PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biologi Perikanan merupakan mata kuliah pilihan yang membahas tentang
sejarah kehidupan ikan dan dinamika populasi ikan. Sejarah kehidupan ikan yang
dibahas antara lain proses fisiologi, reproduksi dan seksualitas, pertumbuhan,
kebiasaan makan, tingkah laku ikan dan pengantar dinamika populasi ikan. Biologi
Perikanan terdiri dari dua cabang pengetahuan yang saling menjalin. Cabang pertama
ialah studi mengenai Natural History, yaitu tentang keadaan biologi ikan dalam suatu
perairan yang meliputi daur hidup ikan mulai dari sejak hidup sampai mati secara
wajar atau karena sebab-sebab lain. Yang dibahas dalam bagian ini antara lain
mengenai induk ikan. Keadaan induk pada waktu akan memijah, bagaimana keadaan
memijahnya, bagaimana keturunan yang dihasilkannya, pertumbuhan dan cara
makannya, sampai kemudian memijah lagi dan seterusnya sampai mati. Cabang
kedua membahas dinamika populasi, yaitu bagaimana kecepatan hasil reproduksi
serta pengaruhnya terhadap populasi, kecepatan pertumbuhan, sebab-sebab dan
kecepatan kematian serta pengaruhnya terhadap populasi (Zakaria et al., 2017).
Ikan dapat didefinisikan sebagai binatang vertebrata berdarah dingin, yang
pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya
bernapas dengan insang serta hidup dalam lingkungan air. Pengetahuan ikan terus
berkembang seiring berjalannya waktu. Dilihat dari perkembangannya, pengetahuan
tentang ikan merupakan hasil dari keingintahuan yang selalu ada pada diri manusia
tentang alam dan dari kebutuhan manusia akan keterangan yang berkaitan dengan
jenis ikan yang ingin dapat dimanfaatkan (Rahardjo, 2011).
Pisces terbagi atas 46 ordo, 450 famili, 4.032 genus, dan 18.818 spesies.
Jumlah spesies ikan tersebut meningkat terus seiring dengan pertambahan waktu,
yaitu menjadi 21.723 spesies dalam 445 famili, 24.618 spesies dalam 482 famili.
Klasifikasi yang terakhir menunjukkan saat ini terdapat 27.977 spesies yang termasuk
dalam 62 ordo dan 515 famili. Jumlah spesies vertebrata yang telah diketahui saat ini
adalah 54.771 spesies dan jumlah spesies ikan jauh lebih banyak dibandingkan
2
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui TKG pada ikan nila (Oreochromis nilotikus).
2. Untuk mengetahui IKG ikan nila (Oreochromis nilotikus.
3. Untuk mengetahui perhitungan IKG pada ikan nila (Oreochromis nilotikus).
Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum ini adalah untuk memberi dan menambah wawasan
mahasiswa mengenai Indeks Kematangan Gonad dan Tingat Kematagan Gonad
kematangan gonad pada ikan nila (Oreochromis nilotikus) dan sebagai salah satu
4
syarat bagi mahasiswa untuk dapat memasuki dan mengikuti praktikum Biologi
Perikanan pada minggu yang berikutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
rendah, sering kali ditemukan hidup normal pada habitat-habitat yang ikan dari jenis
lain tidak dapat hidup . Bentuk badan ikan nila (Oreochromis niloticus) ialah pipih ke
samping memanjang. Mempunyai garis vertikal pada badan sebanyak 9–11 buah,
sedangkan garis-garis pada sirip berwarna merah berjumlah 6–12 buah. Pada sirip
punggung terdapat juga garis-garis miring. Mata kelihatan menonjol dan relatif besar
dengan bagian tepi mata berwarna putih. Badan relatif lebih tebal dan kekar
dibandingkan ikan mujair. Linea lateralis (gurat sisi di tengah tubuh) terputus dan
dilanjutkan dengan garis yang terletak lebih bawah (Nurfitriani, 2017).
Nila dapat hidup di air tawar, air payau dan air laut dengan kadar garam
antara 0-35 ppt. Ikan nila (Oreochromis niloticus) air tawar dapat dipindah ke air asin
dengan proses adaptasi bertahap, yaitu dengan menaikkan kadar garam sedikit-demi
sedikit. Untuk meningkatkan produksi budidaya khususnya ikan nila (Oreochromis
niloticus), dapat dilakukan dengan cara mengetahui media pemeliharaan yang optimal
bagi kelulushidupan dan pertumbuhan ikan tersebut. salah satu komoditas penting
perikanan budidaya air tawar di Indonesia. Ikan ini disenangi tidak hanya karena rasa
dagingnya yang khas, tetapi juga karena laju pertumbuhan dan
perkembangbiakkannya yang cepat. Karenanya, di kalangan peternak ikan, ikan nila
dijadikan unggulan nila merah didatangkan ke Indonesia pada tahun 1981 oleh
BPPAT (Balai Penelitian Perikanan Air Tawar), bertujuan untuk memperkaya jenis
ikan budidaya di Indonesia. Ikan ini cepat diterima oleh masyarakat (Fitria, 2012).
Ikan nila air tawar dapat dibudidayakan ditambak bahkan dilaut melalui
proses adaptasi. Ikan nila yang sukses beradaptasi dengan air asin dikenal dengan
ikan nila salin. Pada kegiatan budidaya ikan nila di tambak atau dilaut salinitas media
memberikan pengaruh terhadap tekanan osmotik, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pada pertumbuhan ikan tersebut. Energi pakan yang semestinya untuk
pertumbuhan dimanfaatkan pula untuk mempertahankan tekanan osmotik yang
berfluktuasi. Pertumbuhan gonad ikan nila juga terhambat sehingga ikan nila tidak
dapat bereproduksi pada salinitas air laut. Ikan nila yang berasal dari perairan tawar
jika akan dibudidayakan ditambak atau laut yang bersalinitas ≥ 5 pptharus melalui
proses adaptasi bertahap. Proses adaptasi mutlak diperlukan karena jika tidak melaui
6
proses adaptasi ikan akan stres dan dapat berdampak pada kematian
(Royan et all., 2014).
Ikan nila mempunyai mulut yang letaknya terminal, garis rusuk terputus
menjadi 2 bagian ekor dan letaknya memanjang dari atas sirip dan dada, bentuk sisik
stenoid, sirip kaudal rata dan terdapat garis-garis tegak lurus. Mempunyai jumlah
sisik pada gurat sisi 34 buah. Sebagian besar tubuh ikanditutupii oleh lapisan kulit
dermis yang memiliki sisik. Sisik ini tersusun seperti genteng rumah, bagian muka
sisik menutupi oleh sisik yang lain (Nurfitriani, 2017).
indeks kematangan gonad akan semakin meningkat nilainya dan mencapai batas
maksimum pada saat akan terjadi pemijahan (Liestiana et al., 2015).
METODOLOGI
Prosedur Praktikum
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Letakkan ikan diatas milimeterblok untuk diukur panjang tubuhnya.
3. Membedahkan dimulai dari bagian perut ikan menggunakan gunting/pisau untuk
mencari testis dan ovary pada ikan sesuai dengan arahan Asisten Laboratorium.
4. mengeluarkan testis dan ovary pada ikan sesuai dengan arahan Asisten
Laboratorium.
5. Catat hasil pengamatan yang dilakukan pada laporan sementara.
6. Dokumentasikan proses dan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
10
Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Hasil Identifikasi
Hasil identifikasi Indeks Kematangan Gonad dan Tingkat Kematangan Gonad pada
ikan nila (Oreochromis nilotikus) dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Pembahasan
Untuk mengetahui Tingkat Kematangan Gonad pada ikan nila ada baiknya
dilakukan penelitian di laboratorium. Untuk memijah, ikan harus terlebih dahulu
melewati tahapan perkembangan gonad. Karena tidak semua ikan dapat melakukan
pemijahan sebelumikan tersebut sudah matang gonad baik pada ikan betina maupun
pada ikan jantan. Hal ini sesuai dengan Sinjal (2007), yang menyatakan bahwa
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad adalah tahapan
tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses
reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan
akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan
cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Umumnya pertanbahan
bobot gonad ikan betina pada saat belum matang gonad dapat mencapai 10-25 persen
dari bobot tubuh dan pada ikan jantan 5-10 persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
semakin meningkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan
menjadi besar. Kematangan gonad seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan
diameter rata-rata telur dan melalui distribusi ukuran telurnya
Pada ikan betina kita dapat melihat tingkat kematangan gonadnya yang dilihat
dari jumlah telur yang dikeluarkan pada saat memijah. Hal ini sesuai dengan
Auliyah et al (2018), yang menyatakan bahwa Ikan yang memiliki tingkat
kematangan gonad yang tinggi menunjukkan semakin banyak jumlah telur yang akan
dikeluarkan pada saat pemijahan. Keutamaan mengetahui hubungan tingkat
kematangan gonad dan fekunditas yaitu dapat mengetahui perbandingan ikan yang
akan melakukan reproduksi dan yang tidak, sehingga dapat diprediksi waktu
pemijahan pada ikan
Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan dibagi menjadi 5
tingkat, yaitu tingkat I, tingakat II, tingkat III, tingkat IV, dan tingkat V. Dimana ciri
13
dari gonad pada tingkat I gonadnya masih transparan, tingkat II ukuran ovari sudah
besar, ukuran ke III ovari sudah berwarna kuning, tingkat ke IV ovari sudah siap
untuk memijah, dan tingkat ke V ovari sudah berkerut dan sudah habis untuk
memijah. Hal ini sesuai dengan Fatah dan Susilo (2013), yang menyatakan bahwa
Tingkat Kematangan Gonad Penentuan tingkat kematangan gonad yaitu tingkat I
pada ikan Ovari belum masak, transparan, bentuk kecil memanjang seperti benang,
butir telur belum kelihatan. Pada tingkat II adalah Ukuran ovari lebih membesar,
warna agak merah gelap, butir telur dapat terlihat dengan kaca pembesar. Tingkat III
adalah Ovari kelihatan membesar mencapai 60 %rongga perut, berwarna kuning,
butir telurmulai kelihatan oleh mata. Tingkat IV Volume Ovari mencapai lebih dari
70 % rongga perut, berwarna kuning, butir telur muda dipisahkan, bila perut ditekan
telur mudah keluar, siap memijah. Tingkat V adalah Ovari berkerut karena habis
memijah, masih terdapat sisa telur dalam ovari,perkembangan ovari kembali ke
tingkat II.
Nilai Indeks kematangan gonad pada ikan betina yaitu 0,027 dan pada jantan
0,024. Diketahui bahwa nilai indek kematangan gonad pada betina adalah lebih besar
disbanding indeks kematangan gonad pada ikan jantan. Hal ini sesuai dengan
Auliyah et al (2018), yang menyatakan bahwa gonad akan semakin bertambah besar
dan berat sampai batas maksimum ketika terjadi pemijahan. Nilai indeks kematangan
gonad ikan betina lebih besar dibandingkan ikan jantan. nilai rataan IKG ikan betina
lebih besar daripada ikan jantan pada TKG yang sama. Hal ini disebabkan
pertambahan bobot ovarium selalu lebih besar daripada penambahan bobot testis.
IKG yang didapatkan lebih kecil dari 20%, yang menandakan bahwa ikan merupakan
kelompok ikan bernilai IKG rendah dan dapat dikategorikan sebagai ikan yang dapat
memijah lebih dari satu kali pada setiap tahunnya.
Untuk mengetahui indeks kematangan gonad pada ikan yang akan dapat
melalukan pemijahan dapat di rumuskan sebagai berikut IKG= Bg/Bt x 100% yaitu
IKG= 12,4/450 x 100% = 0,027. Hal ini sesuai dengan Liestiana et al., (2015), yang
menyatakan bahwa Indeks kematangan gonad didapatkan melalui perbandingan berat
gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan dengan 100% menurut metode dari sebagai
14
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Ikan nila memiliki indeks kematangan gonad yaitu 0,027 (betina), 0,024
(jantan), 0,023 (jantan), 0,018 (jantan), 0,028 (betina), 0,030 (jantan), 0,028
(betina), 0,025 (jantan), 0,028 (jantan), 0,022 (betina).
2. Ikan nila memiliki tingkat kematangan gonad yaitu ikan pertama tingkat IV,
ikan kedua tingkat ke III, ikan ke tiga tingkat ke II, ikan ke empat tingkat II,
ikan kelima tingkat III, ikan ke enam tingkat ke IV, ikan tujuh tingkat II, ikan
ke delapan tingkat ke II, ikan ke Sembilan tingkat ke II, dan ikan ke sepuluh
tingkat ke II.
3. Untuk menghitung Indeks Kematangan Gonad pada Ikan Nila yaitu
IKG=Bg/Bt× 100%
Dimana : IKG: Indeks kematangan gonad
Bg : Berat gonad ikan (gram)
Bt : Berat tubuh ikan (gram)
Saran
Saran dari praktikum ini adalah semakin dilengkapi lagi fasilitas laboratorium
Biologi Perikanan yang berada di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
yaitu sebagai pendukung untuk mempermudah proses praktikum.
16
DAFTAR PUSTAKA
Auliyah, N., Muh dan U. P. Olii. 2018. Hubungan Tingkat Kematangan Gonad
(TKG) dan FekunditasIkan Huluu (Gurius margaritacea). Gorontalo
Fisheries Journal. 1(2) : 22-29.
LAMPIRAN
Alat Praktikum
Bahan Praktikum
Hasil Praktikum