Anda di halaman 1dari 7

Pedro Álvares Cabral

74 bahasa
• Halaman
• Pembicaraan
• Baca
• Lihat sumber
• Lihat riwayat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pedro Álvares Cabral

Pedro Álvares Cabral ketika berusia 32-33 tahun dalam sebuah

lukisan abad ke-20 awal. Tidak ada potret Cabral pada masanya yang

diketahui keberadaannya.[1]

Lahir 1467 atau 1468

Belmonte, Portugal

Meninggal 1520 – 1467; umur -54–-53 tahun

Santarém, Portugal

• Pero Álvares Cabral


Nama lain
• Pedr'Álváres Cabral
• Pedrálvares Cabral

• Pedraluarez Cabral

Pekerjaan Komandan armada kapal untuk Portugal

Suami/istri Isabel de Castro

Anak • Fernão Álvares Cabral

• António Cabral

• Catarina de Castro

• Guiomar de Castro

• Isabel

• Leonor

Pedro Álvares Cabral[A] (pelafalan dalam bahasa Portugis: [ˈpeðɾu ˈaɫvɐɾɨʃ kɐˈβɾaɫ] atau bahasa
Portugis Brasil: [ˈpedɾu ˈawvaɾis kaˈbɾaw]; ca. 1467 atau 1468 – ca. 1520) adalah
seorang penjelajah, navigator, komandan militer, dan bangsawan Portugis yang
dipandang sebagai penemu Brasil. Cabral melakukan eksplorasi besar yang pertama di
pesisir timur laut Amerika Selatan dan mengklaimnya untuk Portugal. Meskipun detail
dari kehidupan awal Cabral tidak jelas, ia diketahui berasal dari suatu keluarga
bangsawan rendah dan menerima pendidikan yang baik. Ia ditunjuk sebagai pimpinan
suatu ekspedisi ke India pada tahun 1500, setelah dibukanya rute baru oleh Vasco da
Gama di sekitar Afrika. Tujuannya adalah agar dapat kembali dengan rempah-rempah
berharga dan membangun hubungan perdagangan di India—untuk memotong jalur
monopoli perdagangan rempah-rempah yang dikuasai para pedagang Arab, Turki, dan
Italia. Meskipun ekspedisi sebelumnya yang dilakukan Vasco da Gama ke India, sesuai
rute lautnya, mencatat tanda-tanda adanya daratan di bagian barat Samudra
Atlantik selatan (pada tahun 1497), Cabral dipandang sebagai kapten pertama yang
pernah menjamah empat benua, memimpin ekspedisi pertama yang
mempertemukan Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia.[2]
Armada lautnya yang terdiri dari 13 kapal berlayar jauh ke Samudra Atlantik barat,
mungkin disengaja, menuju tempat ia melakukan pendaratan pada apa yang awalnya ia
anggap sebagai sebuah pulau besar. Karena daratan baru tersebut berada dalam
ruang lingkup Portugis berdasarkan Perjanjian Tordesillas, Cabral mengklaimnya untuk
Kerajaan Portugis. Ia menjelajahi pesisirnya, menyadari bahwa daratan luas itu
kemungkinan sebuah benua, dan mengirim satu kapal untuk memberitahukan
penemuan wilayah baru itu kepada Raja Manuel I. Benua tersebut adalah Amerika
Selatan, dan daratan yang telah ia klaim untuk Portugal kelak dikenal sebagai Brasil.
Armada lautnya mengangkut perbekalan dan kemudian berbalik ke arah timur untuk
melanjutkan perjalanan menuju India.
Badai di Atlantik selatan menyebabkan ia kehilangan sejumlah kapal, dan enam kapal
yang tersisa pada akhirnya bertemu di Selat Mozambik sebelum melanjutkan
perjalanan menuju Kalikut di India. Cabral mulanya berhasil menegosiasikan hak-hak
perdagangan, namun para pedagang Arab melihat ekspedisi Portugal sebagai
ancaman bagi monopoli mereka serta mencetuskan suatu serangan gabungan oleh
kaum Arab dan India pada entrepôt Portugis. Banyak korban jatuh di pihak Portugis dan
fasilitas-fasilitas mereka hancur. Cabral membalasnya dengan menjarah dan membakar
armada kapal Arab, lalu membombardir kota tersebut sebagai pembalasan karena
penguasanya tidak memberikan penjelasan mengenai serangan tak terduga itu. Dari
Kalikut ekspedisi Portugis berlayar menuju Kerajaan Cochin, negara kota India lainnya;
Cabral menjalin persahabatan dengan penguasa kerajaan itu dan memuati kapal-
kapalnya dengan rempah-rempah yang dicari sebelum kembali ke Eropa. Meskipun
kehilangan cukup banyak kapal dan nyawa manusia, pelayaran Cabral dianggap
sebagai suatu kesuksesan sekembalinya ia ke Portugal. Keuntungan luar biasa yang
dihasilkan dari penjualan rempah-rempah memperkuat keuangan Kerajaan Portugis
dan membantu meletakkan dasar dari suatu Imperium Portugal yang kelak
membentang dari Benua Amerika hingga Timur Jauh.[B]
Di kemudian hari Cabral dilangkahi, mungkin sebagai akibat dari percekcokan dengan
Manuel I, ketika suatu armada baru dihimpun untuk membangun keberadaan yang lebih
kuat di India. Karena kehilangan dukungan sang raja, ia mengundurkan diri untuk
menjalani suatu kehidupan pribadi, yang tentangnya hanya terdapat sedikit catatan
yang masih terlestarikan. Pencapaian-pencapaiannya kebanyakan menghilang dalam
ketidakjelasan selama lebih dari 300 tahun. Beberapa dasawarsa setelah kemerdekaan
Brasil dari Portugal pada abad ke-19, reputasi Cabral mulai direhabilitasi oleh
Kaisar Pedro II dari Brasil. Para sejarawan telah lama memperdebatkan apakah Cabral
adalah penemu Brasil, dan apakah penemuan itu terjadi secara kebetulan atau
terencana. Pertanyaan pertama telah terjawab melalui hasil pengamatan yang
menunjukkan bahwa kehadiran-kehadiran singkat para penjelajah sebelum Cabral di
sana jelas disadari pada saat itu, tetapi tidak memberikan kontribusi apapun pada
perkembangan masa depan dan sejarah daratan yang kelak menjadi Brasil, satu-
satunya negara berbahasa Portugis di Benua Amerika. Mengenai pertanyaan kedua,
tidak ada konsensus definitif yang telah terbentuk, dan hipotesis penemuan terencana
tidak memiliki bukti kuat. Namun demikian, kendati ia dibayang-bayangi oleh para
penjelajah sezamannya, saat ini Cabral dipandang sebagai seorang tokoh utama Abad
Penjelajahan.

Kehidupan awal
Lambang keluarga Cabral.

Hanya sedikit hal yang dapat dipastikan mengenai kehidupan Pedro Álvares Cabral
sebelum, atau sesudah, pelayarannya yang menyebabkan ditemukannya Brasil. Ia lahir
pada tahun 1467 atau 1468—tahun yang pertama disebutkan adalah yang paling
mungkin[3][4]—di Belmonte, sekitar 30 kilometer (19 mi) dari Covilhã masa kini
di Portugal tengah.[5] Ia adalah anak laki-laki dari Fernão Álvares Cabral dan Isabel
Gouveia—salah seorang dari lima putra dan enam putri dalam keluarga
mereka.[6] Cabral dibaptis dengan nama Pedro Álvares de Gouveia dan baru di
kemudian hari, diduga setelah kakak laki-lakinya wafat pada tahun 1503,[7] ia mulai
menggunakan nama keluarga ayahnya.[C][8][9] Lambang keluarganya bergambar dua
kambing ungu dengan latar suatu bidang warna perak. Ungu merepresentasikan
kesetiaan, dan kambing-kambing berasal dari nama keluarganya (cabral berkaitan
dengan kambing-kambing dalam bahasa Indonesia).[3] Namun, hanya kakak laki-lakinya
yang berhak menggunakan lambang keluarga tersebut.[10]
Tradisi keluarga menyebutkan bahwa Cabrais merupakan keturunan
dari Karanos (Caranus), yang menurut legenda adalah raja pertama Makedonia.
Karanos sendiri dianggap sebagai salah seorang keturunan generasi ke-7
dari Herkules, manusia setengah dewa dalam mitologi klasik.[D] Terlepas dari adanya
mitos-mitos, sejarawan James McClymont meyakini bahwa legenda keluarga lainnya
kemungkinan menyimpan petunjuk tentang asal-usul sebenarnya keluarga Cabral.
Menurut tradisi tersebut, Cabrais berasal dari seorang
klan Kastilia bernama Cabreiras (cabra merupakan kata Spanyol untuk kambing) yang
menggunakan lambang serupa.[E] Keluarga Cabral menjadi terkenal selama abad ke-14.
Álvaro Gil Cabral (ayah dari kakek buyut Cabral dan seorang komandan militer di
perbatasan) adalah salah seorang dari sedikit bangsawan Portugis yang tetap setia
kepada Dom João I, Raja Portugal selama peperangan melawan Raja Kastilia. Sebagai
penghargaan, João I menganugerahkan wilayah kekuasaan herediter Belmonte.[11]
Koin Portugis yang dibuat dalam rangka merayakan 500 tahun peringatan kelahiran Cabral.

Dibesarkan sebagai seorang anggota keluarga bangsawan rendah, [12][13] Cabral dikirim
ke istana Raja Dom Afonso V pada tahun 1479 saat usianya sekitar 12 tahun. Ia
menerima pendidikan dalam bidang humaniora serta belajar memanggul senjata dan
bertarung.[14] Ia mungkin berusia sekitar 17 tahun pada tanggal 30 Juni 1484 ketika ia
diberi gelar moço fidalgo (bangsawan muda; suatu gelar minor yang biasanya diberikan
kepada para bangsawan muda) oleh Raja Dom João II.[14] Catatan-catatan seputar
tindakan-tindakannya sebelum tahun 1500 sangat fragmentaris, tetapi Cabral mungkin
berkampanye di Afrika Utara, sebagaimana juga yang telah dilakukan para leluhurnya
dan seperti yang lazim dilakukan oleh para bangsawan muda pada zamannya. [15] Raja
Dom Manuel I, yang telah naik takhta dua tahun sebelumnya, memberikan kepadanya
tunjangan tahunan senilai 30.000 reais sejak tanggal 12 April 1497.[16][17] Pada saat yang
sama ia juga diberikan gelar fidalgo (bangsawan) dalam Dewan Raja dan disebut
sebagai seorang Ksatria Ordo Kristus.[17] Tidak ada citra kontemporer ataupun deskripsi
fisik terperinci mengenai Cabral. Diketahui bahwa ia berpostur tegap[18] dan sama tinggi
dengan ayahnya, yaitu 190 meter (623,4 ft).[19] Karakter Cabral dideskripsikan sebagai
sangat terpelajar, sopan,[20] arif,[21] dermawan, toleran dengan seteru,[9] bersahaja,[18] tetapi
juga terlalu percaya diri[20] dan terlalu khawatir dengan respek yang ia rasakan sebagai
tuntutan posisi dan kehormatannya.[22]

Ditemukannya Brasil
Artikel utama: Armada India Portugis ke-2 (Cabral, 1500)
Panglima armada kapal
Rute pelayaran Cabral dari Portugal menuju India pada tahun 1500 (warna merah), dan rute kembalinya
(warna biru).

Pada tanggal 15 Februari 1500, Cabral ditunjuk sebagai Capitão-mor (secara harfiah
Kapten-Mayor, atau panglima) dari suatu armada kapal yang berlayar ke
India.[23] Kerajaan Portugis pada waktu itu memiliki kebiasaan menunjuk para
bangsawan untuk memegang komando militer dan angkatan laut, terlepas dari
pengalaman ataupun kompetensi profesional.[24] Kasus ini yang terjadi pada kapten-
kapten semua kapal di bawah komando Cabral—kebanyakan adalah bangsawan
sebagaimana dirinya.[25] Praktik tersebut memiliki potensi masalah yang nyata, karena
otoritas dapat dengan mudah diberikan pada orang yang sangat tidak kompeten dan
tidak layak, kendati juga dapat jatuh pada pemimpin-pemimpin berbakat seperti Afonso
de Albuquerque atau Dom João de Castro.[26]
Hanya terdapat sedikit detail yang masih terlestarikan hingga sekarang mengenai
kriteria yang digunakan pemerintah Portugis dalam memilih Cabral sebagai pimpinan
ekspedisi India. Dalam dekret kerajaan yang menyebutnya sebagai panglima, satu-
satunya alasan yang diberikan adalah "jasa-jasa dan pelayanan". Tidak ada hal lain
yang diketahui mengenai kualifikasi-kualifikasi tersebut.[27] Sejarawan William Greenlee
berpendapat bahwa Raja Manuel I "tentu saja telah mengenalnya dengan baik di
istana". Bahwa, bersama dengan "kedudukan keluarga Cabral, loyalitas mereka yang
tidak diragukan lagi pada Kerajaan, penampilan personal Cabral, serta kemampuan
yang telah ia tunjukkan di istana dan dalam dewan merupakan faktor-faktor
penting".[28] Faktor lain yang menguntungkannya mungkin juga pengaruh dua
saudaranya yang duduk dalam Dewan Raja.[28] Mengingat adanya intrik politik di istana
pada saat itu, Cabral mungkin termasuk bagian dari suatu faksi yang menstimulasi
pengangkatannya.[28] Sejarawan Malyn Newitt meyakini adanya semacam manuver
tersembunyi dan mengatakan bahwa dipilihnya Cabral "merupakan upaya yang
disengaja untuk menyeimbangkan kepentingan faksi-faksi tandingan dari para keluarga
bangsawan, karena ia tampaknya tidak memiliki kualitas lain yang
merekomendasikannya dan tidak ada pengalaman yang diketahui dalam mengomando
ekspedisi-ekspedisi besar".[29]
Cabral menjadi kepala militer, sementara para navigator yang jauh lebih
berpengalaman diperbantukan dalam ekspedisi tersebut untuk menolongnya dalam hal-
hal terkait angkatan laut.[30] Yang terpenting di antara mereka yaitu Bartolomeu
Dias, Diogo Dias, dan Nicolau Coelho.[31] Bersama dengan kapten-kapten lainnya,
mereka mengomandoi 13 kapal[32] dan 1.500 orang.[33] Dalam kontingen tersebut terdapat
700 prajurit, kendati sebagian besar adalah rakyat biasa yang tidak terlatih atau tidak
memiliki pengalaman sebelumnya dalam pertempuran.[34]
Armadanya terbagi menjadi dua divisi. Divisi pertama terdiri dari 9 nau (kerakah) dan 2
karavel bundar (karavel layar persegi), berlayar menuju Kalikut (saat ini lebih sering
dikenal dengan nama Kozhikode) di India dengan tujuan membangun hubungan
perdagangan dan mendirikan suatu feitoria. Divisi kedua terdiri dari 1 nau dan 1 karavel
bundar, berlayar menuju pelabuhan Sofala yang sekarang berada
di Mozambik.[35] Sebagai imbalan memimpin armada, Cabral berhak atas
10.000 cruzado (mata uang lama Portugis yang setara dengan sekitar 35 kg emas) dan
hak untuk membeli 30 ton (33 ton pendek; 30 ton panjang) lada dengan biaya sendiri
untuk dibawa kembali ke Eropa. Lada tersebut kemudian dapat dijual kembali, bebas
pajak, kepada Kerajaan Portugis.[36] Ia juga diizinkan untuk mengimpor 10 peti rempah-
rempah jenis apapun yang lain, bebas bea.[36] Walaupun perjalanannya sangat
berbahaya, Cabral memiliki prospek untuk menjadi orang yang sangat kaya apabila ia
kembali dengan selamat ke Portugal bersama kargonya. Pada masa tersebut rempah-
rempah langka di Eropa dan sangat sering dicari.[36]
Sebelumnya suatu armada pernah sampai ke India dengan mengelilingi Afrika.
Ekspedisi tersebut dipimpin oleh Vasco da Gama dan kembali ke Portugal pada tahun
1499.[37] Selama beberapa dasawara, Portugal telah berupaya mencari suatu rute
alternatif menuju Timur, dengan maksud menghindari Laut Mediterania yang berada di
bawah kendali Republik Maritim Italia dan Kekaisaran Ottoman. Ekspansionisme
Portugal pertama-tama mengarah pada suatu rute menuju India, dan kelak pada
kolonisasi di seluruh dunia. Suatu hasrat untuk menyebarkan Kekristenan Katolik di
tanah-tanah pagan merupakan faktor lainnya yang memotivasi eksplorasi. Terdapat
juga suatu tradisi panjang mendesak mundur kaum Muslim, yang bermula dari
perjuangan Portugal demi kebangsaan melawan orang Moor. Pertarungan itu pertama-
tama meluas ke Afrika Utara dan akhirnya ke subbenua India. Satu ambisi tambahan
yang memotivasi para penjelajah yaitu pencarian figur mitologis yang disebut Prester
Yohanes—seorang raja Kristen yang berpengaruh yang bersamanya dikatakan dapat
dibentuk suatu aliansi melawan kaum Muslim. Lambat laun, Kerajaan Portugis mencari
suatu andil dalam perdagangan Afrika Barat yang menguntungkan atas budak-budak
dan emas, serta perdagangan rempah India.[38]

Anda mungkin juga menyukai