PENDAHULUAN
Latar belakang
Ikan Selar adalah salah satu jenis ikan pelagis kecil (ikan permukaan)
yang hidup pada laut dalam kawasan tertentu. Ikan ini banyak tertangkap di
perairan pantai serta hidup berkelompok sampai kedalaman 80 m dan merupakan
salah satu ikan yang banyak diminati masyarakat. Permintaan yang banyak dan
harga yang cukup tinggi akan mendorong peningkatan penangkapan pada ikan ini.
Pendugaan persediaan ikan pelagis maupun demersal di perairan Indonesia telah
banyak dilakukan, dimana hasilnya sangat berguna dalam membuat keputusan dan
langkah-langkah pengelolaan sumberdaya perikanan (Febrianti dkk, 2013).
Pengetahuan mengenai populasi ikan merupakan bagian dasar dalam
analisis stok sumberdaya perikanan. Secara teoritis laju pertumbuhan setiap
organisme sangat dipengaruhi oleh umur dan kondisi lingkungannya; termasuk di
dalamnya adalah factor makanan.pertumbuhan setiap organisme (termasuk ikan0
pada umumnya akan mulai lambat dengan bertambahnya umur. Analisi
pertumbuhan ikan laut dan organisme sejenisnya dapat dilakukan berdasarkan
ukuran panjang atau berat. Estimasi parameter stok ikan dapat dilakukan dengan
analisis sebaran frekuensi panjang ikan yang diperoleh secara berseri
(Syam, 2006).
Secara geografis perairan Indonesia yang terletak di kawasan tropis sangat
kaya akan berbagai jenis ikan, meski kelimpahan dari tiap jenis tersebut relatif
kecil dibandingkan dengan kelimpahan ikan di perairan beriklim empat. Jenis ikan
yang ada di perairan Indonesia merupakan gabungan dari berbagai jenis di
kawasan perairan Samudera Hindia dan perairan Indo-Pasifik dengan dua paparan
yang sangat subur yaitu Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Identifikasi jenis ikan
akan mengarah kepada identifikasi unit stock yang merupakan prasyarat bagi
dilakukannya pengkajian stok dengan menggunakan SPM. Dalam kaitan dengan
keperluan pengkajian stok sumberdaya kemampuan untuk mengidentifikasi
spesies dan identifikasi unit stock merupakan langkah awal pengkajian stok
(stock
assessment)
(Badrudin, 2013).
yang
akan
menentukan
langkah
kajian
selanjutnya
besaran
potensi
sumberdaya,
penyebaran
dan
perilakunya
(behaviour). menurut perairan dan musim (spatial dan temporal), dan aspek-aspek
natural history, seperti kebiasaan makan dan makanan, seks rasio, TKG (tingkat
kematangan gonad), fekunditas (jumlah telur yang matang yang siap dipijahkan)
serta dinamika populasinya, seperti laju pertumbuhan dan laju kematian.
Sebagaimana halnya dengan mahluk hidup lainnya, ikan harus selalu
menyesuaikan diri dengan lingkungan perairan yang sangat dinamis dan selalu
berubah. Dengan diketahuinya informasi tersebut maka salah satu tujuan utama
pengelolaan sumberdaya ikan yaitu pemanfaatan yang optimal dan berlanjut dapat
dicapai (Badrudin, 2013).
perlu
kiranya
dilakukan
kajian
mengenai
keadaan
ikan
selar
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis )
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis ) merupakan salah-satu jenis ikan
konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan salah-satu
tangkapan di Perairan Kepulauan Riau. Mencermati pentingnya sumberdaya ikan
bagi kebutuhan manusia baik untuk pemenuhan gizi maupun kegiatan
perekonomian, mendorong manusia untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan
sebanyakbanyaknya, termasuk ikan selar kuning. Kegiatan penangkapan ikan ini
dapat mempengaruhi dan mengubah status stok sumberdaya ikan selar kuning
terutama di laut Trikora (Sapira dkk, 2014).
Ikan selar kuning (Selaroides leptolepis ) merupakan salah-satu jenis ikan
konsumsi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan salah-satu
tangkapan di perairan. Mencermati pentingnya sumberdaya ikan bagi kebutuhan
manusia baik untuk pemenuhan gizi maupun kegiatan perekonomian, mendorong
manusia untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan sebanyak-banyaknya, termasuk
ikan selar kuning. Kegiatan penangkapan ikan ini dapat mempengaruhi dan
mengubah status stok sumberdaya ikan selar kuning terutama di laut. Hal inilah
yang mendorong perlunya pengkajian stok dan upaya pengelolaan terhadap
sumberdaya ikan selar kuning (Safira dkk., 2014).
Dinamika populasi ikan merupakan salah satu kajian biologi perikanan
yang mempelajari perubahan yang terjadi dalam populasi. Adanya kecenderungan
intensitas penangkapan ikan yang tinggi terhadap sumberdaya ikan di sungai
Ngrancah dan adanya kerusakan lingkungan di daerah hulu dikhawatirkan akan
berdampak pada penurunan stok ikan, khususnya ikan wader pari di perairan
tersebut (Djumanto & Setyawan, 2009). Pengetahuan mengenai populasi ikan
merupakan salah satu dasar dalam analisis stok ikan. Informasi tersebut menjadi
penting karena dapat digunakan sebagai alternatif masukan dalam pengambilan
keputusan terkait perencanaan pengelolaan sumberdaya perikanan (Sentosa.2010).
Perairan laut Bintan adalah bagian dari perairan Provinsi Kepulauan Riau
yang memiliki hasil tangkapan ikan selar kuning yang cukup tinggi. Ikan selar
kuning ini termasuk dalam kelompok ikan pelagis kecil. Menurut Dirjen
Perikanan dalam Rifqie (2007), 63% sumber protein hewani yang dikonsumsi
masyarakat
Indonesia
terutama
berasal
dari
ikan
pelagis
kecil
(Hardiansyah, 2015).
Faktor Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat digambarkan sebagai perubahan ukuran ikan tiap
waktu dan dapat dihitung dari data ukuran dan atau umur dan penambahan ukuran
terhadap waktu. Pemanfaatan umur ikan merupakan metode yang dipercaya untuk
menghitung dan menggambarkan pertumbuhan ikan. Ada tiga metode dasar untuk
menghitung umur ikan; metode anatomi yang menggunakan penambhan tiap
bagian keras (seperti otoliths) pada spesies percobaan tagging-recapture; dan
pengukuran dengan model tergantung pada spesies yang diteliti. Model
pertumbuhan yang umum digunakan dalam kajian stok ikan adalah model
pertumbuhan von Bertlannffy di mana panjang badan sebagai fungsi dari umur.
(Pauly, 1984 dalam Prasetya, 2010).
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam
dan faktor luar baik yang terkontrol maupun tidak terkontrol. Faktor dalam
umumnya adalah faktor yang sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit,
dan penyakit. Faktor luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu
suhu dan makanan, ketersediaan makanan, laju memakan makanan, nilai gizi
makanan, dan faktor abiotik seperti ammonia dan pH (Dina, 2008).
Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Lt = L(1 e [ K ( t-t0)])
Lt adalah panjang ikan pada saat umur t (satuan waktu), L adalah
panjang maksimum secara teoritis (panjang asimtotik), K adalah koefisien
pertumbuhan (per satuan waktu), t0 adalah umur teoritis pada saat panjang sama
dengan nol. Umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol dapat
diduga
secara
terpisah
menggunakan
persamaan
empiris
Pauly
Morales-Nin
(1992)
dalam
Prasetya
(2010),
parameter
dinamika stok dan pengetahuan parameter yang biasanya dianggap vital (seperti
tingkat pertumbuhan, kematian dan reproduksi) pada ikan dewasa belum cukup
memberikan informasi yang memadai terhadap terjadinya perubahan-perubahan
stok ikan di alam. Kemampuan untuk memprediksi keberhasilan rekrutmen
selama ini masih sangat lemah, sedangkan kepentingan untuk dapat memprediksi
rekrutmen
dengan
tingkat
ketepatan
yang
tinggi
masih
diperlukan
(Amarullah, 2008).
Rekruitmen adalah pertambahan anggota-anggota baru pada populasi atau
pemasukan ikan yang masih muda ke dalam populasi yang terbuka untuk di
eksploitasi, atau penambahan suplai baru (yang sudah dapat dieksploitasi) ke
dalam stok lama yang sudah ada dan sedang dieksploitasi. Stok adalah total
komunitas suatu organisme yang berada di suatu badan air pada suatu waktu
tertentu dan merupakan sebagian populasi (Aslan dkk, 2014).
Keberhasilan rekrutmen stok ikan di alam ditentukan oleh keberhasilan
hidup dan tumbuh pada stadia larva maupun juvenil. Pengetahuan tentang proses
yang berpengaruh terhadap kelulushidupan (survival) larva dan juvenil setidaknya
dapat memberikan penjelasan awal tentang munculnya kelimpahan kelas tahunan
stok yang merupakan bagian dari proses rekrutmen. Penurunan populasi ikan yang
seandainya dikatakan sebagai akibat pembangunan di suatu kawasan belum
disertai dengan analisis tentang struktur populasi yang memadai. Pengetahuan
untuk mengelola kawasan pantai yang diketahui sebagai habitat nursery ikan
sangatlah diperlukan (Amarullah, 2008).
Pengelolaan Stok dan Kebijakan Perikanan
Langkah teknis yang dapat dilakukan dalam menetapkan regulasi yang
akan diterapkan yaitu pembatasan ukuran mata jaring alat tangkap, pembatasan
jenis alat tangkap, pengaturan musim dan wilayah dimana aktivitas penangkapan
tidak diijinkan (Welcomme, 2001 dalam Dina 2008).
Dalam memutuskan perlu tidaknya tindakan tersebut dilakukan, maka
diperlukan survei perikanan yang intensif. Dalam pengelolaan perikanan
diperlukan keterlibatan banyak pihak yaitu ilmuwan biologi, ahli ekonomi,
politikus, sosiolog, dan ahli penangan konflik. Dalam memutuskan perlu tidaknya
10
STUDI KASUS
Parameter dan Pendugaan Pertumbuhan
Analisis
studi
kasus
dapat
diperhatikan
bahwa
pertumbuhan
ikan
mempengaruhi jumlstok ikan di suatu perairan. Hal ini sesuai dengan literatur
Dina (20008) yaitu pertumbuhan dapat digambarkan sebagai perubahan ukuran
ikan tiap waktu dan dapat dihitung dari data ukuran dan atau umur dan
penambahan ukuran terhadap waktu. Pemanfaatan umur ikan merupakan metode
yang dipercaya untuk menghitung dan menggambarkan pertumbuhan ikan.
Selanjutnya dalam Dina (2008) juga dijelaskan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan di suatu badan perairan yaitu faktor dalam dan faktor luar baik
yang terkontrol maupun tidak terkontrol. Faktor dalam umumnya adalah faktor
yang sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit, dan penyakit. Faktor
luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu suhu dan makanan,
ketersediaan makanan, laju memakan makanan, nilai gizi makanan, dan faktor
abiotik seperti ammonia dan pH.
11
12
parameter
yang
biasanya
dianggap
vital
(seperti
tingkat
13
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil pembuatan makalah dan studi kasus ini adalah :
1. Dinamika populasi ikan merupakan salah satu kajian biologi perikanan yang
mempelajari perubahan yang terjadi dalam populasi.
2. Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan stok ikan adalah pertumbuhan
dan rekrutmen, sedangkan yang mempengaruhi penurunan stok adalah
mortalitas alami dan penangkapan.
3. Pola rekriutmen ikan selar kuning di perairan Pulau Bintan menunjukkan satu
puncak rekrutmen dalam setahun, yang erat kaitannya dengan pola
pemijahan.
4. Laju eksploitasi ikan selar kuning di perairan pantai Pulau Bintan masih