OLEH KELOMPOK :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah Swt yang telah memberikan kesehatan,sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Pertumbuhan Dan Perkembangan Ikan Nila
Jantan”.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah reproduksi
ikan.Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih ada kekurangan
serta kesalahan didalam penyusunan maupun isi makalah.Oleh karena itu,kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun .Demikian yang dapat kami sampaikan.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER................................................................................ Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
2.1 klasifikasi ikan nila .................................................................................................... 4
2.2 Morfologi Ikan nila jantan ........................................................................................ 5
2.3 Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus, L.) ................................................... 6
2.4 Pertumbuhan ikan nila jantan .................................................................................. 8
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas budidaya perikanan
yang banyak dikonsumsi, karena dagingnya enak, juga merupakan sumber protein hewani,
serta harganya terjangkau oleh masyarakat. Selain itu, ikan nila disukai oleh konsumen karena
memiliki tekstur daging yang mirip dengan tekstur daging ikan kakap (Amri dan Khairuman
2008). Pada tahun 2008 permintaan pasar dalam negeri terhadap ikan nila merah sebesar
293.806, 83 ton dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 325.042,44 ton. Namun
yang sudah terpenuhi hanya sekitar 68.259 ton atau sekitar 21% dari total permintaan (Tanjung
2010).
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu spesies ikan yang banyak
dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Konsumsi ikan Nila ini mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Data FAO (2009) melaporkan bahwa
produksi ikan nila dunia terus mengalami peningkatan sekitar 769.936 ton tahun 2007 menjadi
berkisar 2,3 juta ton tahun 2008, sedangkan pada tahun 2010 diperkirakan mencapai 2,5 juta
ton (FAO, 2010)
Ikan nila dikenal sebagai organisme sexual dimorphis, yaitu ikan jantan memiliki
pertembuhan yang lebih cepat dan kemampuan mengkonversi pakan lebih baik dibandingkan
ikan betina. Pembesarran ikan nila pada umumnya membutuhkan waktu 5-7 bulan dengan
bobot 400-500 g/ekor. Ikan nila jantan tumbuh lebih cepat sebesar 0,83-1,05 g/hari
(srisakultive,2013). Hal ini disebabkan karena energi reproduksi dialihkan untuk pertumbuhan
somatik, sehingga budidaya mono sex jantan lebih 2-3 kali lipat dari segi evisiensi biaya
produksi dan pengangkatan (arfah, 2010). Laju pertumbuhan ikan nila jantan lebih cepat
dibandingkan dengan ikan betina Selisih biomass ikan pada waktu panen yang disebabkan oleh
fenomena tersebut dapat mencapai 30-50% (Mair et al., 1995).
Reproduksi merupakan kemampuan individu dalam menghasilkan keturunan sebagai
upaya melestarikan jenis.Tidak setiap individu mampu menghasilkan keturunan, tetapi
setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan
bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi
lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu setiap tahun (Yushinta
Fujaya, 2004: 151). Sedangkan Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang
1
menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya
mempunyai sepasang gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya, 2005: 20).
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran bagian-bagian tubuh dan fungsi fisiologis tubuh.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal itu
meliputi keturunan, pertumbuhan kelamin. Pertumbuhan ikan memiliki hubungan yang erat
antara pertumbuhan panjang dan berat. Berdasarkan teori hubungan panjang berat dapat
dinyatakan dengan rumus W= aLb, dalam hal ini “W” = berat, “a dan b”= konstanta, dan “L”=
panjang ikan Dalam menduga pertumbuhan ikan di daerah tropis sulit dilakukan karena proses
pertumbuahan ikan terus menerus sehingga tidak bisa ditentukan hanya dengan melihat bentuk
sirkulus pada sisik saja. Pertumbuhan ikan juga dapat menduga sebaran tingkat kematangan
gonad ikan berdasarkan ukuran (Pindonta, 2014).
Pemahaman mengenai pertumbuhan ikan sangat berkaitan dengan aspek biologi
perikanan lainnya. Pentingnya pemahaman tentang biologi perikanan merupakan salah satu
upaya untuk memberikan kemampuan dalam menganalisis dan menduga pertumbuhan dan
perkembangbiakan ikan. Sehingga dengan demikian dapat melihat jumlah stok yang ada di
alam berdasarkan ukuran ikan serta mampu memberikan penanganan yang tepat untuk
mengembangkan ilmu perikanan.
Laju Pertumbuhan dan perkembangan ikan nila juga ditentukan oleh kualitas dan jenis
kelamin. Jenis kelamin ikan nila sangat berhubungan erat dengan pertumbuhan dan
perkembangan suatau bududaya ikan nila, jenis ikan nila jantan lebih cepat tumbuh dan
berkembang dibandingkan ikan nila betina. Oleh karena itu diperlukan suatu setudi untuk
mengetauhi pertumbuhan ikan nila jantan lebih cepat berkembang di bandingkan ikan nila
betina
1.3 Tujuan
1. Mengetauhi klasifikasi dan ikan nila.
2. Mengetauhi bagaimana morfologi ikan nila jantan.
2
3. Mengetauhi reproduksi ikan nila.
4. Dapat mengtauhi kenapa ikan nila jantan dapat bertumbuh dan berkembang lebih baik
disbanding ikan niala betina
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Morfologi Ikan nila jantan
Berdasarkan morfologinya, ikan Nila umumnya memiliki bentuk tubuh panjang
dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya
berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian
berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas
sirip dada. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari keras dan
tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak
hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam.
Ikan Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral
fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip
punggung memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada
sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan
berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk berbentuk bulat dan
hanya berjumlah satu buah (Amri & Khairuman, 2002: 17-18). Ikan Nila memiliki sirip
punggung dengan rumus D XV, 10, sirip ekor C II, 15, dan sirip perut C I, 6. rumus
tersebut menunjukkan perincian sebagai berikut : D XV, 10 artinya D = Dorsalis (sirip
punggung), XV = 15 duri, dan 10 = 10 jari-jari lemah. C II, 15 artinya C = Caudalis (sirip
ekor) terdiri dari 2 duri, dan 15 jari-jari lemah.. V I, 6 artinya V = Ventralis (sirip perut)
terdiri dari 1 duri, dan 6 jari-jari lemah (Rukmana, 1997: 22).
Ikan nila pada umumnya memliki bentuk tubuh panjang dan ramping. Ikan nila
jantan memiliki ukuran sisik yang besar,alat kelamin berupa tonjolan agak runcing yang
memiliki fungsi sebagai muara urin dan saluran seperma yang terletak didepana
anus,ikan nila jantan jika diurut akan mengeluarkan sperma terutama pada saat musim
memijah.Ikan jantan memiliki bentuk hidung dan rahang yang lebar dan berwarna biru
muda,sirip pungung dan sirip ekor berupa garris putus – putus.
Alat kelaminnya, ikan Nila jantan memiliki ukuran sisik yang lebih besar daripada
ikan Nila betina. Alat kelamin ikan Nila jantan berupa tonjolan agak runcing yang
berfungsi sebagai muara urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut,
perut ikan Nila jantan akan mengeluarkan cairan bening (cairan sperma) terutama pada
saat musim pemijahan. Bentuk hidung dan rahang belakang ikan Nila jantan melebar dan
berwarna biru muda. Sirip punggung dan sirip ekor ikan Nila jantan berupa garis putus-
putus.
5
2.3 Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus, L.)
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunanya sebagai
upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap individu mampu
menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan berlangsung pada sebagian
besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini. Kegiatan reproduksi pada setiap jenis
hewan air berbeda-beda, tergantung kondisi lingkungan. Ada yang berlangsung setiap
musim atau kondisi tertentu setiap tahun (Yushinta Fujaya, 2004: 151).
Ikan nila termasuk kedalam sistem perkawinan polygamous polygyny. polygamous
polygyny adalah ikan jantan memiliki beberapa pasangan dalam satu pemijahan.Cara
pembuahan yaitu ikan nila jantan akan membuahi dengan cara menyemprotkan “cairan
jantan” ke telur-telur. Setelah telur dibuahi oleh si jantan maka betina kembali
menyimpan telur-telur ke dalam mulutnya.
Jenis kelamin ikan nila berupa gonokarisme. Gonokhorisme adalah kondisi seksual
berganda dimana pada ikan fasen juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas
status jantan dan betinanya.Rangsangan pemijahan pada ikan nila berupa aroma
tanah,pengaliran air bau dan dasar tanah berpasir.
Proses pemijaahan dimulai dengan pembuatan sarang oleh ikan jantan berupa
lekukan yang berbentuk bulat dengan diameter yang seukuran denagn tubuhnya didasar
perairan daerah teritorial(Suyanto 1988).Sarang yang dibuat merupakan daerah teritorial
ikan nila jantan.Ketika sedang birahi ikan nila jantan tegak dengan warna cerah dan
secara agresif mempertahankan daerah teritorial tersebut.Sarang berfungsi untuk
6
memijah dan pembuahan telur. Secara alami, nila umumnya berpijah sepanjang tahun di
daerah tropis. Frekuensi pemijahan yang terbanyak terjadi pada musim hujan. Di
alamnya, ikan nila bisa berpijah 6-7 kali dalam setahun. Saat akan memijah ikan nila
jantan bergerak berputar-putar mengitari induk betina dan bersifat agresif atau galak
terhadap pejantan lainnya.
Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur
pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai sepasang
gonad dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya, 2005: 20).
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian para peneliti reproduksi dimana
peninjauan perkembangan tadi dilakukan dari berbagai aspek termasuk proses-proses
yang terjadi di dalam gonad baik terhadap individu maupun populasi. Perkembangan
gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi
pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju kepada perkembangan
gonad. Dalam individu telur terdapat proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu
terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap individu-individu telur. Hal ini
menyebabkan perubahan-perubahan pada gonad. Umumnya pertambahan berat gonad
pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5-10%.
Dalam biologi perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad
diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi
dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapat
keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada hubungannya
dengan pertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhinya.
Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara : pertama cara histologi
dilakukan di laboratorium, kedua cara pengamatan morfologi yang dapat dilakukan di
laboratorium dan dapat pula dilakukan di lapangan. Dari penelitian histologi akan
diketahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan menditail. Sedangkan
pengamatan secara morfologi tidak akan sedetail cara histologi, namun cara morfologi
ini banyak dilakukan para peneliti. Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat
kematangan gonad dengan cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna
dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih
banyak diperhatikan dari pada ikan jantan perkembangan diameter telur yang terdapat
7
dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat di dalam testis (Moch.
Ichsan Effendie, 1997: 9).
Ikan nila dikenal sebagai organisme sexual dimorphis, yaitu ikan jantan memiliki
pertembuhan yang lebih cepat dan kemampuan mengkonversi pakan lebih baik
dibandingkan ikan betina. Pembesarran ikan nila pada umumnya membutuhkan waktu 5-
7 bulan dengan bobot 400-500 g/ekor. Ikan nila jantan tumbuh lebih cepat sebesar 0,83-
1,05 g/hari (srisakultive,2013). Hal ini disebabkan karena energi reproduksi dialihkan
untuk pertumbuhan somatik, sehingga budidaya mono sex jantan lebih 2-3 kali lipat dari
segi evisiensi biaya produksi dan pengangkatan (arfah, 2010).
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10