1.2 Tujuan
1. Mencari keuntungan/laba.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percormorphii
Genus : Oreochromis
Ikan Nila berasal dari daerah Afrika bagian timur seperti di bawah sungai Nil, Danau
Tangayika, Nigeria yang pada awal perkembangan ikan nila masih digolongkan dalam
kelompok Tilapia. Dalam perkembangannya para taksonom menggolongkan ikan ini
ke jenis Sarathrodon Niloticus atau kelompok Tilapia yang yang mengerami telur
dalam ikan betina yang disebut Mouth Breeder. Nama ikan nila diambil dari tempat
asalnya yaitu sungai Nil (Satyani, 2001).
Ikan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila sangat cocok dengan
dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan ikan
tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki
sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan
(khoironi, 1996).
Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan tumbuh
baik pada air dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan jenis Tilapia
Aurea dan Tilapia Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik pada salinitas
perairan berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990).
Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara fisik perbandingannya adalah 2:1
antara panjang dan tinggi. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri
lunak dan pada bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang semakin memudar
atau samar-samar kelihatan pada saat ikan dewasa. (Satyani, 2001).
Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk dan
alat kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki sebuah lubang
kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai alat
pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat matang
gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat anus, berbentuk seperti
bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur. Lubang yang kedua berada di
belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya air
seni (Hasni, 2008).
Sedangkan menurut Djuanda (1989), system anatomi ikan nila memiliki fungsi
masing-masing, yaitu:
1. Sistem pelindung : Kulit
2. Penyerapan kembali air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah pada
bagian mulut.
3. Mensekresi ion dan produk limbah dari kapiler ke dalam tubulus dista.
Sistem pencernaan ikan Nila
Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada di lingkungan supaya
mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar tidak minum, kulit diliputi mucus,
osmosis melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus
pada insang
Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan
dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap
memijah. Rasio ideal antara induk jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya
disesuaikan dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam
kepadatan populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan.
Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat.
Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:
Keramba jala apung untuk memelihara ikan nila di Ranu Pakis, Klakah, Lumajang
Suhu|
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan
organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan.
Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup
ikan nila pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37
°C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang
memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya
anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11,
tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .
Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Sumber
utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan
maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan bahan
organik, terutama yang banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium
(NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan
lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang
membahayakan bagi ikan.
Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas
berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas
fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal
bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan
memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh
adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau
kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan
ikan nila, sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton
harus dikendalikan.
Pada lokasi calon pembenihan terdapat sumber air yamg memadai secara teknis,
tersedia sepanjang tahun. Setidaknya, pada pemeliharaan benih, debit air yang
dibutuhkan berkisar 0.5 liter/detik. Nila dapat hidup pada suhu 25-30 0 C; pH air 6.5 –
8.5; oksigen terlarut > 4 mg/I dan kadar ammoniak (NH3) < 0.01 mg/I; kecerahan
kolam hingga 50 cm. selain itu ikan Nila juga hidup dalam perairan agak tenang dan
kedalaman yang cukup Kolam pemijahan dapat dibuat berdinding beton.
Kolam pemijahan nila yang berdasar tanah disukai nila karena banyak dihuni plankton
dan tumbuhan air kecilyang menjadi pakan tambahan. Dasar kolam tanah juga
memudahkan nila jantan membuat cekungan untuk memijah. Untuk kolam pemijahan,
padat tebar disarankan 1 – 3 ekor / m². Satu paket induk berjumlah 300 ekor. Sistem
paket diberlakukan untuk menekan laju penurunan mutu benih yang dihasilkan bila
keturunannya dijadikan induk kembali setelah melalui seleksi ketat. Bila induk yang
dipijahkan sebanyak 1 paket, luasan kolam yang dibutuhkan sekitar 100 – 300 m².
Ketinggian air sekitar 75 cm dengan tinggi kolam sekitar 1 m. Debit air nila cukup 1
liter / detik. Jika terlalu deras nila tidak nyaman memijah. Air yang mengalir
diperlukan untuk mengganti penguapan yang terjadi.
Ikan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada suhu 20 – 30 0 C. Ikan nila
bersifat mengerami telurnya di dalam mulut sampai menetas kurang lebih 4 hari dan
mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat berenang bebas diperairan,
mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan oleh induk betina. Nila dapat
dipijahkan setelah mencapai berat 100 gr/ekor. Secara alami nila memijah pada sarang
yang dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang
berlumpur. Pemijahan ikan nila berdasarkan pengelolaannya dibedakan beberapa
sistim antara lain:
Pemijahan secara alami dapat dilakukan di kolam. Ikan nila membutuhkan sarang
dalam proses pemijahan. Sarang di buat di dasar kolam oleh induk jantan untuk
memikat induk betina tempat bercumbu dan memijah, sekaligus merupakan wilayah
teritorialnya yang tidak boleh diganggu oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan alami
meliputi antara lain;
Persiapan Kolam
Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan jumlah induk yang akan
dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran 250 – 500 gr perekor.
Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan yang
membuat sarang berbentuk kobakan didasar kolam dengan diameter kira-kira 50 cm
dan akan mempertahankan kobakan tersebut dari ikan jantan lainnya. Kobakan
tersebut akan digunakan ikan jantan untuk memikat ikan betina dalam pemijahan.
Oleh karena itu jumlah ikan jantan setiap luasan kolam tergantung pada berapa banyak
kemungkinan kobakan yang dapat dibuat oleh ikan jantan pada dasar kolam tersebut.
Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada yang bocor agar mampu menahan air
kolam. Kedalam air kolam 70 cm. Dasar kolam dilakukan pengolahan, pembuatan
kemalir, pemupukan dan pengapuran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana dasar kolam berlumpur untuk
pembuatan sarang dan meningkatkan kesuburannya agar cukup tersedia pakan
alami untuk konsumsi induk dan larva hasil pemijahan. Pemupukan dapat diberikan
pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan atau kombinasi dari ketiga macam
pupuk tersebut. Pengapuran dilakukan untuk mengendalikan hama, penyakit dan
parasit larva ikan serta meningkatkan.
Kualitas air
Kualitas air yang sesuai yaitu oksigen terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20 -30 0 C dan
NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan kondisi seperti tersebut, pengairan kolam harus
dilakukan dengan pengaturan yang baik. Air pemasukan terus menerus dialirkan
dengan debit 2 – 5 liter/ menit untuk luasan kolam 200 m 2 .
Pemberian pakan
Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami, pemberian
Metoda ini dilakukan pada kolam yang didesain sedemikian rupa sehingga setelah
pemijahan selesai dapat dipisahkan antara induk jantan, induk betina dan larva ikan
dalam kolam yang berbeda, dengan demikian pemanenan larva relative mudah
dilakukan dan induk akan lebih produktif karena tidak sering terganggu yang dapat
menimbulkan stres dan kematian pada induk.
Persiapan kolam
Kolam pemijahan dibuat dari pagar bambu yang bersekat-sekat antara kolam
jantan, kolam betina dan kolam larva. Kolam induk jantan (lingkaran I) hanya dapat
dimasuki ikan betina yang berukuran lebih kecil dari ikan jantan, kolam induk betina
(lingkaran II) hanya dapat dilalui larva sedang induk betina tidak dapat keluar dari
sekat, dan kolam larva (III) untuk menangkap larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar
kolam dilakukan seperti pada persiapan kolam pemijahan alami.
Proses pemijahan
Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam I. Setelah proses pemijahan
berlangsung dan telur telah menetas, induk betina akan keluar dari kolam I ke kolam
II untuk mengasuh anaknya. Di kolam II ini larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm,
selanjutnya larva akan masuk ke kolam III, sedangkan induk betina tetap pada kolam
II karena ada sekat. Kolam III hanya dapat di masuki oleh larva dari kolam II ke
kolam III, larva akan terusir dari kolam II, karena terganggu oleh induk betina yang
ada.
Pemeliharaan
perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh
induk dan larva.
2.5 Pakan
Pakan sangat berperan dalam pertumbuhan ikan, agar pakan yang diberikan optimal
maka jumlah harus tersedia cukup, kualitasnya memadai serta sesuai dengan jenis atau
pun bentuknya. Juga waktu, frekuensi, dan cara pemberiannya yang tepat.
Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Bila pakan yang
diberikan kurang dari yang di butuhkan kemungkinan yang terjadi adalah pakan
tersebut hanya digunakan hanya untuk memprtahankan kondisi tubuh saja sedangkan
bila berlebihan ikan tidak akan menghabiskannya, sehingga terjadi pembusukan sisa
pakan. Menurut Admadja dkk (1985) pemberian pakan perhari adalah 2-5% dari bobot
ikan yang dipelihara.
Jenis pakan ikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pakan alami dan buatan.
Pakan alami adalah pakan yang diberikan pada ikan yang wujudnya masih asli.
Keadannya bias hidup, mati, segar ataupun awetan, contohnya: infusoria, daphnia,
jenis yamuk, cacing, jangkrik, bekicot, dan lain-lain. Pakan buata adalah pakan yang
diberikan pada ikan yang wujud asalnya tidak nampak lagi. Pakan buatan ini
umumnya sudah diramu sehingga bahan lebih dari satu jenis dan kandungan
nutrisinya bias diatur oleh pembuatnya.
Bentuk pakan yang dimaksud adalah bentuk pakan buatan, karena pakan buatan bias
dibentuk sesuai keinginana pembuat dan peruntuknya. Macam-macam bentuk pakan
ikan ini diantaranya adalah bentuk emulsi, pasta, tepung, flek, butiran, remah, pellet.
ASPEK PRODUKSI
1. Lokasi usaha
Dalam mendirikan usaha budidaya ikan nila maka harus mencari tempat yang
strategis, karena pada umum nya sebagian konsumennya akan merasa nyaman jika
tempat penjualan produk yang ingin di belinya tidak jauh dari tempat mereka dan
jalan yang di laluinya tidak hancur. Sehingga para pemasok yang ingin membeli
produk kita tidak susah membawa barang yang ingin di pesannya tersebut.
Lokasi yang sedang saya incar adalah di tempat orang biasa berlalu lalang. Terkhusus
di daerah yang ramai penduduk. Karena, Lokasi ini lah yang dapat membuka jalan
kesuksesan dalam menjalakan usaha yang sedang kita tekuni.
1. Penetapan Harga
Harga yang saya tetapkan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau oleh
masyarakat sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya saya
tetapkan sebagai harga yang saya tawarkan agak murah dari harga umum di pasaran .
Jika di pasaran harga perkilo ikan nila di jual dengan harga 30.000-35.000, maka saya
akan menjual ikan nila yang saya produksi dengan harga kisaran 20.000-25.000
perkilo. Harga itu pun akan disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.
1. Tenaga kerja
Karena masih tahap awal mungkin tenaga kerja masih belum di perlukan karena masih
tahap awal mungkin semua kegiatan masih di lakukan sendiri dan beum memerlukan
bantuan orang lain.
1. Biaya Produksi
2. a)Modal Awal
No Data Usaha Pembesaran Ikan Nila
Jaring tempat
5 penampungan ikan yang 150.000 5 x 150.000 750.000
siap panen
Jumlah 6.150.000
1. b) Biaya Lain-lain
– Simpanan modal berikutnya/bulan Rp. 1.000.000,-
BAB IV
Rencana Keuangan
2. Pengeluaran
· Biaya Tetap
· Modal awal
Rp 1.000.000,-
Simpanan modal berikutnya/bulan Rp 300.000,-
Transportasi
Rp 700.000,- +
Pemeliharaan dan peralatan kolam
Rp 2.000.000
2. Keuntungan
o Harga konsumsi ikan Nila Rp.25.000/kg
o Keuntungan = Rp.18.000.000,00
BAB 4 PENUTUP
1. Perencanaan Laba Rugi
2. Pengeluaran
· Biaya Tetap
· Modal awal
· Biaya Lain-lain
Rp 1.000.000,-
Simpanan modal berikutnya/bulan Rp 300.000,-
Transportasi
Rp 700.000,- +
Pemeliharaan dan peralatan kolam
Rp 2.000.000
2. Keuntungan
o Harga konsumsi ikan Nila Rp.25.000/kg
o Keuntungan = Rp.18.000.000,00
http://tahubulatsetengahdewa.blogspot.com
https://gudangilmufaz.blogspot.com
http://martinasihombing.blogspot.com