I. PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
4
pangkal sirip punggung; sisik ventral keperakan. Sisik-sisik yang menutupi tubuh
kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip punggung dalam dua berkas, diikuti
oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah finlet yang sama juga terdapat di
belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil (rudimenter). Sepasang
lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi batang ekor. Di depan
dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose) Di perairan
Nusantara dikenal tiga spesies kembung, yakni:
Rastrelliger brachysoma (Bleeker, 1851), kembung perempuan
Rastrelliger faughni Matsui, 1967, kembung
Rastrelliger kanagurta (Cuvier, 1817), kembung lelaki ( Anonim.2014 ).
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
Menghitung CPUE
Upaya standar
Analisis regresi
10
11
b. Tingkat Pemanfaatan
TP = c
X 100%
MSY
Keterangan:
TP = tingkat pemanfaatan
C = hasil tangkapan (ton)
MSY = maximum sustainable yield (ton)
11
12
12
13
Untuk AT II (trammel net) pada tahun 1999 – 2000 memiliki nilai hasil
tangkapan yang bagus dengan nilai 6707,7 - 7820,8. Pada tahun 2001 – 2004 AT
II mengalami penurunan yang cukup signifikan dengan nilai 5371,6, 3081,9, dan
228,9. Pada tahun 2005 jumlah.
Hasil tangkapan AT II mulai meningkat , namun tidak begitu mencolok
dengan nilai 505,2. Namun, pada tahun 2006 – 2007 hasil
tangkapanmenggunakan AT II kembali menurun dengan nilai 423,7 - 331,6, dan
pada tahun 2008 merupakan nilai tertinggi pada 10 tahun (1999 – 2008) dengan
nilai 3149,5 dan nilai terendah berada pada tahun 2007 dengan nilai 331,6 yang
didominasi oleh AT III (bagan tancap) karena pada tahun 2007 tersebut hanya
terdapat ikan pelagis kecil dibandingkan dengan stok ikan-ikan dewasa.
Hasil penangkapan ikan yang diperoleh dengan menggunakan AT III
(bagan tancap) merupakan hasil penagkapan ikan terbanyak selama 10 tahun
(1999 – 2008) di Desa Bunati, Pada tahun 1999 – 2000 hasil tangkapan ikan di
Desa Bunati menggunakan bagan tancap meningkat dengan nilai 7296,5 menjadi
10797,3, pada tahun 2001 hasil tangkapan menurun menjadi 7432,5, tetapi pada
tahun 2001 nilai hasil tangkapan ini merupakan hasil tangkapan terbanyak dari
ketiga alat tangkap ikan tersebut. Pada tahun 2002 hasil tangkapan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dengan nilai 31824,4, dan kembali mengalami
penurunan pada tahun 2003 – 2004 dengan nilai 17354,8 - 1044,2. Kemudian,
pada tahun 2005 hasil tangkapan menggunakan bagan tancap kembali mengalami
kenaikan dengan nilai 12605,3, dan mengalami penurunan kembali pada tahun
2006 – 2007 dengan nilai 11054,4 - 7895,1, kemudian pada tahun 2008 hasil
tangkapan kembali mebgalami kenaikan, namun tidak begitu signifikan dengan
nilai 8368,6.
Pada (Tabel 2) di atas didapatkan perhitungan hasil ikan tangkapan dengan
menggunakan alat tangkap jaring insang hanyut, trammel net, dan bgan tancap
oleh nelayan di Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu
selama 10 tahun, dimulai dengan tahun 1999 – 2008 menggunakan alat tangkap
(AT) I, II dan III. Pada tahun 1999 AT I hanya menghasilkan ikan tangkapan
dengan nilai total 25538,4 dalam 10 tahun. AT II menghasilkan ikan tangkapan
13
14
14
15
15
16
851 sampai 2781,1 ton/trip. Pada tahun 2004 hasil tangkapan ikan kembali
mengalami penurunan sebesar 320,1 ton/trip. Kemudian pada tahun 2005 – 2007
hasil penangkapan ikan mengalami penurunan berkisar antara 5202,2 ton/trip
sampai 3681,1 ton/trip pada tahun 2007. Pada tahun 2008 hasil tangkapan ikan
mengalami kenaikan yang tinggi sebesar 6804,2 ton/trip.
Trammel net
9000
7820.8
8000
7000
6000 6707.7
5000 5371.6
4000 Trammel net
3000 3081.9 3149.5
2000
1406.6
1000 228.9 423.7
0 505.2 331.6
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
Trammel net merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan yang banyak
digunakan oleh nelayan. Hasil tangkapannya sebagian besar berupa udang,
walaupun hasilnya masih jauh dibawah pukat harimau (trawl). Di kalangan
nelayan, Trammel net sering disebut juga Jaring kantong, Jaring Gondrong atau
Jaring Udang. Sejak pukat harimau dilarang penggunaannya, Trammel net ini
semakin banyak digunakan oleh nelayan. Trammel net adalah jaring tiga lapis
yang menetap di dasar atau hanyut menurut arus kapal atau ditarik salah satu
sisinya. Dua lapis jaring dindingnya mampunyai mata besar sedangkan yang
didalam hermata lebih kecil dan tergantung longgar. Ikan dapat terpuntal pada
jaring bagian dalam setelah menembus bagian luar.
Alat ini banyak diusahakan untuk penangkapan udang. Sesuai dengan
lingkungan dan cara hidup dari udang dan jenis binatang demersal lainnya. Maka
alat setelah dilepas atau dilabuh diharapkan dapat mendasar dengan baik. Dengan
hal tersebut diharapkan bahwa selain udang dan ikan-ikan demersal yang menjadi
16
17
bagan tancap
35000
31824.4
30000
25000
20000 bagan
17354.8 tancap
15000 10797.3
10000 12605.3 11054.4
8368.6
5000 7296.5 7432.5 7895.1
1044.2
0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
17
18
9,5 m pada bagian atas. Bagian atas berupa plataran (flat form), dimana terdapat
gulungan (roller) dan tempat nelayan melakukan kegiatan penangkapan. Ciri khas
penangkapan dengan bagan ialah menggunakan lampu (light fishing). Lampu
yang digunakan adalah petromaks (kerosene pressure lamp) berkekuatan antara
200 – 300 lilin, tergantung keadaan perairannya dan kemungkinan adanya
pengaruh cahaya bulan. Pada hari-hari gelap bulan, lampu dipasang (dinyalakan)
sejak matahari terbenam dan ditempatkan pada jarak ± 1 m di atas permukaan air.
Jika telah banyak terkumpul kawanan ikan, kemudian dilakukan pengangkatan
jaring dan begitu seterusnya diulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang
diharapkan
Unsur utama dari Bagan adalah penggunaan lampu. Lampu digunakan
untuk menarik kumpulan ikan-ikan yang mempunyai sifat fototaksis positif. Pada
dasarnya susunan dari Bagan terdiri atas 2 bagian yaitu Rumah Bagan dan Daun
Bagan. Daun Bagan ini terbuat dari waring plastik yang berbentuk seperti kantong
besar yang keempat sisinya diikatkan pada bambu. Daun Bagan ini dapat dinaik-
turunkan dengan menggunakan penggulung/roller (sistemnya seperti katrol) yang
diletakkan dibagian atas Bagan atau disebut dengan plataran (flat form). Karena
alat ini sifatnya pasif dan menunggu ikan-ikan kecil supaya mendekat dan
berkumpul/bergerombol dibawah sinar cahaya lampu, maka penangkapan Daun
Bagan tersebut menunggu sampai ikan yang berkumpul banyak. Setelah itu,
barulah alat diangkat keatas secara vertikal sampai bingkai Daun Bagan hampir
menempel pada langit-langit Rumah Bagan. Dengan cara-cara tersebut dapat
diketahui bahwa alat Bagan adalah termasuk kedalam jenis Lift net.
Bagan termasuk light fishing yang menggunakan lampu sebagai alat bantu
untuk merangsang atau menarik ikan untuk berkumpul di bawah cahaya lampu,
kemudian dilakukan penangkapan dengan jaring yang telah tersedia. Ada
beberapa jenis ikan dengan adanya cahaya akan tertarik dan berkumpul dan ada
juga yang menjauhi cahaya dan menyebar.
Biasanya bagan tancap hanya memiliki kedalaman hingga 15 m, sehingga
kebanyakan ikan yang tertangkap adalah jenis ikan pelagis. Karena pada dasarnya
ikan pelagis adalah ikan yang umumnya berenang secara berkelompok mendekati
permukaan perairan hingga kedalaman 200 m. Ikan yang biasanya tertangkap
18
19
adalah ikan terbang, ikan selar, ikan kembung, ikan teri, ikan layur dan cumi-
cumi.
Pada grafik diatas dapat dilihat hasil tangkapan di Desa Bunati pada tahun
1999 – 2001 dengan penggunaan jenis alat tangkap Bagan Tancap diperoleh nilai
tertinggi pada tahun 2002 yaitu sebesar 31824,4 kg/trip dan terendah pada tahun
2004 yaitu 1044,2 kg/trip. Jumlah tangkapan dari tahun 1999 – 2008 terjadi
fluktuatif. Penurunan hasil tangkapan berkaitan dengan turunya upaya oleh
nelayan yang ditunjukkan oleh menurunya jumlah hari dilaut.
Jaring Ing.
Hanyut
Bagan Tancap
17%
35%
Trammel Net
48%
19
20
diperoleh presentase sebesar 48 %. Untuk jenis alat tangkap Bagan Tancap, hasil
tangkapan dengan menggunakan alat tersebut memiliki presentase terbesar
daripada jenis alat tangkap lainya yaitu diperoleh sebesar 35 %.
150000
6000
120000
4500
Catch
90000
Effort
3000
60000
1500
30000
0 0
1999 2001 2003 2005 2007
20
21
Trammel Net
300000 9000
250000 7500
200000 6000
Effort
150000 4500
Catch
100000 3000
50000 1500
0 0
1999 2001 2003 2005 2007
Gambar 7. Grafik upaya penangkapan dan hasil tangkap dengan (Trammel Net)
sebelum standarisasi Tahun 1999 - 2008
21
22
Bagan Tancap
210000 35000
180000 30000
150000 25000
60000 10000
30000 5000
0 0
1999 2001 2003 2005 2007
22
23
Rata-rata
Jaring Insang
Hanyut
12%
Trammel Net
16%
Bagan Tancap
72%
23
24
24
25
120000 Ket :
90000 57608 Jaring Ing.
67984 67984 Hanyut
60000 29968
1225
30000 6929
4128 342 342
0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
-30000
Gambar 10. Hasil Trip Penangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Jaring
Insang Hanyut Pada Tahun 1999 – 2008 di desa Bunati Kecamatan
Angsana Kabupaten Tanah Bumbu.
Berdasarkan Gambar 10 di atas, dapat dilihat nilai perbandingan jumlah
penggunaan alat tangkap jaring insang hanyut dari tahun 1999 – 2008 di Desa
Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Pada tahun 1999 – 2000
jumlah penggunaan jaring insang hanyut meningkat dari 4128 menjadi 6929,
kemudian pada tahun 2001 jumlah penggunaan menurun secara drastis dengan
nilai 1225, pada tahun 2002 – 2003 nilai jumlah penggunaan alat tangkap jaring
insang hanyut ini mengalami kenaikan drastis secara konstan dengan nilai 29968
dan 57608. Tetapi, jaring insang hanyut ini kembali mengalami penurunan secara
drastis dengan nilai konstan 342 pada tahun 2004 – 2005 yang dikarenakan pada
tahun itu kondisi alam yang mempengaruhi laut dan pertumbuhan ikan yang tidak
seimbang, sehingga perlu digunakanan alat tangkap lain yang sesuai atau cocok
25
26
dengan musim pada saat itu sebagai penyesuaian dengan alam bagi para nelayan.
Pada saat tahun 2006 – 2007 jaring insang hanyut ini kembali mengalami
peningkataan penggunaan alat tangkap secara konstan yang lebih tinggi
dibandingkan nilai pada tahun-tahun sebelumnya dengan nilai 67984, pada tahun
2008 terakhir diperoleh nilai tertinggi dari dari 10 tahun dengan nilai 156612.
Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 2 di atas, dapat disimpulkan bahwa alat
tangkap jaring insang hanyut mengalami kenaikan dan penurunan yang terbilang
stabil. Selain itu, juga dapat disimpulkan dalam 10 tahun (1998 – 2008) nilai
terendah dan tertingginya. Pada tahun 2004 – 2005 merupakan tahun dengan nilai
terendah yaitu 342 yang digantikan dengan alat tangkap bagan tancap yang
memang dibuat untuk menangkap ikan pelagis kecil, dan nilai tertinggi pada tahun
2008 adalah 156612, karena pada tahun 2008 kembali terjadi perubahan alam
yang menyebabkan ikan mulai mengalami peningkatan.
Trammel Net
300000 283448
257528
250000
227224
200000
168896
150000 Tram
mel
100000 Net
112416
38414 38414
50000
209 82 18841
0
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010
-50000
26
27
2003 dengan nilai 227224 dan 257528. Namun, pada tahun 2004 – 2008 angka
penggunaan trammel net tidak mencapai 4000.
Pada tahun 2004 nilai penggunaan trammel net turun drastis dengan nilai
209 dan pada tahun 2005 kembali mengalami penurunan yang memperihatinkan
dengan nilai 82. Pada tahun 2006 – 2007 kembali naik dengan nilai konstan yaitu
38414 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2008 dengan niai 18841.
Penurunan drastis yang terjadi pada tahun 2004 – 2008 ini disebabkan oleh faktor
alam, teknologi dan pengetahuan, serta perkembangan zaman yang mengharuskan
para nelayan untuk menggunakan alat tangkap seperti bagan tancap dan jaring
insang hanyut. Kemudian, dapat disimpulkan berdasarkan data 10 tahun (1999 –
2008) yang telah dianalisis dari Desa Bunati tersebut bahwa nilai terendah untuk
penggunaan trammel net berada pada tahun 2005 dengan nilai 82 yang digantikan
dengan alat tangkap bagan tancap dan nilai tertinggi pada penggunaan trammel
net berada pada tahun 2000 dengan nilai 283448, karena pada tahun 2000 ini ikan
dewasa masih belum mengalami penyusutan (pengurangan jumlah) yang
disebabkan oleh faktor-faktor alam.
Bagan Tancap
210000
180208
180000
150000
Gambar 12. Hasil Trip Penangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Bagan
Tancap Pada Tahun 1999 – 2008 di desa Bunati Kecamatan
Angsana Kabupaten Tanah Bumbu.
Pada Gambar 12 di atas, dapat dilihat perkembangan trip penangkapan
dengan menggunakan alat tangkap bagna tancap selama 10 tahun, yaitu pada
27
28
28
29
250000
200000
150000
100000
50000
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gambar 13. Grafik Perbandingan Alat Tangkap I, II, dan III yang digunakan di
Desa Bunati Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu Pada
Tahun 1999 – 2008.
Pada Gambar 13 menunjukkan ketiga jenis alat tangkap yang lebih sering
atau banyak dan paling jarang digunakan oleh masyarakat nelayan di Desa Bunati
pada tahun 1999 – 2008. Berdasarkan Gambar 13 di atas dapat dilihat bahwa alat
tangkap trammel net merupakan alat tangkap terbanyak yang digunakan oleh
masyarakat Desa Bunati, kemudian alat tangkap bagan tancap juga banyak
digunakan oleh masyarakat dan berada pada posisi kedua diantara ketiga alat
tangkap tersebut, dan alat tangkap yang paling sedikit digunakan adalah alat
tangkap jaring insang hanyut.
29
30
1000 25000
0 0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
30
31
Trammel Net
9000 180000
7500 150000
6000 120000
C
4500 90000
f std
3000 60000
1500 30000
0 0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Gambar 15. Grafik Fluktuasi Upaya Penangkapan dan Hasil Tangkapan dengan
(Trammel Net) Setelah Standarisasi Tahun 1999 - 2008
31
32
Bagan Tancap
1200000 35000
1000000 29500
24000
800000
18500 f std
600000
13000 C
400000
7500
200000 2000
0 -3500
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Gambar 16. Grafik Fluktuasi Upaya Penangkapan dan Hasil Tangkapan dengan
Menggunakan Bagan Tancap Setelah Standarisasi Tahun 1999 -
2008
Berdasarkan gambar 16 diperoleh bahwa upaya penangkapan berfluktuatif.
Dan cenderung mengalami kenaikan, pada tahun 2001 – 2002 mengalami
kenaikan yang tajam dan diikuti pula dengan peningkatan hasil tangkapan pada
tahun yang sama juga. Kemudian pada tahun selanjutnya yaitu pada tahun 2003
mengalami penurunan yang cukup tajam yang diikuti juga dengan menurunya
hasil tangkapan dengan tahun yang sama. Dengan demikian diduga hasil
tangkapan dengan menggunakan jenis alat tangkap Bagan Tancap masih dapat
ditingkatkan. Upaya penangkapan pada tahun 1999 – 2008 dari total upaya
penangkapan memberikan kontribusi sebesar 72 %.
32
33
33
34
tangkapan ikan yang telah distandarisasi. Diperoleh hasil yaitu rata-rata untuk
hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan (CPUE) setelah dilakukan
standarisasi selama periode 1999 – 2008 adalah sebesar 1,668 ton/trip setiap
tahunya.
Hasil yang didapatkan berdasarkan data selama 10 tahun yang bertempat
di Desa Bunati yaitu, jumlah hasil tangkapan sebesar 170239, dengan nilai rata-
rata sebesar 17023,9, nilai maksimum sebesar 35757,3 dan nilai minimum sebesar
1593,2. Kemudian, juga didapatkan hasil dari jumlah trip penangkapan sebesar
3311989, dengannilai rata-rata 331198,9, nilai maksimal 35757,3 dan nilai
minimun sebesar 1593,2. Sedangkan, nilai yang didapatkan untuk jumlah Cpue
adalah sebesar 16,683, dengan nilai rata-rata 1,668, nilai maksimum sebesar
15,211 dan nilai minimum sebesar 0,028.
4.4. Hubungan Upaya Penangkapan (effort) dengan CPUE
34
35
CPUE m sebesar 11,80% dipengaruhi oleh nilai effort atau upaya penangkapanya
sedangkan sisanya sebesar 88,2% dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain.
Nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0,344 menunjukkan bahwa antara CPUE dan
effort memiliki keeratan yang lemah Sedangkan koefisien nilai negatif
menunjukkan hubungan yang tidak searah.
cpue std
20
y = -5E-06x + 3.1611
15
R² = 0.118
Axis Title
10
0
0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000
-5
Axis Title
35
36
36
37
37
38
600000
Hasil Tangkapan (Ton)
500000
MSY = 554245,5181
400000
300000
200000
100000
0
f opt = 350664,6165
0
690000
30000
60000
90000
120000
150000
180000
210000
240000
270000
300000
330000
360000
390000
420000
450000
480000
510000
540000
570000
600000
630000
660000
-100000
Gambar 18. Kurva Hubungan Antara upaya Penangkapan dengan Hasil Tangkpan
di Desa Bunati Selama 10 Tahun (1999 – 2008)
38
39
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan aplikasi model schaefer terhadap hasil tangkapan, upaya
penangkapan dan hasil tangkapan per upaya penangkapan didapat persamaan:
CPUE= -5E-06x + 3,1611f. Menunjukkan bahwa konstanta nilai (a) sebesar
3,1611 dengan artian bahwa jika tidak ada upaya penangkapan (effort) maka
potensi yang tersedia di alam masih sebesar 3,1611 kg/trip. Koefisien regresi
(b) sebesar -5E-06 atau -5x10-6 menyatakan hubungan yang negatif antara
produksi dengan effort bahwa setiap pengurangan 1 trip akan menyebabkan
CPUE naik sebesar 0,506 kg/trip begitu pula sebaliknya.
2. Hasil tangkapan masksimum lestari (MSY) di perairan Desa Bunati
diperkirakan sebesar 554245,5181 ton per tahun, dengan perkiraan upaya
penangkapan optimumnya adalah sebesar 120,3%. Dengan tingkat
pemanfaatanya 3,306%. hal ini menunjukkan bahwa masih potensi
sumberdaya yang ada di Desa tersebut masih banyak peluang yang bisa
dimanfaatkan sebesar 96,69% sedangkan untuk peluang pengupayaanya telah
melebihi sebesar 20%.
5.2 Saran
39
40
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_laut.
Diakses tanggal 03 juni 2014.
Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Riau, 2001. Potensi dan tingkat
pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan propinsi Riau. 45 hal
(tidak diterbitkan).
Feliatra, Arthur Brown, Syafril Nurdin, Kusai, Putu Sedana, Sukendi,
Suparmi,Elberizon. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan
II.Faperikan Press Universitas Riau. Pekanbaru.180 hal.
Yuniarti. 2000. Inventarisasi dan identifikasi ikan Channidae yang terdapat di
Sungai Kampar Propinsi Riau. Laporan Praktek lapang. Fakultas
perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. 32 hal (tidak
diterbitkan).
Nurdin, Syafril. 2011. Dinamika Populasi. Universitas Riau. Pekanbaru, 83 hal.
(tidak diterbitkan)
Rahardjo, S. 1980. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.
40