Anda di halaman 1dari 19

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Biologi Perikanan merupakan mata kuliah pilihan yang membahas tentang
sejarah kehidupan ikan dan dinamika populasi ikan. Sejarah kehidupan ikan yang
dibahas antara lain proses fisiologi, reproduksi dan seksualitas, pertumbuhan,
kebiasaan makan, tingkah laku ikan dan pengantar dinamika populasi ikan. Biologi
Perikanan terdiri dari dua cabang pengetahuan yang saling menjalin. Cabang pertama
ialah studi mengenai Natural History, yaitu tentang keadaan biologi ikan dalam suatu
perairan yang meliputi daur hidup ikan mulai dari sejak hidup sampai mati secara
wajar atau karena sebab-sebab lain. Yang dibahas dalam bagian ini antara lain
mengenai induk ikan. Keadaan induk pada waktu akan memijah, bagaimana keadaan
memijahnya, bagaimana keturunan yang dihasilkannya, pertumbuhan dan cara
makannya, sampai kemudian memijah lagi dan seterusnya sampai mati. Cabang
kedua membahas dinamika populasi, yaitu bagaimana kecepatan hasil reproduksi
serta pengaruhnya terhadap populasi, kecepatan pertumbuhan, sebab-sebab dan
kecepatan kematian serta pengaruhnya terhadap populasi (Zakaria et al., 2017).
Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang
pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya
bernapas dengan insang serta hidup dalam lingkungan air. Pengetahuan ikan terus
berkembang seiring berjalannya waktu. Dilihat dari perkembangannya, pengetahuan
tentang ikan merupakan hasil dari keingintahuan yang selalu ada pada diri manusia
tentang alam dan dari kebutuhan manusia akan keterangan yang berkaitan dengan
jenis ikan yang ingin dapat dimanfaatkan (Rahardjo, 2011).
Pisces terbagi atas 46 ordo, 450 famili, 4.032 genus, dan 18.818 spesies.
Jumlah spesies ikan tersebut meningkat terus seiring dengan pertambahan waktu,
yaitu menjadi 21.723 spesies dalam 445 famili, 24.618 spesies dalam 482 famili.
Klasifikasi yang terakhir menunjukkan saat ini terdapat 27.977 spesies yang termasuk
dalam 62 ordo dan 515 famili. Jumlah spesies vertebrata yang telah diketahui saat ini
adalah 54.771 spesies dan jumlah spesies ikan jauh lebih banyak dibandingkan
2

jumlah spesies gabungan vertebrata lainnya (Tetrapoda), yaitu 27.977 spesies


berbanding 26.734 spesies (Omar, 2011).
Pengenalan ikan merupakan proses identifikasi ikan berdasarkan gambaran
bentuk, pola tubuh ikan beserta ciri-cirinya. Jenis sumber daya perikanan yang ada di
perairan terdiri atas beberapa kelompok ikan yaitu kelompok ikan pelagis (lemuru,
tongkol, tenggiri, terbang), kelompok ikan demersal (kakap, manyung, pari, kurisi,
kerapu), dan kelompok ikan lainnya; serta kelompok pelagis non ikan (cumi-cumi,
ubur-ubur) dan kelompok udang-udangan (udang ketak, rajungan). Dalam rangka
mengoptimalkan produksi perikanan laut, salah satu upaya yang dapat dilakukan
adalah hanya menangkap jenis-jenis ikan ekonomis tinggi dan dalam ukuran tertentu
saja (Kumaseh et al., 2013).
Ikan memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, habitat serta distribusi jenis
berdasarkan perbedaan ruang dan waktu sehingga membutuhkan pengetahuan tentang
pengelompokan atau pengklasifikasian ikan. Pada umumnya bentuk tubuh ikan
berkaitan erat dengan habitat dan cara hidupnya. Secara umum bentuk tubuh ikan
adalah simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-
tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama
antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, terdapat beberapa jenis ikan berbentuk non-
simetris bilateral, yaitu jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang
(crosssection) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh
(Bhagawati et al., 2013).
Reproduksi merupakan hal yang sangat penting dari suatu siklus hidup
organisme, dengan mengetahui biologi reproduksi ikan dapat memberikan keterangan
yang berarti mengenai tingkat kematangan gonad, fekunditas, frekuensi dan musim
pemijahan, dan ukuran ikan pertama kali matang gonad dan memijah. Kajian
teknologi budidaya ikan dalam mendukung intensifikasi pembudidayaan perlu
mempertimbangkan aspek-aspek biologis untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Pada spesies ikan tertentu seperti ikan nila misalnya ditemukan ada perbedaan laju
pertumbuhan, tingkah laku, warna, bentuk atau ukuran tubuh antara jantan dengan
betina (Adjie dan Fatah, 2015).
3

Pertumbuhan populasi ikan di alam sangat bergantung pada reproduksi dan


respon terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan ikan yang
seharusnya melakukan pemijahan untuk menghasilkan individu yang baru tidak dapat
memijah karena tertangkap oleh nelayan. Hal ini sangat dikhawatirkan pada masa
yang akan datang keberadaan populasi ikan tersebut akan terancam punah. Untuk
mencegah penurunan jumlah ikan tersebut, perlu adanya berbagai tindakan-tindakan
yang memungkinkan populasi ikan tetap lestari. Namun pada saat ini informasi
tentang ikan motan masih terbatas terutama tentang aspek biologi repsoduksinya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang aspek biologi
reproduksi ikan (Rizky et al., 2016).
Ikan nila merupakan salah satu komoditas penting perikanan budidaya air
tawar di Indonesia. Ikan ini disenangi tidak hanya karena rasa dagingnya yang khas,
tetapi juga karena laju pertumbuhan dan perkembangbiakkannya yang cepat.
Karenanya, di kalangan peternak ikan, ikan nila dijadikan unggulan. Bertujuan untuk
memperkaya jenis ikan budidaya di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh
masyarakat. Selain mudah dikembangbiakkan, pertumbuhan badannya lebih pesat
dibandingkan nila hitam (Oreochromis niloticus). Dalam tempo enam bulan saja dari
ukuran benih 30 gr dapat mencapai berat 300 gr/ekor –500 gr/ekor atau 0,3 kg –0,5
kg (Fitria, 2012).

Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui TKG pada ikan nila (Oreochromis nilotikus).
2. Untuk mengetahui IKG ikan nila (Oreochromis nilotikus.
3. Untuk mengetahui perhitungan IKG pada ikan nila (Oreochromis nilotikus).

Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah untuk memberi dan menambah wawasan
mahasiswa mengenai Indeks Kematangan Gonad dan Tingat Kematagan Gonad
kematangan gonad pada ikan nila (Oreochromis nilotikus) dan sebagai salah satu
4

syarat bagi mahasiswa untuk dapat memasuki dan mengikuti praktikum Biologi
Perikanan pada minggu yang berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


Ikan nila pertama kali ditemukan di sebuah muara Kali Serang di Pantai
Selatan oleh seorang kontak tani (penghubung) yang kemudian ditetapkan nama
ilmiahnya Oreochromis niloticus. Ikan nila termasuk ke dalam jenis ikan konsumsi
air tawar dengan bentuk badan pipih berwarna abu-abu, coklat atau hitam dengan
bentuk kepalanya berbentuk pipih dan oval. Ikan nila mempunyai toleransi yang
besar terhadap kadar salinitas, temperatur air yang tinggi, perubahan lingkungan,
kadar pH, konsentrasi oksigen terlarut yang rendah, serta konsentrasi amonia yang
tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Ikan nila mempunyai kecepatan
pertumbuhan yang relatif lebih cepat untuk hidup di perairan seperti sungai, waduk,
sawah, maupun rawa-rawa (Rahayu et al., 2013).
Ikan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi
dari Afrika tepatnya Afrika bagian timur yaitu di sungai Nil (Mesir), danau
Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan
peliharaanyang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya
adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Nile Tilapia. Genus Oreochromis merupakan genus ikan yang beradaptasi tinggi dan
mempunyai toleransi terhadap kualitas air dengan kisaran yang lebar. Genus ini dapat
hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim sekalipun karena sering kali ditemukan
hidup normal pada habitat-habitat yang ikan air tawar dari jenis lain tidak dapat
hidup. salah satu jenis ikan budidaya airtawar yang ternilauk ekonomis pentingdan
telah dibudidayakan secara intensif. Salah satu kendala yang dihadapidalam budidaya
intensif adalah penya-kit ikan (Arsyad, 2012).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan genus ikan yang dapat hidup
dalam kondisi lingkungan yang memiliki toleransi tinggi terhadap kualitas air yang
5

rendah, sering kali ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan dari jenis
lain tidak dapat hidup . Bentuk badan ikan nila (Oreochromis niloticus) ialah pipih ke
samping memanjang. Mempunyai garis vertikal pada badan sebanyak 9–11 buah,
sedangkan garis-garis pada sirip berwarna merah berjumlah 6–12 buah. Pada sirip
punggung terdapat juga garis-garis miring. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar
dengan bagian tepi mata berwarna putih. Badan relatif lebih tebal dan kekar
dibandingkan ikan mujair. Linea lateralis (gurat sisi di tengah tubuh) terputus dan
dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih bawah (Nurfitriani, 2017).
Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut dengan kadar garam
antara 0-35 ppt. Ikan nila (Oreochromis niloticus) air tawar dapat dipindah ke air asin
dengan proses adaptasi bertahap, yaitu dengan menaikkan kadar garam sedikit-demi
sedikit. Untuk meningkatkan produksi budidaya khususnya ikan nila (Oreochromis
niloticus), dapat dilakukan dengan cara mengetahui media pemeliharaan yang optimal
bagi kelulushidupan dan pertumbuhan ikan tersebut. salah satu komoditas penting
perikanan budidaya air tawar di Indonesia. Ikan ini disenangi tidak hanya karena rasa
dagingnya yang khas, tetapi juga karena laju pertumbuhan dan
perkembangbiakkannya yang cepat. Karenanya, di kalangan peternak ikan, ikan nila
dijadikan unggulan nila merah didatangkan ke Indonesia pada tahun 1981 oleh
BPPAT (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar), bertujuan untuk memperkaya jenis
ikan budidaya di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh masyarakat (Fitria, 2012).
Ikan nila air tawar dapat dibudidayakan ditambak bahkan dilaut melalui
proses adaptasi. Ikan nila yang sukses beradaptasi dengan air asin dikenal dengan
ikan nila salin. Pada kegiatan budidaya ikan nila di tambak atau dilaut salinitas media
memberikan pengaruh terhadap tekanan osmotik, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pada pertumbuhan ikan tersebut. Energi pakan yang semestinya untuk
pertumbuhan dimanfaatkan pula untuk mempertahankan tekanan osmotik yang
berfluktuasi. Pertumbuhan gonad ikan nila juga terhambat sehingga ikan nila tidak
dapat bereproduksi pada salinitas air laut. Ikan nila yang berasal dari perairan tawar
jika akan dibudidayakan ditambak atau laut yang bersalinitas ≥ 5 pptharus melalui
proses adaptasi bertahap. Proses adaptasi mutlak diperlukan karena jika tidak melaui
6

proses adaptasi ikan akan stres dan dapat berdampak pada kematian
(Royan et all., 2014).
Ikan nila mempunyai mulut yang letaknya terminal, garis rusuk terputus
menjadi 2 bagian ekor dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk sisik
stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garis tegak lurus. Mempunyai jumlah
sisik pada gurat sisi 34 buah. Sebagian besar tubuh ikanditutupii oleh lapisan kulit
dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian muka
sisik menutupi oleh sisik yang lain (Nurfitriani, 2017).

TKG Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


Pada proses reproduksi, sebelum terjadi pemijahan sebagian besar hasil
metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad Gonad semakin bertambah berat
diimbangi dengan semakin bertambahnya ukuran ikan. Secara garis besar,
perkembangan gonad ikan perkembangan utama, yaitu tahap pertumbuhan gonad
hingga ikan mencapai tingkat dewasa kelamin (sexually mature) dan
tahap pematangan produk seksual (gamet). Tahap pertumbuhan berlangsung sejak
ikan menetas atau lahir hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap pematangan
berlangsung setelah ikan dewasa. Proses pematangan akan terus berlangsung
dan akan berkesenambungan selama fungsi reproduksi ikan berjalan normal
(Sukendi, 2008).
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad adalah
tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses
reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan
akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan
cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Umumnya pertanbahan
bobot gonad ikan betina pada saat belum matang gonad dapat mencapai 10-25 persen
dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10 persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
semakin meningkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan
menjadi besar. Kematangan gonad seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan
diameter rata-rata telur dan melalui distribusi ukuran telurnya (Sinjal, 2007).
7

Ikan yang memiliki tingkat kematangan gonad yang tinggi menunjukkan


semakin banyak jumlah telur yang akan dikeluarkan pada saat pemijahan. Keutamaan
mengetahui hubungan tingkat kematangan gonad dan fekunditas yaitu dapat
mengetahui perbandingan ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak,
sehingga dapat diprediksi waktu pemijahan pada ikan (Auliyah et al., 2018)
Secara umum terdapat korelasi antara ukuran panjang dengan tingkat
kematangan gonad ikan. Semakin besarukuran ikan semakin berkembang pula tingkat
kematangan gonadnya. Tingkat kematangan gonad juga berpengaruh pada indeks
kematangan gonad, yaitu semakin matang gonad ikan
maka indeks kematangan gonad semakin tinggi. Perkembangan kematangan gonad
pada umumnya ditunjukkan oleh indeks kematangan
gonad (Gonadsomatic index) GSI yang nilainya berfluktuasi setiap
bulan (Wujdi, 2013).
Tingkat Kematangan Gonad Penentuan tingkat kematangan gonad yaitu
tingkat I pada ikan Ovari belum masak, transparan, bentuk kecil memanjang seperti
benang, butir telur belum kelihatan. Pada tingkat II adalah Ukuran ovari lebih
membesar, warna agak merah gelap, butir telur dapat terlihat dengan kaca pembesar.
Tingkat III adalah Ovari kelihatan membesar mencapai 60 %rongga perut, berwarna
kuning, butir telurmulai kelihatan oleh mata. Tingkat IV Volume Ovari mencapai
lebih dari 70 % rongga perut, berwarna kuning, butir telur muda dipisahkan, bila
perut ditekan telur mudah keluar, siap memijah. Tingkat V adalah Ovari berkerut
karena habis memijah, masih terdapat sisa telur dalam ovari,perkembangan ovari
kembali ke tingkat II (Fatah dan Susilo, 2013).
Karakter individu yang diukur meliputi ukuran Panjang
(panjang total dan panjang cagak, dalam cm), bobot tubuh dalam keadaan segar
(dalam gram), sex(jenis kelamin), tingkat kematangan gonad, dan bobot gonad segar
(dalam gram). Tingkat kematangan gonad ditentukan secara visual mengikuti skala
kematangan gonad standard (five point maturity scale for partial spawners) yang
terbagi menjadi TKG I (dara), TKG II (dara berkembang), TKG III (mulai matang),
TKG IV (matang) dan TKG V (mijah) (Fauzi et al., 2018).
8

Pengamatan karakteristik morfologis organ dan sel reproduksi ikan nila


matang gonad dapat dilakukan dengan mata telanjang sedangkan secara histologi
menggunakan makroskopis untuk warna testis dan ovari terhadap warna oosit dan
pengukuran diameternya. Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan
mikroskop stereo yang dilengkapi mikrometer. Pembedahan dan pengamatan
karakteristik morfologi gonad dan penentuan umurawal matang gonad tersebut
dilakukan setiap bulan sejak calon-calon induk. Ikan lele betina dinyatakan telah
matang gonad atau mencapai TKG matang (mature, ripe) ketika oosit intra ovarian
tertuanya sudah pada tahap matang tahap granula kuning telur,
(yolk granules stage), yakni telah berkuning telur secara penuh. Ikan lele jantan
dinyatakan telah matang gonad ketika kantung spermanya (tes-tis) telah berkembang
dan telah memiliki bagian-bagian yang berwarna putih-susu, terutama pada bagian
sisi samping dan bagian bawah dan tidak seluruh bagian testis tampak bening. Umur
awal matang gonad didefinisikan sebagai umur pada saat lebih dari 50% individu
ikan dalam suatu populasi telah mencapai tingkat matang gonad (Iswanto et al.,
2016).

IKG pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


Gonad pada ikan akan semakin bertambah besar dan berat sampai batas
maksimum ketika terjadi pemijahan. Nilai indeks kematangan gonad ikan betina lebih
besar dibandingkan ikan jantan. nilai rataan IKG ikan betina lebih besar daripada ikan
jantan pada TKG yang sama. Hal ini disebabkan pertambahan bobot ovarium selalu
lebih besar daripada penambahan bobot testis. IKG yang didapatkan lebih kecil dari
20%, yang menandakan bahwa ikan merupakan kelompok ikan bernilai IKG rendah
dan dapat dikategorikan sebagai ikan yang dapat memijah lebih dari satu kali pada
setiap tahunnya (Aulyah et al., 2018).
Indeks kematangan gonad didapatkan melalui perbandingan berat gonad
dengan berat tubuh ikan dikalikan dengan 100% menurut metode dari sebagai
berikut: IKG=Bg/Bt× 100% Dimana adalah IKG: Indeks kematangan gonad, Bg
adalah Berat gonad ikan (gram) sedangkan Bt adalah Berat tubuh ikan (gram). Nilai
9

indeks kematangan gonad akan semakin meningkat nilainya dan mencapai batas
maksimum pada saat akan terjadi pemijahan (Liestiana et al., 2015).

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 20 September 2019 pukul 10.00
WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Alat dan Bahan Praktikum


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis untuk mencatat
hasil pengamatan, penggaris untuk mengukur panjang beberapa bagian tubuh ikan,
milimeterblok untuk mengukur panjang total, kamera digital untuk
mendokumentasikan proses pengamatan, nampan/baki sebagai wadah ikan, kain
lap/tissue untuk membersihkan dan gunting/pisau untuk membedah ikan alat yang
digunakan selama praktikum. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan
Nila (Oreochromis Niloticus) sebagai objek untuk diidentifikasi.

Prosedur Praktikum
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Letakkan ikan diatas milimeterblok untuk diukur panjang tubuhnya.
3. Membedahkan dimulai dari bagian perut ikan menggunakan gunting/pisau untuk
mencari testis dan ovary pada ikan sesuai dengan arahan Asisten Laboratorium.
4. mengeluarkan testis dan ovary pada ikan sesuai dengan arahan Asisten
Laboratorium.
5. Catat hasil pengamatan yang dilakukan pada laporan sementara.
6. Dokumentasikan proses dan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
10

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Kakap (Lutjanus sp.)

Gambar 1. Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

Klasifikasi ikan Nila (Orechromis niloticus) menurut Saanin (1988) adalah


sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis Niloticus
11

Hasil Identifikasi
Hasil identifikasi Indeks Kematangan Gonad dan Tingkat Kematangan Gonad pada
ikan nila (Oreochromis nilotikus) dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Gonad Jantan Ikan Gambar 3. Gonad Betina Ikan


Nila (Oreochromis nilotikus) Nila (Oreochromis nilotikus)

Tabel 1. Hasil Identifikasi


No. Panjan Berat Tubuh Berat Gonad TKG IKG Jenis Kelamin
g
1. 26 cn 450 gram 12,4 gram 4 0,027 Betina
2. 25 cm 450 gram 11,2 gram 3 0,024 Jantan
3. 25 cm 400 gram 9,3 gram 2 0,023 Jantan
4. 26 cm 350 gram 6,3 gram 2 0,018 Jantan
5. 25 cm 400 gram 11,52 gram 3 0,028 Betina
6. 29 cm 400 gram 12,1 gram 4 0,030 Jantan
7. 28 cm 350 gram 8,00 gram 2 0,028 Betina
8. 28 cm 400 gram 10,2 gram 2 0,025 Jantan
9. 24 cm 300 gram 8,5 gram 2 0,028 Jantan
10. 24 cm 320 gram 8,00 gram 2 0,022 Betina
12

Pembahasan
Untuk mengetahui Tingkat Kematangan Gonad pada ikan nila ada baiknya
dilakukan penelitian di laboratorium. Untuk memijah, ikan harus terlebih dahulu
melewati tahapan perkembangan gonad. Karena tidak semua ikan dapat melakukan
pemijahan sebelumikan tersebut sudah matang gonad baik pada ikan betina maupun
pada ikan jantan. Hal ini sesuai dengan Sinjal (2007), yang menyatakan bahwa
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad adalah tahapan
tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses
reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan
akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan
cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Umumnya pertanbahan
bobot gonad ikan betina pada saat belum matang gonad dapat mencapai 10-25 persen
dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10 persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
semakin meningkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan
menjadi besar. Kematangan gonad seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan
diameter rata-rata telur dan melalui distribusi ukuran telurnya
Pada ikan betina kita dapat melihat tingkat kematangan gonadnya yang dilihat
dari jumlah telur yang dikeluarkan pada saat memijah. Hal ini sesuai dengan
Auliyah et al (2018), yang menyatakan bahwa Ikan yang memiliki tingkat
kematangan gonad yang tinggi menunjukkan semakin banyak jumlah telur yang akan
dikeluarkan pada saat pemijahan. Keutamaan mengetahui hubungan tingkat
kematangan gonad dan fekunditas yaitu dapat mengetahui perbandingan ikan yang
akan melakukan reproduksi dan yang tidak, sehingga dapat diprediksi waktu
pemijahan pada ikan
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan dibagi menjadi 5
tingkat, yaitu tingkat I, tingakat II, tingkat III, tingkat IV, dan tingkat V. Dimana ciri
13

dari gonad pada tingkat I gonadnya masih transparan, tingkat II ukuran ovari sudah
besar, ukuran ke III ovari sudah berwarna kuning, tingkat ke IV ovari sudah siap
untuk memijah, dan tingkat ke V ovari sudah berkerut dan sudah habis untuk
memijah. Hal ini sesuai dengan Fatah dan Susilo (2013), yang menyatakan bahwa
Tingkat Kematangan Gonad Penentuan tingkat kematangan gonad yaitu tingkat I
pada ikan Ovari belum masak, transparan, bentuk kecil memanjang seperti benang,
butir telur belum kelihatan. Pada tingkat II adalah Ukuran ovari lebih membesar,
warna agak merah gelap, butir telur dapat terlihat dengan kaca pembesar. Tingkat III
adalah Ovari kelihatan membesar mencapai 60 %rongga perut, berwarna kuning,
butir telurmulai kelihatan oleh mata. Tingkat IV Volume Ovari mencapai lebih dari
70 % rongga perut, berwarna kuning, butir telur muda dipisahkan, bila perut ditekan
telur mudah keluar, siap memijah. Tingkat V adalah Ovari berkerut karena habis
memijah, masih terdapat sisa telur dalam ovari,perkembangan ovari kembali ke
tingkat II.
Nilai Indeks kematangan gonad pada ikan betina yaitu 0,027 dan pada jantan
0,024. Diketahui bahwa nilai indek kematangan gonad pada betina adalah lebih besar
disbanding indeks kematangan gonad pada ikan jantan. Hal ini sesuai dengan
Auliyah et al (2018), yang menyatakan bahwa gonad akan semakin bertambah besar
dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Nilai indeks kematangan
gonad ikan betina lebih besar dibandingkan ikan jantan. nilai rataan IKG ikan betina
lebih besar daripada ikan jantan pada TKG yang sama. Hal ini disebabkan
pertambahan bobot ovarium selalu lebih besar daripada penambahan bobot testis.
IKG yang didapatkan lebih kecil dari 20%, yang menandakan bahwa ikan merupakan
kelompok ikan bernilai IKG rendah dan dapat dikategorikan sebagai ikan yang dapat
memijah lebih dari satu kali pada setiap tahunnya.
Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada ikan yang akan dapat
melalukan pemijahan dapat di rumuskan sebagai berikut IKG= Bg/Bt x 100% yaitu
IKG= 12,4/450 x 100% = 0,027. Hal ini sesuai dengan Liestiana et al., (2015), yang
menyatakan bahwa Indeks kematangan gonad didapatkan melalui perbandingan berat
gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan dengan 100% menurut metode dari sebagai
14

berikut: IKG=Bg/Bt× 100% Dimana adalah IKG: Indeks kematangan gonad, Bg


adalah Berat gonad ikan (gram) sedangkan Bt adalah Berat tubuh ikan (gram). Nilai
indeks kematangan gonad akan semakin meningkat nilainya dan mencapai batas
maksimum pada saat akan terjadi pemijahan.
15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Ikan nila memiliki indeks kematangan gonad yaitu 0,027 (betina), 0,024
(jantan), 0,023 (jantan), 0,018 (jantan), 0,028 (betina), 0,030 (jantan), 0,028
(betina), 0,025 (jantan), 0,028 (jantan), 0,022 (betina).
2. Ikan nila memiliki tingkat kematangan gonad yaitu ikan pertama tingkat IV,
ikan kedua tingkat ke III, ikan ke tiga tingkat ke II, ikan ke empat tingkat II,
ikan kelima tingkat III, ikan ke enam tingkat ke IV, ikan tujuh tingkat II, ikan
ke delapan tingkat ke II, ikan ke Sembilan tingkat ke II, dan ikan ke sepuluh
tingkat ke II.
3. Untuk menghitung Indeks Kematangan Gonad pada Ikan Nila yaitu
IKG=Bg/Bt× 100%
Dimana : IKG: Indeks kematangan gonad
Bg : Berat gonad ikan (gram)
Bt : Berat tubuh ikan (gram)
Saran
Saran dari praktikum ini adalah semakin dilengkapi lagi fasilitas laboratorium
Biologi Perikanan yang berada di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
yaitu sebagai pendukung untuk mempermudah proses praktikum.
16

DAFTAR PUSTAKA

Adjie, S. dan K. Fatah. 2015. Biologi Reproduksi Ikan Red Devil


(Amphilopus labiatus) dan (Amphilopus citrinellus) di Waduk
Kedungombo, Jawa Tengah. BAWAL. 7(1) : 17-24.
Arsyad, F. 2012. Peran Budidaya Ikan Nila Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Di Kabupaten Klaten. Tesis. Universitas Muhammadiyah,
Surakarta.
Bhagawati, D., Abulias, M. N. dan Amurwanto, A. 2013. Fauna Ikan Siluriformes
dari Sungai Serayu, Banjaran, dan Tajum di Kabupaten Banyumas. Jurnal
MIPA. 36 (2).
Fitria, A. S. 2012. Analisis Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila
Larasati (Oreochromis niloticus) F5 D30-D70pada Berbagai Salinitas.
Journal Of Aquaculture Management and Technology. 1(1) : 18-34.
Fauzi , M., I. Setyobudiandi dan A. Suman. 2018. Biologi Reproduksi Ikan Selar
Bentong (Selar crumenophthalmus Bloch,1793) di Perairan Natuna, Laut
Cina Selatan. BAWAL. 10(2) : 121-133.
Rahardjo. M. F., D. S. Sjafei, R. Affandi dan Sulistiono. 2011. Iktiology. Penerbit
Lubuk Agung, Bandung.
Royan, F., S. Rezeki dan A. H. C. Haditomo. 2014. Pengaruh Salinitas Yang Berbeda
Terhadap Profil Dadrah Ikan Nila (Oreochromis niloticus). journal of
Aquaculture Management and Technology. 3(2) : 109-117.
Zakaria, I.J., Syaifullah dan Efrizal. 2017. Rencana Pembelajaran Semester Biologi
Perikanan. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Andalas, Padang.
Rahayu, F. D., D. R. Ekastuti., R. Tiuria. 2013. Infestasi Cacing Parasitik pada Insang
Ikan Nila (Oreochromis niloticus). 1 (3).
Omar, S. A. 2011. Iktiologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas
Hasanuddin.
Kumaseh, M. R., Latumakulita, L. dan Nainggolan, N. 2013. Segmentasi Citra
Digital Ikan Menggunakan Metode Thresholding. Jurnal Ilmiah Sains.
13(1).
Nurfitriani S. 2017. Bioakumulasi Logam Berat Timbel (Pb) Pada Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus Linn. ) Di Tambak Sekitar Muara Sungai Pangkajene
Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan (Pangkep). [Skripsi].
17

Auliyah, N., Muh dan U. P. Olii. 2018. Hubungan Tingkat Kematangan Gonad
(TKG) dan FekunditasIkan Huluu (Gurius margaritacea). Gorontalo
Fisheries Journal. 1(2) : 22-29.

Sinjal, H. J. 2007. Kajian Penampilan Reproduksi Ikan Lele (Clarias garipenus)


Betina Melalui Penambahan Ascorbyl Phosphate Magnesium Sebagai Sumber
Vitamin C dan Implntasi dengan Estradiol-17b. [Skripsi]. Institu Pertanian
Bogor. Bogor.
Sukendi. 2008. Peran Biologi Reproduksi Ikan Dalam Bioteknologi Pembenihan.
Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
18

LAMPIRAN

Alat Praktikum

1. Gunting 2. Pisau Cutter

3. Timbangan Analitik 4. Penggaris

4. Alat Tulis 5. Timbangan


19

Bahan Praktikum

1. Ikan Nila ( Oreochromis nilotikus )

Hasil Praktikum

1. Ovary Ikan Nila 2. Testis Ikan Nila


(Oreochromis nilotikus) (Oreochromis nilotikus)

Anda mungkin juga menyukai