MODUL 4
ARUS GEOSTROPIK
Oleh:
Koordinator Praktikum:
Tim Asisten :
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Lembar Pengesahan
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Arus Laut
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arus permukaan merupakan salah satu parameter oseanografi yang berhubungan dengan
cuaca dan iklim. Faktor utama pembangkit arus pasang surut adalah angin yang bertiup di atas
permukaan laut. Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian
Bumi oleh radiasisinar matahari. Air yang lebih hangat akan "mengembang",
membuat sebuah kemiringan (slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan
akibatnya air hangat tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke arah kutub
yang lebih dingin daripada ekuator. Arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan
yang berbeda menurut kedalaman. Salah satu macam aru yang akan dibahas adalah arus
geostropik. Arus ini merupakan salah satu komponen utama dari arus permukaan laut
dan merupakan fungsi dari tekanan angin, tekanan pasang surut, gravitasi, dan rotasi
bumi.
P = ρ.g.z (1)
P = tekanan
ρ = masa jenis/densitas
g = gaya gravitasiz = volume air/ketinggian.
Apabila suatu kolom air memiliki gaya gravitasi dan densitas yang sama, maka
keduanya berarti konstan. Hal tersebut menyebabkan persamaan hidrostatik lebih dipengaruhi
oleh perbedaan volume air atau ketinggian. Persamaan hidrostatik akhirnya menjadi:
∆ p = ρ.g.∆ z (2).
P = tekanan
ρ = masa jenis/densitas
g = gaya gravitasi
x = jarak antara titik A dan B
Ѳ = sudut antara tiitk A dan B
Didalam kolom air/lapisan lautan yang jauh dari permukaan dan dasar laut, untuk
jarak horizontal yang melebihi beberapa puluh kilometer, gradien tekanan horizontal hampir
mencapai keseimbangan dengan gaya coriolis. Keseimbangan ini sering disebut dengan
keseimbangan geostropik. Gaya dominan yang berperan pada arah vertikal adalah gradien
tekanan vertikal dan massa air. Tekanan pada setiap titik di kolom air disebabkan oleh
pengaruh seluruh berat air laut pada kolom air tersebut. Gaya dominan pada arah horizontal
merupakan gradien tekanan dan gaya Coriolis [ CITATION Ste08 \l 1033 ].
f = 2 Ωsinφ
f = parameter Coriolis
Ω = kecepatan rotasi bumi
φ = derajat lintang.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa besarnya gaya coriolis tergantung pada lintang
(latitude). Semakin mendekat dengan belahan bumi utara atau selatan maka gaya coriolis
semakin tinggi. Magnitude gaya coriolis meningkat dari nol pada ekuator ke nilai maksimum
kutub utara maupun selatan. Selain itu gaya coriolis dipengaruhi oleh kecepatandan periode
gerakan suatu benda. Suatu benda mengalami gaya coriolis apabila memiliki periode yang
sama dengan periode rotasi bumi. Gaya Coriolis, yaitu gaya perputaran bumi, dimana di BBS
arah arus laut akan cenderung dibelokkan ke arah kiri dari arah angin, maka angin yang
bergerak dari arah tenggara menuju barat laut, menyebabkan terjadinya arus dan Transpor
Ekman ke arah kiri (Syafik et al., 2013).
Teori ini pertama kali tercipita oleh seorang ilmuwan asal Swedia yang menjadi asal dari
nama Ekman ini yaitu Vagn Walfrid Ekman pada tahun 1902. Fenomena ini terjadi ketika air
di permukaan bergerak oleh angin, lalu akan berakibat terhadap air yang ada di dalamnya.
Setiap bagian tergantung ke kedalaman hingga 100 meter. Spiral Ekman ini juga memiliki
sifat yang hampir sama dengan gaya Coriolis. Dimana apabila terjadi di belahan bumi utara
(Northern Hemisphere) maka arah pusaran akan ke kanan. Sedangkan di belahan bumi selatan
(Southern Hemisphere) maka arah pusaran ke kiri (Taohid et al., 2017).
2.5 Upwelling
Upwelling merupakan suatu proses naiknya massa air laut dari lapisan dalam laut ke
permukaan. Adanya angin yang mendorong lapisan air pada permukaan mengakibatkan
kekosongan massa air di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan
kekosongan yang berada di atas. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih
dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan [ CITATION Anu93 \l 1033 ].
Kejadian upwelling pada suatu perairan dapat diidentifikasi dengan melihat berbagai indikator
seperti suhu yang lebih rendah dari sekitranya, salinitas, nutrien, dan klorofil-a yang secara
umum lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Fenomena upwelling merupakan suatu kejadian
yang penting untuk mengetahui tingkat kesuburan suatu perairan. Hal ini dikarenakan,
fenomena upwelling membawa zat-zat hara yang kaya akan nutrisi ke permukaan dan
banyak mengandung fitoplankton sebagai pakan alami ikan sehingga memberikan
banyak pengaruh dalam peningkatan produktivitas ikan [ CITATION Anu05 \l 1033 ]
Menurut Sprintall et al (1999) dalam (Sukresno et al., 2018) upwelling yang
merupakan respon terhadap arah dan kecepatan angin yang berasosiasi dengan sistem iklim
musim Fenomena oseanografis tersebut sering diasosiasikan dengan penurunan tinggi
permukaan laut dan suhu permukaan laut (SPL). Disisi lain juga dicirikan dengan naiknya
massa air laut dari lapisan bawah ke permukaan dengan temperatur yang lebih dingin dan
kandungan nutrien yang lebih banyak. Pada musim timur antara bulan Juni hingga Oktober
terjadi pergeseran pusat upwelling ke arah barat mendekati Sumatra hingga ke ekuator.
Menurut Ningsih et al (2013), Siswanto dan Suratno (2008), Kunarso et al (2012) dalam
Sukresno et al (2018), seiring dengan perubahan musim, pada musim barat antara bulan
November hingga bulan Maret terjadi penurunan intensitas. Pada musim timur (bulan Juni
hingga Oktober) intensitas upwelling mengalami peningkatan sehingga menyebabkan SPL
lebih dingin dan serta Klor-a lebih tinggi dibandingkan pada musim barat.
2. Menentukan nilai AT
A T =T ( 4 ,78670−0 , 098185 T +0 , 0010843 T 2 ) 10−3
3. Menentukan nilai BT
B T =T ( 18 , 030−0 , 8164 T +0 , 0166 T 2 ) 10−6
4. Menentukan nilai ∑T
−( T −3 , 98 )2 T +283
ΣT=
503 , 570 T +67 , 26
6. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada tekanan (Δs,t)
10−3 σ t
Δ s ,t =0 ,02736−
( 1−10−3 σ t )
7. Menghitung faktor anomali densitas yang tidak bergantung pada temperatur
(δs,p)
Nilai δs,p pada S=34,7129 dapat dicari dengan menggunakan interpolasi
34 -
0
,
2
δ
34, s
71 ,
29 p
35 0
Contoh:
δ s , p= ([ 3435−34
,7129−34
) .( 0−(−0,2 ))+(−0,2 )] . 10 −5
=−5 , 742. 10−7
2
,
15 8
δ
16, t
84 ,
22 p
3
,
20 5
Contoh:
16 , 8422−15
δ t , p=
[( 20−15 ) ]
. ( 3,5−2,8 )+(2,8) . 10−5 =3 , 058. 10−5
13. Menghitung kecepatan arus geostropik relatif diantara dua stasiun ( v 1 −v2 )
a. Menghitung jarak antara stasiun 11 dan stasiun 12
2 2
√
L= ( (lon sta 1−lonsta 2 ). 111 ) + ( ( lat sta 1−lat sta 2) .111 )
IV. HASIL
4.1 Perhitungan Manual
A. Stasiun 11
1. Mencari nilai σt
2. Mencari nilai AT
3. Mencari nilai BT
4. Mencari Nilai ∑T
5. Mencari nilai ∆s,t
6. Mencari nilai δs,p
7. Mencari nilai δt,p
8. Mencari nilai δ
9. Mencari nilai δrata2
10. Mencari nilai δrata x ∆p
11. Mencari nilai ∆ΦA
B. Stasiun 12
1. Mencari nilai σt
2. Mencari nilai AT
3. Mencari nilai BT
4. Mencari Nilai ∑T
5. Mencari nilai ∆s,t
6. Mencari nilai δs,p
7. Mencari nilai δt,p
8. Mencari nilai δ
9. Mencari nilai δrata2
10. Mencari nilai δrata x ∆p
11. Mencari nilai ∆ΦA
C. Gabungan 11-12
4.2.2 Stasiun 12
Tabel 2. Perhitungan stasiun 12
p=d T S σt ∆s,t δs,p δt,p δ δrata δrata x ∆p ∆ΦB
0 26.3293 35.2785 22.82288331 0.0040041 5.57E-07 4.3861E-05 0.004048485
0.004045089 0.040450886 0.527425524
10 26.3106 35.2789 22.82934523 0.0039973 5.578E-07 4.38348E-05 0.004041692
0.00376991 0.150796382 0.486974637
50 24.6759 35.2652 23.34589083 0.0034561 5.304E-07 4.15463E-05 0.003498127
0.003065825 0.153291243 0.336178256
100 22.0753 35.3103 24.16651921 0.002595 6.206E-07 3.79054E-05 0.002633523
0.002359534 0.117976714 0.182887013
150 19.8956 35.1837 24.68490853 0.0020503 3.674E-07 3.48538E-05 0.002085546
0.001835922 0.091796125 0.064910299
200 17.3029 34.9143 25.15561881 0.0015552 -1.714E-07 3.12241E-05 0.001586299
0.001406575 0.070328728 -0.026885826
250 14.796 34.5771 25.49311833 0.0012 -8.458E-07 2.77144E-05 0.00122685
0.00104169 0.052084482 -0.097214554
300 12.141 34.2927 25.8406041 0.0008339 -1.4146E-06 2.39974E-05 0.000856529
0.00070721 0.035360518 -0.149299036
350 10.3045 34.2001 26.12131114 0.0005381 -1.5998E-06 2.14263E-05 0.000557891
0.000437324 0.021866224 -0.184659554
400 8.633 34.1142 26.34757679 0.0002994 -1.7716E-06 1.90862E-05 0.000316758
0.000187442 0.01874422 -0.206525778
500 6.9219 34.077 26.59035671 4.328E-05 -0.000001846 1.66907E-05 5.81267E-05
-9.69313E-05 -0.009693127 -0.225269997
600 5.3164 34.1573 26.88213463 -0.000265 -1.6854E-06 1.4443E-05 -0.000251989
-0.000333471 -0.03334713 -0.21557687
700 4.8765 34.279 27.03607783 -0.000427 -1.442E-06 1.38271E-05 -0.000414953
-0.000493409 -0.049340876 -0.18222974
800 4.5085 34.4071 27.184351 -0.000584 -1.1858E-06 1.33119E-05 -0.000571864
-0.000619573 -0.061957316 -0.132888864
900 4.276 34.4842 27.27448134 -0.000679 -1.0316E-06 1.29864E-05 -0.000667282
-0.000709315 -0.070931547 -0.070931547
1000 3.9212 34.5289 27.35363286 -0.000763 -9.422E-07 1.24897E-05 -0.000751349
4.3 Grafik
4.3.1 Profil Anomali Gradien Geopotensial Stasiun 11 dan 12
-400
kedalaman
-600 stasiun 11
-800 stasiun 12
-1000
-1200
Gradien Geopotensial
-400
kedalaman
-600 Gradien Geopotensial
-800
-1000
-1200
Gradien Geopotensial
-400
kedalaman
-800
-1000
-1200
Kecepatan Relatif
DAFTAR PUSTAKA
Brown, E., Colling, A., Park, D., Phillips, J., Rothery, D., & Wright, J. (2001). Ocean
Circulation 2nd Ed. Singapore: The Open University.
Kasharjanto, D., Rahuna, D., & Rina. (2017). Kajian Pemanfaatan Energi Arus Laut di
Indonesia. Indonesia Jurnal Wave, 11(2), 75-84.
Pick, & Picard. (1983). Introductory Dynamical Oceanography. Oxford: Pergamon Press.
Sukresno, B., Jatisworo, D., & Kusuma, D. (2018). Analisis Multilayer Variabilitas
Upwelling di Perairan Selatan Jawa. Jurnal Kelautan Nasional, 13(1), 15-25.
Supangat, A., & Susanna. (2003). Pengantar Osenografi. Jakarta: Badan Riset Kelautan
Perikanan, Departemen Perikanan Dan Kelautan RI.
Syafik, A., Kunarso, & Hariadi. (2013). PENGARUH SEBARAN DAN GESEKAN ANGIN
TERHADAP SEBARAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI SAMUDERA HINDIA
(WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA 573).
Jurnal Oseanografi, 2(3), 318-328.
Taohid, R. A., Satriadi, A., & Saputro, S. (2017). Studi Pola Arus dan Sebaran Material
Padatan Tersuspensi di Pantai Marina Ancol, Jakarta. Jurnal Oseanografi, 6(1), 116-
123.