pada titik pusat yang tetap namun merupakan gerak partikel yang
asimetri, terbuka dan maju ke depan sesuai dengan arah rambat gelombang. Pola
gerakan gelombang di laut yang sesungguhnya dapat dilihat secara ilustratif pada
Gambar 3.2. di bawah ini.

Gambar 3.2. Ilustrasi gerakan orbital rambatan gelombang nonlinier berbentuk


spiral dan tidak tertutup (sumber : Krogstad,2000).

Profil gambar hasil rekaman gambar melalui sinar x membuktikan bahwa


partikel rambatan gelombang memang bergerak dan terbuka tidak tertutup seperti
pada teori gelombang linier. Profil gerakan orbit partikel gelombang yang terbuka
dan berbentuk spiral dapat dilihat pada Gambar 3.3. di bawah ini.

54
Gerak maju orbit spiral gelombang gerak orbit yang terbuka dan maju
(zoom)

Gambar 3.3. Gerakan orbital rambatan gelombang nonlinier

3.2. Macam-macam gelombang nonlinier


Macam-macam gelombang nonlinier cukup banyak diantaranya adalah gelombang
Stoke, stream function, solitary wave, dan cnoidal. Karaktersitik mengenai
macam-macam gelombang nonlinier dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Gelombang Stoke
Gelombang Stokes yang terkenal adalah orde 2 dan orde 5. Gelombang ini
dapat digunakan untuk laut dalam, laut transisi dan laut dangkal.
Kelemahan dari gelombang Stokes adalah penyelesaian persamaannya
sangat sulit dan kompleks.
Gelombang Stokes berlaku apabila (Dean, 1991):

h 1
> (3.1)
L 8

atau

kh > 0.78 (3.2)

atau

Ur < 79 (3.3)

dengan Ur adalah Ursel parameter

55
Teori gelombang Stokes Orde V secara ringkas dapat ditulis rumusnya
sebagai berikut (Chaplin, 1970 dan Noorzaei , 2005). Elevasi muka air untuk teori
gelombang nonlinier Stokes orde 5 adalah seperti berikut.
1 5
η= ∑ Fn cos n (kx − σ t )
k n =1
(3.4)

dengan Fn adalah suatu suku yang merupakan fungsi dari konstanta


λ dengan B. Untuk mencari nilai k dan λ diperlukan suatu teknik iterasi dengan
menggunakan persamaan berikut.
1
kh
[
λ + λ3 B33 + λ5 (B33 + B55 ) =
H
2h
] (3.5)

dan persamaan

[
kh tanh (kh ) 1 + λ3 C1 + λ4 C 2 = 4 π 2 ] h
gT 2
(3.6)

Kecepatan horizontal (u) dan Vertikal (v) :

σ 5
cosh nky
u=
k
∑G n =1
n
sinh nkd
cos n(k .x − σ .t ) (3.7)

σ 5
sinh nky
v=
k
∑G n =1
n
sinh nkd
sin n(k .x − σ .t ) (3.8)

Percepatan horizontal (ax) dan Vertikal (ay) :


kc 2 5
ax =
2
∑R
n =1
n sin n(k .x − σ .t ) (3.9)

− kc 2 5
ay =
2
∑S
n =1
n cos n(k .x − σ .t ) (3.10)

Persamaan Dispersi ( σ ) dan cepat rambat gelombang (c) :

σ 2 = gk (1 + λ2 C1 + λ4 C 2 ) tanh kd (2.40) (3.11)


1/ 2
⎛g
( ⎞
c = ⎜ 1 + λ2 C1 + λ4 C 2 tanh kd ⎟ ) (3.12)
⎝k ⎠

56
Koefisien-koefisien yang merupakan fungsi dari Rn dan Sn:
cosh nky
U n = Gn (2.41) (3.13)
sinh nkd
sinh nky
Vn = G n (3.14)
sinh nkd
Suku-suku yang dihitung atau diiterasi untuk mendapatkan nilai lamda (λ),
nilai Un dan Gn, nilai ax dan ay adalah sebaagi berikut.
F1 = λ
F2 = λ2Β22 + λ4Β24
F3 = λ3Β33 + λ5Β35 (3.15)
F4 = λ4Β44
F5 = λ5Β55

G1 = λΑ11 sin kd + λ3 Α13 sin kd + λ5Α15 sin kd


G2 = 2 λ2(Α22 sin2kd + λ4 sin 2kd)
G3 = 3 (λ3 sin3kd + λ5 sin 3kd) (3.16)
4
G4 = 4 λ Α44 sin4kd
G5 = 5 (λ5Α55 sin5kd)

R1 = 2U1 -U1U2 -V1V2 -U2U3 -V2V3


R2 = 4U2 -U12 +V12 -2U1U3 -2V1V3
R3 = 6U3 -3U1U2 +3V1V2 -3U1U4 -3V1V4 (3.17)
R4 = 8U4 -2U2 +2V22
2
-4U1U3 +4V1V3
R3 = 10U5 -5U1U4 -5U2U3 +5V1V4 +5V2V3

S0 = -2U1V1
S1 = 2V1 -3U1V2 -3U2V1 -5U2V3-5U3V2
S2 = 4V2 -4U1V3 -4U3V1 (3.18)
S3 = 6V3-U1V2+U2V1- 5U4V1 - 5U4V1
S4 = 8V4 -2U1V3 +2U3V1 +4U2V2
S5 = 10V5 -3U1V4 +3U4V1 -U2V3 +U3V2

57
b. Gelombang Stream function
Stream function diperkenalkan oleh Dean yang persamaan dasarnya juga
berasal dari persamaan Laplace berikut ini.

∂ 2ψ ∂ 2ψ
+ =0 (3.19)
∂x 2 ∂y 2

N
ψ (x, z ) = ∑ X (n ) sinh (n k (d + z )) cos n k x (3.20)
n =1

dengan N adalah orde teori stream function dan X(n) adalah koefisien. Dalam
referensi lain dituliskan persamaan stream function sebagai berikut.

N
ψ ( x, z ) = z + ∑ X (n ) sinh (n k (d + z )) cos n k x
L
(3.21)
T n =1

Elevasi muka air adalah


T N
ψ n − ∑ X (n ) sinh (n k (d + z )) cos n k x
T
η= (3.22)
L L n =1

L/2
2
ψ n=
L ∫ X (n ) sinh (n k (d + z ))cos n k x
0
(3.23)

Gelombang Stream function hanya berlaku pada kedalaman


h
0.002 ≤ ≤2 (3.23)
L0
dan

H
0≤ ≤1 (3.24)
Hb

c. Gelombang Cnoidal
Skorteweg dan De Vries (1895) mengembangkan teori gelombang Cnoidal
yang berdasarkan pada persamaan Boussinesq. Gelombang Cnoidal berlaku
apabila:
h 1
> (3.25)
L 8

58
atau

Ur > 20 (3.26)

Elevasi muka air laut gelombang cnoidal yang diukur dari dasar laut
adalah sebagai berikut.

⎡ ⎛x t ⎞ ⎤
ys = yt + H cn 2 ⎢2 K (k )⎜ − ⎟ , k ⎥ (3.27)
⎣ ⎝L T⎠ ⎦
dengan
ys = ordinat muka air yang diukur dari dasar
yt = jarak dari dasar ke lembah gelombang
H = tinggi gelombang dari lenbah ke puncak
cn = fungsi cosinus eliptik
K(k) = konstanta tipe pertama integral eliptik sempurna
k = modulus integral eliptik

Jarak dari dasar ke lembah gelombang yt dihitung dengan rumus berikut

y t y c H 16 h 2
K (k ) [K (k ) − E (k )] + 1 −
H
= − = 2
(3.28)
h h h 3L h

Panjang gelombang cnoidal dihitung sebagai berikut

16 h 3
L= k K (k ) (3.29)
3H
dengan periode gelombangnya adalah
⎡ ⎤
⎢ ⎥
g 16 y t h ⎢ k K( k ) ⎥
T = (3.30)
h 3H y t ⎢ H ⎛ 1 E( k ) ⎞ ⎥
⎢1 + ⎜ −
2 ⎜
⎟⎟ ⎥
⎢⎣ y t k ⎝ 2 K ( k ) ⎠ ⎥⎦

Serta tekanan hidrostatis gelombang cnoidal

p = ρ g (ys − y) (3.31)

59
Sumber: USACE, 2000
Gambar 3.5. Profil muka air yang dinormalisasi untuk gelombang cnoidal

Sumber: USACE, 2000

Gambar 3.6. Profil muka air yang dinormalisasi untuk gelombang cnoidal untuk
nilai k2 dan X/L yang lebih besar.

60
Gambar 3.7. Hubungan k2 dengan L2 H/d2, dan k2 dengan T g h dan H/h
(Wiegel, 1960 dalam USACE, 2000)

Gambar 3.8. Hubungan L2H/d3 dan kwadrat modulus eliptik (k), yc/H, yt/H dan
K(k) (Wiegel, 1960 dalam USACE, 2000)

61
d. Gelombang Solitary
Gelombang solitary adalah gelombang pada laut dangkal dan merupakan
gelombang yang bertlanslasi namun tidak berosilasi. Gelombang Solitary
(Solitary wave) ditemukan oleh Russell (1844), kemudian dilanjutkan oleh
Boussinesq (1871), Rayleigh (1876) dan Keller (1948) dan Munk (1949).
Gelombang solitary hanya dapat digunakan untuk daerah air dangkal.
Persamaan elevasi gelombang, kecepatan partikel gelombang dan
tekanan gelombang berturut-turut sebagai berikut.
η u
= (elevasi muka air laut) (3.32)
H H
gd
h

u H ∆p
= (kecepatan partikel gelombang)
gd h ρgH

3 H ⎡ ⎛ ys ⎞ ⎤
2
∆p
= 1− ⎢1 − ⎜ ⎟ ⎥ (tekanan gelombang) (3.33)
ρgH 4 h ⎣⎢ ⎝ h ⎠ ⎥⎦

Perbedaan tekanan pada suatu titik akibat adanya gelombang solitary


∆p 1 1 H ⎡ 3∆ p ⎤
= + 1− (3.34)
ρ g H 2 2 h ⎢⎣ ρ g h ⎥⎦

⎡ 3 H ⎤
ys = h + H sec h 2 ⎢ 3
( x − C t )⎥ (3.35)
⎣ 4 h ⎦
Permukaan air laut adalah sebagai berikut

⎡ 3 H ⎤
η = H sec h 2 ⎢ 3
(x − Ct )⎥ (3.36)
⎣ 4 h ⎦

Volume air di atas levasi muka air diam per unit lebar puncak gelombang
adalah sebagai berikut.

62
1/ 2
⎛ 16 ⎞
V = ⎜ h3 H ⎟ (3.37)
⎝3 ⎠

Kecepatan gelombang solitary berdasarkan pada suatu percobaan


laboratorium menghasilkan suatu rumus empiris sederhana sebagai
berikut.

C = g (H + h ) (3.38)

Kecepatan partikel gelombang solitary menurut Munk (1949) adalah

1 + cos (My h ) cosh (Mx h )


u = CN (kecepatan arah horisontal) (3.39)
[cos (My h )cosh (Mx h )]2

sin (My h ) sinh (Mx h )


w = CN (kecepatan arah vertikal) (3.40)
[cos (My h ) cosh (Mx h )]2

dengan y adalah diukur dari dasar, M dan N adalah fungsi H/h dimana h =
d = kedalaman yang dapat ditunjukkan pada Gambar 3.9. berikut ini

63
Sumber : USACE, 2000
Gambar 3.9. Fungsi M dan N gelombang Solitary (Munk,
1949)

Kecepatan partikel gelombang horisontal sering digunakan untuk


menghitung gaya gelombang pada struktur bangunan yang berada di air
dangkal.
Kecepatan maksimum partikel gelombang terjadi jika x dan t
keduanya sama dengan nol, sehingga kecepatan maksimum menjadi
berikut ini.
CN
u max = (3.41)
1 + cos (My h )
Energi total gelombang solitary per unit lebar puncak adalah
sebagai berikut

64
8
E= ρ g H 3/ 2 h3/ 2 (3.42)
3 3

dengan rumus tekanan gelombang sebagai berikut.

p = ρ g (ys − y) (3.43)

Gelombang solitary akan mengalami gelombang pecah (breaking


wave) jika kecepatan partikel pada puncak gelombang (wave particle
velocity) sama dengan kecepatan gelombangnya (wave celerity). Menueur
Miles (1980, 1981) hal ini akan terjadi bila memenuhi persamaan.

( H/h )maksimum = 0.78. (3.44)

Shore Protection Manual (1984) dalam percobaan di laboratorium


menunjukkan bahwa gelombang pecah untuk gelombang solitary dihitung
dengan rumus empiris berdasarkan kemiringan slope dasar saluran m dari
0.01 hingga 0.2 adalah sebagai berikut.

Hb
= 0.75 + 25 m − 112 m 2 + 3870 m 3 (3.45)
hb

3.3. Teori Gelombang Nonlinier Mild Slope Equation


3.3.1 Mild Slope Equation
Berkhoff (1972) mulai memperkenalkan teori steady state mild slope
equation untuk simulasi gelombang refraksi dan difraksi. Teori gelombang yang
digunakan adalah linier karena mengabaikan suku nonlinier dalam persamaan
dispersi gelombang. Iglesias dan Acinas (2004) juga meneliti dengan
menggunakan konsep ray pattern factor meskipun secara prinsip rumus yang
digunakan adalah sama yaitu mild slope equation.

65
Skjelbreia dan Hendrickson (1980), Dalrymple (1995) dan Horikawa
(1987) meneliti gelombang nonlinier dengan Stokes orde 2 dan orde 5 namun
belum mengembangkannya untuk pemodelan transformasi gelombang laut.
Penelitian tentang pemodelan transformasi gelombang nonlinier dengan
modifikasi persamaan mild slope equation diteliti misalnya oleh Hedges (1976),
yang berhasil memodifikasi persamaan dispersi linier menjadi persamaan dispersi
empiris nonlinier untuk model gelombang laut dangkal (shallow water wave)
namun belum bisa diterapkan untuk gelombang laut dalam (deep water wave) dan
gelombang laut transisi (intermediate water wave).
Kirby dan Dalrymple (1986) memperbaiki persamaan dispersi nonlinier
dengan memodifikasi dan menggabungkan persamaan Stoke orde kedua dengan
persamaan empiris Hedges sehingga dapat memodelkan gelombang nonlinier
untuk laut dangkal maupun laut dalam, meskipun belum bisa digunakan untuk
kedalaman laut transisi karena masih terjadi kesalahan yang cukup besar pada
daerah kedalaman relatif 1< kh < 1.5 dimana kecepatan gelombang yang terjadi
semakin membesar.
Li dan Yan (2002), mengusulkan suatu pendekatan baru terhadap
persamaan dispersi gelombang nonlinier untuk mengatasi problem yang dihadapi
oleh Hedges dan Kirby dan Dalrymple. Persamaan dispersi nonlinier yang
dimodifikasi oleh Li dan Yan ini dapat memberikan hasil yang memuaskan untuk
semua interval kedalaman.
Pemodelan gaya-gaya dan energi gelombang yang terjadi pada suatu
struktur bangunan pantai banyak diteliti oleh Chakrabarti (1987) untuk struktur
rangka kecil dan besar. Ada tiga teori yang dikemukakan, yaitu dengan
menggunakan teori Morison Equation, teori Froude-Krylove dan teori difraksi.
Dari tiga teori tersebut, Morison Equation yang paling banyak digunakan dan
diteliti oleh para ahli seperti Dean dan Dalrymple (1995), Avi, P. (1996),
Sorensen dan Sterndorff ( 2001), Mittendorf, dkk (2002), Yankova, T. (2002),
Gelder P. V. and J.K. Vrijling (2004), dan Pradnyana, G., dkk (1997).

66
3.3.2. Gelombang Nonlinier Mild Slope Equation
Persamaan dispersi untuk gelombang nonlinier stokes orde V diusulkan
oleh Li dan Yan, 2002 sebagai berikut.

σ 2 = gk (1 + p ε 2 ) tanh (kh + qε ) (3.46)


dengan :
σ = frekuensi anguler gelombang
p = tanh 2 (kh )
kh
q=
sinh (kh )
ε = ka
a = amplitudo gelombang = H/2 (m)

Li dan Yan memodifikasi persamaan mild slope equation dengan skema


beda hingga eksplisit dengan suku nonlinier dalam penyelesaiannya menjadi
seperti berikut :

∇(cc g ∇η )+ ⎜ k 2 cc g − W 2 + i σ 0 W ⎟η − ζ (η )
⎛ 1 ⎞
(3.47)
⎝ 4 ⎠
dengan :
cg = kecepatan kelompok gelombang (m/detik)
η = elevasi muka air laut (m)

i = angka imajiner = − 1
ζ (η ) = suku non linier, yaitu (σ 2 − σ 02 )η
3
8 fa ⎛ σ 0 ∇S ⎞
W =− ⎜ ⎟ adalah energi disipasi (3.48)
3πg ⎜⎝ k sinh kh ⎟⎠

Pada Pers. (12) di atas, dapat diubah lagi menggunakan operasi vektor dan
substitusi elevasi muka air laut (η ) menjadi amplitudo gelombang ( a )
menggunakan persamaan:

67
η = a( x, y )eiS ( x , y ) (3.49)

sehingga berubah menjadi persamaan berikut ini.

∂ 2 ∂
∂x
(a cc g ∇S cos α )+ (a 2 cc g ∇S sin α )+ σ 02 Wa 2 = 0
∂y
(3.50)

1 ⎡∂2a ∂2a 1 ⎛ ∂a ∂cc g ∂a ∂cc g ⎞ ⎤ W 2 (σ 2 − σ 02 )


∇S = k 2 + ⎢ 2 + 2 + ⎜⎜ + ⎟⎟ ⎥ − − (3.51)
a ⎢⎣ ∂x ∂y cc g ⎝ ∂x ∂x ∂y ∂y ⎠ ⎥⎦ cc g cc g


( ∇S sin α ) − ∂ ( ∇S cos α )= 0 (3.52)
∂x ∂y

Untuk menentukan gelombang pecah, Li dan Yan (2002) memasukkan pengaruh


nonlinier menggunakan rumus sebagai berikut:

π
ab = tanh (µ ∇S h ) (3.53)
7 ∇S

dengan :
ab= amplitudo gelombang pecah (m)
µ = 0.8 + tanh (1.06 I )

I = bilangan irribaren yaitu m


∇S a / π

m= kemiringan dasar pantai (slope batimetri)

3.4. Contoh Penerapan Persamaan Gelombang Nonlinier Stokes Orde 5


Berikut ini adalah contoh penerapan simulasi perbandingan model teori
gelombang linier Airy dengan gelombang nonlinier Stokes orde 5. Dalam contoh
ini input data gelombang adalah sebagai berikut:
a. Tinggi gelombang H = 10.660 m,
b. Periode T=9.27 detik,
c. Kedalaman muka air laut (h) = 22.860 m,

68
d. Kecepatan arus =1.5 m/detik,
e. Rapat massa air laut ( ρ )=1025 kg/m3.

PERBANDINGAN ELEVASI MUKA AIR GELOMBANG


LINIER DAN NONLINIER
DATA: H=10.660m, T=9.27 detik, d=22.860m
8
NONLINIER
6
ELEVASI MUKA AIR (M)

LINIER
4

0
0 50 100 150 200 250 300 350
-2

-4

-6

PHASE(DERAJAT)

Gambar 3.12. Perbandingan Elevasi Muka Air Gelombang Linier dan Nonlinier

Gambar 3.12. menunjukkan perbandingan elevasi gelombang linier dan


nonlinier untuk berbagai sudut phase. Gelombang nonlinier Stoke orde V terlihat
puncaknya lebih tinggi dan sedikit meruncing dibanding gelombang linier Airy
dan lembah gelombang pada gelombang nonlinier Stoke orde V lebih melebar dan
lebih dangkal dibanding gelombang linier Airy.
Puncak gelombang linier lebih kecil 21.7% dibanding nonlinier sedangkan
lembahnya sekitar 27.8%. Puncak gelombang terjadi pada sudut phase 00 dan
lembah gelombang terjadi pada sudut phase1750. Panjang gelombang linier (L)
dan angka gelombang (k) berturut-turut adalah 114.1109 m dan 0.05508,
sedangkan untuk gelombang nonlinier berturut-turut adalah 124.3107 m dan
0.05056. Panjang gelombang (L) linier sekitar 8.2% lebih kecil dibanding
nonlinier dan sedangkan angka gelombangnya (k) juga sekitar 8.2%.

69
PERBANDINGAN KECEPATAN GELOMBANG LINIER
DAN NONLINIER
DATA: H=10.660m, T=9.27 detik, d=22.860m
6
KECEPATAN (M/DETIK) NONLINIER
4
LINIER
2

0
0 50 100 150 200 250 300 350
-2

-4

-6
PHASE(DERAJAT)

Gambar 3.13. Perbandingan Kecepatan Rambat Gelombang Linier dan Nonlinier

Gambar 3.13. menunjukkan perbandingan kecepatan gelombang linier dan


nonlinier untuk berbagai sudut phase. Kecepatan gelombang nonlinier Stoke orde
V terlihat puncaknya tetap lebih tinggi dan sedikit meruncing dibanding
gelombang linier Airy meskipun tidak berbeda jauh sedangkan lembah gelombang
pada gelombang nonlinier Stoke orde V lebih melebar atau mendatar dan lebih
dangkal dibanding gelombang linier Airy.
Kecepatan gelombang linier lebih kecil 0.7% dibanding nonlinier
sedangkan lembahnya sekitar 35.6% lebih kecil dibanding lembah gelombang
nonlinier. Puncak gelombang linier dan nonlinier terjadi pada sudut phase 00 dan
lembah gelombang terjadi pada sudut phase1750. Kecepatan gelombang linier
bernilai nol pada phase 800 sedangkan pada gelombang nonlinier pada phase 900.

70
PERBANDINGAN PERCEPATAN GELOMBANG
LINIER DAN NONLINIER
DATA: H=10.660m, T=9.27 detik, d=22.860m

4 NONLINIER
3
LINIER
PERCEPATAN

2
(M/DETIK^2)

1
0
-1 0 50 100 150 200 250 300 350
-2
-3
-4
PHASE (DERAJAT)

Gambar 3.14. Perbandingan Percepatan Gelombang Linier dan Nonlinier

Gambar 3.14. menunjukkan perbandingan percepatan gelombang linier


dan nonlinier untuk berbagai sudut phase. Percepatan gelombang nonlinier Stoke
orde V terlihat mempunyai dua puncak dan dua lembah gelombang sedangkan
gelombang linier Airy hanya satu puncak dan satu lembah.
Pada sudut phase 00 dan 3600 masing-masing gelombang linier dan
nonlinier mempunyai percepatan nol atau tidak ada percepatan. Percepatan
gelombang linier juga bernilai nol pada phase 1800 sedangkan pada gelombang
nonlinier terjadi pada sudut phase 1300, 1800 dan 2300
Terlihat percepatan gelombang linier lebih tinggi dibanding perepatan
gelombang nonlinier. Percepatan gelombang linier maksimumnya adalah sekitar
2.9 m/detik2, sedangkan percepatan gelombang nonlinier maksimumnya adalah
sekitar 2.4 m/detik2.

71
PERBANDINGAN TEKANAN DINAMIK GELOMBANG
LINIER DAN NONLINIER
DATA: H=10.660m, T=9.27 detik, d=22.860m
60000
NONLINIER
TEKANAN DINAMIK

40000
LINIER
20000
(N/M^2)

0
0 50 100 150 200 250 300 350
-20000

-40000

-60000
PHASE (DERAJAT)

Gambar 3.15. Perbandingan Tekanan Gelombang Linier dan Nonlinier

Gambar 3.15. menunjukkan perbandingan tekanan gelombang linier dan


nonlinier untuk berbagai sudut phase. Tekanan gelombang nonlinier Stoke orde V
terlihat puncaknya tetap lebih tinggi dan sedikit meruncing dibanding gelombang
linier Airy sedangkan lembah gelombang pada gelombang nonlinier Stoke orde V
sama rendahnya namun lebih melebar atau mendatar dibanding gelombang linier
Airy.
Pada sudut phase 00 dan 3600 masing-masing gelombang linier dan
nonlinier mempunyai tekanan yang maksimum, yaitu 39457.277 N/m2 (linier)
dan 50596.169 N/m2 (nonlinier). Tekanan gelombang linier bernilai nol pada
phase 900 dan 2700 sedangkan pada gelombang nonlinier terjadi pada sudut phase
750 dan 2850.
Terlihat pada sudut phase 00, tekanan gelombang linier lebih rendah 22%
dibanding tekanan gelombang nonlinier. Tekanan gelombang linier dan nonlinier
minimum terjadi pada sudut phase 1800 adalah sekitar 39457.246 N/m2.
Pada Tabel 3.1. terlihat bahwa hasil running program untuk mencari
panjang gelombang nonlinier (L) dan angka gelombang nonlinier (k) kurang lebih
sama dengan data verifikasi. Terlihat bahwa panjang gelombang nonlinier hasil

72
running lebih besar 0.3087m (0.2% ) dibanding data verifikasi. Sedangkan angka
gelombang nonlinier lebih kecil 0.0001 (0.2%).

Tabel 3.1. Verifikasi perbandingan panjang gelombang dan angka gelombang


Jenis Gelombang Angka Gelombang Panjang Gelombang
(k) (L)
Linier 0.05508 114.1109 m
Nonlinier 0.05056 124.3107 m
Verifikasi dari Dalrymple’s 0.05502 (Linier) 114.18797 m (Linier)
program (Internet Java Applet)
Verifikasi dari Jurnal 0.05503 (Linier) 114.168 m (Linier)
International 0.05067 (Nonlinier) 124.002 m (Nonlinier)
( Noorzaei J. dkk , 2005)

Hasil running program untuk mencari panjang gelombang linier (L) dan
angka gelombang linier (k) kurang lebih sama dengan data verifikasi. Terlihat
bahwa panjang gelombang linier hasil running lebih kecil 0.0571 m (0.05% )
dibanding data verifikasi Noorzaei J. dkk , 2005 dan lebih kecil 0.07707m
(0.06%) dibanding data verifikasi Dalrymple. Sedangkan angka gelombang linier
lebih besar sekitar 0.1%.

3.5. Perbandingan Parameter Gelombang Linier dan Nonlinier


Gambaran secara lengkap untuk berbagai parameter perbandingan
gelombang linier dan nonlinier untuk data di atas dapat dilihat pada Gambar 3.16
di bawah ini.

73
Gambar 3.16. Verifikasi gelombang linier dari program java applet Dalrymple

Gambar 3.17. Hasil Perbandingan parameter gelombang nonlinier dan linier

74
Gambar 3.18. Hasil Perbandingan energi gelombang nonlinier dan linier

Gambar 3.18. merupakan perbandingan untuk properties gelombang yang


merupakan karakteristik gelombang. Hasil simulasi menunjukkan bahwa
properties nonlinier seperti tinggi gelombang, panjang gelombang, energi
poetensial, energi kinetik energi total, flux energi dan tekanan gelombang lebih
besar dibanding properties untuk gelombang linier.

3.6. Contoh Penerapan Gelombang Nonlinier Cnoidal


Gelombang merambat pada kedalaman h = 3 m dengan periode T = 15 detik dan
tinggi gelombang H = 1 m.
Hitung dengan menggunakan peresamaan nonlinier gelombang cnoidal:
a. panjang gelombang
b. tentukan jarak dari dasar ke puncak gelombang dan ke lembah gelombang.
c. tentukan profil gelombang
Jawaban.
a. untuk mencari panjang gelombang L, hitung :
• parameter H/ d = 1 / 3 = 0.33
g 9 .8
• T = 15 = 27.11
h 3
b. Lihat pada Gambar 3.7 untuk mendapatkan nilai k2.
k2 = 1 – 10-5
c. Lihat pada Gambar 3.7 untuk mendapatkan hitungan dari nilai L2 H/d3

75
L2 H
= 290
d3

290 .33
L= = 88.5 m
1
d. Setelah L diketahui cek apakah sesuai dengan syarat batas gelombang
cnoidal dengan Ursel Number
d/L = 3 / 88.5 = 0.00339 < 1 / 8 (OK)
L2 H
= 290 > 26 (OK)
d3
e. Hitung kecepatan gelombang
C = L/T = 88.5 / 15 = 5.9 m/detik
f. Hitung yt dan yc dengan Gambar 3.8.
yc − d
= 0.865 (86.5 %)
H
yc = 0.865 H + d = 0.865 (1) + 3 m = 3.865 m (puncak)
yt − d
+ 1 = 0.865
H
yt – d + 1H= 0.865 H
yt = 0.865 H - H + d = 0.865 (1) – (1) + (3) = 2.865 m (lembah)

RANGKUMAN

1. Gerak orbital partikel gelombang nonlinier tidak simetris, tidak


tertutup dan tidak berputar secara stasioner pada titik pusat yang
tetap namun merupakan gerak partikel yang asimetri, terbuka dan
maju ke depan sesuai dengan arah rambat gelombang.
2. Gelombang nonlinier puncaknya lebih tinggi dan sedikit meruncing
dibanding gelombang linier Airy dan lembah gelombang pada
gelombang nonlinier lebih melebar dan lebih dangkal dibanding
gelombang linier Airy.
3. Parameter gelombang untuk persamaan nonlinier seperti tinggi
gelombang, panjang gelombang, energi poetensial, energi kinetik
energi total, flux energi dan tekanan gelombang lebih besar daripada
parameter gelombang untuk persamaan linier.

76

Anda mungkin juga menyukai