PENGINDERAAN JAUH
MODUL 1
INTERFACE PENGENALAN ER MAPPER 7.1
DAN CITRA LANDSAT 8
Disusun Oleh:
Rizki Taqwa Putranto
26050120130050
Oseanografi A
Tim Asisten
Warisatul Anbiya Selkofa M 26050117120018
Muhammad Farras Ayasy 26050117140023
Riefchi Wicaksono Haris 26040117140065
Octa Firta 26040117140070
Rahmat Yolansyah Putra 26050117120026
Tiara Anggita 26050118130051
Zahra Sadza Salma 26050118120009
Ferdian Agung Baskoro 26050118120025
Maryam S Taib 26050118140091
Danang Imaddudin Mahardika 26050118140076
Muhammad Farhan 26050118140101
Rofiatul Mutmainah 26050118120030
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Tgl Praktikum : 2 Oktober 2020
Tgl Pengumpulan : 8 Oktober 2020
LEMBAR PENILAIAN
MODUL I: INTERFACE PENGENALAN ER MAPPER 7.1 DAN CITRA
LANDSAT 8
Mengetahui,
Koordinator Praktikum Asisten
(Sitanggang,2010)
2.4.2 IKONOS
IKONOS adalah satelit observasi bumi umum dengan citra resolusi tinggi
pada resolusi satu dan empat meter. Satelit ini menawarkan citra multispektral dan
citra pankromatik. IKONOS diluncurkan pada September 1999. Satelit ini
mengorbit bumi pada ketinggian 681 km. Citra resolusi tinggi yang dihasilkan
cocok untuk membuat detail suatu daerah, objek, maupun fenomena, namun citra
ini tidak cocok apabila digunakan dalam membuat citra yang bersifat regional.
Citra yang dihasilkan ini berfungsi untuk membuat peta topografi skala kecil
hingga menengah untuk menghasilkan suatu peta baru.
Mengingat dari besarnya resolusi yang dapat dihasilkan citra
IKONOS, banyak sekali manfaat yang didapatkan. Seperti dalam
melakukan pemetaan suatu wilayah kota sehimgga dapat mendapatkan
pendetailan wilayah tersebut dengan lebih baik. Selain itu,karena akurasi
yang tinggi citra satelit IKONOS dapat digunakan untuk melakukan
pemetaan persebaran vegetasi pada area tertentu (Zhu et al,2020).
Ketajaman citra satelit ini dapat pula dimanfaatkan dalam merencanakan
penanggulangan maupun pencegahan dampak dari suatu fenomena
dengan lebih baik. Citra satelit ini pula dapat digunakan untuk
mengidentifikasi mineral mineral yang terkandung dalam suatu area
(Fan et al,2020). Berikut adalah tabel spesifikasi satelit IKONOS :
Tabel 2. Spesifikasi Satelit IKONOS
(Unik,2019)
2.4.3 Sentinel
Sentinel adalah salah satu wahana satelit yang digunakan untuk menangkap
citra dari wahana angkasa. Satelit sentinel mampu menangkap gambang dengan
reolusi efektif sebesar sepuluh meter. Satelit sentinel dikembangkan oleh Airbus
Defence dan European Space Agency (ESA). Satelit sentinel mengorbit pada
ketinggian 786 km, dengan masa waktu orbit selama 15 sampai dengan 30 hari.
Satelit sentinel banyak digunakan untuk melihat cakupan lahan secara umum, dan
pemetaan variable geofisikal area persebaran tumbuhan dan klorofil.
Citra dari satelit sentinel cocok untuk digunakan dalam
menganalisa sebaran luasan tutupan lahan serta untuk menganalisa
struktur geologis suatu daerah (Putri et al,2018). Satelit sentinel cocok
untuk mengamati hal tersebut karena hasil fusi pewarnaan yang
mendukung proses tersebut. Selain itu satelit sentinel juga memiliki
ketajaman piksel serta kontras yang berbeda-beda pada tiap seri
satelitnya. Menurut Ghahremanloo (2021), perbedaan hasil pencitraan ini
dapat memungkinkan pengguna untuk menggunakannya sesuai dengan
kebutuhan. Selain itu hasil satelit sentinel dapat pula digunakan untuk
melakukan pemetaan persebaran polusi atau pencemaran udara pada suatu
daerah.
2.5 RGB
Menurut Mani et al. (2020), RGB adalah suatu model warna yang terdiri
atas tiga buah warna yaitu merah (Red), hijau (Green), dan biru (Blue), yang
dikombinasikan dengan berbagai cara untuk menghasilkan bermacam-macam
warna. Model warna RGB memiliki kegunaan utama dalam menampilkan citra /
gambar dalam perangkat elektronik, seperti televisi dan komputer, walaupun juga
telah digunakan dalam fotografi biasa. Sebelum era elektronik, model warna RGB
telah memiliki landasan yang kuat berdasarkan pemahaman manusia terhadap teori
trikromatik. RGB hampir digunakan dalam seluruh proses penampilan citra dari
suatu alat elektronik.
RGB sering dimanfaatkan dalam pencitraan, karena memiliki aplikasi yang
cukup mudah. Selain itu beberapa gelombang energi yang terpancar memiliki
spektrum warna dasar berupa RGB. Hal ini menyebabkan RGB lazim digunakan
dalam proses pencitraan, pengolahan citra, maupun pembacaan citra. RGB pula
merupakan gelombang warna tampak yang dapat ditangkap oleh mata manusia.
RGB pun memiliki banyak pengaplikasian karena sifatnya tersebut.
2.6 Teknik Interpretasi Visual
Interpretasi adalah suatu tahapan yang digunakan untuk menyegmentasika
pandangan mengenai suatu hal (Mishra et al,2021). Interpretasi Visual memiliki arti
hubungan interaktif secara langsung antara interpreter/penafsir dengan objek/citra.
Interpretasi adalah proses perunutan untuk mengenali objek serta proses
pendefinisian objek tersebut. Interpretasi citra merupakan suatu kegiatan untuk
menentukan bentuk dan sifat obyek yang tampak pada suatu citra, beserta
deskripsinya. Interpretasi citra dapat dilakukan secara manual atau visual, dan
dapat pula secara digital.
Interpretasi citra secara visual sering di sebut dengan interpretasi
fotografik, meskipun citra yang digunakan bukanlah citra foto melainkan citra non
foto yang telah tercetak. Interpretasi fotografik sering dilakukan pada Interpretasi
visual citra non foto, karena banyak produk tercetak seperti citra non foto di
masa lalu (bahkan sampai sekarang) di wujudkan dalam bentuk film ataupun citra
tercetak di atas kertas foto, dengan proses reproduksi fotografik. Hal ini dapat
dilakukan sebab proses pencetakan oleh komputer pengolahan citra non foto
dilakukan dengan printer khusus yang disebut dengan film writer. Interpretasi visual
tidak hanya digunakan dalam pelaksanaan pengolahan dan pendekripsian citra,
interpretasi visual juga dilakukan dalam hal-hal observative lainnya. Penggunaan
interpretasi visual dalam pengolahan serta pendekripsian citra merupakan suatu ha
yang penting, karena interpretasi visual dapat menyimpulkan suatu hal berdasarkan
data yang ada.
2.7 Geolink
Evaluasi komparatif data membutuhkan suatu sistem pencocokan
instan yang dapat memberi hasil sedetail mungkin (Amini et al,2020).
Pengevaluasian terhadap objek geologi memerlukan ketepatan dan
kemudahan agar dapat dihasilkan hasil yang maksimal dengan usaha yang
sekecil-kecilnya.Geolink adalah suatu teknologi yang memanfaatkan
prinsip data yang ditautakan yang memberi keleluasaan bagi pengguna
untuk membuat pengambilan keputusan dengan tepat mengenai suatu
objek geografi (Chetam et al,2018). Data dalam geolink mencakup
beragam informasi seperti data panggilan Pelabuhan, data oseanografi,
dan lain sebagainya. Geolink juga dapat digunakan dalam penyelesaian
masalah mengenai penyelarasan kompleks potensial,melalui beberapa
dataset yang berupa dua atau lebih ontologi yang berbeda (Zhou et
al,2018). Geolink dapat digunakan dalam berbagai jenis masalah yang
berkaitan dengan geografi. Selain itu geolink juga mempermudah dalam
pengambilan perbandingan data dari dua atau lebih citra yang berbeda
waktu namun dalam area yang sama.
Geolinking merupakan proses merelasikan atau menghubungkan (linking)
dua atau lebih jendela citra didalam koordinat geografis. Oleh karenanya,geolink
akan sangat bermanfaat untuk melihat maupun meneliti unsur-unsur spasial
maupun geografis yang sama namun terdapat di dalam citra-citra yang berbeda
atau pemrosesan algoritmanya berbeda (Danoedoro,2012). Geolinking dapat
dilakukan apabila syarat-syarat untuk mengadakan geolinking terpenuhi. Suatu
citra dapat dihubungkan dengan citra lainnya dapatdihubungkan apabila syarat yang
berupa persamaan sistem proyeksi yang sama. Sehingga proses geolinking dapat
dijalankan untukdapat melakukan pembandingan citra yang ingin dibandingkan.
III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Hari : Jum’at, 2 Oktober 2020
Waktu : 18.30-20.00 WIB
Tempat : Secara daring dari rumah masing-masing
3.2 Materi
1. Download Citra
2. Penggabungan Citra
3. Penajaman Citra
4. Cropping Data
5. Reading Data Value:
• Cell Values Profil
• Cell Coordinate
• Mengetahui Jarak
• Mengetahui Luas
6. Geolink
3.3 Metode
3.3.1. Download Citra
1. Buka web USGS (https://glovis.usgs.gov/)
2. Sebelum melakukan pengunduhan citra login menggunakan akun yang
telah dibuat.
3. Jalankan glovis.
3. Duplicate Layer hingga 8 layer namai dengan nama band 1 hingga band
8
4. Klik Load Data Set, cari data yang diinginkan sesuai denagn bandnya,
klik OK this layer only untuk menginput data, ulangi hingga band 8
7. simpan dengan nama file yang dan ubah files of type menjadi ER
Mapper Raster Dataset (.ers)
8. Pada bagian null inputkan nilai 0 dan klik tulisan default
5. Ubah menjadi mode kursor dan klik area yang diinginkan untuk melihat
value profiles
6. Klik opsi Cell coordinate
3.3.6. Geolink
1. Buka Software ER-MAPPER
2. Load dataset citra IKONOS 2005 rubah warna dengan menklik RGB
Algorithm
3. Klik Duplicate window
4. Load dataset citra IKONOS 2009 rubah warna dengan menklik RGB
Algorithm
5. Klik kanan pada citra, pilih quick zoom- set geolink to window pada
kedua citra
8. Klik kanan pada citra, pilih quick zoom- set geolink to screen pada
kedua citra
11. Klik kanan pada citra, pilih quick zoom- set geolink to overview roam
pada salah satu citra
4.1 Hasil
4.1.1 Download Citra
4.2 Pembahasan
4.2.1 Citra Landsat
Citra satelit Landsat TM yang diunduh merupakan citra satelit yang terdiri
dari beberapa band hasil rekaman sensor satelit. Pada praktikum kali ini, untuk yang
berakhiran NIM 00 menggunakan citra satelit Selat Sunda yang sebelumnya telah
diunduh melalui web Glovis. Citra tersebut masih berformat TIFF (Tagged Image
File Format yang disangkat TIFF atau TIF adalah format file computer untuk
menyimpan gambar grafik raster) dan belum dapat dianalisis. Tujuan memilih citra
landsat yang berformat TIFF atau TIF adalah agar bisa dilakukan konvensi citra
yang yang nantinya akan mempermudah dalam proses penganalisisan. Konversi
dilakukan dengan menggabungkan antara beberapa band citra dalam sebuah
ketampakan yang berformat ERS (file GIS dibuat oleh ER Mapper, aplikasi
pengolah gambar yang digunakan untuk menganalisis gambar geospasial, berisi
teks ASCII sederhana yang untuk menggambarkan data raster dalam bentuk file
berpisah yang memilki awalan nama file yang sama, tetapi tidak ada ekstensi yang
digunakan untuk menyimpan dataset mentah dan diproses).
4.2.1 Penggabungan Citra
Penggabungan citra dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa
layer citra pada file pencitraan yang berbeda-beda. Penggabungan citra ini terdiri
dari penggabungan citra band 1, band 2, band 3, band 4, band 5, band 6 dan band
7. Gabungan dari citra-citra band-band tersebut yang merupakan pencitraan dari
suatu daerah akan ditampilkan dalam bentuk pseudo color, sehingga terlihat standar
pada penggabungan citra. Penggabungan citra dilakukan agar citra mentah dapat
menjadi suatu citra yang utuh dan dapat digunakan dengan sebagaimana mestinya.
4.2.2 Cropping Citra
Cropping citra atau pemotongan citra bertujuan untuk mendapatkan
pencitraan kondisi wilayah yang lebih spesifik dan besar pada suatu daerah.
Dengan melakukan cropping ini akan lebih mempermudah dalam hal
pengidentifikasian suatu citra yang diinginkan sehingga dapat memperjelas dan
memperbesar daerah yang ingin diamati atau diidentifikasi keadaan geografiknya.
4.2.3 Penajaman Citra, Komposit Warna, Teknik Intepretasi Visual
Peningkatan kontras citra atau penajaman citra dilakukan agar mendapatkan
citra yang baik dengan kualitas warna yang sesuai dengan ketampakan asli di
permukaan bumi serta mendukung dalam proses selanjutnya, yaitu klasifikasi citra.
Penajaman ini dilakukan dengan Create RGB Algorithm. Tujuan dari proses ini
memberikan pewarnaan yang lebih tajam sehingga proses klasifikasi lebih mudah
dilakukan. Penajaman dilakukan dengan mengubah kontras warna menjadi RGB,
lalu refresh citra dengan menekan ikon Refresh Image with 99% clip on limits,
sehingga hasilnya menjadi lebih jelas lagi. Pada tahap klasifikasi citra dilakukan
peninjauan ketampakan citra berdasarkan fenomena yang tampak. Citra yang
dihasilkan dan dianalisis menggunakan terminologi true color composite atau
ketampakan citra sesuai dengan ketampakan aslinya dipermukaan bumi sehingga
proses klasifikasi ini dilakukan dengan membedakan tiap-tiap warna yang terdapat
pada citra.
4.2.4 Reading Data Value
Reading Data Value berarti membaca nilai suatu data. Dalam hal ini nilai
yang dibaca adalah nilai suatu citra. Terdiri dari Cell Values Profile dan Cell
Coordinates. Cell Values Profile menunjukkan mengenai profil nilai suatu sel
data. Data yang ditunjukkan meliputi data topografi daerah tersebut, yang mana
tinggi dan rendahnya suatu daerah disini ditunjukan oleh pixel warna dari
citra data tersebut. Cell Coordinates adalah fasilitas dalam ER-MAPPER untuk
mengetahui posisi daerah tertentu dengan melahat posisi koordinatnya.
4.2.5 Geolink
Geolink merupakan cara menghubungkan dua atau lebih window image
dalam ruang koordinat geografik. Geolink digunakan untuk membandingkan
sebuah data secara bersamaan. Dengan demikian hal ini dapat memudahkan untuk
membandingkan atau melakukan tindakan terhadap dua objek atau lebih
sekaligus. Didalam ER MAPPER terdapat fasilitas Geolink to window, Geolink to
screen,dan Geolink to overview roam. Dalam praktikum kali ini, menggunakan
dataset IKONOS 2005 dan 2009 (citra bandara Ahmad Yani 2005 dan 2009) yang
mana Geolink yang digunakan ada 3 jenis yaitu Geolink to Window, Geolink to
Screen dan Geolink to Overview roam.
4.2.5.1 Geolink to Window
Geolink to window adalah salah satu fitur dalam ER-MAPPER yang
memungkinkan untuk membandingkan suatu jendela citra dengan citra yang lain
yang berbeda. Dalam praktikum ini citra yang dibandingkan adalah perbandingan
citra bandara Ahmad Yani ditahun 2005 dengan citra bandara Ahmad Yani di tahun
2009. Disni terlihat terjadi perubahan topografi dan wilayah secara keseluruhan
yang dikarenakan pembangunan pada area bandara.
4.2.5.2 Geolink to Screen
Geolink to screen merupakan fitur yang disediakan oleh aplikasi ER-
MAPPER, yang dapat mempermudah penghubungan jendela pencitraan yang
berbeda. Dengan cara menghubungkan jendela pencitraan bandara Ahmad Yani
pada tahun 2005 dengan jendela pencitraan bandara Ahmad Yani 2009.
Berdasarkan perpindahan dari jendela satu dan jendela dua terlihat hubungan
yang menunjukan bahwa terdapat perubahan lingkungan wilayah dari topografi
dan lain-lainnya.
4.2.5.3 Geolink to Overview Roam
Geolink to overview roam , adalah proses untuk mengadakan suatu analisa
dengan cara mengoperasikan dua atau lebih citra pada jendela yang berbeda namun
hanya dioperasikan pada salah satu jendela saja. Maksud dari hal ini yaitu
dengan melakukan interprestasi suatu citra tersebut, namun interprestasi tersebut
dilakukan dengan satu objek. Interprestasi ini dilakukan dengan tujuan yaitu, agar
dapat mengetahui titik suatu objek yang akan kita analisis dengan lebih fokus
dengan melakukan perbandingan suatu citra. Dengan melakukan perbandingan
suatu citra ini kita akan dapat mengetahui point dari perbedaan tersebut. Geolink
to Overview Roam ini sangat bermanfaat untuk melihat /meneliti unsur-unsur
spasial (geografis) yang sama namun terdapat di dalam citra-citra yang berbeda
atau pemrosesannya berbeda.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum mengenai INTERFACE PENGENALAN ER MAPPER 7.0
DAN CITRA LANDSAT 8 ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan/atau seni untuk memperoleh
informasi mengenai suatu objek,daerah,atau gejala tanpa harus
melakukan kontak dengan hal yang akan dikaji.
2. Dengan penginderaan jauh, dapat diketahui perihal mengenai luas dan
jarak suatu objek,daerah, ataupun fenomena tanpa harus melakukan
survey langsung ke lapangan.
3. ER MAPPER adalah salah satu dari beberapa software yang dapat
digunakan untuk mengolah data dari satelit, serta dapat digunakan untuk
menggabungkan, menajamkan, serta memotong citra.
4. Dengan ER MAPPER kita dapat melakukan Reading Value suatu data,
serta dapat menghitung jarak serta luasan suat objek,daerah, maupun
fenomena dengan bantuan Tool yang telah disediakan.
5. Dengan menggunakan fitur Geolink yang ada pada ER MAPPER yang
dapat menduplikat window image dalam ruang koordinat grafik, kita
dapat membandingkan suatu citra dengan citra lain di lokasi yang sama
namun dengan waktu yang berbeda.
5.2 Saran
1. Memohon untuk pertimbangan kembali mengenai waktu praktikum
untuk menghindari gangguan jaringan terutama dimalam hari.
2. Praktikan memohon agar pembimbing memberi kesempatan bagi
praktikan yang terlambat mengerjakan karena masalah jaringan,karena
hal tersebut adalah hal yang sangat-sangat tidak diinginkan baik dari
pihak praktikan maupun pembimbing, di sisi lain praktikan memohon
pembimbing mempertimbangkan tekanan yang ada pada saat ada
gangguan jaringan saat pengerjaan pretest berlangsung.
3. Praktikan memohon kepada pembimbing untuk menyiapkan antisipasi
secepatnya apabila terjadi kendala saat materi praktikum online agar
tidak mengurangi waktu pengerjaan praktikum oleh praktikan.
DAFTAR PUSTAKA