Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM INDERAJA DAN SIG PERIKANAN

MODUL VI
” Pemetaan Sebaran TSS (Total Suspended Solid) Menggunakan Citra Satelit
Sentinel-2A”

Oleh:
Arienda Widiastuti
26010118140041

DEPARTEMEN SUMBERDAYA AKUATIK


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan resmi Praktikum Sistem Informasi Geografis dan Inderaja ini telah
disetujui dan disahkan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 16 Mei 2020
Tempat : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,
Semarang

Mengetahui,

Asisten Pendamping Koordinator Praktikum

Yoan Teresia. Sigit Febrianto, S.Kel, M.Si


NIM. 26010116130044 NIP.198902280115011056

ii
I. PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum pada minggu ke-13 pemetaan TSS (Total Suspendedn
Solid) adalah mahasiswa dapat mendemonstrasikan cara melakukan pemetaan
distribusi sebaran TSS pada suatu perairan menggunakan software ER Mapper dan
ArcGIS dan dilaporkan dalam bentuk laporan praktikum serta ketepatan waktu dalam
pengumpulan laporan.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TSS (Total Suspended Solid)


Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari
padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau
lebih besar dari ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat,
logam oksida, sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan
dengan flokulasi dan penyaringan. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan
(turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di
perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. Kekeruhan
adalah kecenderungan ukuran sampel untuk menyebarkan cahaya. Sementara
hamburan diproduksi oleh adanya partikel tersuspensi dalam sampel. Kekeruhan
adalah murni sebuah sifat optik. Pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat
perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel serta materi. Sebuah sampel yang
mengandung 1.000 mg / L dari fine talcum powder akan memberikan pembacaan
yang berbeda kekeruhan dari sampel yang mengandung 1.000 mg / L coarsely
ground talc . Kedua sampel juga akan memiliki pembacaan yang berbeda kekeruhan
dari sampel mengandung 1.000 mg / L ground pepper.  Meskipun tiga sampel
tersebut mengandung nilai TSS yang sama. Menurut Helfinalis et al. (2012), Padatan
tersuspensi total adalah material yang halus dalam air yang mengandung lanau, bahan
organik, mikroorganisme, limbah industri dan limbah rumah tangga yang dapat
diketahui beratnya setelah disaring dengan kertas saring berukuran 0,042 mm. Nilai
konsentrasi padatan tersuspensi total yang tinggi dapat menurunkan aktivitas
fotosintesa tumbuhan laut baik yang mikro maupun macro sehingga oksigen yang
dilepaskan tumbuhan air menjadi berkurang dan mengakibatkan ikan-ikan menjadi
mati.
2.2. Penginderaan Jauh TSS
TSS atau Total Padatan Tersuspensi merupakan materian yang halus yang
terdapat di dalam perairan. Material-material tersebut mengandung bahan-bahan
organik, mikroorganisme, limbah industri dan limbah rumah tangga. Aktivitas

2
3

fotosintesis dapat terganggu apabila nilai konsentrasi TSS yang ada pada suatu
perairan sangat tinggi. Berdasarkan faktor tersebut, diperlukan adanya usaha untuk
memantau persebaran TSS di perairan mengingat pentingnya potensi air yang
menopang berbagai kebutuhan. Salah satu pemantauan yang dapat dilakukan adalah
menggunakan data satelit penginderaan jauh. Penggunaan data satelit penginderaan
jauh mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya cakupan wilayah yang luas,
perulangannya yang tinggi, dan kemudahan dalam analisis spasial. Oleh karena itu
metode penginderaan jauh dengan citra satelit dapat dijadikan salah satu solusi untuk
melakukan kajian dan penelitian leih lanjut mengenai TSS. Menurut Susiati et al.
(2010), Peningkatan konsentrasi TSS menyebabkan kekeruhan yang dapat
mengganggu penetrasi cahaya ke dalam perairan. Keberadaan TSS dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem perairan yang pada akhirnya akan berdampak
buruk bagi kelangsungan hidup manusia, seperti pendangkalan pelabuhan, punahnya
beberapa ekosistem perairan, dan kerusakan lingkungan. Untuk memetakan sebaran
TSS, pendekatan pengambilan sampel dan penggunaan teknik penginderaan jauh
telah banyak dilakukan. Data penginderaan jauh tidak hanya dipakai untuk data atau
inventarisasi saja tapi sekaligus untuk fungsi pemantauan. Hal ini dimungkinkan
karena data penginderaan jauh dapat diperoleh secara multitemporal.
2.2.1. Algoritma TSS
Total Suspended Solid (TSS) merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas air dan merupakan parameter kualitas air yang sangat penting.
Kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi banyak mengurangi penetrasi cahaya
matahari ke dalam laut, sehingga panas yang diterima air laut permukaan tidak cukup
efektif untuk proses fotosintesis. Hal tersebut dapat mempengaruhi kadar oksigen
terlarut yang ada di laut atau di perairan, karena semakin tinggi konsentrasi TSS
maka akan semakin buruk kadar oksigen yang terdapat di perairan. Penetrasi cahaya
yang tidak dapat masuk secara optimal maka akan mempengaruhi beberapa parameter
yang sangat penting bagi perairan. Semakin terganggu parameter yang ada di perairan
maka akan semakin buruk pengaruhnya terhadap keberlangsungan hidup biota dan
organisme yang ada di perairan. Pengaruhnya pada ikan yaitu dapat membuat ikan
4

merasa terganggu dan ikan akan mengalami stress hingga mengalami kematian
karena faktor eksternal. Maka dari itu diperlukan penginderaan jauh untuk
menganalisa keberadaan dan tingkat Total Suspended Solid (TSS). Menurut Karondia
dan Jaelani (2015), Perkembangan teknologi khususnya dalam penginderaan jauh,
menjadikan pelaksanaan pemetaan sebaran TSS dan Chl-a menjadi efisien. Metode
penginderaan jauh merupakan metode akuisisi data menggunakan satelit.Didalam
metode penginderaan jauh tersebut, dibutuhkan algoritma-algoritma estimasi TSS dan
Chl-a yang akurat dalam mengestimasi nilai TSS dan Chl-a . Sudah banyak aplikasi
penginderaan jauh yang digunakan untuk pemantauan aktifitas lingkungan perairan.

2.2.2. Penelitian Terdahulu mengenai Pemetaan TSS


Pelnelitian mengenai pemetaan TSS sudah dilakukan oleh orang-orang dan
peneliti terdahulu untuk menganalisa suatu perairan. Penelitian terdahulu yang
dilakukan bermaksud untuk mengetahui parameter-parameter yang ada di suatu
perairan dan menganalisa kualitas suatu perairan dan menuju pada bidang keilmuan.
Tujuan dicantumkannya penelitian terdahulu, adalah untuk mencari perbandingan
antara TSS yang terdahulu dan penelitian yang sekarang, hal tersebut bermaksud
untuk mengetahui perbedaan dan perkembangan tentang TSS yang diteliti. Upaya
peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi
baru untuk penelitian selanjutnya di samping itu kajian terdahulu membantu
penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukkan orisinalitas dari
penelitian. Peneliti akan mencantumkan hasil yang telah di analisa, kemudian hasil
analisa akan dipublikasikan kedalam bentuk berbagai macam laporan, tesis, skripsi,
artikel dan yang lainnya. Dilakukannya langkah ini, maka akan dapat dilihat sejauh
mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. Menurut Basari et al.
(2014), Sebagai dasar penelitian, diambil beberapa contoh penelitian-penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dari penelitian
tersebut diharapkan dapat membantu penelitian ini menjadi lebih baik lagi dan dapat
dijadikan dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
III. MATERI DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan dilakukan pada:
Hari / Tanggal : Senin,11 Mei 2020
Waktu : 14.20 s.d 17.10 WIB
Tempat : Perumahan Bukit Kencana Jaya, Tembalang, Semarang, Jawa
Tengah.

3.2. Materi Praktikum


Materi pada praktikum ini yaitu melakukan pemetaan sebaran Total
Suspended Solid atau total padatan tesrsuspensi menggunakan data satelit
sentinel-2A dan mendemonstrasikan cara melakukan pemetaan distribusi
sebarang TSS menggunakan software ERMapper dan ArcMap.

3.3. Langkah Kerja


3.3.1. Cropping
1. Sorftware Er Mapper 7.0 dibuka.
2. Icon Edit Algorithm dipilih, kemudian pada Windows Algorithm dipilih icon
load dataset, Lalu file band penggabungan di klik.
3. Icon duplicate dikilik untuk menduplikasi Pseudo layer menjadi 7 bagian.

Gambar 1. Tampilan duplikasi Layer.

5
6

4. Setiap bandnya diubah dan disamakan, B1 = B1, dilakukan hingga layer ke


tujuh.
5. Pendekatan area perairan yang akan diamati dilakukan dengan di klik icon
Zoom Tool Box.

Gambar 2. Tampilan Crop Citra Sentinel-2A Karimun Jawa.

6. Setelah itu disimpan dengan cara Save As di klik, diberi nama file
CROP_Arienda_26010118140041 menggunakan format ER Mapper Raster
Dataset dan menggunakan output data IEEE4ByteReal.

Gambar 3. Tampilan Save As.

3.3.2. Masking
1. Icone new pada menu diklik, kemudian file hasil cropping dimasukkan
dengan di klik load dataset pada Window edit algorithm.
7

Gambar 4. Tampilan cropping.


2. Kemudian Edit Formula diklik, lalu rumus IF I1/I2 <= 0.8 THEN 1 ELSE
NULL dimasukkan, kemudian BAND 1 diganti dengan BAND 5.

Gambar 5. Tampilan Masking


3. Maka hasil masking akan menampilkan nilai daratan menjadi 0.

3.3.3. Penggabungan Masking dan Cropping.


1. Icon new diklik, kemudian hasil cropping dimasukkan.
2. File cropping yang sudah dimasukkan kemudian di duplikasi menjadi 8
layer. Layer 1-7 diisi dan disamakan sesuai band dari Band 1-7, selanjutnya
Band 8 diisi dengan data masking. File disimpan dengan Save As file.
8

Gambar 6. Tampilan duplicate layer.

3. File yang sudah disimpan dibuka kembali dan di duplikat menjadi 7 Layer
dinamai secara berurutan.
4. Selanjutnya formula dimasukkan dengang formula (I1*I2)/100000 Formula
dimasukkan pada setiap Layer, dengan I1 adalah data band dan I2 dimasukkan
data masking.

Gambar 7. Tampilan Formula Editor.

5. File yang sudah digabung disimpan dengan save as, dengan format file Er
Mapper Raster Dataset (,ers) dan Data Type IEEE4ByteReal.
9

Gambar 8. Tampilan Hasil Penggabungan Cropping & Masking.

3.3.4. Algoritma TSS


1. Data penggabungan cropping dan masking dibuka.
2. Edit formula diklik, kemudian Input formula yang digunakan untuk
menghitung TSS dan I1 adalah Band Merah dengan formula
8.1429*(exp(23.704*I1)).

Gambar 9. Tampilan Formula Editor pada Algoritma TSS.

3. Hasil perhitungan Algoritma pada nilai TSS.


10

Gambar 10. Tampilan Hasil Algoritma TSS.

3.3.5. Pengkelasan
1. Aplikasi ArcGIS dibuka, icon Blank Map dipilih kemudian menu katalog
yang berada di pojok kanan di klik.

Gambar 11. Tampilan hasil Algoritma TSS pada Aplikasi Arcgis.

2. Selanjutnya File yang sudah dimasukkan formula algoritma dipilih kemudian


diklik kanan maka akan muncul calculate statistic.
3. Maka akan muncul tab baru, kemudian diklik OK > Properties >tab
symbology > Classified. Pengkelasan diatur berdasarkan nilai TSS.
11

Gambar 12. Tampilan pengkelasan pada Aplikasi ArcGis.

3.3.6. Layouting
1. File yang telah diklasifikasi dibuka.

Gambar 13. Tampilan Layouting Peta.

2. Tab insert dipilih, Legend, Scale Bar, Scale Text dan arah Mata Angin
dimasukkan.
3. File batas desa yang didapatkan dimasukkan dengan menu insert data frame.
12

Gambar 14. Tampilan Data Frame Properties.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 15. Tampilan hasil Layouting Peta TSS Karimun Jawa.

4.2. Pembahasan
Total Suspended Solid (TSS) atau disebut juga Material Padatan Tersuspensi
merupakan material padatan dalam perairan yang tersuspensi berupa zat organik
maupun zat anorganik yang keberadaanya banyak di jumpai di perairan terutama pada
daerah estuari, hal tersebut dapat mengganggu ekosistem perairan didalamnya serta
mengganggu kondisi perairan terutama di daerah estuari. TSS merupakan materi
padat seperti pasir, lumpur, tanah maupun logam berat yang tersuspensi didaerah
perairan akibat dari pengikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air.
Kondisi fisik suatu perairan tersebut dapat diamati dan dipantau dengan
menggunakan teknologi penginderaan jauh, karena kapasitasnya untuk
menyediakaninformasi secara spasial dan temporal. Berdasarkan praktikum yang

13
14

telah dilaksanakan didapatkan hasil TSS di Karimun Jawa yaitu, perairannya


memiliki kadar Total Suspended Solid (TSS) yang bervariasi. Nilai TSS yang ada di
perairan Karimun Jawa berkisar antara 10-229 mg/l. Lautan lepas memiliki kisaran
nilai TSS yaitu sebesar 25-50 mg/l. Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum
daratan tidak memiliki nilai TSS atau nilai TSS yang ada di daratan adalah 0.
Semakin dekat menuju ke daratan TSS mengalami kenaikan nilai atau kadar TSS
yang cukup tinggi. Hal tersebut dikarenakan karena beberapa faktor, antara lain
kedalaman pada suatu perairan serta adanya arus yang mengakibatkan nilai TSS di
suatu perairan dapat berubah-ubah. Menurut Winnarsih et al. (2016), Rendahnya
kecepatan arus pada daerah tertentu dikarenakan adanya kegiatan reklamasi atau
penimbunan sehingga mengakibatkan kecepatan arus yang rendah sedangkan
tingginya kecepatan arus pada daerah mulut teluk karena berhadapan langsung
dengan laut yang dapat pengaruh langsung dari laut. Kecepatan arus yang tinggi dapat
menyebabkan nilai TSS menjadi tinggi.
Nilai TSS (Total Suspended Solid) sangat berpengaruh dan sangat penting
perannya bagi keadaan suatu perairan. Konsentrasi TSS yang tinggi atau rendah dapat
mengakibatkan pengaruh pada parameter-parameter kualitas air. Semakin tinggi
tingkat konsentrasi TSS pada perairan maka akan mempengaruhi kadar oksigen pada
perairan, karena intensitas cahaya yang masuk ke perairan tidak optimal dan dapat
mempengaruhi proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton, algae dan
organisme yang ada di perairan. Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum
yang telah dilaksanakan, didapat nilai TSS pada perairan laut lepas 25-50 mg/l. Nilai
tersebut memyatakan bahwa kadar TSS yang ada di perairan laut lepas di Karimu
Jawa masih dalam kategori tidak terlalu berpengaruh pada perairan. Apabila nilai
kosentrasi TSS di suatu perairan melebihi 400 mg/l maka akan sangat berpengaruh
pada perairan terutama pada kehidupan organisme seperti ikan dan dapat
mengakibatkan kematian pada organisme tertentu yang tidak dapat mentolerir kadar
TSS yang tinggii tersebut. Menurut Putra dan Putra, (2014), nilai baku mutu air
terhadap parameter uji TDS dan TSS yang diperbolehkan standard nasional sebesar
1000 mg/l dan 50 mg/l.
15

DAFTAR PUSTAKA

Basari, K., R. Y. Pradipta, J.U.D Hatmoko dan A. Hidayat.2014. Analisa Koefisien


Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Pembesian. Jurnal Karya Teknik
Sipil, 3(4) : 830-839.
Helfinalis, Sultan dan Rubiman. 2012. Padatan Tersuspensi Total di Perairan Selat
Flores Boleng Alor dan Selatan Pulau Adonara Lembata Pantar. Ilmu
Kelautan, 17 (3) ; 148-153.
Karondia, L.A dan L.M. Jaelani.2015. Validasi Algoritma Estimasi Total Suspended
Solid dan CHL-A Pada Citra Satelit Aqua Modis dan Terra Modis Dengan
Data In Situ. Geoid, 11(1) : 46-51.
Putra, D.S dan A.Putra. 2014. Analisis Pencemaran Limbah Cair Kelapa Sawit
Berdasarkan Kandungan Logam, Konduktivitas, TDS dan TSS. Jurnal
Fisika Unand, 3(2) : 96 – 101.
Susiati, H., E. Kusratmoko dan A.Poniman.2010. Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi
Melalui Pendekatan Penginderaan Jauh Di Perairan Pesisir Semenanjung
Muria-Jepara. Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah, 13(1) : 72-79.
Winnasrsih, Emiyarti dan L.O.A. Afu. 2016. Distribusi Total Suspended Solid
Permukaan di Perairan Teluk Kendari. Sapa Laut, 1(1) : 54-59.

Anda mungkin juga menyukai