Saat gerhana matahari total, korona matahari dapat dilihat dengan mata telanjang selama periode totalitas
yang singkat.
Bagian matahari di atas fotosfer disebut atmosfer matahari.[69] Atmosfer dapat diamati menggunakan
teleskop yang beroperasi di seluruh spektrum elektromagnet, mulai dari radio hingga cahaya tampak
sampai sinar gama, dan terdiri dari lima zona utama: suhu rendah, kromosfer, wilayah
transisi, korona, dan heliosfer.[69] Heliosfer, dianggap sebagai atmosfer terluar tipis matahari,
membentang ke luar melewati orbit Pluto hingga heliopause yang membentuk batas
dengan medium antarbintang. Kromosfer, wilayah transisi, dan korona jauh lebih panas daripada
permukaan matahari.[69] Alasannya belum terbukti tepat; bukti yang ada memperkirakan
bahwa gelombang Alfvén memiliki energi yang cukup untuk memanaskan korona.[74]
Lapisan terdingin matahari adalah wilayah suhu rendah yang terletak sekitar 500 km di atas fotosfer
dengan suhu kurang lebih 4.100 K.[69] Bagian matahari ini cukup dingin untuk memungkinkan
keberadaan molekul sederhana seperti karbon monoksida dan air, yang dapat dideteksi melalui
spektrum penyerapan mereka.[75]
Di atas lapisan suhu rendah, ada lapisan setebal 2.000 km yang didominasi spektrum emisi dan
jalur penyerapan.[69] Lapisan ini bernama kromosfer yang diambil dari kata Yunani chroma, artinya
warna, karena kromosfer terlihat seperti cahaya berwarna di awal dan akhir gerhana matahari
total.[66] Suhu kromosfer meningkat perlahan seiring ketinggiannya, berkisar sampai 20.000 K di
dekat puncaknya.[69] Di bagian teratas kromosfer, helium terionisasikan separuhnya.[76]
Diambil oleh Hinode Solar Optical Telescope tanggal 12 Januari 2007, citra matahari ini menunjukkan sifat
filamen pada plasma yang menghubungkan wilayah-wilayah berpolaritas magnet berbeda.
Di atas kromosfer, di wilayah transisi tipis (sekitar 200 km), suhu naik cepat dari sekitar 20
ribu kelvin di atas kromosfer hingga mendekati suhu korona sebesar satu juta kelvin.[77] Peningkatan
suhu ini dibantu oleh ionisasi penuh helium di wilayah transisi, yang mengurangi pendinginan radiatif
plasma secara besar-besaran.[76] Wilayah transisi tidak terbentuk di ketinggian tetap. Wilayah ini
membentuk semacam nimbus mengitari fitur-fitur kromosfer seperti spikula dan filamen dan memiliki
gerakan tak teratur yang konstan.[66] Wilayah transisi sulit diamati dari permukaan Bumi, tetapi dapat
diamati dari luar angkasa menggunakan instrumen yang sensitif terhadap spektrum ultraviolet
ekstrem.[78]
Korona adalah kepanjangan atmosfer terluar matahari yang volumenya lebih besar daripada
matahari itu sendiri. Korona terus menyebar ke angkasa dan menjadi angin matahari yang mengisi
seluruh tata surya.[79] Korona rendah, dekat permukaan matahari, memiliki kepadatan partikel sekitar
1015–1016 m−3.[76][lower-alpha 3] Suhu rata-rata korona dan angin matahari sekitar 1–2 juta kelvin. Akan
tetapi, suhu di titik terpanasnya mencapai 8–20 juta kelvin.[77] Meski belum ada teori lengkap seputar
suhu korona, setidaknya sebagian panasnya diketahui berasal dari rekoneksi magnetik.[77][79]
Heliosfer, yaitu volume di sekitar matahari yang diisi plasma angin matahari, merentang dari kurang
lebih 20 radius matahari (0,1 au) sampai batas terluar tata surya. Batas terdalamnya ditetapkan
sebagai lapisan tempat arus angin matahari menjadi superalfvénik—artinya arus angin lebih cepat
daripada kecepatan gelombang Alfvén.[80] Turbulensi dan dorongan dinamis di heliosfer tidak dapat
memengaruhi bentuk korona matahari di dalamnya, karena informasi hanya dapat bergerak pada
kecepatan gelombang Alfvén. Angin matahari terus bergerak ke luar melintasi heliosfer, membentuk
medan magnet matahari seperti spiral,[79] sampai menyentuh heliopause lebih dari 50 au dari
matahari. Pada Desember 2004, wahana Voyager 1 melintasi fron kejut yang diduga sebagai bagian
dari heliosfer. Kedua wahana Voyager telah mencatat konsentrasi partikel energi yang tinggi saat
mendekati batas tersebut.[81]
Lembar arus heliosfer merentang sampai batas terluar tata surya dan terbentuk oleh pengaruh medan magnet
matahari yang berotasi di plasma di medium antarplanet.[82]
Matahari adalah bintang bermagnet aktif. Matahari memiliki medan magnet kuat yang berubah-ubah
tiap tahun dan berbalik arah setiap sebelas tahun di sekitar maksimum matahari.[83] Medan magnet
matahari menjadi penyebab sejumlah dampak yang secara kolektif disebut aktivitas matahari,
termasuk titik matahari di permukaan matahari, semburan matahari, dan variasi angin matahari yang
mengangkut material melintasi tata surya.[84] Dampak aktivitas matahari terhadap Bumi
meliputi aurora di lintang tengah sampai tinggi serta gangguan komunikasi radio dan tenaga listrik.
Aktivitas matahari diduga memainkan peran besar dalam pembentukan dan evolusi tata surya.
Aktivitas matahari mengubah struktur atmosfer terluar Bumi.[85]
Semua materi dalam matahari berbentuk gas dan bersuhu tinggi yang disebut plasma. Ini membuat
matahari bisa berotasi lebih cepat di khatulistiwa (sekitar 25 hari) daripada lintang yang lebih tinggi
(sekitar 35 hari di dekat kutubnya). Rotasi diferensial lintang matahari menyebabkan jalur medan
magnetnya saling terikat seiring waktu, menghasilkan lingkaran medan magnet dari permukaan
matahari dan mencetus pembentukan titik matahari dan prominensa matahari (baca rekoneksi
magnetik). Aksi ikat-ikatan ini menciptakan dinamo matahari dan siklus aktivitas magnetik 11 tahun;
medan magnet matahari berbalik arah setiap 11 tahun.[86][87]
Medan magnet matahari membentang jauh melewati matahari itu sendiri. Plasma angin matahari
yang termagnetkan membawa medan magnet matahari ke luar angkasa dan membentuk medan
magnet antarplanet.[79] Karena plasma hanya mampu bergerak di jalur medan magnet, medan
magnet antarplanet awalnya tertarik secara radial menjauhi matahari. Karena medan di atas dan
bawah khatulistiwa matahari memiliki polaritas berbeda yang mengarah ke dan menjauhi matahari,
ada satu lembar arus tipis di bidang khatulistiwa matahari yang disebut lembar arus
heliosfer.[79] Pada jarak yang lebih jauh, rotasi matahari memelintir medan magnet dan lembar arus
menjadi struktur mirip spiral Archimedes yang disebut spiral Parker.[79] Medan magnet antarplanet
lebih kuat daripada komponen dipol medan magnet matahari. Medan magnet dipol matahari sebesar
50–400 μT (di fotosfer) berkurang seiring jaraknya menjadi sekitar 0,1 nT pada jarak Bumi. Meski
begitu, menurut pengamatan wahana antariksa, bidang antarplanet di lokasi Bumi sekitar 5 nT,
kurang lebih seratus kali lebih besar.[88] Perbedaan ini disebabkan oleh medan magnet yang
diciptakan oleh arus listrik di plasma yang menyelubungi matahari.
Ilustrasi rotasi matahari. Terdapat perubahan posisi bintik matahari selama terjadi pergerakan.
• Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu
kali putaran.[89] Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap
perubahan posisi bintik matahari.[89] Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari
sumbu orbit Bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di
bulan September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di
bulan Maret.[89] Matahari bukanlah bola padat, melainkan bola gas, sehingga matahari
tidak berotasi dengan kecepatan yang seragam.[89] Ahli astronomi mengemukakan
bahwa rotasi bagian interior matahari tidak sama dengan bagian
permukaannya.[90] Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona
konvektif dan fotosfer juga berotasi bersama, tetapi dengan kecepatan yang
berbeda.[90] Bagian ekuatorial (tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari, sedangkan
bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari.[89][91] Sumber perbedaan waktu rotasi
matahari tersebut masih diteliti.[89]
Wahana antariksa yang pertama kali berhasil masuk ke orbit matahari adalah Pioneer 4.[104] Pioneer
4, yang diluncurkan tanggal 3 Maret 1959 oleh Amerika Serikat, menjadi pionir dalam sejarah
eksplorasi matahari.[104][105] Keberhasilan tersebut diikuti oleh peluncuran Pioneer 5–Pioneer 9 pada
tahun 1959–1968 yang memang bertujuan untuk mempelajari tentang matahari.[105] Pada 26 Mei
1973, stasiun luar angkasa Amerika Serikat bernama Skylab diluncurkan dengan membawa 3
awak.[105] Skylab membawa Apollo Telescope Mount (ATM) yang digunakan untuk mengambil lebih
dari 150 ribu gambar matahari.[105]
Wahana antariksa lainnya, Helios I, berhasil mengorbit hingga mencapai jarak 47 juta km dari
matahari (memasuki orbit Merkurius).[105][106] Helios I terus berputar untuk memastikan seluruh bagian
pesawat mendapat jumlah panas yang sama dari matahari.[106] Helios I bertugas mengumpulkan
data-data mengenai matahari.[106] Wahana antariksa hasil kerja sama Amerika Serikat dan Jerman ini
beroperasi sejak 10 Desember 1974 hingga akhir 1982.[105][106] Helios II diluncurkan pada 16 Januari
1976 dan berhasil mencapai jarak 43 juta km dari matahari.[105] Misi Helios II selesai pada April 1976,
tetapi dibiarkan tetap berada di orbit.[106]
Solar Maximum Mission didesain untuk melakukan observasi aktivitas matahari terutama bintik dan
api matahari saat matahari berada pada periode aktivitas maksimum.[105][106] SMM diluncurkan oleh
Amerika Serikat pada 14 Februari 1980.[105] Selama perjalanannya, SMM pernah mengalami
kerusakan, tetapi berhasil diperbaiki oleh awak pesawat ulang alik Challenger.[106] SMM terus berada
di orbit Bumi selama melakukan observasi.[105][106] SMM mengumpulkan data hingga 24 November
1989 dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 2 Desember 1989.[105][106]
Wahana antariksa Ulysses adalah hasil proyek internasional untuk mempelajari kutub-kutub
matahari, diluncurkan pada 6 Oktober 1990.[105] Sedangkan Yohkoh adalah wahana antariksa yang
diluncurkan untuk mempelajari radiasi energi tinggi dari matahari.[105] Yohkoh merupakan hasil kerja
sama Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang diluncurkan pada 31 Agustus 1991.[105]
Misi eksplorasi matahari yang paling terkenal adalah Solar and Heliospheric Observatory (SOHO)
yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang bekerja sama dengan
Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) dan diluncurkan pada 12 Desember 1995.[107] SOHO bertugas
mengumpulkan data struktur internal, proses fisik yang terjadi, serta pengambilan gambar dan
diagnosis spektroskopis matahari.[105] SOHO ditempatkan pada jarak 1,5 juta km dari Bumi dan
masih beroperasi hingga sekarang.[105]
Misi eksplorasi terbaru dari NASA adalah wahana antariksa kembar bernama STEREO yang
diluncurkan pada 26 Oktober 2006.[106][107] STEREO bertugas untuk menganalisis dan mengambil
gambar matahari dalam bentuk 3 dimensi.[106] Solar Dynamics Observatory Mission adalah misi
eksplorasi NASA yang sedang dalam pengembangan dan telah dipublikasikan pada April
2008.[106] Solar Dynamics Observatory Mission diperkirakan akan mengorbit untuk mempelajari
dinamika matahari yang meliputi aktivitas matahari, evolusi atmosfer matahari, dan pengaruh radiasi
matahari terhadap planet-planet lain.[106]
Matahari sebagai simbol kepercayaan dan
kebudayaan[sunting | sunting sumber]
Matahari telah menjadi simbol penting di banyak kebudayaan sepanjang peradaban
manusia.[108] Dalam mitologi yang dimiliki oleh berbagai bangsa di dunia, matahari memiliki peranan
yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakatnya.[108] Matahari dikenal dengan nama yang
berbeda-beda pada tiap kebudayaan dan sering kali disembah sebagai dewa.[108][109]
• Dalam mitologi India, matahari disebut dengan nama Surya.[108] Selain sebagai matahari
itu sendiri, Surya juga dikenal sebagai dewa matahari.[112] Kata surya berasal dari bahasa
Sanskerta sur atau svar yang berakhir bersinar.[112] Surya digambarkan sebagai dewa
yang memegang keseimbangan di muka Bumi.[112] Penyembahan matahari telah
dilakukan oleh penganut kepercayaan Hindu selama ribuan tahun.[108] Kini, perayaan
matahari terbit masih dilangsungkan di pinggiran Sungai Gangga yang terletak di kota
tersuci di India, kota Benares.[113] Surya Namaskar atau penghormatan kepada matahari
adalah sebuah gerakan penting dalam yoga.[108]
• Helios adalah dewa matahari kuno, saudara dari Selene (dewi bulan) dalam
mitologi Yunani.[108] Helios disebut juga sebagai Sol Invictus di kebudayaan
Romawi.[114] Selain itu, Helios juga merupakan sisi lain dari Apollo.[108] Dikisahkan Helios
adalah dewa yang bermahkotakan halo matahari dan mengendarai kereta perang
menuju ke angkasa.[115] Helios adalah dewa yang bertanggung jawab memberikan
cahaya ke surga dan Bumi dengan cara menambat matahari di kereta yang
dikendarainya.[114]
• Bangsa Inca menyembah dewa matahari yang bernama Inti, sebagai dewa
tertinggi.[116] Dewa Inti dipercaya menganugerahkan peradaban Inca kepada
anaknya, Manco Capac, yang juga merupakan raja bangsa Inca yang
pertama.[116] Bangsa Inca menyebut diri mereka sebagai anak-anak matahari.[116] Setiap
tahun mereka memberikan persembahan hasil panen dalam jumlah besar untuk
upacara-upacara yang berhubungan dengan penyembahan matahari.[116]
• Dewa matahari yang disembah oleh bangsa Maya adalah Kinich-ahau.[117] Kinich-ahau
adalah pemimpin bagian utara.[117]
• Suku Aztec menyembah Huitzilopochtli, yang merupakan dewa perang dan simbol
matahari.[118] Setiap hari Huitzilopochtli dikisahkan menggunakan sinar matahari untuk
mengusir kegelapan dari langit, namun setiap malam dewa ini mati dan kegelapan
datang kembali.[118] Untuk memberi kekuatan pada dewa mereka, bangsa Aztec
mempersembahkan jantung manusia setiap hari.[113]
• Shintoisme merupakan agama yang berinti pada penyembahan Dewi Matahari yang
bernama Amaterasu masih terus bertahan di Jepang.[113] Jepang memiliki julukan
"Negara matahari Terbit".[113]
Intihuatana, bangunan yang berfungsi sebagai penanda waktu pada masa peradaban Inca.
• Panas matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di
Bumi.[113] Bumi juga menerima energi matahari dalam jumlah yang pas untuk
membuat air tetap berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong
kehidupan.[113] Selain itu, panas matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan,
cuaca, dan iklim.[113]
• Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk
melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan
oksigen dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia.[113] Makhluk
hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu
bara sebagai sumber energi.[113] Hal ini merupakan peran dari energi matahari secara
tidak langsung [113]
Panel surya dipasang di atap rumah untuk menangkap sinar matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.
• Pembangkit listrik tenaga matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber
energi terbarukan.[125] Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang
akan menangkap cahaya matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik.[125] Panas
yang ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang
akan dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan.[125] Prinsip
panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat
dari silikon untuk menangkap sinar matahari.[125] Sel surya sudah banyak dipakai
untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan
dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.[125]
• Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar matahari dan
ada yang tidak.[126] Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di
Bumi.[126] Sedangkan pergerakan Bumi mengelilingi matahari menyebabkan terjadinya
musim.[126]
• Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya
yang bergerak atau berotasi mengelilinya.[127] Keseluruhan sistem dapat berputar di luar
angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi matahari yang besar.[127]