1. Buat paper yang tekait dengan fisiologi reproduksi salah satu jenis organisme hewan air
(ikan atau non ikan)
2. Susunan papernya dimulai dengan: Pendahuluan, isi, penutup dan saran
3. Pendahuluan membahas tentang fisiologi reproduksi ikan dalam kegiatan budidaya ikan.
4. Isi membahas tentang pemahaman tentang organ reproduksi, siklus reproduksi, antara
lain: Pemilihan Induk Unggul: pemilihan waktu pemijahan yang tepat, pengaturan
kondisi lingkungan pembenihan seperti suhu, oksigen, dan pH air, serta pengelolaan
nutrisi dan pakan untuk mendukung reproduksi yang optimal.
5. Penutup membahas tentang keberhasilan spesies yang dipilih dalam proses reproduksinya
sehingga tersedia benih yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik.
6. Saran membahas tentang spesies yang dipilih atau bisa juga tentang kondisi perkuliahan
yang.
1. Pendahuluan membahas tentang fisiologi reproduksi ikan dalam kegiatan budidaya ikan.
Latar Belakang
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang telah lama
dibudidayakan sebagai ikan konsumsi (Sitanggang dan Sarwono, 2003). Ikan ini digemari
masyarakat karena memiliki daging yang empuk dan lezat. Harga ikan ini relatif stabil, ukuran
daging/konsumsi Rp. 25.000 - Rp. 30.000/kg, serta permintaan yang masih tinggi di Pulau Jawa,
seperti Jakarta yang mencapai 22,5 ton/hari pada tahun 2010 (KKP, 2010). Ikan gurami menjadi
salah satu komoditas unggulan budidaya ikan air tawar dan menjadi target peningkatan produksi
perikanan budidaya oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2010-2014. Produksi
ikan gurami ditargetkan meningkat hingga 27% pada tahun 2014, atau sebesar 48.900 ton, yang
sebelumnya hanya 46.452 ton di tahun 2009 (KKP, 2010). Kendala pengembangan budidaya
ikan gurami dan pencapaian target produksi tersebut adalah pertumbuhan ikan gurami lambat.
Untuk mencapai ukuran konsumsi dengan berat badan minimal 500g dari benih yang berukuran
1g memerlukan waktu pemeliharaan lebih dari satu tahun (Sitanggang dan Sarwono, 2007).
Banyak cara yang telah dilakukan untuk mengatasi lambatnya pertumbuhan ikan gurami seperti
teknik memanipulasi pertumbuhan ikan melalui pakan dengan jumlah protein tertentu dan
pemberian hormon seperti prolaktin, tiroksin, insulin dan hormon pertumbuhan (growth
hormone/GH).
Dalam budidaya atau pembesaran ikan Gurami, ketersediaan benih yang berkualitas dalam
kuantitas yang cukup dan kontinu merupakan faktor mutlak yang sangat menentukan
keberhasilan usaha. Ketersediaan benih yang cukup dengan kualitas yang baik sangat ditentukan
oleh kondisi reproduksi induk ikan betina yang dipijahkan. Salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi reproduksi induk ikan (broodstock) diantaranya adalah pakan. Kekurangan pakan
secara 2 kuantitas dan kualitas pada induk akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan
gangguan dalam reproduksi yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan reproduksi atau
penurunan efisiensi reproduksi. Navas et al. (2001) menyatakan bahwa komposisi pakan
berpengaruh terhadap performan pemijahan, kualitas telur dan kualitas larvae. Kemudian
Izquierdo et al. (2001) menyatakan pula bahwa perbaikan nutrisi dan makanan induk terbukti
dapat meningkatkan tidak hanya kualitas telur dan sperma tetapi juga produksi benih.
Perkembangan gonad dan fekunditas dipengaruhi oleh nutrisi essensial tertentu dari pakan.
Penurunan fekunditas dapat disebabkan oleh pengaruh keseimbangan nutrient atau disebabkan
oleh terbatasnya kesediaan component biokimia untuk pembentukan telur. Sharpe (tanpa tahun)
menyatakan bahwa, kebutuhan nutrisi pada masing-masing ikan berbeda-beda tergantung pada
tipe ikan, yaitu herbivora, omnivora dan karnivora. Selanjutnya Lochmann dan Phillips (2006)
menyatakan bahwa kebutuhan nutrisi pada ikan bervariasi tergantung pada species, umur, ukuran
dan status fisiologi (seperti pertumbuhan dan reproduksi). Kemudian Santamaria dan Santamaria
(2011) menyatakan pula bahwa kebutuhan nutrisi diantara species ikan adalah komplek dan
bervariasi sesuai dengan ukuran, phase hidup dan formulasi makanan. Menurut DeSilva dan
Anderson (1995), kelebihan energi dalam pakan diatas atau dibawah kebutuhan dasar
menentukan reproduksi.
2. Isi
3. membahas tentang pemahaman tentang organ reproduksi,
4. Ikan gurame (Indonesian Giant Goramy,Osphronemus goramy, Lac.) merupakan salah
satu ikan asli perairan Indonesia, terutama berasal dari kepulauan Sumatera, Jawa dan
Kalimantan. Sejak pertengahan abad ke-18, ikan ini sudah mulaidiintroduksi ke berbagai
negara, antara lain meliputi Madagaskar, Mauritius, Seychelles,Australia, Srilanka,
Suriname, Guyane, Martinique dan Haiti. Saat ini, budidaya ikan inisudah berkembang di
beberapa negara, antara lain Asia Tenggara, India dan Cina.Ikangurami merupakan jenis
ikan tawar yang banyak menghuni rawa-rawa, danau dan perairanyang terang. Gurami
berasal dari spesies Osphoramus gouramy dari keluarga Anabantiade.Di Indonesia, orang
biasa menyebut dengan Grameh, gurame, atau gurami (di Jawa), ikankaluih (di Sumatra),
ikan kali (di Palembang, Kalimantan), dan ikan kalui (di Jambi).
Ciri khas pada ikan jantan, yaitu: terdapat benjolan di bagian kepala (dahi), bibir bawah tebal dan
memerah terutama pada saat birahi, tidak memiliki warna hitam padaketiak sirip dada dan
apabila bagian perut diurut ke arah anus akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu
(sperma). Ikan jantan yang siap menjadi induk memilikiciri-ciri: panjang standar 30 – 35 cm,
berumur 24 – 30 bulan dan bobot 1,5– 2,0 kg.
Sedangkan pada ikan betina memiliki ciri-ciri, yaitu tidak terdapat benjolan di bagian kepala
(dahi), bibir bawah tipis, memiliki warna hitam pada ketiak sirip dada dan apabila sedang matang
gonad perutnya membesar dan lembek. Sedangkan induk betina memiliki ciriciri: panjang
standar 30 – 35 cm, berumur 30– 36 bulan dan bobot 2,0 – 2,5 kg. Namun demikian, dalam
pemijahan sebaiknya menggunakan induk yang sudah mencapai berat sekitar 3 kg (betina) dan 4-
5 kg (jantan). Induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 1.500 – 2.500 butir/kg induk