MODUL 6
ARUS PASANG SURUT
Oleh:
Koordinator Praktikum:
Dr. Kunarso, ST, MSi.
NIP. 19690525 199603 1 002
Tim Asisten :
Deera Herdi Mardhiyah 26050119130067
Ahmad Fai’q Indra Susilo 26050119130057
Ebenezer Michael Dave 26050119130119
Riyanti Maharani Ilyas 26050119120014
Siti Hamidah 26050119120018
Petrik Siano Okta Prima L. 26050119130125
Ferancha Retika 26050119130049
Riska Widyah Ningrum 26050119120002
Salma Nabila Khairunnisa 26050119130063
Ramadoni Khirtin 26050119130079
Eka Salma Afifah Putri 26050119120010
Arij Kemala Yasmin R. 26050119140144
Amalia Sekar A. 26050119130135
Kurnia Fajar Hidayat 26050119130104
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
Lembar Pengesahan
MODUL 6: ARUS PASANG SURUT
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Materi Metode
4 Hasil
5 Pembahasan
6 Penutup
7 Daftar pustaka
Total
Asisten Praktikan
Mengetahui,
Arus Laut
III.1 Materi
Hari, tanggal : Sabtu, 12 November 2021
Waktu : 19.00-21.00 WIB
Tempat : Secara daring menggunakan Microsoft Teams
III.2 Metode
3.2.1. Pre-Processing Model
3.2.1.1. ArcGIS
1. ArcGIS dibuka.
3.2.1.2. Excel
1. Buka Excel
2. Buka file batas1.dbf, boundary.dbf dan bathimetri kendal .dbf yang telah
dibuat dan edit seperti di bawah.
3. Kemudian kolom Id dan Orig_fid di cut dan di paste ke kolom E1, lalu
cut semuanya dan di paste ke kolom A1, terakhir Id, Orig_Fid, Point_X,
dan Point_Y hingga seperti gambar berikut. Simpan file dengan
format .txt (tab delimited)
4. Lalu ubah format pada file .txt menjadi .xyz agar bisa di olah pada MIKE
21
3.2.2. Processing Model
3.2.2.1. MESH
1. Aplikasi MIKE Zero dibuka
6. Klik properties, nilai titik awal dan titik akhir pada garis batas pantai
diubah menjadi 0-1-1.
7. Selanjutnya, nilai titik awal dan titik akhir pada garis perairan diubah
menjadi 1-2-0.
8. Klik menu data dan pilih manage scatter data. Masukkan data batimetri
dengan format .xyz dan ubah proyeksinya menjadi LONG/LAT. Klik
apply.
11. Untuk mengecilkan kontur, menu mesh di-klik dan smooth mesh
dipilih lalu isi dengan angka 10.
2. setup name diubah, tipe prediction based on global tide model data
dipilih, constituent file dengan file global_tide_constituents_0.50deg
dipilih.
3. line series dipilih dan periode prediksinya diubah.
4. input line series dengan tipe mesh file dipilih dan diisi dengan data mesh
yang sudah diolah tadi. Kemudian, data file diisi dengan menghubungkan
folder yang telah dibuat.
3. time steps diubah menjadi 3600 dan time step interval diubah menjadi
360. Waktu simulasi disesuaikan dengan waktu simulasi awal.
7. Simpan setup dan klik run simulation. Tunggu sampai 100% dengan time
stepsnya menjadi 3600.
8. Data yang telah di-run kemudian disimpan
3.2.3. Post-Processing Model
3.2.3.1. Penyimpanan Hasil Model
1. Setelah selesai, klik output, klik results, dan klik view kemudian klik
kanan dan pilih vector untuk memberikan arah gerak.
2. hasil direkam menggunakan fitur video forward dari step 0 sampai 100.
dilakukan pada semua parameter.
IV.1 Hasil
4.1.1. Surface Elevation
Gambar 10. Current Direction Terendah pada Time Steps 1 dari 3600
4.1.6. Hasil Time Series
IV.2 Pembahasan
Pengolahan data arus pasang surut dilakukan dengan pemodelan dengan
menggunakan software. Arus pasang surut merupakan gerak horizontal badan air
menuju dan menjauhi pantai seiring dengan perubahan naik turunnya muka laut.
Pemodelan yang dilakukan pada modul kali ini menghasilkan pemodelan dari arus
pasang surut Perairan Kendal. Pemodelan dilakukan untuk meramalkan kondisi
Perairan Kendal mulai tanggal 1-16 Maret 2023. Pemodelan dilakukan dengan
bantuan software ArcGIS, Microsoft Excel dan MIKE21.
Berdasar pemodelan surface elevation dan grafik time series yang telah
dilakukan, diperoleh informasi mengenai tipe pasang surut pada Perairan Kendal
yang tergolong campuran condong ke harian ganda. Pola arus pada peraira Kendal
terus bergerak. Hal ini karena arus yang terjadi di perairan Kendal merupakan arus
pasang surut. Pola arus yang terjadi akibat pergerakkan massa air yang mengalir
dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah. Arus yang
terjadi ini memiliki kecepatan yang berubah -ubah pada kurun waktu tertentu.
Perbedaan elevasi kedalaman pada perairan mempengaruhi kecepatan arus yang
terjadi.
Arus yang dimodelkan ini merupakn arus pasang surut. Arus pasang surut
sangat berpengaruh pada daerah perairan tertutup seperti teluk, perairan dangkal,
kanal-kanal pasang surut dan muara sungai atau delta dan estuary. Kecepatan arus
Pasang Surut minimum atau efektif nol terjadi saat air tertinggi atau air terendah.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pola arus yang terdapat di
perairain Kendal terjadi akibat pergerakkan massa air yang mengalir dari
permukaan yang lebih tinggi menuju permukaan yang lebih rendah. Pada saat
kondisi pasang, arus akan bergerak menuju daratan sedangkan pada saat kondisi
surut arus akan bergerak kembali menuju laut lepas. Adanaya perbedaan elevasi
kedalaman pada perairan yang mempengaruhi kecepatan arus yang terjadi. Arus
padangs urut pada saat pasang menstransportasikan air laut dari perairan dalam
menuju ke daratan begitu sebaliknya Ketika mengalami surut maka
mentransportasikan air dari pantai menuju lautan
Pada video forward yang telah dilakukan, u velocity atau komponen arus
timur-barat terrendah berada pada time step ke 48 dimana nilai terrendah berada
pada rentang -0.070 m/s – below dan nilai tertinggi berada pada time step ke 4
dengan rentang nilai tertinggi 0.10 m/s - above. Sedangkan untuk v velocity atau
komponen arus utara-selatan terrendah berada pada time step ke 22 dengan
rentang kecepatan -0.088 m/s – below dan tertinggi berada pada time step ke 9
dengan rentang nilai tertinggi 0.138 m/s – above. Kedua komponen memiliki nilai
tertinggi maupun terrendah yang tidak berbeda jauh ketika dibandingkan satu
sama lain. Tetapi, besar nilai komponen v lebih kecil dibanding komponen u yang
terjadi karena pergerakan arus cenderung mengarah ke barat daya. Menurut
Tarhadi et al. (2014), Hal tersebut menunjukkan komponen pembangkit astronomi
memberikan kontribusi yang lebih dominan terhadap pergerakan masa air di
Perairan Kendal. Berdasarkan hasil pengamatan pada data pemodelan pola arus
mengikuti pola pergerakan pasang surut. Pola arus pada saat kondisi surut arus
bergerak menuju ke laut sedangkan pada saat kondisi pasang arus bergerak dari
laut menuju ke darat. Dimana badan air akan bergerak secara horizontal menuju
dan menjauhi pantai seiring dengan naik dan turunnya muka laut yang disebabkan
oleh gaya-gaya pembangkit pasut.
Pada hasil pemodelan current speed dan current direction. Current speed
tertinggi berada pada time step ke 7 dengan nilai tertinggi 0.24 m/s – above dan
nilai terrendah pada time step ke 28 dengan nilai terrendah 0.000 m/s – below.
Sedangkan current direction memiliki nilai tertinggi pada time step ke 68 dengan
rentang nilai tertinggi diatas 6.0 m/s dan nilai terrendah pada time step ke 1
dengan nilai terrendah -0.5 m/s – below. Perbedaan kecepatan arus pasang surut
ini dapat dipengaruhi oleh perbedaan tinggi elevasi saat air tinggi atau air rendah
dan morfologi perairan. pada grafik diperoleh informasi apabila semakin jauh arus
dari daratan maka current speed meningkat dan ketika semakin mendekati daratan
maka current speed berkurang. Menurut Prayogo (2021), hal tersebut diakibatkan
oleh adanya faktor shoaling yang menyebabkan penurunan kecepatan arus.
Informasi mengenai arus pasang surut ini nantinya dapat digunakan untuk
mengetahui persebaran dan sebaran sedimen yang terjadi di suatu lingkungan.
Selain itu, dapat pula digunakan dalam bidang navigasi, energi alternatif dan
rekayasa bangunan pantai.
Pergerakaan arus dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal, yaitu
faktor yang disebabkan oleh perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar
dan gesekan antar lapisan air. Mekanisme pergerakan keseimbangan arus masuk
dan arus keluar disebabkan adanya ketidakseimbangan antara aliran arus
horizontal yang masuk ke suatu daerah perairan dengan massa air yang keluar dari
daerah tesebut sehingga untuk memenuhi keseimbangan air.
Dari analisa arus pasang surut ini, diketahui bahwa angin ini mempengaruhi
pergerakan dari pasang surut. Arus pasang surut yang dianalisa ini merupakan
arus pasang surut pada bulan Maret, dimana pada bulan ini merupakan bulan
untuk musim peralihan I. Sehingga pergerakan dari arus sangat dipengaruhi oleh
peralihan dari angin muson barat ke angin muson timur. Arus yang dipengaruhi
olehh angin menyebabkan arah gerak arus cenderung mengarah ke arah Barat
pada saat surut dan ke arah Tenggara pada saat pasang. Berdasakan hasil
pengamatan pada sea elevation maka dapat disimpulkan apabila arus yang
bergerak turut membawa serta massa air yang ada. Hal ini dikarenakan massa air
yang lebih berat akan berada di bawah sedangkan massa air yang lebih ringan
akan bergerak diatas, dari perbedaan massa air ini akan menyebabkan gradient
tekanan. Jika tekanan tinggi mempunyai densitas yang rendah dan sebaliknya,
sehingga akan terbentuk slope muka air yang mengakibatkan arus itu bergerak
dari muka air tinggi ke muka air rendah. Selain itu, pergerakan dari arus pasang
surut juga dipengaruhi oleh adanya titik amphidromik dari perairan tersebut.
Menurut Candido et al. (2020), Sistem Amphidromik adalah sistem yang
terbentuk dari kombinasi antara bentuk kolam laut (topografi laut) dan gaya
coriolis. Range pasang surut pada titik amphidromik adalah sama dengan 0 dan
meningkat seiring jauhnya dari titik tersebut. Dalam setiap system aphidromik,
tidak adanya perubahan pada titik amphiromik ini menyebabkan arus akan
bergerak memutari titik ini.
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Software MIKE21 merupakan suatu aplikasi yang digunakan dalam
membantu pengolahan data dan pemodelan hidrodinamika, dimana pada
aplikasi tersebut dapat digunakan dalam pemodelan pasang surut pada suatu
daerah. Pemodelan dilakukan dengan beberapa fitur seperti mesh generator,
tide prediction of height, flow model FM dengan menggunakan dasar modul
hidrodinamika.
2. Kecepatan dan arah arus pasang surut memiliki perbedaan pada setiap
titiknya yang disebabkan oleh adanya perbedaan tinggi elevasi saat air
tinggi atau air rendah, perbedaan morfologi perairan dan kondisi shoaling,
sehingga menyebabkan fluktuasi kecepatan arus pasang surut dan elevasi
perairannya.
3. Hubungan antara kecepatan arus pasang surut dengan keadaan pasang surut
suatu perairan yaitu kecepatan arus pasang surut maksimum dan minimum
dipengaruhi oleh perbedaan tinggi elevasi saat air tinggi atau air rendah.
Elevasi dan kecepatan pasang surut juga dipengaruhi oleh adanya titik
amphidromic, dimana range Pasang Surut pada titik amphidromic = 0 dan
meningkat seiring bertambahnya jarak titik tertentu dari titik tersebut.
V.2 Saran
1. Praktikum hendaknya dimulai setelah jam ibadah untuk mengurangi
keterlambatan.
2. Sebelum praktikum dimulai hendaknya sudah mempelajari materi yang
akan dipraktikkan.
3. Praktikan diharapkan lebih aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Aristi, S., S. Sutikno dan M. Fauzi. 2020. Analisis Pola Arus Akibat Pasang Surut
di Pantai Selat Baru, Kabupaten Bengkalis. Jurnal Selodang Mayang., 6(3)
: 172 – 177.
Aziz, M. F. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana., 31(4): 9-21.
Candido, M., J. Cagliari, dan L. Lavina. 2020. Tidal circulation in an Early
Permian epicontinental sea: Evidence of an amphidromic system.
Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology., 546.
Hadi, S. dan I. M. Radjawane. 2009. Arus Laut. Institut Teknologi Bandung.
Bandung. 180 hlm.
Handoyo, G. dan A. A. D. Suryoputro., 2015. Kondisi Arus dan Gelombang Pada
Berbagai Kondisi Morfologi Pantai di Perairan Pantai kendal Provinsi
Jawa Tengah. Jurnal Kelautan Tropis., 18(1): 33-37.
Hutahaean, S. 2012. Pemodelan Gelombang dengan Menggunakan Tekanan
Hidrodinamis yang Dirumuskan dari Persamaan Kontinuitas untuk Fluida
Berakselerasi. Jurnal Teknik Sipil., 19(2):149-151.
Indrayanti, E., D. N. Sugianto, Purwanto, H. S. Siagian. 2021. Identifikasi Arus
Pasang Surut di Perairan Kemujan, Karimunjawa Berdasarkan Data
Pengukuran Acoustic Doppler Current Profiler. Jurnal Kelautan Tropis.,
24(2): 247-254.
Jansen, T. 2018. Tinjauan Pengaruh Pasang Surut Terhadap Pola Arus Di Teluk
Amurang, Sulawesi Utara. Jurnal Tekno., 16(70): 67-70.
Latimba, Y., A. S. Sukri, T. S. Putri, dan Muriadin. 2020. Peramalan Tinggi dan
Periode Gelombang pada Pantai Tinobu Lasolo Konawe Utara. Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil., 8(2): 59-70.
Nopriansyah, D., W. Atmodjo, Purwanto, dan Denny. 2020. Studi Oseanografi
Guna Perencanaan Normalisasi Alur Pelayaran di Perairan Muara Sungai
Kali Bodri, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Indonesian Journal of
Oceanography., 2(3).
Ondara, K., U. J. Wisha, dan G. A. Rahmawan. 2017. Karakteristik
Hidrodinamika di Perairan Teluk Ambon untuk Mendukung Wisata
Selam. Jurnal Kelautan., 10 (1): 67-77.
Pasomba, T., M. I. Jasin, dan T. Jansen. 2020. Analisis Pasang Surut Pada Daerah
Pantai Tobololo Kelurahan Tobololo Kota Ternate Provinsi Maluku Utara.
Jurnal Sipil Statik., 7(11): 1515-1526.
Prayogo, L. M. 2021. Pemetaan Pola Pergerakan Arus Permukaan Laut Pada
Musim Peralihan Timur-Barat di Perairan Madura, Jawa Timur. Juvenil.,
2(2): 69-75.
Surinati, D. 2007. Pasang Surut dan Energinya. Oseana., 32(1): 15-22.
Talley, L. D., G. L. Pickard, W. J. Emery, dan J. H. Swift. 2011. Descriptive
Physical Oceanography: An Introduction Sixth Edition. Academic Press.
London., 983p.
Tarhadi, E. Indrayanti, dan A. A. D. Suryoputro. 2014. Studi Pola Karakteristik
Arus Laut di Perairan Kaliwungu Kendal Jawa Tengah pada Musim
Peralihan I. Jurnal Oseanografi., 3(1): 16-25.
Wisha, U. J., T. A. Tanto, W. S. Pranowo, dan S. Husrin. 2017. Current
Movement in Benoa Bay Water, Bali, Indonesia: Pattern of Tidal Current
Changes Simulated for the Condition before, during, and after
Reclamation. Regional Studies in Marine Science., 18: 177-187.