Anda di halaman 1dari 3

II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Nila
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut (Sucipto, dan Prihartono, 2007)
dalam (Arifin, 2016).

Filum : Chordata
Klas : Pisces
Sub klas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromi
Species : Oreochromis Sp.
Bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik berukuran besar.
Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Guratan sisi (linea
literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih
kebawah dari pada guratan sisi, jumlahnya 34 buah. Sirip punggung, sirip perut,
dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip
punggung dan dadanya berwarna hitam. Begitu juga dengan bagian pinggir sirip
punggung (khairuman & amri, 2013).
Pada bagian anus ikan nila jantan terdapat alat kelamin yang memanjang
dan terlihat cerah. Alat kelamin ini semakin cerah ketika telah dewasa atau matang
gonad dan siap membuahi telur. Sementara itu, warna sisik ikan nila betina sedikit
kusam dan bentuk tubuh agak memanjang. Pada bagian anus ikan nila betina
terdapat dua tonjolan membulat. Satu merupakan saluran keluarnya telur dan yang
satunya lagi saluran pembuangan kotoran. (Lukman et al, 2014).
Gambar 1. Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus)
2.1.2 Habitat dan Penyebaran
Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, waduk dan rawa-
rawa tetapi karena toleransi ikan nila tersebut sangat luas terhadap salinitas
sehingga dapat hidup dengan baik di air payau dan air laut. Salinitas yang cocok
untuk nila adalah 0 - 35 g/l, pertumbuhan ikan nila secara optimal pada saat
salinitas 0 - 30 g/l. Nila dapat hidup pada salinitas 31 – 35 g/l, tetapi
pertumbuhannya lambat (Mujalifah et al, 2018)

2.1.3 Tingkah laku dan Kebiasaan Makan


Ikan nila mempunyai sifat omnivora (pemakan nabati maupun hewani)
(Marini & Artika, 2018). Ikan nila lebih suka bergerombol di tengah atau di dasar
kolam jika dalam kondisi kenyang. Dari beberapa penelitian menunujukkan bahwa
kebiasaan makan ikan nila berhubungan dengan suhu perairan dan intensitas
sinar matahari. Pada siang hari di mana intensitas matahari cukup tinggi dan suhu
air meningkat, ikan nila lebih agresif terhadap makanan. Sebaliknya dalam
keadaan mendung atau hujan, apalagi di waktu malam hari ketika suhu air rendah,
ikan nila menjadi kurang agresif terhadap makanan (Djarijah, 2002) dalam
(Apriliza, 2012).

Ketika masih benih, makanan yang disukai ikan nila adalah zooplankton,
seperti Rotifera sp, Moina sp, atau Daphnia sp. Ikan nila juga memakan alga atau
lumut yang menempel pada benda-benda di habitat hidupnya (Mudjiman, 2004).
Selain pakan alami setelah dewasa ikan nila juga dapat diberikan pakan buatan
berupa pellet (khairuman & amri, 2013). Pakan buatan berupa pelet yang diberikan
pada ikan nila dengan kadar protein 20 – 25 % saja ikan nila sudah tumbuh dengan
cepat sehingga ikan nila tidak membutuhkan banyak protein (Suyanto, 2010).
2.1.4 Kebiasaan Berkembang Biak

Secara alami ikan ini dapat memijah sepanjang tahun di daerah tropis,
frekuensi pemijahan terbanyak terjadi pada musim hujan. Di alam ikan nila biasa
memijah 6 - 7 kali dalam setahun. Berarti rata-rata tiap 2 bulan sekali ikan nila akan
berkembang biak. Ikan ini mencapai stadium dewasa bisa mencapai 4 - 5 bulan
dengan bobot sekitar 250 gram masa pemijahan produktif adalah ketika induk ikan
nila berumur 1,5 - 2 tahun. Dengan bobot diatas 500 gram/ekor. Ciri–ciri pada
induk jantan dapat terlihat jelas mempunyai satu lubang genital yang berupa
tonjolan yang agak meruncing yang berfungsi sebagai saluran sperma dan saluran
kemih, dan dibagian depannya terdapat anus. Pada induk betina mempunyai
saluran anus, lubang untuk mengeluarkan telur dan lubang kemih (Rukmana,
1997).

Anda mungkin juga menyukai