• Halaman
• Pembicaraan
• Baca
• Sunting
• Sunting sumber
• Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ikan nila
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Osteichtyes
Ordo: Perciformes
Famili: Cichlidae
Genus: Oreochromis
Spesies: Oreochromis niloticus
Nama binomial
Oreochromis niloticus
Linnaeus, 1758
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang
populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan
danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa
Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai
pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai
pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari
perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur
sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau
Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa pemeliharaan ikan ini telah
berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm.
Sekali memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir,
tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah
memijah, induk betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam
rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak
negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi
mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai
harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula
dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar
ke dalam sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan
menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan tetapi ikan nila masih tetap ditebar
oleh pemerintah di sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa memperhatikan
dampaknya.
O. niloticus niloticus
Keramba jala apung untuk memelihara ikan nila di Ranu Pakis, Klakah, Lumajang
• Suhu
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan
pertumbuhan organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi
organisme perairan. Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan.
Suhu optimal untuk hidup ikan nila pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini
dapat memijah pada suhu 22-37 °C namun suhu yang baik untuk
perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.
• pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang
memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan
terdapatnya anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5
hingga 11, tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada
kisaran pH 7–8 .
• Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik.
Sumber utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan,
kotoran ikan maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi.
Pembusukan bahan organik, terutama yang banyak mengandung protein,
menghasilkan ammonium (NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan
(nitrifikasi) tidak berjalan lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3 sampai
pada konsentrasi yang membahayakan bagi ikan.
• Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan,
aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen
perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35%
dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen
terlarut yang optimal bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.
Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga
akan memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air
disebabkan oleh adanya plankton; air yang kaya plankton dapat
berwarna hijau kekuningan dan hijau kecoklatan karena banyak
mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan ikan nila,
sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena
plankton harus dikendalikan..