Anda di halaman 1dari 4

Fotosfer[sunting | sunting sumber]

Suhu efektif, atau suhu benda hitam, matahari (5.777 K) adalah suhu yang
harus dimiliki sebuah benda hitam berukuran sama agar menghasilkan total tenaga emisif yang sama.
Artikel utama: Fotosfer
Permukaan matahari yang tampak, fotosfer, adalah lapisan yang di bawahnya matahari menjadi opak terhadap
cahaya tampak.[70] Di atas fotosfer, sinar matahari yang tampak bebas berkelana ke angkasa dan energinya
terlepas sepenuhnya dari matahari. Perubahan opasitas diakibatkan oleh berkurangnya jumlah ion H− yang
mudah menyerap cahaya tampak.[70] Sebalinya, cahaya tampak yang kita lihat dihasilkan dalam bentuk elektron
dan bereaksi dengan atom hidrogen untuk menghasilkan ion H−.[71][72]
Tebal fotosfer puluhan sampai ratusan kilometer, sedikit kurang opak daripada udara di Bumi. Karena bagian
atas fotosfer lebih dingin daripada bagian bawahnya, citra matahari tampak lebih terang di tengah daripada
pinggir atau lengan cakram matahari; fenomena ini disebut penggelapan lengan.[70] Spektrum sinar matahari
kurang lebih sama dengan spektrum benda hitam yang beradiasi sekitar 6.000 K, berbaur dengan jalur
penyerapan atomik dari lapisan tipis di atas fotosfer. Fotosfer memiliki kepadatan partikel sekitar 10 23 m−3 (sekitar
0,37% jumlah partikel per volume atmosfer Bumi di permukaan laut). Fotosfer tidak sepenuhnya terionisasikan—
cakupan ionisasinya sekitar 3%—sehingga nyaris seluruh hidrogen dibiarkan berbentuk atom.[73]
Selama penelitian awal terhadap spektrum optik fotosfer, beberapa jalur penyerapan yang ditemukan tidak
berkaitan dengan elemen kimia apa pun yang dikenal di Bumi saat itu. Pada tahun 1868, Norman
Lockyer berhipotesis bahwa jalur-jalur penyerapan ini terbentuk oleh elemen baru yang ia sebut helium, diambil
dari nama dewa matahari Yunani Helios. Dua puluh lima tahun kemudian, helium berhasil diisolasi di Bumi.[74]

Atmosfer[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Korona dan Lingkaran korona

Saat gerhana matahari total, korona matahari dapat dilihat dengan mata
telanjang selama periode totalitas yang singkat.
Bagian matahari di atas fotosfer disebut atmosfer matahari.[70] Atmosfer dapat diamati menggunakan teleskop
yang beroperasi di seluruh spektrum elektromagnet, mulai dari radio hingga cahaya tampak sampai sinar gama,
dan terdiri dari lima zona utama: suhu rendah, kromosfer, wilayah transisi, korona, dan heliosfer.[70] Heliosfer,
dianggap sebagai atmosfer terluar tipis matahari, membentang ke luar melewati
orbit Pluto hingga heliopause yang membentuk batas dengan medium antarbintang. Kromosfer, wilayah transisi,
dan korona jauh lebih panas daripada permukaan matahari.[70] Alasannya belum terbukti tepat; bukti yang ada
memperkirakan bahwa gelombang Alfvén memiliki energi yang cukup untuk memanaskan korona.[75]
Lapisan terdingin matahari adalah wilayah suhu rendah yang terletak sekitar 500 km di atas fotosfer dengan
suhu kurang lebih 4.100 K.[70] Bagian matahari ini cukup dingin untuk memungkinkan keberadaan molekul
sederhana seperti karbon monoksida dan air, yang dapat dideteksi melalui spektrum penyerapan mereka.[76]
Di atas lapisan suhu rendah, ada lapisan setebal 2.000 km yang didominasi spektrum emisi dan jalur
penyerapan.[70] Lapisan ini bernama kromosfer yang diambil dari kata Yunani chroma, artinya warna, karena
kromosfer terlihat seperti cahaya berwarna di awal dan akhir gerhana matahari total.[67] Suhu kromosfer
meningkat perlahan seiring ketinggiannya, berkisar sampai 20.000 K di dekat puncaknya.[70] Di bagian teratas
kromosfer, helium terionisasikan separuhnya.[77]

Diambil oleh Hinode Solar Optical Telescope tanggal 12


Januari 2007, citra matahari ini menunjukkan sifat filamen pada plasma yang menghubungkan wilayah-wilayah
berpolaritas magnet berbeda.
Di atas kromosfer, di wilayah transisi tipis (sekitar 200 km), suhu naik cepat dari sekitar 20 ribu kelvin di atas
kromosfer hingga mendekati suhu korona sebesar satu juta kelvin.[78] Peningkatan suhu ini dibantu oleh ionisasi
penuh helium di wilayah transisi, yang mengurangi pendinginan radiatif plasma secara besar-besaran. [77] Wilayah
transisi tidak terbentuk di ketinggian tetap. Wilayah ini membentuk semacam nimbus mengitari fitur-fitur
kromosfer seperti spikula dan filamen dan memiliki gerakan tak teratur yang konstan.[67] Wilayah transisi sulit
diamati dari permukaan Bumi, tetapi dapat diamati dari luar angkasa menggunakan instrumen yang sensitif
terhadap spektrum ultraviolet ekstrem.[79]
Korona adalah kepanjangan atmosfer terluar matahari yang volumenya lebih besar daripada matahari itu sendiri.
Korona terus menyebar ke angkasa dan menjadi angin matahari yang mengisi seluruh tata surya.[80] Korona
rendah, dekat permukaan matahari, memiliki kepadatan partikel sekitar 1015–1016 m−3.[77][c] Suhu rata-rata korona
dan angin matahari sekitar 1–2 juta kelvin. Akan tetapi, suhu di titik terpanasnya mencapai 8–20 juta kelvin.
[78]
Meski belum ada teori lengkap seputar suhu korona, setidaknya sebagian panasnya diketahui berasal
dari rekoneksi magnetik.[78][80]
Heliosfer, yaitu volume di sekitar matahari yang diisi plasma angin matahari, merentang dari kurang lebih 20
radius matahari (0,1 au) sampai batas terluar tata surya. Batas terdalamnya ditetapkan sebagai lapisan tempat
arus angin matahari menjadi superalfvénik—artinya arus angin lebih cepat daripada kecepatan gelombang
Alfvén.[81] Turbulensi dan dorongan dinamis di heliosfer tidak dapat memengaruhi bentuk korona matahari di
dalamnya, karena informasi hanya dapat bergerak pada kecepatan gelombang Alfvén. Angin matahari terus
bergerak ke luar melintasi heliosfer, membentuk medan magnet matahari seperti spiral,[80] sampai
menyentuh heliopause lebih dari 50 au dari matahari. Pada Desember 2004, wahana Voyager 1 melintasi fron
kejut yang diduga sebagai bagian dari heliosfer. Kedua wahana Voyager telah mencatat konsentrasi partikel
energi yang tinggi saat mendekati batas tersebut.[82]

Medan magnet[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Medan magnet bintang

2/2
Pada citra ultraviolet warna palsu ini, matahari memiliki semburan
matahari kelas C3 (wilayah putih di kiri atas), sebuah tsunami matahari (struktur mirip gelombang, kanan atas), dan
beberapa filamen plasma setelah medan magnet yang naik dari permukaan.

Lembar arus heliosfer merentang sampai batas terluar tata surya dan
terbentuk oleh pengaruh medan magnet matahari yang berotasi di plasma di medium antarplanet. [83]

Matahari adalah bintang bermagnet aktif. Matahari memiliki medan magnet kuat yang berubah-ubah tiap tahun
dan berbalik arah setiap sebelas tahun di sekitar maksimum matahari.[84] Medan magnet matahari menjadi
penyebab sejumlah dampak yang secara kolektif disebut aktivitas matahari, termasuk titik matahari di
permukaan matahari, semburan matahari, dan variasi angin matahari yang mengangkut material melintasi tata
surya.[85] Dampak aktivitas matahari terhadap Bumi meliputi aurora di lintang tengah sampai tinggi serta
gangguan komunikasi radio dan tenaga listrik. Aktivitas matahari diduga memainkan peran besar
dalam pembentukan dan evolusi tata surya. Aktivitas matahari mengubah struktur atmosfer terluar Bumi.[86]
Semua materi dalam matahari berbentuk gas dan bersuhu tinggi yang disebut plasma. Ini membuat matahari
bisa berotasi lebih cepat di khatulistiwa (sekitar 25 hari) daripada lintang yang lebih tinggi (sekitar 35 hari di
dekat kutubnya). Rotasi diferensial lintang matahari menyebabkan jalur medan magnetnya saling terikat seiring
waktu, menghasilkan lingkaran medan magnet dari permukaan matahari dan mencetus pembentukan titik
matahari dan prominensa matahari (baca rekoneksi magnetik). Aksi ikat-ikatan ini menciptakan dinamo
matahari dan siklus aktivitas magnetik 11 tahun; medan magnet matahari berbalik arah setiap 11 tahun. [87][88]
Medan magnet matahari membentang jauh melewati matahari itu sendiri. Plasma angin matahari yang
termagnetkan membawa medan magnet matahari ke luar angkasa dan membentuk medan magnet antarplanet.
[80]
Karena plasma hanya mampu bergerak di jalur medan magnet, medan magnet antarplanet awalnya tertarik
secara radial menjauhi matahari. Karena medan di atas dan bawah khatulistiwa matahari memiliki polaritas
berbeda yang mengarah ke dan menjauhi matahari, ada satu lembar arus tipis di bidang khatulistiwa matahari
yang disebut lembar arus heliosfer.[80] Pada jarak yang lebih jauh, rotasi matahari memelintir medan magnet dan
lembar arus menjadi struktur mirip spiral Archimedes yang disebut spiral Parker.[80] Medan magnet antarplanet
lebih kuat daripada komponen dipol medan magnet matahari. Medan magnet dipol matahari sebesar 50–
400 μT (di fotosfer) berkurang seiring jaraknya menjadi sekitar 0,1 nT pada jarak Bumi. Meski begitu, menurut
pengamatan wahana antariksa, bidang antarplanet di lokasi Bumi sekitar 5 nT, kurang lebih seratus kali lebih
besar.[89] Perbedaan ini disebabkan oleh medan magnet yang diciptakan oleh arus listrik di plasma yang
menyelubungi matahari.

Pergerakan matahari[sunting | sunting sumber]


Ilustrasi rotasi matahari. Terdapat perubahan posisi bintik matahari selama terjadi
pergerakan.
Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut:

 Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran.
[90]
Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi bintik matahari.
[90]
Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit Bumi sehingga kutub utara matahari akan
lebih terlihat di bulan September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di bulan Maret.[90] Matahari
bukanlah bola padat, melainkan bola gas, sehingga matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang
seragam.[90] Ahli astronomi mengemukakan bahwa rotasi bagian interior matahari tidak sama dengan bagian
permukaannya.[91] Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer
juga berotasi bersama, tetapi dengan kecepatan yang berbeda.[91] Bagian ekuatorial (tengah) memakan
waktu rotasi sekitar 24 hari, sedangkan bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari. [90][92] Sumber
perbedaan waktu rotasi matahari tersebut masih diteliti.[90]

 Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti.[92] Matahari
terletak sejauh 28 ribu tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti.[92] Kecepatan rata-rata pergerakan ini
adalah 828 ribu km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta tahun untuk mencapai
satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.[92]

Jarak matahari ke bintang terdekat[sunting | sunting sumber]


Sistem bintang yang terdekat dengan matahari adalah Alpha Centauri.[93] Bintang yang dalam kompleks tersebut
yang memilkiki posisi terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri, sebuah bintang
berwarna merah redup yang terdapat dalam rasi bintang Sentaurus.[93] Jarak matahari ke Proxima Centauri
adalah 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu unit astronomi), kurang lebih 270 ribu kali jarak matahari
ke Bumi.[93] Para ahli astronomi mengetahui bahwa benda-benda angkasa senantiasa bergerak dalam orbit
masing-masing.[94] Oleh karena itu, perhitungan jarak dilakukan berdasarkan pada perubahan posisi suatu
bintang dalam kurun waktu tertentu dengan berpatokan pada posisinya terhadap bintang-bintang sekitar.
[94]
Metode pengukuran ini disebut paralaks (parallax).[94]

2/2

Anda mungkin juga menyukai