PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies yang cukup banyak
dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila dari Indonesia sudah mulai banyak di ekspor ke
beberapa negara, terutama ke Amerika, Jepang, Hongkong dan beberapa negara di Eropa
untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi (Cholik, 2005). Konsumsi ikan Nila di
Eropa maupun Amerika senantiasa menunjukan kenaikan. Spesies tersebut komoditas
unggulan dan diharapkan dapat meningkat produksinya sebesar 1,25 juta ton pada tahun
2014 atau meningkat rata-rata 27% per tahunnya (Kementerian Kelautan dan Perikanan,
2009). Peluang usaha yang masih terbuka luas untuk dikembangkan menyebabkan
pembudidaya berupaya dalam meningkatkan nilai produksi spesies tersebut setiap tahun.
Dalam kegiatan budidaya ikan salah satu hal yang harus diperhatikan agar produksi
meningkat secara optimal yaitu penggunaan pakan yang sesuai dan penggunaan padat tebar
yang optimal, karna jumlah padat tebar mempengaruhi konsumsi oksigen sehingga jumlah
oksigen yang dihasilkan harus bisa menyesuikan dengan kebutuhan oksigen ikan agar ikan
dapat tumbuh dengan baik. Ikan nila biasanya di budidayakan di kolam tanah, keramba dan
di kolam air deras (KAD), dimana teknik budidaya tersebut membutuhkan lahan luas atau
berada pada posisi yang strategis sehingga membutuhkan biaya lahan yang mahal.
Agar dapat dicapai produksi yang tinggi dan menguntungkan, maka dalam budidaya
perlu dilakukan dengan system intensif. Menurut Ronald et al. (2014) budidaya intensif
dengan padat penebaran dan jumlah pakan yang tinggi akan berdampak pada menurunnya
kualitas air budidaya dikarenakan semakin bertambah tingkat buangan daari sisa pakan dan
kotoran (feses). Sedangkan menurut Helper dan Pruginin (1981), peningkatan kepadatan
akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan sehingga pada kepadatan tertentu pertumbuhan
akan terhenti karena suplai nutrisi sudah tidak mencukupi.
Kandungan protein ikan nila sebesar 43,76%, lemak 7,01%, kadar abu 6,80% per 100
gram berat ikan (Khairuman dan Amri, 2005) Ikan nila mudah dipelihara karena
pertumbuhan dan perkembangbiakannya yang cepat, akan tetapi sama seperti ikan jenis
lainnya untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal perlu diperhatikan padat penebaran
dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan persaingan antara individu
(kompetisi) dalam hal mendapatkan makanan, oksigen terlarut dan lain-lain (Khairuman dan
Amri, 2005; Mulqan, 2017; Mulyani, 2014). Masalah yang dihadapi oleh petani ikan saat ini
yaitu bagaimana meningkatkan pertumbuhan ikan dengan cepat dalam waktu yang tidak
terlalu lama sehingga juga dapat menghemat pakan yang diberikan pada ikan peliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian Diansari,ddk (2013) hasil penelitian menunjukan bahwa
pengaruh padat penebaran yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01 )
terhadap pertumbuhan ikan nila, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
kelulushidupan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Kepadatan Penebaran Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan tingkat padat penebaran yang sesuai terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus)?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas kepadatan penebaran terhadap
kelangsungan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus)?
C. Tujuan
1. Untuk menentukan tingkat kepadatan penebaran yang sesuai terhadap kelangsungan
hidup dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus).
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepadatan penebaran
terhadap kelangsungan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus).
D. Manfaat
1. Sebagai informasi untuk mengetahui cara pemeliharaan benih ikan nila dengan
tingkat penebaran yang berbeda.
2. Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat untuk budidaya ikan nila
menggunakan padat tebar yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Ikan Nila
Ikan nila awalnya berasal dari afrika tepatnya afrika bagian timur pada tahun 1969.
Ikan nila mulai sekarang telah digemari oleh masyarakat Indoesia serta Ikan nila ini
mempunyai ukuran dengan berat rata-rata setiap individunya 200 – 400 gram/ekor dan
mempunyai sifat pemakan segala sehingga dapat mengkonsumsi berbagai jenis
makananan (omnivora) baik berupa tumbuhan maupun hewan (Amri, et.al., 2003). Ikan
nila ini hampir mirip dengan ikan mujair namun ketika melihat dari bentuk tubuh ikan
nila lebih besar dengan proposi tubuh ikan nila yakni 3 : 1 untuk panjang dan tingginya
tubuh ikan nila. Sedangkan pada bagian tubuh dan ekor ikan nila mempunyai corak
garis–garis vertikal serta diekornya ada garis–garis yang berbentuk memotong tulang
ekor. Ikan nila gesit (Oreochromis niloticus) merupakan komoditas ikan terbaru, kata
gesit diambil dari kepanjangan Genetika supermale Tilapia jenis ini biasa juga disebut
dengan ikan nila super jantan karena 98 – 100% berjenis kelamin jantan.
BAB III
METODE PENELITIAN
wm = wt-w0
Keterangan :
Wm = Pertumbuhan berat mutlak ( gr)
Wt = Berat biomassa pada akhir penelitian (gr)
w0 = Berat biomassa pada awal penelitian (gr)
b) Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan rumus sebagai berikut :
pm = lt-l0
keterangan :
pm = Pertambahan panjang mutlak (cm)
lt = Panjang rata rata akhir (cm)
l0 = Panjang rata rata awal (cm)
c) Laju Pertumbuhan Spesifik ( SGR)
Laju pertumbuhan spesifik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
LnWt−LnW 0
SGR= x100%
T
Keterangan :
Allen, K.O .2005. Effects Of Stocking Density And Water Exchange Rate On Growth And
Survival Of Channel Catfish Ictalurus Punctatus ( Rafinesque) In Circular Tanks.
Aquaculture 4 : 29 - 39.
BSNI. 2009. SNI No 7550 : 2009 Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas
Pembesaran Di Kolam Iar Tenang. Badan Standardisasi Nasional Jakarta.
Diansari, vanya R, Dkk. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan
Pertumbuhan ikan nila ( Oreochromis niloticus) pada system sirkulasi dengan filter
zeolite. Journal of aquaculture management and technology. Volume 2 nomor 3 halaman
37 – 48.
Erliana R., Prasatio AB., dan Haryadi H. 2010. Dampak Manajemen Pakan Dari Budidaya Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Di Keramba Jaringan Apung Terhadap Kualitas Perairan
Danau Maninjau. Pusat riset perikanan budidaya. Jakarta Selatan.
Fitrya., A. S. 2012. Analisis Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Larasati
(Oreochromis niloticus) F5 D30 –D70 Pada Berbagai Salinitas. Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Diponegoro. J.of aquaculture management and technology 1
(1) :18 -34.
Mulayadi., Tang U dan Yani ES. 2014. System resirkulasi dengan menggunakan filter yang
berbedah terhadap pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus).Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia. 2 (2) : 117 – 124.
Noviana., P., Subandiyono, Pinandoyo. 2014. Pengaruh pemberian probiotik dalam pakan buatan
terhadap tingkat komsumsi pakan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis
Niloticus). J. of aquaculture management and technology. 3(4) : 183 -190.
Putra, I.,Setyanto, D.,dan Wahyjunigrum, D. (2011). Pertumbuhan dan kelangsungan ikan nila
Oreochromis niloticus dalam system resirkulasi. Jurnal Perikanan Dan Kelautan , 56-63
Racmawati., D. dan Istiyanto, S. 2014. Penambahan fitase dalam pakan buatan sebagai upaya
peningkatan kecernaan, laju pertumbuhan spesifik dan kelulushidupan benih ikan nila
(Oreochromis niloticus). J. Saintek Perikanan 10 (1) : 48 – 51.
Radhiyufa M. 2011. Dinamika fosfat dan klorofil dengan penebaran ikan nila (Oreochromis
Niloticus) pada kolam budidaya ikan lele (clarias gariepinus) system heterotrofik, Skripsi
S1. Progam Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta .
Santiko, Awan. 2015. Prodiksi Pendederan Ikan Ctenopoma Ctenopoma Acutirostre Pada Padat
Tebar Berbeda Dengan Pergantian Air 45 % / Hari.. Skripsi. Institute Pertanian Bogor
Saha., S. B dan M. S. Khatun. 2014. Production performance of monosex nile tilapia
Oreochromis niloticus in brackishwater ponds. Bangladesh J. Zool. 42 (2) : 261 -269.
Susilo., U., W. Meilina, dan S.B.I. Simanjuntak. 2012. Regulasi osmotic dan nilai haematocrit
ikan nila (Oreochromis sp.) pada medium dengan salinitas dan temperature air yang
berbeda. Penelitian Hayati, 18 : 51-55
Suyanto, R. 2010. Pembenian dan pembesaran ikan nila. PT. Niaga Swadaya. Jakarta jurnal
agroqua vol.16 no.01 tahun 2018.
Wicaksono, P. 2005. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup
Ikan Nila Osteochilus Hasselti C.V Yang Dipeliharah Dalam Kerambah Jaringan Apung
Di Waduk Cirata Dengan Pakan Perifiton. Skripsi . Istitut Pertanian Bogor. Bogor
Widiastuti., I. M. 2009. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup (survival rate) ikan mas(cyprinus
carpio) yang dipeliharah dalam wadah terkontrol dengan padat penebaran yang berbeda.
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 – 130 hal.
Yanti., Z., Zainal A. M., Sugito. 2013. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila
(Oreochromis niloticus) pada beberapa konsentrasi tepung daun jaloh ( Salix tetrasperma)
dalam pakan. J. Depik 2 (1) : 16 – 19.