PENDAHULUAN
Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang diintroduksikan
dari luar negeri. Bibit ikan ini didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai
Penelitian Perikanan air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan
adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani ikan di seluruh Indonesia.
Ikan Nila Merah disukai oleh berbagai bangsa karena dagingnya yang enak dan tebal
Ikan Nila sangat populer di masyarakat karena rasa dagingnya yang gurih dan lezat.
Selain itu ikan nila terkenal sangat produktif. Dibandingkan dengan jenis ikan air
tawar lainnya, ikan Nila adalah yang paling produktif. Ikan ini juga banyak
dibudidayakan diberbagai negara di dunia. Ikan yang berasal dari afrika ini sangat
Meskipun harga jual ikan nila tidak terlalu tinggi, tetapi budidaya ikan jenis ini bisa
pembenihan nila juga memiliki prospek yang cerah mengingat ikan nila
1
sangatpopuler dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan nila tergolong sangat
produktif karena frekuensi pemijahan ikan ini cukup sering, meskipun sekali memijah
jumlah telur yang dihasilkannya sedikit. Sekali memijah satu ekor ikan nila betina
dapat mengeluarkan telur sebanyak 300 – 100 butir, tergantung pada ukuran
tubuhnya.Ikan nila bisa dikawinkan setiap bulan sampai masa produktifnya habis.
Bahkan ikan nila mudah sekali memijah secara liar dikolam peliharaan (Djarijah,
2013).
Salah satu upaya yang dilakukan dengan penyediaan benih ikan yang berkualitas di
Balai Benih Ikan BBI Air Tawar yang dimiliki Dinas Perikanan Kabupaten Lampung
Selatan yang berlokasi di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar dengan nama UPT
Balai Benih Ikan BBI. Peran UPT Balai Benih Ikan (BBI) memenuhi kebutuhan
benih ikan air tawar konsumsi dan hias bagi masyarakat juga berperan dalam
menyediaan informasi, pendidikan dan juga pelatihan budidaya ikan air tawar.
Adapun perumusan masalah pada tugas akhir dengan judul Budidaya Ikan Nila
Merah (Oreochromis niloticus) di Balai Benih Ikan BBI Natar Lampung Selatan
adalah:
1. Bagaimana menghasilkan benih ikan nila merah yang berkualitas dan melihat
apakah Budidaya ikan nila merah sudah sesuai Standar Oprasional Produksi
(SOP).
2
2. Bagaimana tingkat kelulusan hidup (SR) dan (HR) perbandingan jantan dan
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir ini dengan judul Budidaya Ikan Nila Merah
(PKL) adalah :
3. Mampu menerapkan apa yang diperoleh dari tempat Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) merupakan hasil hibridisasi antara ikan nila
normal (Oreochromis niloticus) (Pompma dan Maseer, 1999). Hal ini mematahkan
dugaan bahwa nila merah merupakan ikan yang mengalami penyimpangan genetik
karena warna tubuhnya albino. Ikan nila merah hidup dengan toleransi salinitas yang
cukup besar yaitu berkisar antara 6-8, namun pertumbuhannya akan optimal pada pH
7-8 dan suhu 25-30 C (Suyanto, 2003). Ikan nila merah mempunyai bentuk badan
yang relatif pipih, gurat sisi atau linea literalis pada ikan lengkap tidak terputus, sirip
berwarna kemerah-merahan dan permukaan tubuh ikan tertututp sisik tipe ctenoid.
4
Klasifikasi Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus) menurut (Cholik et al (2013)
sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Secara morfologi ikan nila merah memiliki bentuk tubuh pipih lebar, tubuhnya lebih
kecil dari pada panjang tubuh, sisik besar dan kasar, serta kepala relatif kecil.
Berdasarkan jenis siripnya, ikan nila merah memiliki sirip dada (pectoral fin), sirip
perut (ventral fin), sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor (caudal fin), dan sirip anal
(anal fin). Selain itu ada guratan sisi (linea literalis) pada ikan nila tidak terputus
(Affandi et al.,2011).
Bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik berukuran besar. Matanya
besar dan menonjol, bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis)
terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah
dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut
dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip
punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam (Khairuman dan
Amri, 2010)
5
Perbedaan jenis kelamin pada ikan nila merah yaitu: ikan nila merah jantan memiliki
ukuran sisik yang lebih besar dari pada ikan nila merah betina. Alat kelamin ikan nila
merah jantan berupa tonjolan yang agak runcing yang berfungsi sebagai muara
saluran urin dan saluran sperma yang terletak di depan anus. Jika diurut, perut ikan
nila merah jantan akan mengeluarkan cairan bening. Sedangkan ikan nila betina
mempunyai lubang genital terpisah dengan lubang saluran urine yang terletak di
Ikan Nila Merah (0reochromis niloticus) hidup di tempat-tempat yang airnya tidak
begitu dalam dengan arus air yang tidak deras. Ikan nila lebih suka hidup didaerah
tepi perairan (Djarijah, 2006). Menurut Khairuman dan Amri (2010), ikan nila
merupakan ikan yang kurang suka menentang arus dan biasa hidup di tepi-tepi sungai
atau kolam. Ikan nila dapat memijah sepanjang tahun dengan frekuensi pemijahan
paling banyak pada musim penghujan. Ikan nila memijah sebanyak 6-7 kali dalam
setahun. Pertumbuhan ikan ini tergolong cepat karena pada umur 4-5 bulan sudah
mencapai fase dewasa. Sedangkan untuk fase dewasa. Sedangkan untuk fase
produktif dalam pemijahan berumur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500 g/ekor.
Ikan nila merupakan ikan pemakan segala (omnivora), karena hal tersebut ikan ini
6
2.3 Seleksi Induk Nila
Seleksi induk merupakan tahap awal dalam kegiatan budidaya ikan yang sangat
menentukan keberhasilan produksi, dengan melalukan seleksi induk yang benar akan
budidaya ikan akan optimal. Induk yang digunakan adalah indukan yang siap
memijah dengan ciri saling berkejaran (Hartono dkk., 2012). Selain itu ikan yang
dipilih harus memiliki sifat unggulan dan kualitas genetiknya sehat, tidak sakit dan
tidak cacat fisik dengan gerakan yang lincah (Mukti dkk., 2009). Ciri induk jantan
yang matang gonat seperti pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan
jika diraba terasa kasar. Induk yang telah matang jika diurut pelan kearah lubang
genital akan keluar cairan berwarna putih sedangkan untuk induk betina pada sirip
dada terdapat bintik-bintik jika diraba terasa halus. Pada induk betina yang telah
matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan jika diurut, keluar
satu (jantan), pemijahan ikan nila dilakukan secara massal. Indukan jantan dan betina
matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Induk betina yang akan dipijahkan
setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk induk jantan 250-300
gram. Padat tebar untuk kolam pemeliharaan indukan 3-6 Ekor/m2. Dasar kolam
7
pemijahan ikan nila sebaiknya dibuat miring sekitar 2-5%, Kemudian buat kubangan
di dasar kolam tersebut sedalam 20-30 cm sebagai lokasi ikan memijah. Pemijahan
berlangsung di dasar kolam, biasanya dalam kubangan atau cekungan. Apabila terjadi
kecocokan, telur yang di keluarkan indukan betina akan dibuahi oleh ikan jantan.
Kemudian telur tersebut dierami dalam mulut induk betina. Selama proses
pengeraman telur, induk ikan betina biasanya berpuasa. Maka sebaiknya pemberian
pakan dikurangi hingga tinggal setengahnya. Hal ini penting untuk menekan ongkos
produksi dan mencegah sisa pakan di dasar kolam. Proses pengeraman biasanya
berlangsung sekitar satu minggu. Telur akan menetas menjadi larva ikan. Bila induk
betina merasa kolam ditumbuhi pakan alami, ikan nila akan mengeluarkan larva dari
mulutnya secara serempak. Larva ikan yang baru menetas akan berenang ke pinggir
kolam, lalu ambil dengan saringan halus dan dipindahkan ke tempat pemeliharaan
Ikan nila penetasan telurnya dapat dilakukan dengan metode menggunakan corong
penetasan, bukaan mulut dan metode konvensional. Pada metode konvensional dari
induk ikan nila yang mempunyai bobot 250-300 gram dapat menghasilkan 300-800
butir telur. Telur ikan nila akan menetas setelah 4-6 hari. Dalam hal ini metode yang
digunakan yakni dengan cara pengambilan telur melalui bukaan mulut pada indukan
ikan nila. Telur di ambil dari indukan ikan nila melalui bukaan mulut sebanyak 3 ekor
8
indukan nila. Cara mengambil telur dari induk betina yaitu dengan memegang bagian
kepala ikan.
Pada saat bersamaan salah satu jari tangan membuka mulut dan tutup insang.
Selanjutnya tutup insang disiram air sehingga telur keluar melalui rongga mulut.
Selanjutnya telur-telur tersebut ditampung dalam wadah. Hal ini yang perlu
diperhatikan adalah menghindari gerakan induk sekecil mungkin agar telur yang telah
keluar tidak berserakan. Induk yang telah diambil telurnya dan yang belum memijah
terkena sinar matahari langsung dan diupayakan telur selalu bergerak. Telur yang
terlalu lama diam serta terkena sinar matahari langsung dapat menimbulkan kematian.
kotoran berupa lumpur, lumut, sisa pakan dan sebagainya. Telur yang telah bersih
dari kotoran dapat dimasukkan ke dalam akuarium untuk penetasan. Selama empat
Waktu penetasan telur pada Akuarium selama 5-7 hari. Penetasan telur dapat
disebabkan oleh gerakan telur, peningkatan suhu, intensitas cahaya atau pengurangan
dan kuantitas benih yang baik. Tahap pemeliharaan larva merupakan tahap yang
9
sangat sulit karena mortalitas sering terjadi diakibatkan oleh beberapa faktor. Salah
satu faktor tersebut adalah pakan. Rendahnya kelulusan hidup larva ikan pada
umumnya disebabkan oleh ketidak sesuaian pakan dengan bukaan mulut larva,
kemampuan larva dalam memanfaatkan pakan yang diberikan, hal ini berkaitan erat
dilakukan setelah larva berumur 5-7 hari. Kolam pemeliharaan berupa kolam tembok.
Berikan pakan berprotein tinggi berbentuk tepung halus berukuran 0,2-0,5 mm.
frekuensi pemberian pakan pakan 4-5 kali sehari, setiap kalinya sebanyak 1 sendok
Larva ikan nila membawa cadangan makanan (energy) dalam bentuk kuning telur.
Larva ikan nila memanfaatkan cadangan energi tersebut untuk perkembangan organ
tubuh, terutama untuk keperluan pemangsaan seperti sirip, mata dan saluran
pencernaan. Oleh karena itu Kuning telur akan menyusut dan habis sejalan dengan
perkembangan organ tubuh larva. Pakan larva ikan umunya berupa Hi-pro-vite atau
tepung dengan komposisi protein 38-40%, lemak min 6%, serat kasar max 3%, kadar
Pada setiap usaha perikanan terutama ikan nila memiliki berbagai kendala dan resiko.
Salah satu kendala dalam budidaya ikan nila adalah penyakit, terutama parasit yang
10
dapat mengakibatkan kerugian ekonomis (Kismiyati dkk., 2012). Parasit merupakan
organisme yang hidup didalam organisme lain dan mengambil makan dari organisme
yang ditumpanginya untuk berkembang biak (Subekti dan Mahasri, 2010). Salah satu
penyakit yang sering menyerang ikan nila adalah ektoparasit Argulus japonicas
adalah parasit ikan dari subklas Branchiura (Anshary, 2008). Argulus japonicus
menggunakan stylet untuk menghisap darah dan merusak jaringan kulit pada inang,
benda-benda atau binatang yang masuk kedalam kolam atau binatang renik (Mulia,
2010).
Manajemen kualitas air perlu diperhatikan sebagai penunjang media hidup ikan yang
harus sesuai dengan habitatnya, karena kualitas air yang baik dapat memberikan
pertumbuhan yang baik dan dapat menjaga SR (Survival Rate) tetap stabil. Kualitas
air merupakan faktor pembatas terhadap jenis biota yang dibudidayakan disuatu
perairan karena diperlukan DO (Dysolve Oxsygen), pH, Suhu, yang stabil karena itu
perlu dilakukan penanganan dan pengontrolan kualitas air sehingga air terjaga dengan
11
III. METODE KERJA
Kegiatan penelitian di Balai Benih ikan (BBI) Natar Lampung Selatan, Jln. Balitoro
Desa Negara Ratu Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 01
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam melakukan kegiatan budidaya ikan nila merah
(Oreochromis niloticus) pada kolam beton adalah induk ikan Nila merah betina 5
ekor dan ikan nila jantan 1 ekor, Pakan pellet jenis PF 781, keong mas, Aerasi dan
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan budidaya ikan nila merah
(Oreochromis niloticus) pada kolam beton adalah kolam beton dengan ukuran
panjang 20 meter dan lebar 15 meter dan kedalaman kolam 120 cm sebanyak 20 unit
dan kolam tanah 6 unit, akuarium dengan ukuran panjang 40 cm lebar 25 cm tinggi
35 cm sebanyak 11 unit, serokan ikan 5 buah, baskom kecil tempat pakan 3 buah,
12
militer blok 1 buah, timbangan digital 1 buah, alat pengukur kualitas air (pH meter,
DO meter, dan thermometer), bak plastik 5 buah, penggaris, mangkuk 3 buah, pipet
2buah, sendok 2 buah, seser besar 3 buah, seser kecil 4 buah, sikat cuci 2 buah dan
kamera untuk pengambilan gambar kegiatan serta alat tulis untuk pengambilan data.
Adapun cara kerja yang digunakan dalam kegiatan budidaya ikan nila merah
(Oreochromis niloticus) pada kolam beton yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI)
Pada tahapan persiapan kolam yang dilakukan adalah mengisi air pada kolam dengan
air yang sudah disiapkan dengan penambahan pelepah daun pisang kering. Pada tahap
persiapan ini dilakukan selama kurang lebih 7 hari sebelum indukan ikan nila di
masukkan ke dalam kolam budidaya. Pelepah daun pisang kering berfungsi sebagai
pengendali kualitas air yang baik karena pada daun pisang kering terdapat kadar
protein yang tinggi sehingga dapat memicu tumbuhnya zooplankton jenis Infusoria
sehingga sangat bermanfaat untuk pakan alami indukan ikan nila, selain mampu
menumbuhkan pakan alami daun pisang kering juga dapat mengendalikan plankton
berupa algae hijau dan dapat mengendalikan blooming plankton. Berikut manfaat
daun pisang kering bagi ikan nila yaitu meringankan setres, meningkatkan kecerahan
warna ikan, membantu mempercepat pemulihan luka pada ikan, mengobati penyakit
seperti jamur dan kerusakan selaput lendir dan meningkatkan kesiapan pemijahan.
13
3.3.2 Pemeliharaan Ikan Nila
Pemeliharaan ikan nila merah (Oreochromis niloticus) dilakukan pada kolam beton
dan ketinggian air pada kolam budidaya 38 cm dengan pemberian pelepah daun
pisang kering. Ikan nila yang dipelihara di dalam kolam sebanyak 6 ekor khusus yang
digunakan untuk pengambilan data Tugas Akhir sebagai data sampel budidaya ikan
Pakan yang diberikan pada ikan Nila (Oreochromis niloticus) adalah pellet PF 781.
Untuk pemberian pakan pada ikan nila diberikan secara sekenyang-kenyangnya atau
dengan metode at libitum sebanyak 3 kali sehari. Selama pemeliharaan larva atau
proses pemtangan gonad calon induk, induk diberi pakan yang bermutu tinggi dengan
jumlah yang cukup agar sehat dan dapat menghasilkan telur dengan kualitas yang
baik. Pakan yang diberikan berupa pelet berupa pakan tenggelam. Induk ikan nila
merah diberi pakan sebanyak 3% dari bobot biomass/tubuh induk. Pemberian pakan
dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada pagi 07.00 WIB dan sore hari pada pukul 16.30
N=70 ekor
W=240 gram
Biomassa=16.800 gram/16,8 kg
14
FR = 3/100 x 16,8 kg
Untuk menjaga kesehatan dan kualitas ikan nila yang baik maka media budidaya
kolam, dan pemasangan paranet harus dilakukan untuk menjaga kualitas air yang
baik. Dalam kegiatan pembersihan dan perawatan kolam yang harus dilakukan adalah
penyikatan pada dinding kolam dan pengurasan/pergantian air sisa pakan atau
kotoran yang mengendap pada dasar perairan kolam dan pengurasan air sebanyak 20-
30% dari keseluruhan air kolam agar terhindar dari kotoran atau bakteri yang
Dalam kegiatan budidaya ikan nila merah (Oreochromis niloticus) pada kolam beton
15
3.4.1 Nilai Tetas Telur
Nilai daya tetas telur ikan nila merah selama pengamatan menggunakan rumus
HR=Mo/Mt x 100%
Keterangan :
Kelulusan hidup ikan nila merah selama pengamatan menggunakan rumus (Effendi,
SR=Nt/No x 100%
Keterangan :
16
3.4.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak
P= Pt – Po
Keterangan :
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Balai Benih Ikan (BBI) berlokasi di jalan Desa Negara Ratu Kecamatan Natar
Lampung Selatan.
18
Kecamatan Natar merupakan salah satu wilayah Kabupaten Lampung Selatan dengan
batas-batas berikut :
Pesawaran.
Lampung.
Kecamatan Natar memiliki luas kurang lebih 25.374 Ha, sedangkan BBI Natar
terletak di Desa Negara Ratu, desa ini memiliki luas sekitar 850 Ha, Desa Negara
Ratu merupakan wilayah daratan dengan ketinggian 130 MDPL. Terdiri dari 14
dusun dengan jumlah rumah tangga 2.691, jumlah penduduk 11.363 orang dengan
komposisi 5.834 laki-laki dan 5.529 perumpuan. Kondisi lahan di Desa Negara Ratu
250 Ha digunakan sebagai lahan pertanian, 100 Ha merupakan pengairan teknis dan
Balai Benih Ikan (BBI) Natar berdiri diatas lahan seluas 4.625 M2 dengan perbatasan
wilayah :
19
4.1.2 Latar Belakang (BBI)
Benih ikan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam rangka
usaha atau bisnis pembesaran. Agar mendapatkan hasil yang maksimal penerapan
teknik budidaya ikan intensif maupun super intensif untuk skala kecil maupun skala
besar dengan baik, kelangsungan hidup SR ( survival rate) yang tinggi dan FCR (
food convertion ration) efisien hanya dapat dicapai dengan menggunakan benih
unggul hasil penelitian balai atau lembaga penelitian yang resmi. Dinas Perikanan
produksi budidaya khusunya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan penyediaan
benih ikan yang berkualitas di Balai Benih Ikan Air tawar yang dimiliki Dinas
Perikanan Lampung Selatan yang berlokasi di Desa Negara Ratu Kecamatan Natar
dengan nama UPT Balai Benih Ikan BBI Natar. Peran UPT Balai Benih Ikan BBI
Natar memenuhi kebutuhan benih ikan air tawar konsumsi dan ikan hias bagi
budidaya ikan air tawar. Dengan sarana dan prasarana yang masih terbatas. UPT BBI
Natar dalam setiap tahun ajaran mendidik siswa-siswi, SMK kejuruan Perikanan,
mahasiswa praktik umum dan mahasiswa yang melakukan penelitian ilmiah tugas
20
4.1.3 Maksud dan Tujuan
Balai Benih Ikan BBI Natar bertujuan untuk melaporkan peran dan aktifitas
BBI Natar di Kabupaten Lampung Selatan, tujuan dari melapor ini adalah :
Pembangunan BBI Natar diawali pada tahun 2005 dengan sumber dana DAK
(dana alokasi khusus) untuk pembangunan fasilitas utama seperti kolam tanah, bak
pembangunan tahun 2006 berupa pemagaran areal BBI dan pengadaaan kelengkapan
lainnya. Pada tahun2012 pengembangan sarana dan prasarana BBI Natar untuk
membangun fasilitas seperti gedung kantor pemasaran, toko ikan hias, kolam bak
21
e. Guppy (Poecilia reticulate)
Penerapan Teknologi
budidaya ikan air tawar pada umumnya. Dengan menerapkan pola intensifikasi selalu
seperti :
c. Memanfaatkan pakan dan obat alami sebagai sumber nutrisi dan anti body
ikan konsumsi.
h. Menerapkan SOP budibaya ikan sesuai SNI, Bio Security, juga kesahatan,
22
Pembinaan dan Bimbingan Masyarakat
Peran BBI Natar selain memproduksi benih ikan air tawar juga berperan serta sebagai
tempat penyuluhan dan pembinaan bagi masyarakat, dalam setiap tahun nya di BBI
c. Sebagai tempat kerja praktek bagi siswa SMK perikanan, PKL Mahasiswa
23
4.1.7 Uraian Pekerjaan
3. Subsi Produksi
b. Pelaksanaan kebijakan mutu benih atau induk ikan konsumsi dan ikan
ikan.
24
4. Subsi bimbingan keterampilan
b. Pelaksanaan kebijakan mutu benih atau induk ikan konsumsi dan ikan
Subsi teknik budidaya ikan dan pakan alami mempunyaii tugas dan wewenang yaitu :
25
4.1.8 Sarana dan Prasarana
Dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi di Balai Benih Ikan (BBI) Natar Lampung
Balai Benih Ikan (BBI) Natar memiliki pengembangan divisi ikan konsumsi meliputi
ikan nila, ikan lele, ikan gurami dan juga ikan hias. Kolam ikan konsumsi berada
dibelakang halaman BBI tersebut. Kolam ikan konsumsi berjumlah 20 unit kolam
beton dan kolam tanah sebanyak 6 unit, kolam terpal hias 15 unit dengan ukuran
panjang 50 cm, lebar 35 cm, dan tinggi 30 cm dan kolam ikan hias beton 40 unit
Ikan nila adalah salah satu jenis komoditas ikan konsumsi yang dibudidayakan dan
dikembangkan di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, lolam pemeliharaan induk ikan nila
26
adalah kolam untuk memelihara dan merawat indukan yang dipersiapkan untuk
Ikan lele adalah salah satu komoditas yang dibudidayakan dan dikembangkan di Balai
Benih Ikan (BBI) Natar, kolam pemeliharaan ikan lele merupakan kolam untuk
perawatan dan penampungan indukan ikan lele. Jenis indukan ikan lele yang
27
4.Kolam Pembesaran Gurami
Gurami adalah salah satu komoditas yang dikembangkan di Balai Benih Ikan (BBI)
Natar, Kolam bak fiber merupakan media yang digunakan dalam pembesaran benih
gurami tersebut.
Balai Benih Ikan (BBI) Natar Lampung Selatan. Kolam pemeliharaan ikan hias
merupakan kolam untuk perawatan dan pengembang biakkan ikan hias. Jenis ikan
hias yang di budidayakan adalah Ikan molly, ikan zebra, ikan guppy, ikan cupang dan
lain-lain.
28
Gambar 4.6 Kolam Ikan Hias
(Sumber : https://images.app.goo.gl)
6.Kolam Pemijahan
Pemijahan ikan nila dilakukan didalam kolam beton yang berukuran panjang 20
meter dan lebar 15 meter, kedalaman kolam 120 cm dengan ketinggian air 150 cm.
ikan yang dipijahkan sebanyak 6 ekor indukan nila dengan perbandingan 5:1 yaitu 5
ekor betina dan 1 ekor jantan yang telah di seleksi atau siap pijah (matang gonad)
terlihat jelas pada gonadpodium yang tampak memerah dan perut induk ikan yang
besar. Kolam pemijahan adalah tempat proses pemijahan ikan nila, tempat ikan nila
sengaja dipisah agar larva ikan terhindar dri mangsaan ikan dewasa dan lebih
29
Gambar 4.7 Kolam Pemijahan
(Sumber : BBI, Natar 2019)
Penetasan telur ikan nila dilakukan didalam akuarium yang berukuran panjang 40
cm, lebar 30 cm dan tinggi 30 cm dengan kedalaman air 15 cm. Ikan nila penetasan
bukaan mulut dan metode konvensional. Pada metode konvensional dari induk ikan
nila yang mempunyai bobot 250-300 gram dapat menghasilkan 300-800 butir telur.
Telur ikan nila akan menetas setelah 4-6 hari. Dalam hal ini metode yang digunakan
yakni dengan cara pengambilan telur melalui bukaan mulut pada indukan ikan nila.
Telur di ambil dari indukan ikan nila melalui bukaan mulut sebanyak 3 ekor indukan
nila.
Cara mengambil telur dari induk betina yaitu dengan memegang bagian kepala ikan.
Pada saat bersamaan salah satu jari tangan membuka mulut dan tutup insang.
Selanjutnya tutup insang disiram air sehingga telur keluar melalui rongga mulut.
30
Selanjutnya telur-telur tersebut ditampung dalam wadah. Hal ini yang perlu
diperhatikan untuk menghindari gerakan induk sekecil mungkin agar telur yang telah
keluar tidak berserakan. Induk yang telah diambil telurnya dan yang belum memijah
terkena sinar matahari langsung dan diupayakan telur selalu bergerak.Telur yang
terlalu lama diam serta kena sinar matahari langsung dapat menimbulkan kematian.
dari kotoran berupa lumpur, lumut, sisa pakan, dan sebagainya. Telur yang telah
bersih dari kotoran dapat dimasukkan ke dalam Akuarium untuk penetasan. Selama
Waktu penetasan telur pada Akuarium selama 5-7 hari. Pentasan telur dapat
disebabkan oleh gerakan telur, peningkatan suhu, intensitas cahaya, atau pengurangan
tekanan oksigen.
31
8.Kolam Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas menjadi larva selanjutnya larva ikan dipisahkan kedalam kolam
pemeliharaan larva selama 6 hari. Pemisahan larva ikan dilakukan bertujuan untuk
menghindari pemangsaan dari indukan ikan nila itu sendiri serta predator lainnya dan
larva ikan lebih terkontrol sampai larva ikan telah siap dipindahkan kedalam kolam
pembesaran.
9.Kolam Pembesaran
Larva ikan yang telah berusia 6 hari dalam kolam pemeliharaan dipindahkan kedalam
kolam pembesaran yang berukuran panjang 20 meter dan lebar 15 meter, kedalaman
kolam 120 cm dengan ketinggian air 80 cm. media pembesaran yang telah disiapkan
dengan pemberian aerasi sebagai tambahan oksigen dan juga daun pisang sebagai
32
10.Tandon Air
Tandon air merupakan tempat penyimpanan persediaan air kolam, selain berfungsi
sebagai penampung air tendon juga berfungsi sebagai wadah untuk menetralkan air
yang berpotensi mengandung drajat keasaman dan potensial hyidrogen (pH) yang
Gudang pakan dan perlengkapan budidaya adalah tempat untuk menyimpan pakan
ikan baik pembenihan, pembesaran ikan konsumsi maupun ikan hias yang berada di
kegiatan budidaya Balai Benih Ikan (BBI). Selain digunakan untuk penyimpanan
33
peralatan budidaya seperti ember sortir, Akuarium, serokan, sikat kolam, selang
sipon, paranet dan peralatan lainnya sesuai dengan peraturan bioscurity yang ada di
12.Ruang Kantor
tempat berkumpulnya semua karyawan BBI Natar untu melakukan diskusi dan
evaluasi dalam kegiatan budidaya ikan yang berada di dekat kolam budidaya ikan
Aula terbuka minimalis merupakan tenpat untuk bersantai dan berkumpul untuk
bermusyawarah diluar ruangan. Aula berada di halaman belakang dari ruang kantor
BBI tepatnya terletak di area asrama putrid dan dikelilingi oleh kolam-kolam
budidaya ikan konsumsi dan ikan hias sehingga sangat nyaman apabila digunakan
34
4.2 Hasil dan Pembahasan
2 0,22 20 801 0 0
1 2 3 2 3
pH 6,5 – 7,5 7,1 7,0 7,0 7,0 7,0
4.2.2 Pembahasan
Telur hasil pemijahan akan menetas sekitar 2-4 hari setelah dierami induk betina di
dalam rongga mulutnya. Larva yang baru menetas sampai umur 11 hari akan diasuh
oleh induk betina, yaitu dengan cara dimasukkan kedalam rongga mulutnya . Selama
mengerami telur atau mengasuh larva, induk berina lebih suka berada di tepi kolam.
Sesekali larva yang diasuhnya dilepas dan kemudian diisap kembali. Pelepasan larva
35
ini dilakukan pada saat lingkungan sekitar sudah dianggap aman (Abbas, 1995).
Dalam kerja praktek ini, kegiatan penetasan telur dilakukan pada aquarium
telur yang dihasilkan dari tiap ekor induk betina. Setelah induk selesai memijah
dengan cara membuka mulut dengan tekanan jari tangan. Salah satu jari masuk ke
dalam insang dan jari lainnya masuk kedalam mulut ikan untuk mengeluarkan telur
atau larva yang ada. Telur yang didapat dimasukkan kedalam akuarium yang telah
disiapkan dengan sistem aerasi. Telur ikan yang ditetaskan dalam akuarium diberi
aerasi yang optimal dan kualitas air harus tetap dijaga agar daya tetes telur tetap baik
selama pemeliharaan.
Telur ikan nila yang dirawat dalam aquarium menetas dalam waktu 3-4 hari dan
memasuki fase larva. Menurut Abbas (1995), larva adalah anakan nila merah sejak
menetas sampai hilang (kantong telur) dan dilepaskan dari induknya (betina). Dalam
kegiatan pemeliharaan larva dalam akuarium kualitas air harus tetap dijaga sampai
36
kuning telurnya habis. Larva ikan tidak diberi makan karena masih mempunyai
Kualitas air pada pemeliharaan atau pematangan gonad sangat penting karena sangat
menentukan tingkat keberhasilan dari kegiatan tersebut. Suhu air kolam pada
pemeliharaan induk ikan nila merah berkisar dalam kondisi yang masih baik untuk
kehidupan ikan nila merah, sebagai mana dinyatakan bahwa pada masa pemijahan
ikan nila membutuhkan suhu antara 22-27 ºC. Keadaan pH air antara 5-11 dapat
ikan ini adalah 7-8 (Rukmana, 2007). Menurut Sutisna dan Sutasmanto (1999), induk
yang dipelihara dalam konsentrasi oksigen 5mg/l menghasilkan jumlah telur dan
37
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Balai Benih Ikan (BBI)
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan pembenihan ikan nila merah adalah
perlunya menyeleksi tingkat kematangan gonad induk ikan nila merah serta induk
ikan nila merah harus melalui proses pemberokan sehingga dapat tercapai hasil yang
maksimal.
38