Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata
surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga
merupakan sumber energi untuk kehidupan yang berkelanjutan. Panas matahari menghangatkan
bumi dan membentuk iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan
untuk proses fotosintesis. Tanpa matahari, tidak akan ada kehidupan di bumi karena banyak reaksi
kimia yang tidak dapat berlangsung.
Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa matahari
adalah pusat peredaran tata surya di abad 16. Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei
dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama heliosentrisme ini
mematahkan teori geosentrisme (bumi sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemy
dan telah bertahan sejak abad ke dua sebelum masehi. Konsep fusi nuklir yang dikemukakan oleh
Subrahmanyan Chandrasekhar dan Hans Bethe pada tahun 1930 akhirnya dapat menjelaskan apa itu
matahari secara tepat.

2. TUJUAN PERMASALAHAN
Mengetahui apa itu matahari dan strukturnya
Mengetahui karakteristik umum matahari
Mengetahui gangguan-gangguan pada matahari
Mengetahui energy matahari
Mengetahui manfaat dan peran matahari

BAB II
ISI
A. MATAHARI
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer
(93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh
manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G. Matahari
adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai
katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan
garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang
paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari. Benda langit di jagat raya ini
jumlahnya banyak sekali. Ada yang dapat memancarkan cahaya sendiri ada juga yang tidak dapat
memancarkan cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari benda lain.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di
lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer,
kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari yang terdiri dari gas panas menukar zat
hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu
kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah
1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali
sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat
Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan
bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini
terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.

B. KARAKTERISTIK UMUM MATAHARI


Diameter matahari adalah 11 kali diameter planet terbesar, Jupiter. Matahari berbentuk bola
yang berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas hidrogen (74%) dan helium (25%)
terionisasi. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon,
neon, kalsium, dan kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi hidrogen menjadi
helium.
Berdasarkan penghitungan menggunakan Hukum Newton dengan melibatkan nilai
kecepatan orbit Bumi, jarak matahari, dan gaya gravitasi, diperoleh massa matahari sebesar
1,989x1030 kilogram. Angka tersebut sama dengan 333.000 kali massa Bumi. Sementara itu,
diameter matahari adalah 1.392.000 kilometer atau 865.000 mil, sama dengan 109 kali diameter
bumi. Sebagai perbandingan, sebanyak 1,3 juta planet seukuran Bumi dapat masuk ke dalam
matahari. Oleh karena itu, matahari menjadi obyek terbesar di tata surya dengan massa mencapai
99,85% dari total massa tata surya.
C. STRUKTUR MATAHARI
Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
Keenam lapisan tersebut meliputi inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang
membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari
matahari.
1. Inti matahari

Inti adalah area terdalam dari matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius
(27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran
seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume matahari. Kepadatannya adalah
sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan
atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan
meninggalkan inti menuju bagian matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam
inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang
lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti matahari adalah tempat
berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti
berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh
energi panas dan cahaya yang diterima di bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari matahari
melalui radiasi.
2. Zona radiatif

Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari inti dalam bentuk
radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian matahari yang lebih luar. Kepadatan
zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2
juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak
memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
3. Zona konvektif

Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah
sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-
atom berenergi dari inti matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih
rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga
pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti matahari membutuhkan
waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan
atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas
sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona
radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin
menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh" kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang
kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-
balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci.
Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone).
Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
4. Fotosfer

Fotosfer atau permukaan matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu
sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi matahari yang
dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar matahari di bumi,
8 menit setelah meninggalkan matahari.
5. Kromosfer

Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat
karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana
matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai
berwarna merah di sekeliling matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan
helium di sana.
6. Korona

Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya
dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian matahari
yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna
putih di sekeliling matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam
matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5
juta derajat Fahrenheit.

D. PERGERAKAN MATAHARI
Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut :
1. Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali
putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan
posisi bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit bumi
sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di bulan September sementara kutub selatan
matahari lebih terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola padat, melainkan bola gas,
sehingga matahari tidak berotasi dengan kecepatan yang seragam. Ahli astronomi
mengemukakan bahwa rotasi bagian interior matahari tidak sama dengan bagian permukaannya.
Bagian inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan fotosfer juga
berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda. Bagian ekuatorial (tengah) memakan
waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari. Sumber
perbedaan waktu rotasi matahari tersebut masih diteliti.
2. Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi galaksi Bimasakti.
Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata
pergerakan ini adalah 828.000 km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230
juta tahun untuk mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.

E. JARAK MATAHARI KE BINTANG TERDEKAT


Sistem bintang yang terdekat dengan matahari adalah Alpha Centauri. Bintang yang dalam
kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri,
sebuah bintang berwarna merah redup yang terdapat dalam konstelasi Centaurus. Jarak matahari ke
Proxima Centauri adalah sejauh 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu unit astronomi),
kurang lebih 270 ribu kali jarak matahai ke Bumi. Para ahli astronomi mengetahui bahwa benda-
benda angkasa senantiasa bergerak dalam orbit masing-masing. Oleh karena itu, perhitungan jarak
dilakukan berdasarkan pada perubahan posisi suatu bintang dalam kurun waktu tertentu dengan
berpatokan pada posisinya terhadap bintang-bintang sekitar. Metode pengukuran ini disebut
parallaks (parallax).

F. SPEKTRUM MATAHARI
Jika dilihat dengan kasat mata cahaya matahari kelihatan berwarna putih. Tapi jika cahaya
matahari dilewatkan pada sebuah prisma, cahaya matahari akan terdispersi (terurai) menjadi warna
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu disebut spectrum matahari. Kalau spectrum
matahari dilihat dengan alat pembesar, akan tampak garis-garis gelap jumlahnya banyak sekali.

G. GANGGUAN-GANGGUAN PADA ATMOSFER MATAHARI


Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan gangguan-
gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut.
1. Prominensa (lidah api matahari)
Prominensa adalah salah satu ciri khas matahari, berupa bagian matahari menyerupai lidah
api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali
berbentuk loop (putaran). Prominensa disebut juga sebagai filamen matahari karena meskipun
julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari
keseluruhan matahari itu sendiri. Prominensa hanya dapat dilihat dari bumi dengan bantuan
teleskop dan filter. Prominensa terbesar yang pernahditangkap oleh SOHO (Solar and Heliospheric
Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km. Suatu prominensa yang stabil dapat
bertahan di korona hingga berbulan-bulan lamanya dan ukurannya terus membesar setiap hari. Para
ahli masih terus meneliti bagaimana dan mengapa prominensa dapat terjadi.

2. Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi)


Gumpalan-gumpalan ini timbul karena rambatan gas panas dari inti matahari ke permukaan.
Akibatnya, permukaan matahari tidak rata melainkan bergumpal-gumpal.
3. Bintik Matahari (Sun Spot)
Bintik matahari terlihat seperti noda kehitaman di permukaan matahari. Bintik matahari
adalaah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer matahari dengan jumlah
yang tak terhitung. Bintik matahari tercipta saat garis medan magnet matahari menembus bagian
fotosfer. Ukuran bintik matahari dapat lebih besar daripada bumi. Bintik matahari memiliki daerah
yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra.
Warna bintik matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer.
Suhu di daerah umbra adalah sekitar 2.200°C sedangkan di daerah penumbra adalah 3.500°C. Oleh
karena emisi cahaya juga dipengaruhi oleh suhu maka bagian bintik matahari umbra hanya
mengemisikan 1/6 kali cahaya bila dibandingkan permukaan matahari pada ukuran yang sama.
4. Letupan (Flare)
Flare adalah letupan-letupan gas di atas permukaan matahari. Flare dapat menyebabkan
gangguan sistem komunikasi radio, karena letusan gas tersebut terdiri atas partikel-partikel gas
bermuatan listrik.
5. Angin Matahari

Angin matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian
atas atomosfer matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki
energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi matahari pada kecepatan
yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin matahari terbagi dua, yaitu
angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500 km/s.
Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari matahari. Angin matahari
yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di atmosfer
matahari.
Beberapa bukti adanya angin matahari yang dapat dirasakan atau dilihat dari bumi adalah
badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara
atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi
matahari akibat hembusan angin matahari. Angin matahari dapat membahayakan kehidupan di
Bumi bila tidak terdapat medan magnet bumi yang melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya,
ukuran dan bentuk medan magnet bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin
matahari yang melintas.
6. Badai Matahari

Badai matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk di
atmosfer matahari. Plasma matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-
partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya. Total energi yang dilepaskan setara
dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai matahari
bervariasi. Ketika matahari aktif dan memiliki banyak bintik, badai matahari lebih sering terjadi.
Badai matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai matahari
memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan
terutama sistem telekomunikasi bumi. Badai matahari yang pertama kali tercatat dalam pustaka
astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859. Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard
Hodgson yang sedang mengobservasi bintik matahari melalui teleskop di tempat terpisah,
mengamati badai matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling matahari. Kejadian
ini disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara
Amerika dan Eropa.
7. Semburan matahari
Semburan matahari atau suar matahari (bahasa Inggris: solar flare) adalah ledakan besar di
atmosfer Matahari yang dapat melepaskan energi sebesar 6 × 1025 joule. Istilah ini juga digunakan
untuk fenomena yang mirip di bintang lain. Semburan matahari memengaruhi semua lapisan
atmosfer matahari (fotosfer, korona dan kromosfer). Kebanyakan semburan terjadi di wilayah aktif
disekitar bintik matahari. Sinar X dan radiasi ultraviolet yang dikeluarkan oleh semburan matahari
dapat memengaruhi ionosfer Bumi dan mengganggu komunikasi radio. Semburan matahari pertama
kali diamati oleh Richard Christopher Carrington tahun 1859
8. Lontaran massa korona
Lontaran massa korona (bahasa Inggris: coronal mass ejection, disingkat CME) adalah
ledakan besar angin matahari, plasma isotop cahaya lain, dan medan magnet, yang melontar di atas
korona matahari atau dilepaskan ke angkasa. Lontaran massa korona seringkali dikaitkan dengan
aktivitas matahari lainnya, terutama semburan matahari, tetapi hubungan sebab akibat masih belum
ditentukan. Sebagian besar lontaran muncul pada wilayah aktif matahari. Lontaran massa korona
muncul baik pada saat solar maxima maupun solar minima, meskipun pada masa minima
frekuensinya berkurang.

H. EKSPLORASI MATAHARI

Solar Maximum Mission, salah satu satelit yang diluncurkan Amerika Serikat untuk
mempelajari matahari. Pesawat ulang-alik yang pertama kali berhasil masuk ke orbit matahari
adalah Pioneer 4. Pioneer 4, yang diluncurkan tanggal 3 Maret 1959 oleh Amerika Serikat, menjadi
pionir dalam sejarah eksplorasi matahari. Keberhasilan tersebut diikuti oleh peluncuran Pioneer 5 -
Pioneer 9 selama 1959-1968 yang memang bertujuan untuk mempelajari tentang Matahari. Pada 26
Mei 1973, stasiun luar angkasa Amerikas Serikat bernama Skylab diluncurkan dengan membawa 3
awak. Skylab membawa Apollo Telescope Mount (ATM) yang digunakan untuk mengambil lebih
dari 150.000 gambar matahari.
Solar Maximum Mission didesain untuk melakukan observasi aktivitas matahari terutama
bintik dan api matahari saat matahari berada pada periode aktivitas maksimum. SMM diluncurkan
oleh Amerika Serikat pada 14 Februari 1980. Selama perjalanannya, SMM pernah mengalami
kerusakan namun berhasil diperbaiki oleh awak pesawat ulang alik Challenger. SMM terus berada
di orbit Bumi selama melakukan observasi. SMM mengumpulkan data hingga 24 November 1989
dan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 2 Desember 1989.
Pesawat ulang alik Ulysses adalah hasil proyek internasional untuk mempelajari kutub-
kutub matahari, diluncurkan pada 6 Oktober 1990. Sedangkan Yohkoh adalah pesawat ulang alik
yang diluncurkan untuk mempelajari radiasi energi tinggi dari matahari. Yohkoh merupakan hasil
kerjasama Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris yang diluncurkan pada 31 Agustus 1991.
Misi eksplorasi matahari yang paling terkenal adalah Solar and Heliospheric Observatory
(SOHO) yang dikembangkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bekerja sama dengan
Agensi Luar Angkasa Eropa (ESA) dan diluncurkan pada 12 Desember 1995. SOHO bertugas
mengumpulkan data struktur internal, proses fisik yang terjadi, serta pengambilan gambar dan
diagnosis spektroskopis matahari. SOHO ditempatkan pada jarak 1,5 juta km dari Bumi dan masih
beroperasi hingga sekarang.
Misi eksplorasi terbaru dari NASA adalah pesawat ulang alik kembar bernama STEREO
yang diluncurkan pada 26 Oktober 2006. STEREO bertugas untuk menganalisis dan mengambil
gambar matahari dalam bentuk 3 dimensi. Solar Dynamics Observatory Mission adalah misi
eksplorasi NASA yang sedang dalam pengembangan dan telah dipublikasikan pada April 2008.
Solar Dynamics Observatory Mission diperkirakan akan mengorbit untuk mempelajari dinamika
matahari yang meliputi aktivitas matahari, evolusi atmosfer matahari, dan pengaruh radiasi
matahari terhadap planet-planet lain.
I. ENERGI MATAHARI
Secara global, matahari menyediakan 10.000 kali energi - energi yang dapat di
memanfaatkan siapapun secara gratis. Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak
belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan
kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan
secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan.
Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap
kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar
matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini
dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti
mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita.
dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya,
voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia
dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas
elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon,
sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua
lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika
cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan
menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat aliran
listrik.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi.
Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding
ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat
menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar
cerah.
Menurut Albert Einstein , besarnya energi dalam reaksi inti sama dengan besarnya massa
yang hilang dialikan kuadrat kecepatan cahaya. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan dengan
persamaan sebagai berikut:

E = m x c22
Keterangan:
E = energi matahari (joule)
M = massa inti yang hilang (kg)
C = kecepatan cahaya dalam ruang hampa udara yg besarnya 3 x 108 m/s
J. MANFAAT DAN PERAN MATAHARI
Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan. Matahari memiliki banyak manfaat dan
peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti:
 Panas matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi.
Bumi juga menerima energi matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap
berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan. Selain itu panas
matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
 Cahaya matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk
melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen
dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia. Mahluk hidup yang sudah
mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak bumi dan batu bara sebagai sumber
energy. Hal ini merupakan peran dari energi matahari secara tidak langsung .
 Pembangkit listrik tenaga matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber
energi terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan
menangkap cahaya matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik. Panas yang
ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan
dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel
surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk
menangkap sinar matahari. Sel surya sudah banyak dipakai untuk kalkulator tenaga surya.
Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk
mendapatkan listrik dengan gratis.
 Pergerakan rotasi bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar matahari dan ada
yang tidak. Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di bumi. Sedangkan
pergerak bumi mengelilingi matahari menyebabkan terjadinya musim.
 Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang
bergerak atau berotasi mengelilinya. Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa
karena ditahan oleh gaya gravitasi matahari yang sangat besar.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium. Matahari
termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh komponen tata
surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu
angkasa berputar mengelilingi matahari. Diameter matahari adalah 11 kali diameter planet terbesar,
Jupiter. Matahari berbentuk bola yang berpijar dengan senyawa penyusun utama berupa gas
hidrogen (74%) dan helium (25%) terionisasi. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel,
silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium, dan kromium. Cahaya matahari berasal dari
hasil reaksi fusi hidrogen menjadi helium.
Matahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
Keenam lapisan tersebut meliputi inti matahari, zona radioaktif, dan zona konvektif yang
membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari
matahari. Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan gangguan-
gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut : Prominensa (lidah
api matahari), Gumpalan-Gumpalan pada Fotosfer (Granulasi), Bintik Matahari (Sun Spot),
Letupan (Flare), Angin Matahari, Badai Matahari, Semburan matahari, dan Lontaran massa korona.

2. KRITIK DAN SARAN


Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan. Maka dari itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga dengan penulisan makalah ini dapat
bermanfaat dan dijadikan sebagai modal dalam mempelajari tentang matahari.
DAFTAR PUSTAKA

Derlina,dkk. 2011. Diktat Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa. Medan : Universitas Negeri Medan
http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari
http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/
Energi_matahari/
http://www.crayonpedia.org/mw/
Matahari_Sebagai_Bintang_Bumi_Sebagai_Salah_Satu_Planet_9.2#Energi_Pancaran_Matahari
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/1898836-matahari/
http://blog.unnes.ac.id/khabi/2010/11/22/matahari-sebagai-bintang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Semburan_matahari
http://id.wikipedia.org/wiki/Lontaran_massa_korona
http://id.wikipedia.org/wiki/Badai_matahari_1859
KELOMPOK 2

KETUA : ULAN DARI


ANGGOTA - IRMA AULIANDA
- HABIB MUZAKKI
- HAYKAL FAHLEVI
- M. FAUZI
- M. FAUZI IKHSAN RANGKUTI
-

KELAS VII - B
B. STUDY : IPA
SMP NEGERI 3 TALAWI
T.A 2017 / 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul “MATAHARI”.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
baik berupa saran, motivasi maupun bimbingan, oleh karena itu perkenankan penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Nanda Ayu Isnani Siregar selaku guru bidang study IPA

2. Kedua orang tua penulis.

3. Teman-teman yang senantiasa mendukung penulis.

4. Dan pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu.

Penulis sangat menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, telah dikerjakan
semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, karena itulah kritik dan saran
yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Talawi, 02 Mei 2018


penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
1. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
2. Tujuan Penulisan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2
A. Matahari............................................................................................................................... 2
B. Karakteristik Umum Matahari............................................................................................. 2
C. Struktur Matahari ................................................................................................................ 3
D. Pergerakan Matahari ........................................................................................................... 4
E. Jarak matahari kebintang Terdekat ..................................................................................... 5
F. Spektrum matahari............................................................................................................... 5
G. Gangguan gangguan Pada Atmosfer Matahari.................................................................... 5
H. Exkplorasi Matahari............................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 11


Simpulan................................................................................................................................... 11
Saran......................................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Berbagai negara yang tercakup pada satu planet yang bernama bumi memiliki kemungkinan untuk
terjadinya berbagai bencana alam mengingat beberapa struktur lapisan yang membentuk bumi
mengakibatkan perubahan, pergeseran ataupun kerusakan yang berdampak pada suatu fenomena
ataupun peristiwa yang menganggu penghidupan atau kehidupan seluruh komunitas ataupun
populasi yang menempati wilayah di suatu Negara.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana definisi pengenalan gunung berapi?
2. Bagaimana terjadinya gunung berapi?
3. Bagaimana gunung api terbentuk?
4. Apa yang dimaksud gunung meletus?
5. Apa saja tipe letusan gunung berapi?
6. Apa hasil dari letusan gunung berapi?
7. Apa saja isyarat atau ciri gunung berapi meletus?
8. Bagaimana dampak positif dan negatif dari letusan gunung berapi?

TUJUAN
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana erupsi gunung , mengetahui
jenis-jenis gunung berapi menurut letusannya, serta mengetahui lebih dalam tentang gunung berapi.
BAB II
PEMBAHASAN

DEFINISI PENGENALAN GUNUNG BERAPI


Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas wilayah sekitarnya. Sebuah gunung
biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering
tergantung dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak lebih dari
besaran tertentu; misalnya, Encyclopædia Britannica membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m)
agar bisa didefinisikan sebagai gunung. Sebuah gunung biasanya terbentuk Gaya Endogen
(Endogene Forces) adalah gaya yang bekerja pada kulit bumi dan berasal dari dalam bumi yang
berlangsung sangat lambat namun kekuatannya sangat hebat. Terdiri dari gerakan tektonik
lempeng, gerakan orogenik atau gerakan epeirogenik. Gaya ini mengakibatkan perubahan muka
bumi:
a) Orogenik (Orogenesis)
Proses pembentukan pegunungan akibat pengaruh gaya endogen berupa tekanan/tumbukan
(horisontal) dan pengangkatan (vertikal) sehingga terbentuk pegunungan lipatan maupun
pegunungan patahan.
b) Vulkanisma (Volcanism)
Proses penerobosan magma atau keluarnya magma dari dalam perut bumi menuju ke permukaan
bumi yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan gas yang tinggi sehingga terbentuk tubuh
gunung
c) Tektonika (Tectonic)
Proses pergerakan/pergeseran pada kerak bumi (kerak batuan dan kerak samudera) berupa
tumbukan, pemekaran dan perpapasan yang menimbulkan perubahan muka bumi dan terjadinya
berbagai fenomena geologi seperti gunung api, gempa bumi, tsunami, dll.

Gunung berapi atau gunung api secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran
fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di
bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk
menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung
api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju,
sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang
populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum
akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu
610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya dari pada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan
istirahat atau telah mati.

TERJADINYA GUNUNG API


Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api
berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung
api. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dan sebagian
besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang benulang manusia yang
terkubur oleh endapan vulkanik. Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua,
terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak
samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan
busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan
busurgunungapi.

PENYEBAB TERJADI GUNUNG API


Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam
termasuk deretan pegunungan, benua, gempa bumi dan gunung api. Planet bumi mempunyai
banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan
komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunung api. Panas bagian dalam bumi merupakan panas
yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu, bersamaan dengan panas
yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop terhadap waktu. Bumi pada
saat terbentuk lebih panas,tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan
perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas
vulkanisma di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan berupa konveksi,
dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah muka
bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya.
Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut
mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir
termasuk juga kerak umumnya mempunyai ketebalan 70-120 km dan terpecah menjadi beberapa
fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga
menembus ke arah konveksi mantel.Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas
mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu
dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun
sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai tebal (lk. 35 km), berdensiti rendah dan
berumur 12 miliartahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km), lebih padat dan berumur
tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera
karena perbedaan berat jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.
Gambar Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida
yangtidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman
lk.200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine,
piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel.
GUNUNG MELETUS
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi
yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di
dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur. Tidak semua
gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Vulkanisme adalah peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam
perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang
terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.
Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas
magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit
bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke
permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Erupsi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan
membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit
bumi .
Erupsi magma dapat di bedakan Menjadi:
a) Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentuk kerucut gunung
api.
b). Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan
membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
c) Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak Magma yang
sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas.
Sehingga dapat disimpukan bahwa Gunung dan pegunungan terbentuk karena adanya tenaga
endogen. Dan apabila suatu tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih mengeluarkan
magma maka terbentuklah gunung berapi

TIPE GUNUNG BERAPI BERDASARKAN BENTUK


1. Gunungapi strato atau kerucut.
Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api
kerucut termasuk letusan kecil. Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis sehingga letusan dapat berupa lelehan
batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung tersebut
berlapis lapis.Oleh karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung
berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk Gunung Merapi merupakan
jenis ini.

2. Gunung api maar.


Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis
gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang
membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong.
Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
3. Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa
Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan
rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai. Tersusun dari
batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu
kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan
yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
4. Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling
gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya
di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya
5. Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung
sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

HASIL LETUSAN GUNUNG BERAPI


Hasil letusan gunung berapi diantaranya:
· gas vulkanik
· Lava dan aliran pasir serta batu panas
· Lahar
· Tanah longsor
· Gempa bumi
· Abu letusan
· Awan panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan
antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S),
sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah
gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah
yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung berapi.
Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik
berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan
terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas
bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan
panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya
mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari
material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam.
Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke
atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak
sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena
pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang
terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya
bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.

ISYARAT ATAU CIRI GUNUNG BERAPI MELETUS


Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
· Suhu di sekitar gunung naik.
· Mata air menjadi kering
· Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
· Tumbuhan di sekitar gunung layu dan Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Awas
· Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang
menimbulkan bencana
· Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Siaga
· Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan
bencana
· Peningkatan intensif kegiatan seismik
· Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada
keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
Waspada
· Ada aktivitas apa pun bentuknya
· Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
· Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
· Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal.
Normal
Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
Level aktivitas dasar
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF AKIBAT GUNUNG MELETUS
Gunung berapi merupakan gunung yang sewaktu – waktu bisa meletus. Di Indonesia terutama
dipulau jawa merupakan daerah yang banyak gunung berapinya. Adanya gunung api ini memberi
pengaruh bagi kehidupan, baik pengaruh positif maupun negatif.

Berikut merupakan penjelasan dampak positif atau menfaat dari gunung berapi
1. Gunung berapi mengeluarkan abu vulkanis yang dapat menyuburkan tanah
2. Material gunung api berupa batu, kerikil, dan pasir dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan
3. Magma yang telah membeku di permukaan bumi menyimpan bermacam material logam atau
bahan tambang seperti emas dan perak
4. Kawasan gunung api bisa di manfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan dan pariwisata

Adapun dampak negatif atau kerugian yang disebabkan oleg gunung api adalah
1. Lafa pijar yang bercampur air pada kawah gunung api membentuk lahar panas yang dapat
meluncur menuruni lereng menghancurkan apapun tak terkecuali daerah pemukiman.
2. Lava dingin berupa aliran batu, kerikil, dan pasir bertumpuk – tumpuk dipuncak gunung, pada
saat tertentu akan meluncur menuruni daerah yang dilalui dan menghancurkan apapun yang ada.
3. Apabila gunung berapi dibawah permukaan laut meletus, biasannya diikuti gelombang
tsunami.
4. Abu vulkanis yang membumbung tinggi keudara atau yang sering disebut wedos gembel
dapat mengganggu jalur penerbangan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Gunung meletus merupakan suatu bencana alam yang sangat dasyat. Sudah banyak manusia yang
tewas karena bencana alam ini. Pada saat terjadi gunung meletus banyak bahaya langsung yang
dirasakan penduduk sekitar yaitu leleran lava, aliran piroklastik/ awan panas, jatuhan piroklastik,
lahar letusan, dan gas vulkanik beracun. Bahaya sekunder yang terjadi pada saat atau setelah terjadi
gunung meletus yaitu lahar hujan, banjir bandang, dan longsor.

SARAN
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan yang dilengkapi dengan alat-
alat pemantauan yang akurat. Informasikan atau komukasikan segala tanda bahaya yang diperoleh
sedini mungkin kepada masyarakat atau melalui kepala desa masing-masing. Buat sirene tanda
bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk segera mengungsi bila keadaaan tambah gawat.
Pembuatan sungai yang khusus untuk aliran lahar dan membuat tanggul yang kokoh untuk
melindungi desa dari aliran lahar.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 2

Definisi Pengenalan Gunung Berapi........................................................................................ 2

Terjadinya gunung api.............................................................................................................. 3

Penyebab terjadinya gunung api............................................................................................... 3

Gunung meletus........................................................................................................................ 4

Tipe gunung berapi berdasarkan bentuk.................................................................................. 4

Hasil letusan gunung berapi..................................................................................................... 5

Isyarat atau ciri gunung berapi meletus.................................................................................... 6

Dampak positif dan negatif akibat gunung meletus................................................................. 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 8

Simpulan................................................................................................................................... 8

Saran......................................................................................................................................... 8

Anda mungkin juga menyukai