PENDAHULUAN
besar, terutama dalam perbendaharaan jenis-jenis ikan. Sekitar 2000 spesies ikan
air tawar yang terdapat di Indonesia, sedikitnya ada 27 jenis yang sudah
tersebut merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomi penting.
yang sudah dibudidayakan sejak lama, namun demikian jenis ini hanya
terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat. Secara umum, budidaya ikan
nilem saat ini masih bersifat tradisional, bahkan hanya berupa sampingan dari hasil
budidaya ikan secara polikultur dengan ikan mas, mujaer atau nila dan gurame,
sehingga hasil budidaya belum optimal (Dian Azhar Semidang et al, 2018).
mengurang akibat penangkapan yang berlebihan, maka dari itu perlu dilakukan
pelestarian atau budidaya. Pemijahan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
yang tepat. Induk-induk yang diperoleh dari hasil kegiatan budidaya pada
umumnya tidak semua bagus, dalam arti semua hasil budidaya tidak dapat
dijadikan induk untuk dipijahkan. Oleh karena itu induk yang diperoleh dari
2
budidaya dipilih dan diseleksi menurut ukuran serta memenuhi syarat untuk
dipijahkan yakni harus sehat, tubuh tidak cacat, mempunyai ukuran berat yang siap
kematangan gonad ikan Nilem untuk dapat menghasilkan telur dicapai pada umur
1-1,5 tahun sedangkan ikan sturgeon selama 14 tahun. Selain itu, masa rematurasi
tinggi maka dibutuhkan teknik pemijahan dan penetasan telur. Hal di tersebut
penulis melakukan praktek magang di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
masalahnya.
menerapkan ilmu yang ditekuni untuk dijadikan bekal di masa yang akan datang
akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5–6 ppm,
karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm
(Willoughby, 1999). Morfologi ikan Nilem (Osteochilus vittatus) dapat dilihat pada
Gambar 1.
aslinya, ikan ini banyak ditemukan hidup liar di perairan umum terutama di sungai-
yang hidup di sungai–sungai dan rawa–rawa. Ciri–ciri ikan Nilem yaitu pada sudut–
disokong oleh tiga jari–jari keras dan 12–18 jari–jari lunak. Sirip ekor berjagak dua,
bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari–jari keras dan 5 jari–jari lunak.
Sirip perut disokong oleh 1 jari–jari keras dan 13–15 jari-jari lunak. Jumlah sisik-
sisik gurat sisi ada 33-36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memanjang dan
pipih, ujung mulut runcing dengan mencong (rostral) terlipat, serta bintik hitam
besar kepada ekornya merupakan ciri utama ikan nilemIkan ini termasuk kelompok
ikan nilem berkisar antara 18 – 280C, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6. Ikan
Nilem (Osteochilus vittatus) hidup di perairan yang jernih. Oleh karena itu, ikan ini
sejuk, yang tingginya diatas permukaan air laut mulai dari 150 – 1000m, tetapi yang
paling baik adalah di daerah setinggi 800m, dengan suhu air optimum 18 – 280C.
Permasalahan yang dihadapi adalah mortalitas larva masih tinggi (Pillay dan Kutty,
2005). Mortalitas larva yang tinggi biasanya terjadi pada fase perkembangan larva
(Effendie,2002). Fase ini merupakan fase kritis yaitu saat kuning telur mulai habis
juga masa transisi ketika larva mulai memanfaatkan pakan dari luar (Effendie,
1997).
Kualitas dan kuantitas pakan merupakan faktor yang sangat penting dan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pakan buatan dan pakan alami. Salah satu pakan
5
alami yaitu Spirulina sp. Pakan ini mampu menekan mortalitas larva. Spirulina sp.
Merupakan salah satu pakan alami larva udang dan ikan yang mempunyai nutrisi
pembersih jaring apung. Potensi lain yang dimiliki ikan nilem sampai saat ini
telurnya yang sangat digemari oleh masyarakat karena cita rasanya yang gurih dan
saat ini sudah diekspor ke negara lain seperti Singapura, Taiwan, Malaysia, dan
Hongkong yang katanya sebagai bahan pembuat saos. Ikan nilem juga diolah
menjadi dendeng, abon, pepes, dan snek ikan (baby fish) terutama yang mempunyai
diberbagai wilayah.
mencapai 1-1,5 tahun, berat badan sekitar 100 gram, bila diurut pelan-pelan kearah
perut mengembung dan terasa empuk ketika diraba, 8 bulan berat badan sekitar 100
gram, bila diurut perlahan-lahan kearah genital induk jantan akan mengeluarkan
cairan seperti susu, dengan menejemen induk yang lebih intensif rematurasi induk
ikan nilem diperlukan waktusekitar 3 bulan, dan dengan pakan yang intensif
6
protein 30-42% sangat bagus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas telur dan
Masa kematangan gonad ikan nilem untuk dapat menghasilkan telur dicapai
pada umur 1-1,5 tahun sedangkan ikan sturgeon selama 14 tahun. Selain itu, masa
rematurasi yang dibutuhkan ikan nilem hanya selama 3 bulan (Novianto, 2013).
Seleksi induk merupakan tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat
akan diperoleh induk yang sesuai dengan kebutuhan sehingga produktivitas usaha
2.3. Pemijahan
dengan tujuan untuk memperoleh benih ikan dalam jumlah yang banyak dan
berpengaruh terhadap benih ikan yang dihasilkan baik mutu maupun jumlahnya.
pemijahan adalah:
telur)
4. Sifat-sifat air yang cukup zat asam dan sedikit zat racun sisa
pembusukan.
7
Tingkat kelulus hidupan ikan nilem melalui pemijahan buatan dengan dosis
penyuntikan ikan betina 0,6 ml/kg bobot tubuh dan dosis penyuntikan ikan jantan
0,4 ml/kg bobot tubuh sudah sangat baik karena persentasenya > 90% (Anggraini,
2016).
sempurna baik organ dalam maupun luar. Perkembangan larva dibagi menjadi dua
tahap, yaitu pro larva dan post larva. Prolarva masih mempunyai kantong kuning
merupakan tabung yang lurus. Masa post larva mulai dari hilangnya kantong kuning
telur sampai berbentuk organ-organ baru sehingga pada akhirpost larva secara
(sumber makanan yang masih berasal dari tubuh. Contohnya, kuning telur) ke
sangat terbatas, ukuran bukaan mulut sangat kecil, kondisi saluran pencernaannya
yang masih sangat sederhana, larva dipaksa untuk bisa memburu, memangsa dan
tetap tidak bisa makan, sementara kuning telur sudah habis digunakan dan larva
Ikan nilem termasuk ikan ovipar, oleh karenanya selain kualitas sel telur
lingkungan baik fisik maupun kimiawi. Beberapa parameter media inkubasi yang
menentukan perkembangan dan kelangsungan hidup embrio dan larva ikan meliputi
rendah (23-25o C), metabolisme dan proses enzimetik yang memediasi diferensiasi
2010).
oksigen secara terus menerus. Konsumsi oksigen pada tahap awal rendah tetapi
nilem dapat berkembang dan menetas dengan baik pada media dengan kandungan
tempat yang terkontrol. Dalam skala kecil, inkubasi embrio dapat dilakukan dengan
menggunakan baskom, bak plastik atau pun akuarium yang dilengkapi dengan
sistem aerasi. Dalam skala yang lebih besar, inkubasi embrio dapat dilakukan dalam
2.5. Pakan
bersumber dari pakan. Energi dalam pakan dapat dimanfaatkan setelah pakan
tersebut dirombak menjadi komponen yang lebih sederhana. Secara umum ikan
fitoplankton dan detritus. Makanan alam lainya biasanya berupa plankton baik
dan ikan maupun organisme lain yang berukuran lebih kecil daripada oraginsme
pertumbuhan ikan, baik ikan air tawar, ikan air payau maupun ikan air laut.
Sedangkan pakan dibutuhkan oleh ikan sejak mulai hidup yaitu dari larva, dewasa
sampai ukuran induk. Tidak semua pakan yang dimakan ikan digunakan untuk
kualitas telur secara maksimal. Faktor pakan yang diberikan juga bisa
dipakan yang berbeda- beda, mungkin ini salah satu penyebab kenapa bisa
tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas
akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada budidaya ikan, berupa: ikan yang
sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi (DKP Provinsi Jateng, 2017).
Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ikan. Untuk
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang sangat penting mempengaruhi
untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm. Suhu yang optimum untuk
kelangsungan hidup ikan Nilem berkisar antara 18 – 28ºC, dan untuk pH berkisar
antara 6,7 – 8,6. Ikan Nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen
hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm. Suhu pada media air selama penelitian berkisar 24 – 27
OC, serta pH dan DO-nya berkisar 6,23 – 7,25 dan 5,13 – 6,99 ppm (Siti Zahra et
al, 2021).
Pada lingkungan yang berubah terlalu asam atau tidak tertoleransi di bawah
5,5 atau alkali di atas 8,0 maka akan terjadi reaksi di dalam tubuh ikan sehingga
ikan meloncat-loncat atau berenang sangat cepat dan tampak seperti kekurangan
menyebabkan lendir keluar berlebihan, kulit menjadi keputihan dan mudah terkena
11
Hama juga dikenal sebagai predator atau pemangsa. Hama berupa hewan,
baik yang hidup didalam air maupun yang hidup didarat. Hama yang menyerang
ikan nilem antara lain keong, kodok dan burung. Kegiatan yang paling efektif
adalah melokalisir seluruh areal perkolaman dengan pagar tembok sehingga hama
tidak dengan mudah masuk ke areal perkolaman. Sedangkan gejala sakit yang
sering timbul pada ikan Nilem yaitu lemas atau stres, dan ditandai dengan
Secara umum, ikan yang terserang penyakit memiliki kelainan fisik atau
perilaku. Kelainan tersebut dapat dijadikan sebagai sasaran diagnosis infeksi parasit
ikan dan benih yang terinfeksi parasit biasanya permukaan kulit tampak gelap dan
terjadi kematian secara tragis. Kematian ikan yang disebabkan oleh parasit dapat
dibedakan dengan kematian ikan yang disebabkan faktor lain, misalnya kekurangan
pakan. Benih ikan yang mati akibat infeksi parasit cenderung mengapung di
gangguan suatu fungsi atau struktur dari alat–alat tubuh atau sebagian alat tubuh,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang datang dari interaksi yang tidak
serasi antara lingkungan, kondisi inang, dan adanya jasad patogen. Hal inilah yang
sakit.
akuakultur. Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dan padat tebar tinggi pada
menyebabkan ikan mudah stres sehingga ikan menjadi mudah terserang penyakit,
selain itu kualitas air, volume air dan alirannya berpengaruh terhadap
penyakit melalui kontak antara ikan sakit dengan ikan sehat (Irianto, 2005).
III. METODE PRAKTEK
sampai - Februari 2024 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
sukabumi,Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah praktek langsung
yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.Data primer diperoleh
langsung dari wawancara dengan pegawai Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Tawar Sukabumi. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan
dengan data yang diperlukan, serta ditambahi dengan literatur yang mendukung
sekunder diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan dengan data yang
diberi pakan komersial berupa pellet. Pemberian pakan dengan frekuensi 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore secara at station. Wadah yang digunakan untuk
pemelihaarn iduk berupa keramba jaring apung dimana keramba tersebut terbuat
15
Keramba terletak di waduk 2 yang telah dilengkapi dengan kincir air yang berguna
pada waduk 2 yakni KJA 12 dan KJA 9, induk jantan dan betina berada pada
keramba terpisah.
dengan mengecek lubang genital setiap induk. Untuk induk betina lubang gentital
berwarna merah dan membengkak, perutnya membuncit dan bila diurut keluar
cairan kuning sedangkan untuk induk jantan pada lubang genital terdapat tonjolan,
perut ramping dan bila diurut keluar cairan semen kental berwarna putih susu.
pencucian bak fiber untuk pemijahan, pemasangan hapa pada bak pemijahan dan
pemeriksaan aerasi.
dilakukan penyuntikan. Bak yang terbuat dari bak fiber yang berukuran 1000 L ini
disiapkan sehari sebelum induk dipijahkan. Bak dibersihkan terlebih dahulu untuk
menghilangkan kotoran dan penyakit yang terdapat pada dinding serta dasar bak.
Setelah selesai dibersihkan maka dilakukan pengisian air dan bak ini dipasangkan
16
hapa dan dilengkapi dengan aerasi yang bertujuan untuk membantu proses
semi alami. Setelah diberok induk dipijahkan dengan rangsangan hormon ovaprim
yang diencerkan dengan mengunakan NaCl 0.9%. Penyuntikan hormon ini pada
dengan teknik semi buatan (inducedspawning). Semi buatan dilakukan dengan cara
alami. Hormon yang digunakan adalah ovaprim, Menurut Sukendi (1995), Ovaprim
dan anti dopamine. Ovaprim adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang dan
proses ovulasi dan pemijahan, yaitu pada proses pematangan gonad dan dapat
memberikan daya rangsang yang lebih tinggi, menghasilkan telur dengan kualitas
Seluruh Data yang diperoleh dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air
pemijahan Ikan Nilem lalu dicari solusinya sesuai keadaan langsung di lapangan
17
dan literatur yang sudah ada sebelumnya. Adapun parameter yang diukur dan rumus
Perhitungan Fekunditas
yaitu jumlah telur yang terdapat di dalam ovari ikan betina (Iswara, Saputra, dan
Solichin, 2014). Menurut Andy (2005) dalam Harianti (2013) Fekunditas ikan
Fekunditas = 𝐵g x Fs 𝐵𝑠
Bs
Keterangan:
presentase telur yang terbuahi dari jumlah telur yang dikeluarkan pada proses
pemijahan (Fariedah et al., 2018) dalam Ishaqi dan Sari (2019). Derajat
pembuahan telur (FR) dan daya tetas telur dihitung dengan rumus:
sampling larva untuk mendapatkan jumlah total larva yang berhasil menetas.
18
( ) ⅹ100
ikan nilem yang dilakukan langsung di Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Tawar(BBPBAT) Sukabumi Beberapa data yang mencakup data primer ini yaitu:
1 Jantan
2 Betina
vittatus) yang akan digunakan untuk dipijahkan di Balai Besar Perikanan Budidaya
Media Ukuran
No Jenis Induk Padat Tebar
Pemeliharaa Media
n Pemeliharaan
1
ukuran media, serta padat tebar induk Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) yang akan
dipijahkan yang ada di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi.
ikan Nilem (Osteochilus vittatus) yang akan dipijahkan yang ada di Balai Perikanan
1 Jantan
2 Betina
dosisnya serta frekuensi pemberian pakan pada induk ikan Nilem (Osteochilus
Nutrien Kandungan
20
1 Jantan
2 Betina
Berdasarkan Tabel 8 kita dapat mengetahui tingkah laku dan kebiasaan ikan
sebelum memijah dari hasil pengamatan yang telah dilakukan di Balai Besar
Tabel 9. Berat Induk Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) yang telah di Seleksi
di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi.
Jenis kelamin Berat induk (kg)
Induk I II III
Jantan
Betina
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui berat induk ikan Nilem yang akan
digunakan pada pemijahan buatan yang ada di Balai Perikanan Besar Budidaya Air
Tabel 10. Hormon dan Dosis yang Digunakan pada Pemijahan Ikan Nilem
(Osteochilus vittatus) di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
Sukabumi.
21
tersebut.
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui jumlah telur dari induk ikan Nilem
dengan bobot tubuhnya yang dipijahkan di Balai Besar Perikanan Budidaya Air
Tabel 12. Index Ovi Somatic Induk Ikan Nilem yang Dipijahkan
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui jumlah index ovi somatic pada induk
Tabel 13. Ciri – Ciri Telur yang Terbuahi dan Tidak Terbuahi
persentase telur ikan Nilem (Osteochilus vittatus) yang menetas di Balai Besar
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui rata-rata kualitas air yang baik bagi
penetasan, dan pemeliharaan larva di Balai Besar Perairan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT) Sukabumi.
Tabel 17. Hama dan Penyakit yang Ditemukan pada Ikan Nilem
(Osteochilus vittatus) yang Dipijahkan di Balai Besar Perikanan
Budidaya Air Tawar Sukabumi
yang ditemukan pada ikan Nilem (Osteochilus vittatus) yang dipijahkan di Balai
Data yang diperoleh dari wawancara ditabulasikan dalam tabel. Data yang
diperoleh dianalisis dan akan ditarik kesimpulan. Adapun tabel yang diperlukan
Magister
Sarjana
Sarjana Muda
SLTA
SLTP
di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi. Data ini
Teknisi
Pegawai
Tata Usaha
Dll
Jumlah
jumlah pegawai yang ada di Balai Besar perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi. Status kepegawaian yang didata meliputi teknisi, pegawai, tata usaha
dan lain-lainnya. Dari tabel 8 diatas dapat diketahui jumlah keseluruhan pegawai
yang ada dan persentasenya di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
(BBPBAT) Sukabumi.
Tenaga Ahli
Tenaga Terampil
Tenaga Pembantu
Tambak
Kolam
Dst
Jumlah
Dari Tabel 21 di atas dapat diketahui berapa jumlah, bentuk, ukuran, dan
luas keramba yang ada dan perkembangannya, hal ini erat kaitannya dengan
Dst
Jumlah
yang ada di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.
26
Sarana dan prasarana yang ada merupakan fasilitas yang dapat mendukung semua
kegiatan yang ada di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M.I. 1979. Biologi Perikanan Cetakan I. Yayasan Dewi Sri, Bogor.
Effendi. 1997. Biologi perikanan . yayasan pustaka nusatama: Yogyakarta. 163 hal
Fortearh N., L. Wee and M firth. 1993. Water quality. In : P. Hart and D.O„ Sullivan
(eds.). Recirculation Systems: Design, Contruction And Management.
University Of Tasmania At Launceston, Australia.
Habibi. 2013. Kematangan Gonad Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri Blkr)
Dengan Pemberian Pakan Yang Berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, 1(2) :127-134
Lesmana, d.s. 2001. Kualitas air untuk ikan hias air tawar. Penebaran swadaya,
Jakarta . 88 hal
Musida. 2008. Siklus Reproduksi Ikan, Feromon Sex dan Kebutuhan Lingkungan
untuk Memijah. Artikel Penelitian Biologi.
Pillay TVR, Kutty MN. 2005. Aquaculture principles and practices “second
edition”. USA:Blackwell Publishing.
Saanin. H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Cetakan I. Bina Cipta,
Jakarta.
Sukendi, 2003. Vitelogenesis dan Manipulasi Fertilisasi pada Ikan. Bagian Bahan
Mata Kuliah Biologi Reproduksi Ikan. Jurusan Budidaya Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 110 hal.
Taufiqurohman, S. Dkk, 2007. Studi Kebiasaan Makanan Ikan (Food Habit) Ikan
Nilem (Ostechilus vittatus) Di Tarogonong Kabupaten Garut. Laporan
Penelitian Peneliti Muda (LITMUD) UNPAD. Universitas Padjajaran.
Bandung
LAMPIRAN
30
NIM : 2104110698
2. Dosen Pembimbing
NIP : 196210131989031001
1. Biaya Persiapan
Rp. 650.000
Total Biaya ”Delapan Juta tiga ratus lima belas ribu Rupiah”