Anda di halaman 1dari 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi patin

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin


Ikan patin merupakan salah satu komoditas unggulan budidaya perairan
tawar di Indonesia dan bernilai ekonomis tinggi. Dari 25 jenis ikan patin yang
ada, 14 jenis di antaranya terdapat di Indonesia (Darmawan, 2017). Ikan patin siam
(Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi air
tawar yang bernilai ekonomis penting karena memiliki pertumbuhan yang cepat,
mudah dibudidayakan dan dapat dipelihara dengan kandungan oksigenyang rendah
(Savitri, 2015)

Gambar 1. Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus)

Klasifikasi dan morfologi ikan patin menurut (Akbar, 2013) sebagai


berikut :

Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Siluriformes
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius hypopthalmus
Seperti halnya jenis Catfish ikan patin tidak bersisik alias bertubuh licin.
Kepalanya relatif kecil dengan mulut terletak di ujung kepala sebelah bawah. Pada
bagian sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut yang berfungsi sebagai alat
peraba saat berenang maupun mencari makan. Pada bagian punggung terdapat
sirip yang dilengkapi dengan 7-8 buah jari-jari. Sebuah jari-jari bersifat keras. Jari-
jari ini dapat berubah menjadi patil, sisanya 6 - 7 jari-jari bersifat lunak. Sirip ekor
ber- bentuk simetris membentuk cagak. Sirip dada memiliki 12 - 13 jari-jari lunak
dan sebuah jari-jari keras yang berfungsi sebagai patil. Sirip dubur panjang, terdiri
30 - 33 jari-jari lunak. Sementara itu sirip perut hanya memiliki 6 jari - jari lunak.
Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Pada pembudidayaan dalam umur 6
bulan ikan patin bisa mencapai ukuran 35 - 40 cm (Akbar, 2013).

2.1.2. Habitat dan Penyebaran


Penyebaran ikan patin di alam cukup luas, hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Secara alami ikan ini banyak ditemukan di sungai-sungai besar dan
berair tenang di Sumatera, seperti Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri. Sungai-
sungai besar lainnya di Jawa, seperti Sungai Brantas dan Bengawan. Bahkan
keluarga dekat lele ini juga dijumpai di sungai-sungai besar di Kalimantan, seperti
Sungai Kayan, Berau, Mahakam, Barito, Kahayan dan Kapuas. Umumnya, ikan
ini ditemukan di lokasi-lokasi tertentu di bagian sungai, seperti lubuk (lembah
sungai) yang dalam. Indonesia memiliki 14 jenis ikan patin, yang tersebar secara
tidak merata di setiap daerah. Tingkat keanekaragaman jenis yang terbesar berada
di daerah Sumatera dan tingkat endemis yang tinggi berada di Kalimantan
(Ariyanto, 2012).

2.1.3 Kebiasaan Makan


Ikan patin membutuhkan sumber energi yang berasal dari makanan untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Patin merupakan ikan pemakan segala
(omnivora), tetapi cenderung ke arah karnivora. di alam makanan utama ikanpatin
berupa udang renik (crustacea), insekta dan moluska. Sementara makanan
pelengkap ikan patin berupa rotifera, ikan kecil dan ekstrak kasar-ekstrak kasaran
yang ada di perairan (Pramudiyas, 2014).

Anda mungkin juga menyukai