Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KEPADATAN PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP


DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) ”

Sebagai salah satu syarat untuk melakukan Penelitian Tugas Akhir

GREGORIUS APRILIANO LALU


1606050090

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies yang cukup banyak
dibudidayakan di Indonesia. Ikan nila dari Indonesia sudah mulai banyak di ekspor ke
beberapa negara, terutama ke Amerika, Jepang, Hongkong dan beberapa negara di Eropa
untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi (Cholik, 2005). Konsumsi ikan Nila di
Eropa maupun Amerika senantiasa menunjukan kenaikan. Spesies tersebut komoditas
unggulan dan diharapkan dapat meningkat produksinya sebesar 1,25 juta ton pada tahun
2014 atau meningkat rata-rata 27% per tahunnya (Kementerian Kelautan dan Perikanan,
2009). Peluang usaha yang masih terbuka luas untuk dikembangkan menyebabkan
pembudidaya berupaya dalam meningkatkan nilai produksi spesies tersebut setiap tahun.
Dalam kegiatan budidaya ikan salah satu hal yang harus diperhatikan agar produksi
meningkat secara optimal yaitu penggunaan pakan yang sesuai dan penggunaan padat tebar
yang optimal, karna jumlah padat tebar mempengaruhi konsumsi oksigen sehingga jumlah
oksigen yang dihasilkan harus bisa menyesuikan dengan kebutuhan oksigen ikan agar ikan
dapat tumbuh dengan baik. Ikan nila biasanya di budidayakan di kolam tanah, keramba dan
di kolam air deras (KAD), dimana teknik budidaya tersebut membutuhkan lahan luas atau
berada pada posisi yang strategis sehingga membutuhkan biaya lahan yang mahal.
Agar dapat dicapai produksi yang tinggi dan menguntungkan, maka dalam budidaya
perlu dilakukan dengan system intensif. Menurut Ronald et al. (2014) budidaya intensif
dengan padat penebaran dan jumlah pakan yang tinggi akan berdampak pada menurunnya
kualitas air budidaya dikarenakan semakin bertambah tingkat buangan daari sisa pakan dan
kotoran (feses). Sedangkan menurut Helper dan Pruginin (1981), peningkatan kepadatan
akan diikuti dengan penurunan pertumbuhan sehingga pada kepadatan tertentu pertumbuhan
akan terhenti karena suplai nutrisi sudah tidak mencukupi.
Kandungan protein ikan nila sebesar 43,76%, lemak 7,01%, kadar abu 6,80% per 100
gram berat ikan (Khairuman dan Amri, 2005) Ikan nila mudah dipelihara karena
pertumbuhan dan perkembangbiakannya yang cepat, akan tetapi sama seperti ikan jenis
lainnya untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal perlu diperhatikan padat penebaran
dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan persaingan antara individu
(kompetisi) dalam hal mendapatkan makanan, oksigen terlarut dan lain-lain (Khairuman dan
Amri, 2005; Mulqan, 2017; Mulyani, 2014). Masalah yang dihadapi oleh petani ikan saat ini
yaitu bagaimana meningkatkan pertumbuhan ikan dengan cepat dalam waktu yang tidak
terlalu lama sehingga juga dapat menghemat pakan yang diberikan pada ikan peliharaan.
Berdasarkan hasil penelitian Diansari,ddk (2013) hasil penelitian menunjukan bahwa
pengaruh padat penebaran yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01 )
terhadap pertumbuhan ikan nila, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap
kelulushidupan.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Kepadatan Penebaran Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan
Nila (Oreochromis niloticus)”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan tingkat padat penebaran yang sesuai terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus)?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas kepadatan penebaran terhadap
kelangsungan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus)?
C. Tujuan
1. Untuk menentukan tingkat kepadatan penebaran yang sesuai terhadap kelangsungan
hidup dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus).
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepadatan penebaran
terhadap kelangsungan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus).
D. Manfaat
1. Sebagai informasi untuk mengetahui cara pemeliharaan benih ikan nila dengan
tingkat penebaran yang berbeda.
2. Sebagai salah satu sumber informasi bagi masyarakat untuk budidaya ikan nila
menggunakan padat tebar yang berbeda.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Ikan Nila

Ikan nila awalnya berasal dari afrika tepatnya afrika bagian timur pada tahun 1969.
Ikan nila mulai sekarang telah digemari oleh masyarakat Indoesia serta Ikan nila ini
mempunyai ukuran dengan berat rata-rata setiap individunya 200 – 400 gram/ekor dan
mempunyai sifat pemakan segala sehingga dapat mengkonsumsi berbagai jenis
makananan (omnivora) baik berupa tumbuhan maupun hewan (Amri, et.al., 2003). Ikan
nila ini hampir mirip dengan ikan mujair namun ketika melihat dari bentuk tubuh ikan
nila lebih besar dengan proposi tubuh ikan nila yakni 3 : 1 untuk panjang dan tingginya
tubuh ikan nila. Sedangkan pada bagian tubuh dan ekor ikan nila mempunyai corak
garis–garis vertikal serta diekornya ada garis–garis yang berbentuk memotong tulang
ekor. Ikan nila gesit (Oreochromis niloticus) merupakan komoditas ikan terbaru, kata
gesit diambil dari kepanjangan Genetika supermale Tilapia jenis ini biasa juga disebut
dengan ikan nila super jantan karena 98 – 100% berjenis kelamin jantan.

Ikan nila gesit dikembangkan di Badan Perizinan Pelayanan Terpadu ( BPPT)


bekerjasama dengan Balai Besar pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
sukabumi pada tahun 2002. Nila gesit ini sangat cocok untuk dibudidayakan karena
Pertumbuhan nila gesit dapat mencapai 1,6 kali lebih cepat dibanding nila biasa karena
nutrisi dari pakan yang dimakan oleh ikan hanya mengejar untuk pertumbuhan ikan
(Carman dan Sucipto, 2010).

2. Klasifikasi Ikan Nila


Klasifikasi Ikan Nila Menurut saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus)
mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromiss
Spesies : Oreochroms niloticus

Gambar 2.1 ikan nila

3. Morfologi Ikan Nila


Ikan nila mempunyai ciri-ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut
torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain dari itu ciri 9
lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak
keputihan walaupun ada ikan nila merah. Ikan nila bagian tutup insang berwarna
putih, sedangkan pada ikan nila lokal putih hampir kehitaman bahkan kuning. Sisik
ikan nila kasar, tersusun rapi dan berukuran besar. Sepertiga dari ikan nila tersebut
menutupi sisi bagian depan. Serta ikan nila tubuhnya memiliki garis linea latelaris
yang terputus antara bagian bawah dan atasnya. Linea latelaris ini bagian atasnya
memanjang mulai dari tutup insang sehingga belakang sirip punggung sampai
pangkal sirip ekor. Ukuran kepala dari ikan nila ini lebih kecil dengan mulut terletak
di ujung kepala serta mempunyai ukuran matanya cukup besar (Kottelat et al, 1993).
Sedangkan cara untuk meningkatkan pertumbuhan selain dari nutrisi pakan para
pembudidaya menggunakan jenis ikan nila gesit dari hasil benih ikan nila yang diberi
hormon testoteron dengan metode dipping (perendaman) (Muslim, 2011).
4. Biologi Ikan Nila dan Siklus Hidup
ikan nila (Oreochromis n.) mempunyai habitat di air tawar seperti sungai, danau,
rawa, waduk. Namun ikan nila mempunyai toleransi yang tinggi terhadap 10 salinitas
maka ikan nila dapat bertahan hidup dan berkembang biak di perairan payau dengan
salinitas 0–35 ppt. ikan nila ketika masih kecil lebih tahan terhadap perubahan
lingkungan sekitar dibandingkan ketika ikan nila sudah mulai besar (Suyanto,2003).
Serta kualitas air yang baik untuk pertumbuhan ikan nila yaitu pH 7-8, salinitas 0–35
ppt, Amoniak 0–2,4 ppm, suhu 25–30 0C, dan DO berkisar antara 3–5 ppm.
Ikan nila mempunyai toleransi yang tinggi namun apabila penanganan ketika ikan
nila dipindahkan secara tiba-tiba ke air yang memiliki kadar garam yang sangat
berbeda tanpa adanya aklimatisasi dapat memicu terjadinya ikan stress dan kematian
pada ikan (Suryani, 2006). Menurut Kordi (2013) sebenarnya keasaman air yang tepat
untuk berlangsungnya kehidupan ikan nila yaitu enam sampai delapan koma lima,
namun pertumbuhan optimal ikan nila terjadi pada derajat keasaman 7-8. Ikan ini
dapat mempertahankan hidupnya dengan oksigen terlarut minimal kurang dari 3 ppm
untuk pertumbuhannya optimal.
5. Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Nila
Ikan nila termasuk pada jenis hewan omnivora (pemakan segala) namun ikan nila
cenderung pada herbivora. Pada waktu budidaya ikan nila seharusnya diberikan
pakan buatan (Pelet) yang kadar proteinnya minimal 25% (Arie, 1999). Waktu
pemberian pakan saat melakukan budiaya ikan nila yaitu 3 kali sehari pagi, siang,
sore dengan Fr (feeding rate) 4-6 % dari berat biomassa ikan nila (Ghufron, 2010).
6. Kepadatan Penebaran Ikan Nila
Fauzi (1996) menyatakan padat penebaran merupakan jumlah atau berat ikan
yang ditebar persatuan luas atau volume tempat pemeliharaan. Selanjutnya khairuman
(2007) menyatakan bahwa ukuran benih yang ditebarkan berkolerasi dengan lamanya
masa pemeliharaan. Semakin besar benih yang ditebarkan, masa pemeliharaan
semakin singkat, sebaliknya semakin kecil benih yang ditebar membutukan waktu
pemeliharaan yang lebih lama. Ikan nila yang umur 30 hari berukuran 3 cm
(anonimus, 2007). Selanjutnya jangkaru (1999) menyatakan bahwa padat penebaran
ikan nila yaitu 2 ekor/liter dengan ukuran 2–6 cm dengan berat rata-rata 2,5
gram/ekor.

B. Peneltian Yang Relevan

No PENELITI JUDUL HASIL ATAU KESIMPULAN


PENELITIAN PENELITIAN
1 Dedi Pengaruh padat tebar yang berbeda berpengaruh
Pardiansyah, Peningkatan Padat sangat nyata (**) terhadap pertumbuhan
Widya Oktarini, Tebar Terhadap berat tetapi berbeda nyata (ns) terhadap
dan Suharun Pertumbuhan Dan kelangsungan hidup ikan nila
Martudi (2018) Kelangsungan (Oreochromis niloticus) Berdasarkan uji
Hidup Ikan Nila lanjut polynomial pada pengamatan
(Oreochromis berat biomassa ikan maka padat tebar
niloticus) yang terbaik untuk pemeliharaan ikan
Menggunakan nila dengan sistem resirkulasi adalah 56
Sistem Resirkulasi ekor/m2

2 Ntanzi Ronald, The Effects of Hasil dalam penelitian ini menunjukkan


Bwanika Stocking Density bahwa peningkatan kepadatan tebar di
Gladys and on the Growth and Nil hasil goreng ke pertumbuhan
Eriku Gasper Survival of Nile homogen dan tingkat kelangsungan
(2014) Tilapia hidup hanya secara signifikan
(Oreochromis dipengaruhi pada ekstrem kepadatan
niloticus) Fry at tebar. Rasio konversi pakan, tingkat
Son Fish Farm, pertumbuhan spesifik dan kenaikan
Uganda berat badan harian juga dipengaruhi oleh
kepadatan tebar dalam penelitian ini.
Banyak individu tumbuh pada tingkat
potensi maksimumnya pada kepadatan
tebar tinggi sehingga tumbuhnya
homogenitas
3 Tyen K. Kualitas Air, Penambahan pupuk hayati cair dalam air
Panggabean, Kelangsungan media pemeliharaan belum
Ade Dwi Hidup, menunjukkan peranan yang berarti
Sasanti, Pertumbuhan, Dan terhadap kualitas air, kelangsungan
Yulisman Efisiensi Pakan hidup, pertumbuhan, dan efisiensi pakan
(2016) Ikan Nila Yang ikan nila. Penambahan pupuk hayati cair
Diberi Pupuk dengan konsentrasi 2,5 µl.L-1 dan 3
Hayati Cair Pada µl.L- 1 menunjukkan kelangsungan
Air Media hidup tertinggi (85%), sedangkan
Pemeliharaan konsentasi pupuk hayati cair terbaik
untuk pertumbuhan adalah 1,5 µl.L-1
(4,82 gram), dan konsentrasi pupuk
hayati cair terbaik untuk nilai efisiensi
pakan adalah 2,5 µl.L-1 (91,8 %)
4 Remedios B. Effect Of Stocking Tingkat kelangsungan hidup tertinggi
Bolivar , Eddie Sizes On The Yield diperoleh pada Pengobatan III dengan
Boy T. And Survival Of 80,45% diikuti oleh Pengobatan II
Jimenez , Jun Nile Tilapia dengan 74,98% dan terendah pada
Rey A. Sugue (Oreochromis Pengobatan I dengan 57,21%. Analisis
and Christopher niloticus L.) On- dari varians menunjukkan bahwa
L. Brown Grown In Ponds Perawatan II dan III tidak memiliki
(2004) perbedaan yang signifikan. Secara
statistic perbedaan signifikan
menggunakan analisis varians diperoleh
antara Perawatan I dan II dan Perawatan
I dan III (P <0,05). Gambar 3
menunjukkan berat akhir rata-rata nila di
Indonesia hubungan dengan tingkat
kelangsungan hidup. The specific
growth rate for Treatments I, II and III
were 5.39%, 3.49% and 2.54%,
respectively. Analysis of variance
showed that the differences in specific
growth rates were highly significant
among treatments (P)
5 RR.Vanya Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Rhossitha Kepadatan Yang Padat penebaran yang rendah (perlakuan
Diansari, Berbeda Terhadap A) memberikan pengaruh terhadap
Endang Arini, Kelulushidupan pertumbuhan biomassa mutlak,
Tita Elfitasari Dan Pertumbuhan pertumbuhan panjang mutlak, serta laju
(2013) Ikan Nila pertumbuhan spesifik (SGR) Padat
(Oreochromis penenbaran ikan 10 ekor
Niloticus) Pada merupakanjumlah terbaik selama
Sistem Resirkulasi pemeliharaan dengan kelulushidupan
Dengan Filter sebesar 86,67 %, dengan pertumbuhan
Zeolit panjang mutlak sebesar 3,53±0,06 cm,
dan laju pertumbuhan spesifik sebesar
2,45±0,07%/hari. Efektifitas filter zeolit
pada perlakuan A tidak terdeteksi
sampai akhir penelitian (harike 40),
sedangkan perlakuan B dan perlakuan C
pada hari ke 20 sampai hari ke 40 terjadi
peningkatan ammonia sebesar 0,258
mg/l
6 Juardi Zalukhu, Pemeliharaan Ikan Pemeliharaan ikan nila dengan padat
Mirna Fitrani, Nila Dengan Padat tebar berbeda pada budidaya sistem
Ade Dwi Tebar Berbeda akuaponik menggunakan tanaman selada
Sasanti (2016) Pada berpengaruh nyata terhadap persentase
Budidaya Sistem kelangsungan hidup dan pertumbuhan
Akuaponik bobot mutlak ikan nila. Nilai
kelangsungan hidup ikan tertinggi
terdapat pada P2 (150 ekor) dan
pertumbuhan mutlak teringgi ikan nila
terdapat pada P1 (100 ekor), namun
untuk hasil pertumbuhan tanaman
tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan P3
(200 ekor)
7 Ali Djunaedi, Pertumbuhan ikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Retno Hartati, Nila Larasati Pemberian ransum pakan harian baik
Rudhi Pribadi, (Oreochromis 3%, 5% dan 7% perhari pada ikan nila
Sri Redjeki, niloticus) di dengan kepadatan 5, 10 dan 20
Retno W. Tambak dengan ekor/meter menunjukkan hasil
Astuti, Bintang Pemberian Ransum pertumbuhan berat mutlak yang relative
Septiarani Pakan dan Padat baik, namun untuk efisiensi pakan
(2016) Penebaran yang disarankan untuk melakukan penebaran
Berbeda 20 ekor/meter dengan ransum 5% berat
biomasa ikan perhari. Kelulushidupan
ikan Nila Larasati tidak dipengaruhi oleh
perlakuan.
8 Muh. Arzad, Pengaruh Padat Budidaya ikan nila menggunakan
Ratna, Ahmad Tebar Terhadap teknologi aquaponik pada dasarnya
Fahrizal (2019) Pertumbuhan Ikan terbagi atas teknologi pemeliharaan ikan
Nila (Oreochromis sebagai basis pokok budidaya dan
niloticus) Dalam pemeliharaan tanaman. Tahapan –
Sistem Akuaponik tahapan budidaya ikan nila aquaponik
pada umumnya hampir sama dengan
budidaya ikan seperti, persiapan
budidaya, pemeliharaan ikan tanaman
dan panen dan pasca panen. Padat
penebaran ikan nila pada sistem
aquaponik yang ideal adalah pada
perlakuan ketiga yaitu dengan tingkat
kepadatan 30 ekor dan tingkat SR yaitu
94.4%
9 Juan Fernando Effect of stocking Menurut analisis multivariat, hasilnya
García-Trejo , density on growth variasi terutama disebabkan oleh
Guillermo performance and oksigen terlarut (44,4%) dan suhu
Abraham Peña- oxygen (17,3%), sedangkan pH, nitrat, nitrit,
Herrejon , consumption of visibilitas dan amonia menjelaskan
Genaro Martín Nile tilapia 38,3%. Itu tujuan utama rumah kaca
Soto-Zarazúa (Oreochromis adalah untuk mengecualikan faktor
niloticus) under lingkungan, seperti yang ditunjukkan
Adán Mercado-
greenhouse pada Gambar 1 ini dicapai dalam
Luna , Oscar
conditions penelitian ini. Sementara lingkungan
Alatorre-
variasi suhu antara 5 dan 40 ° C, suhu di
Jácome &
dalam tangki menunjukkan variasi
Enrique Rico-
antara 20 dan 30 ° C, yang
García (2016)
direkomendasikan untuk Nila budidaya
nila (Timmons et al., 2002). Penanaman
di bawah rumah kaca mengurangi efek
dari faktor ini dan merupakan alat yang
berguna untuk kontrol suhu air. Soto-
Zarazúa et al. (2011) menyebutkan,
posisi tangki dan suhu dari lingkungan
dan tanah di dalam a rumah kaca
memberikan pengaruh penting pada air.
Namun, dalam desain eksperimental ini
tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan untuk suhu, mungkin untuk
ruang kecil yang dibutuhkan untuk tank.
10 Tahoun , A. M., Effects Of Age And  Hasil produksi benih di bawah kondisi
Stocking Density karya ini sesuai dengan kondisi Ridha
M. A-R Ibrahim
On dan Cruz (1999) yang menunjukkan
,Y.F.Hammoud
SpawningPerforma bahwa, produksi benih nil Nil dipelihara
a , M. S. Eid ,
nce Of Nile Tilpia, di pembenihan tangki sirkulasi ulang
M. M. A. Zaki
Oreochromis sistem tidak berbeda dari yang
El-Din
niloticus (L.) dilaporkan oleh pekerja lain
F.I.Magouz
Broodstock Reared menggunakan akuarium, tambak, hapas
(2008)
In Hapas dan kolam renang. Dengan demikian,
hasil sekarang mengkonfirmasi kembali
hasil sebelumnya meningkatkan
kepadatan induk tebar di atas 4 ikan /
m2 menyebabkan penurunan dalam
benih produksi. Penggunaan kepadatan
tebar rendah akan memaksimalkan
produksi benih. Data tentang efek
kepadatan stocking ikan nila Nil terlepas
dari usia benih produksi ditunjukkan
pada Tabel (3). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa induk bertambah
kepadatan secara signifikan (P≤0.05)
mengurangi fekunditas induk (benih
perempuan). Itu kepadatan tebar yang
lebih rendah memiliki benih / betina
tertinggi (12 / 3 ± 184,14 biji), benih / g
betina (6,93 ± 1,28 biji) dan biji / hari
(10,99 ± 1,53 biji) diikuti oleh T2
(1036,25 ± 129,35 biji / betina, 6,08 ±
1,30 biji / g betina dan 9,54 ± 1,21 biji /
hari) dan T3 (745,40 ± 125,75 biji /
betina, 4,33 ± 0,80 biji / g betina, 6,93 ±
1,23 biji / hari
11 Zannatul Influence of Ukuran 22 bibit yang dibalik jenis
Ferdous , Md. Stocking Density kelamin Nila tilapia (Oreochromis
Ajaz Masum on Growth niloticus)dari Genomar Supreme Tilapia
and Md. Performance and atau strain GST ditanam dalam lima
Mohsin Ali Survival of belas (15) 2 x 2 x 1 m hapas di kolam
(2014) Monosex Tilapia dengan kepadatan tebar 200 ikan m-3
(Oreochromis untuk mencapai ukuran 10 Setelah dua
niloticus) Fry minggu.ukuran 22 bibit yang dibalik
jenis kelamin ditanam di 15 pembibitan
hapas di 200 ikan m-3 untuk mencapai
ukuran 14. Jenis pakan komersial
diberikan kepada benur berdasarkan
tingkat 10-20% dari rata-rata berat
badan ikan
12 Kartika Erawati Pendederan Ikan Bobot benih ikan nila hibrid dari setiap
Nila Hibrid perlakuan yang dipelihara selama 28
(2012)
Oreochromis Sp hari meningkat setiap minggunya. Bobot
Dengan Padat akhir benih ikan nila hibrid pada setiap
Penebaran 2, 4 Dan padat penebaran 2, 4, dan 6 ekor/liter
6 Ekor / Liter masing-masing sebesar 9,62 g, 7,47 g
dan 6,88 g. Pertumbuhan panjang
mutlak benih ikan nila hibrid pada akhir
pemeliharaan berkisar antara 3,02 cm
hingga 3,98 cm. Pertumbuhan panjang
mutlak ikan nila hibrid tertinggi yaitu
pada perlakuan dengan padat penebaran
2 ekor/liter 3,98 cm. Sedangkan
pertumbuhan panjang mutlak terendah
yaitu pada perlakuan dengan padat
penebaran 6 ekor/liter 3,02 cm

13 Dwiana wulan Kualitas Air Pada Berdasarkan penelitian yang di lakukan


permatasari Pemeliharaan Ikan kadar oksigen terlarut, suhu dan pH
(2012) Nila Oreochromis berada pada kisaran optimum bagi
Sp Intensif Di aktivitas budidaya. Penurunan nafsu
Kolam Departemen makan pada ikan disebabkan oleh nilai
Budidaya Perairan amonia (NH3) yang mendekati nilai
Institut Pertanian batas atas dan tingginya kandungan
Bogor bahan organik total pada perairan,
sehingga ikan mudah terserang penyakit.
Pengoperasian paddle wheel
memberikan suplai oksigen yang cukup
untuk organisme akuatik (dalam hal ini
ikan dan bakteri pengurai) dalam
melakukan aktivitasnya masing-masing
sehingga konsentrasi oksigen terlarut
tidak mengalami penurunan akibat
tingginya kandungan bahan organik
total.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan dari bulan September–Oktober 2021 di UPT Balai Benih Ikan
Sentral (BBIS) Noekele.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, wadah, mistar, alat
tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan adalah benih ikan nila, Air tawar, kertas label, pakan ikan.
C. Desain Penelitian
Penenelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 pengulangan. Jumlah benih yang ditebar pada setiap wadah
sebanyak 5, 10, dan 20 benih ikan nila. Sehingga total perlakuan yang diperoleh 12 unit.
P1 = Padat tebar 5 ekor/wadah
P2 = Padat tebar 10 ekor/wadah
P3 = Padat tebar 20 ekor/wadah
D. Prosedur Kerja
1. Persiapan Wadah
Disiapkan 12 wadah dengan ukuran yang sama yaitu 26 x 16 x 60 cm. Wadah terlebih
dahulu dicuci dengan air bersih kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari setelah
kering wadah diisi dengan air bersih dengan ketinggian air yang sudah ditentukan.
2. Pengambilan dan penebaran benih
Benih diperoleh dari UPT BBIS Noekele dengan jumlah benih 140 ekor berumur 5 bulan
dengan ukuran panjang dan berat yang sama. Benih ditebar kedalam wadah yang sudah
disiapkan dengan perlakuan masing-masing (P1,P2,P3).
3. Pemberian Pakan
Diberi pakan pada benih ikan nila sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi hari dan sore hari
selama 1 bulan. Jenis pakan yang diberikan yaitu pelet dengan besar 2mm, jumlah pakan
sebanyak 200 gram pada setiap perlakuan dengan kandungan protein sebesar 23-25%.

4. Pengukuran Parameter Penelitian


a) Pertumbuhan berat Mutlak
Perhitungan berat mutlak dihitung dengan rumus sebagai berikut:

wm = wt-w0
Keterangan :
Wm = Pertumbuhan berat mutlak ( gr)
Wt = Berat biomassa pada akhir penelitian (gr)
w0 = Berat biomassa pada awal penelitian (gr)
b) Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan rumus sebagai berikut :
pm = lt-l0
keterangan :
pm = Pertambahan panjang mutlak (cm)
lt = Panjang rata rata akhir (cm)
l0 = Panjang rata rata awal (cm)
c) Laju Pertumbuhan Spesifik ( SGR)
Laju pertumbuhan spesifik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
LnWt−LnW 0
SGR= x100%
T

Keterangan :

SGR : Laju Pertumbuhan bobot spesifik harian (%/hari)


Wo : Bobot rata-rata benih nila pada awal penelitian (gr)
Wt : Bobot rata-rata benih nila pada hari ke-t penelitian (gr)
T : Lama Pemeliharaan (hari)
d) Kelangsungan hidup
Kelangsungan hidup ( Survival Rate ) dapat dihitung rumus sebagai berikut :
SR = N0-Nt/N0X100%
Keterangan :
SR : Kelulushidupan (%)
Nt : Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
N0 : Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
e) Parameter Kualitas Air
Pengukuran Kualitas air meliputi suhu air, oksigen terlarut, pH. Pengukuran suhu
air, oksigen terlarut, dan pH menggunakan water quality checker. Pengukuran
konsentrasi oksigen terlarut dilakukan menggunakan DO meter, derajat keasaman
Ph menggunakan Ph meter, suhu meggunakan thermometer. Sampel air yang
dianalisis diambil dari wadah pemeliharaan ikan (Mulqan, 2017).
E. Analisis Data
Analisis data RAL dengan ANOVA, Jika berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan
5%.
DAFTAR PUSTAKA

Allen, K.O .2005. Effects Of Stocking Density And Water Exchange Rate On Growth And
Survival Of Channel Catfish Ictalurus Punctatus ( Rafinesque) In Circular Tanks.
Aquaculture 4 : 29 - 39.
BSNI. 2009. SNI No 7550 : 2009 Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas
Pembesaran Di Kolam Iar Tenang. Badan Standardisasi Nasional Jakarta.
Diansari, vanya R, Dkk. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda terhadap kelulushidupan dan
Pertumbuhan ikan nila ( Oreochromis niloticus) pada system sirkulasi dengan filter
zeolite. Journal of aquaculture management and technology. Volume 2 nomor 3 halaman
37 – 48.
Erliana R., Prasatio AB., dan Haryadi H. 2010. Dampak Manajemen Pakan Dari Budidaya Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) Di Keramba Jaringan Apung Terhadap Kualitas Perairan
Danau Maninjau. Pusat riset perikanan budidaya. Jakarta Selatan.
Fitrya., A. S. 2012. Analisis Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Larasati
(Oreochromis niloticus) F5 D30 –D70 Pada Berbagai Salinitas. Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Diponegoro. J.of aquaculture management and technology 1
(1) :18 -34.
Mulayadi., Tang U dan Yani ES. 2014. System resirkulasi dengan menggunakan filter yang
berbedah terhadap pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis niloticus).Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia. 2 (2) : 117 – 124.
Noviana., P., Subandiyono, Pinandoyo. 2014. Pengaruh pemberian probiotik dalam pakan buatan
terhadap tingkat komsumsi pakan dan pertumbuhan benih ikan nila (Oreochromis
Niloticus). J. of aquaculture management and technology. 3(4) : 183 -190.
Putra, I.,Setyanto, D.,dan Wahyjunigrum, D. (2011). Pertumbuhan dan kelangsungan ikan nila
Oreochromis niloticus dalam system resirkulasi. Jurnal Perikanan Dan Kelautan , 56-63
Racmawati., D. dan Istiyanto, S. 2014. Penambahan fitase dalam pakan buatan sebagai upaya
peningkatan kecernaan, laju pertumbuhan spesifik dan kelulushidupan benih ikan nila
(Oreochromis niloticus). J. Saintek Perikanan 10 (1) : 48 – 51.
Radhiyufa M. 2011. Dinamika fosfat dan klorofil dengan penebaran ikan nila (Oreochromis
Niloticus) pada kolam budidaya ikan lele (clarias gariepinus) system heterotrofik, Skripsi
S1. Progam Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jakarta .
Santiko, Awan. 2015. Prodiksi Pendederan Ikan Ctenopoma Ctenopoma Acutirostre Pada Padat
Tebar Berbeda Dengan Pergantian Air 45 % / Hari.. Skripsi. Institute Pertanian Bogor
Saha., S. B dan M. S. Khatun. 2014. Production performance of monosex nile tilapia
Oreochromis niloticus in brackishwater ponds. Bangladesh J. Zool. 42 (2) : 261 -269.
Susilo., U., W. Meilina, dan S.B.I. Simanjuntak. 2012. Regulasi osmotic dan nilai haematocrit
ikan nila (Oreochromis sp.) pada medium dengan salinitas dan temperature air yang
berbeda. Penelitian Hayati, 18 : 51-55
Suyanto, R. 2010. Pembenian dan pembesaran ikan nila. PT. Niaga Swadaya. Jakarta jurnal
agroqua vol.16 no.01 tahun 2018.
Wicaksono, P. 2005. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup
Ikan Nila Osteochilus Hasselti C.V Yang Dipeliharah Dalam Kerambah Jaringan Apung
Di Waduk Cirata Dengan Pakan Perifiton. Skripsi . Istitut Pertanian Bogor. Bogor
Widiastuti., I. M. 2009. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup (survival rate) ikan mas(cyprinus
carpio) yang dipeliharah dalam wadah terkontrol dengan padat penebaran yang berbeda.
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 – 130 hal.
Yanti., Z., Zainal A. M., Sugito. 2013. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila
(Oreochromis niloticus) pada beberapa konsentrasi tepung daun jaloh ( Salix tetrasperma)
dalam pakan. J. Depik 2 (1) : 16 – 19.

Anda mungkin juga menyukai