METODEALDURRUALANIEQ
Oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid
Disampaikanpadaacara
DIKLATHISABLFPWNUJAWATIMURKE17
HISABGERHANAALDURRUALANIEQDANMASLAKUALQOSHID
1315JumadalAkhiroh1436H./35April2015M.
DIPONDOKPESANTRENNGALAH
PandeanSengonagungPurwosariPasuruanJawaTimur
,
" .
: "
Gerhana terjadi bukan karena lahirnya orang-orang besar maupun matinya orang-orang besar, juga bukan
karena akan terjadinya peristiwa besar di dalam sebuah negeri. Gerhana juga bukan karena dimakan oleh
Buto Ijo seperti keyakinan sebagian kecil masyarakat pedalaman, sehingga ketika terjadi gerhana maka
mereka menabuh beduk dan menabuh apa saja yang bisa ditabuh agar secepatnya Buto Ijo melepaskan
matahari dari cengkramannya.
Pun juga gerhana tidak terjadi karena faktor kebetulan semata. Adalah sebuah kedustaan yang nyata jika ada
yang berkata bahwa terjadinya gerhana adalah karena faktor kebetulan belaka yang tidak terencana. Alloh
menciptakan segala sesuatu dengan perencanaan yang matang, dengan segala perhitunganya serta ada
maksud dan tujuannya alias tidak sia-sia belaka, tidak hanya kebetulan, akan tetapi Alloh sendiri yang maha
tahu atas semuanya.
Gerhana matahari terjadi pada saat Ijtima/konjungsi, yakni ketika bulan berada diantara bumi dan matahari.
Ijtima terjadi jika nilai Bujur Astronomis Matahari sama dengan nilai Bujur Astronomis Bulan. Kemudian jika
pada saat ijtima tersebut nilai Lintang Astronornis Bulan sama atau hampir sama dengan nilai Lintang
Astronomis Matahari, maka kemungkinan akan terjadi Gerhana Matahari. Nilai maksimum dari Lintang
Astronomis Bulan adalah 5 8 (lima derajat delapan menit). Jika nilainya positip (+) berarti bulan berada di
sebelah Utara Ekliptika, dan jika nilainya negatif (-) berarti bulan berada di sebelah Selatan Ekliptika.
Kedudukan bidang orbit bulan mengelilingi Bumi membentuk sudut 5 derajat terhadap bidang orbit bumi
mengelilingi matahari (bidang ekliptika). Atau biasa dikatakan bidang orbit bulan mempunyai inklinasi 5
derajat dari bidang ekliptika. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gerhana bulan maupun gerhana
matahari pada setiap konjungsi maupun purnama.
Gambar1.0:Inklinasiorbitbulanterhadapekliptika
Gerhana bulan terjadi pada saat purnama bulan, saat dimana bulan beroposisi dengan matahari, yakni ketika
bumi berada diantara bulan dan matahari. Pada saat purnama, potensi terjadinya gerhana bulan yaitu ketika
nilai Khishotul Ardli berada diantara 0-12 atau 168-192 atau 348-360 derajat.
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 1
Sedangkan gerhana matahari terjadi pada saat konjungsi. Pada saat konjungsi, potensi terjadinya gerhana
matahari yaitu ketika nilai Khishotul Ardli berada diantara 0-20 atau 160-200 atau 340-360 derajat.
Ketika terjadi gerhana bulan pada pertengahan bulan qomariyah(saat purnama bulan), maka kemungkinan 15
hari berikutnyaakan (saat ijtima) akan terjadi gerhana matahari, atau sebaliknya, saat terjadi gerhana
matahari pada saat ijtimak maka kemungkinan 15 hari berikutnya akan terjadi gerhana bulan.
Di dalam satu tahun terjadi gerhana bulan maupun matahari, dengan jumlah dan jenis fenomena gerhana
yang bervariasi. Jumlah maksimum gerhana bulan dan matahari dalam setahun adalah 7 kali gerhana.
Daerah yang dilintasi gerhana matahari tidak selebar yang dilintasi gerhana bulan, sehingga dalam beberapa
gerhana matahari tidak selalu bisa dilihat dari Indonesia.
Gerhana bulan terbagi menjadi dua : Penumbra dan Umbra. Dari kedua jenis gerhana ini dibagi lagi menjadi
dua yaitu Parsial dan Total, sehingga secara keseluruan, gerhana bulan itu ada empat macam:
1. Gerhana Bulan Penumbra (N), penumbral lunar eclipse yakni tertutupnya piringan bulan oleh
bayangan bias bumi. Gerhana jenis ini, mata kita tidak bisa membedakan terjadinya gerhana atau
tidak, karena saat gerhana jenis ini, bulan masih bisa dilihat dengan mata telanjang, namun sedikit
redup. Irisan penumbra yang jatuh pada permukaan bulan hanya bisa diamati dengan teleskop
dengan filter khusus.
a. Penumbra Parsial, yakni sebagian permukaan bulan tertutup oleh bayangan bias bumi
b. Penumbra Total, yakni seluruh permukaan bulan tertutup oleh bayangan bias bumi
2. Gerhana Bulan Umbra, umbral lunar eclipse yakni tertutupnya piringan bulan oleh bayangan inti bumi.
Jenis gerhana ini bisa diamati dengan mata telanjang tanpa harus melalui teleskop
a. Umbra Parsial (P), yakni sebagian permukaan bulan tertutup oleh bayangan inti bumi
b. Umbra Total (T), yakni seluruh permukaan bulan tertutup oleh bayangan inti bumi
1. Gerhana Sebagian/Parsial, yakni ketika piringan bulan hanya menutupi sebagian piringan matahari.
Pada momen ini sebagian wilayah mengalai gerhana dan sebagian yang lainnya tidak terlihat gerhana.
2. Gerhana Total, yaitu ketika piringan bulan menutupi seluruh piringan matahari. Pada momen ini,
sebagian wilayah bisa menyaksikan gerhana dalam kondisi total, sebagian lainnya hanya terlihat
sebagai gerhana sebagian dan sebagian yang lainnya tidak mengalami gerhana sama sekali.
Durasi gerhana matahari total tidak akan lebih dari 8 menit, seperti yang terjadi pada saat gerhana
matahari total pada akhir bulan Dzulhijjah 1612/16 Juli 2186 M. dilihat dari koordinat 73135LU, -
471255BB, durasi total 7 menit 29 detik
3. Gerhana Cincin/Annular, yakni piringan matahari terlihat seperti cincin. Yaitu ketika piringan bulan
yang menutupi piringan matahari lebih kecil dari piringan matahari disebabkan posisi bulan yang jauh
dari bumi. Pada momen ini, sebagian wilayah bisa menyaksikan gerhana dalam keadaan cincin,
sebagian yang lainnya hanya terlihat sebagai gerhana sebagian dan sebagian yang lainya sama sekali
tidak gerhana.
Durasi gerhana cincin tidak akan lebih dari 13 menit, seperti yang terjadi pada gerhana cincin Akhir
Dzulqodah -486 sebelum hijriyah/7 Desember 150 M. dilihat dari koordinat 113448LU,
1704632BT, durasi cincin 12 menit 23 detik.
4. Gerhana Hybrid/Cincin-Total, yaitu gerhana matahari di sebagian wilayah terlihat sebagai gerhana
total, di sebagian lainnya terlihat sebagai gerhana cincin. Pada momen ini sebagian wilayah hanya
terlhiat sebagai gerhana sebagian dan sebagian yang lainya sama sekali tidak mengalami gerhana.
Seperti gerhana matahari yang terjadi pada akhir 29 Dzulhijjah 1434 H./ 3 Nopember 2013 M.
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 2
MENGHITUNG GERHANA BULAN
1. Data lintang () dan bujur tempat (),untuk lintang selatan dan bujur barat ditandai dengan mines (-)
2. Data Awamil khusuf
3. Delta T, yakni selisih waktu antara Dynamical Time (DT) dengan Universal (UT).
4. Time zone (tz)
Selanjutnya ambil data TD dan harokat-harokat awamil khusuf berdasarkan tanggal, bulan dan tahun
terjadinya gerhana dari tabel di halaman 119-153.
Misalnya kita mengambil data Ardu Dzilli dan ta'dilnya maka Ardu Dzilli (y0) adalah baris pertama kolom ke-6
= 2316,245 sedangkan ta'dilnya (y1) adalah baris ke-2 kolom ke-6 = 341,6616.
Langkah-Langkah Perhitungan
1. Ambil harokat-harokat awamil khusuf berdasarkan tanggal, bulan dan tahun terjadinya gerhana dari
tabel di halaman 119-153. Lalu masukkan di lembar kerja di bawah ini sesuai dengan kolom masing-
masing
Contoh perhitungan gerhana bulan 5 April 2015 M. dengan markas Pondok Ngalah Purwosari Pasuruan
Koordinat : -7 45' 32,1" Lintang Selatan, 112 43' 48,1" Bujur Timur, Tz =7,
2. Menghitung nilai Delta_T berdasarkan tanggal, bulan dan tahun miladi dengan rumus dibagian belakang
makalah ini. Delta_T = 69,13828372
4. Menghitung jarak sudut (L) antara titik pusat bulan dengan titik pusat bayangan saat tengah gerhana:
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 3
mag penumbra = ( L1 m )/(2 * Sc) = 2,079018772
mag umbra = ( L2 m )/(2 * Sc) = 1,000846997
1. jika magitude penumbra < 0, maka tidak terjadi gerhana, baik penumbra maupun umbra.
2. jika magnitude penumbra > 0 dan umbra < 0, maka terjadi gerhana penumbra.
3. jika magnitude umbra > 0, maka terjadi gerhana umbra.
4. jika magnitude umbra > 1, maka terjadi gerhana total.
Jika perhitungan magnitude menunjukkan adanya gerhana, maka perhitungan dilanjutkan, jika tidak
menujukkan adanya gerhana maka tidak usah melanjutkan perhitungan.
7. Menghitung sudut waktu bulan (H); deklinasi bulan (dm); tinggi bulan (h); dan azimut bulan (Az) saat
tengah gerhana:
9 Ketentuan azimut bulan ini juga berlaku untuk azimut bulan pada waktu berikutnya
8. Menghitung semidurasi penumbra (T1); semidurasi umbra (T2); semidurasi total (T3)
9. Menghitung awal gerhana penumbra; sudut waktu bulan (Hap); deklinasi bulan (dmap); tinggi bulan (h);
dan azimut bulan (Az) pada saat awal gerhana penumbra:
10. Menghitung akhir gerhana penumbra; sudut waktu bulan (Hkp); deklinasi bulan (dmkp); tinggi bulan (h);
dan azimut bulan (Az) pada saat akhir gerhana penumbra:
11. Menghitung awal gerhana umbra; sudut waktu bulan (Hau); deklinasi bulan (dmau); tinggi bulan (h);
dan azimut bulan (Az) pada saat awal gerhana umbra:
12. Menghitung akhir gerhana umbra; sudut waktu bulan (Hku); deklinasi bulan (dmku); tinggi bulan (h);
dan azimut bulan (Az) pada saat akhir gerhana umbra:
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 4
Akhir umbra = T0 UT + T2 = 13,745816386
Hku = H (tengah gerhana) + M1 * T2 = 317,265828714
dmku = dm + dm1 * T2 = -5,551565237
h = sin-1 (sin * sin dmku + cos * cos dmku * cos Hku) = 47,513156581
x = sin dmku * cos cos dmku * sin * cos Hku = 0,002841628
y = -cos dmku * sin Hku = 0,675414914
Az = tan-1 ( y / x ) = 89,758944762 = 89,758944762
13. Menghitung awal gerhana total; sudut waktu bulan (Hat); deklinasi bulan (dmat); tinggi bulan (h); dan
azimut bulan (Az) pada saat awal gerhana total:
14. Menghitung akhir gerhana total; sudut waktu bulan (Hkt); deklinasi bulan (dmkt); tinggi bulan (h); dan
azimut bulan (Az) pada saat akhir gerhana total:
KESMPULAN :
Hasil perhitungan gerhana bulan pada tanggal 4 April 2015 M. dengan markas perhitungan Pondok Ngalah
Purwosari Pasuruan Koordinat : -7 45' 32,1" Lintang Selatan, 112 43' 48,1" Bujur Timur, Tz =7
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 5
MENGHITUNG GERHANA MATAHARI DENGAN KITAB AL-DURRU AL-ANIEQ
1. Tentukan Lintang () dan bujur () lokasi, lintang selatan dan bujur barat ditandai dengan mines (-)
3. Mengkonversi Lintang Geografis Pengamat () ke Lintang Goesentris (P1, P2) dengan bantuan jadwal
Ardlu Iqlim Rukyah. Ambil data Ardlu Iklim Ruyah Awwal (P1) dan data Ardlu Iklim Ruyah Tsani (P2)
berdasarkan lintang tempat dari jadwal di halaman 154 untuk lintang selatan dan halaman 155 untuk
lintang utara dengan cara interpolasi. Lalu bagilah tinggi tempat dengan 6378140 lalu kalikan dengan sin
untuk Ardlu Iklim Ruyah Awwal dan kalikan dengan cos untuk Ardlu Iklim Ruyah Tsani.
4. Hitung nilai Delta_T (Selisih antara waktu TD dengan UT) sesuai dengan tanggal, bulan, tahun yang
hendak dihitung. Lihat cara menghitung nilai Delta_T di bagian belakang makalah ini.
5. Ambil data awamil kusuf (element solar eclipse) sesuai dengan tanggal, bulan, tahun yang hendak
dihitung di jadwal Awamil Kusuf di halaman 156-212.
- Saatu Wasatif Kusuf Taqribi (TD) : perkiraan waktu tengah gerhana matahari global
- Thul Dzil (A0) : koordinat bujur bayangan bulan
- Takdil Thul Dzil (A1) : perata gerak bujur bayangan bulan
- Ardlu Dzil (B0) : koordinat lintang bayangan bulan
- Takdil Ardli Dzil (B1) : perata gerak lintang bayangan bulan
- Mail Dzil (d0) : deklinasi bayangan bulan
- Takdil Mail Dzil (d1) : peratan gerak deklinasi bayangan bulan
- Zawiyatul Waqt (W0) : sudut waktu bayangan bulan
- Takdil Zawiyatil Waqt (W1) : perata gerak sudut waktu bayangan bulan
- Nishfu Quthr Syibhi Dzil (R0) : semidiameter penumbral bulan
- Takdil Nishfu Quthr Syibhi Dzil (R1) : perata gerak semidiameter penumbral bulan
- Nishfu Quthr Dzil (S0) : semidiamter umbral bulan
- Takdil Nishfi Quthr Dzil (S1) : perata gerak semidiamter umbral bulan
- Zawiyatu Syibhi Dzil (Z0) : sudut penumbral bulan;
- Zawiyatu Dzil (Z1) : sudut umbral bulan
Contoh menghitung gerhana matahari total pada akhir Jumadal Ula 1437 H./9 Maret 2016
Markas TERNATE MALUKU UTARA 127 22' 47"BT; 00 47' 10"LU; Time Zone 9 : Tinggi 35 Dpl;
Delta_T : 69,60156545
Lihat Awamil Kusuf untuk gerhana matahari 9 Maret 2016 di halaman 161
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 6
Kemudian menghitung beberapa tadilan untuk mendapatkan tengah gerhana haqiqi dan magnitude gerhana.
A = A0 + A1 x tm1 = -0,693520435
B = B0 + B1 x tm1 = 0,056478464
d = d0 + d1 x tm1 = -4,397967015
W = W0 + W1 x tm1 = 190,161567374
A = A0 + A1 x tm2 = -0,666862139
B = B0 + B1 x tm2 = 0,064817056
d = d0 + d1 x tm2 = -4,397197113
W = W0 + W1 x tm2 = 190,888539903
A = A0 + A1 x tm3 = -0,666770062
B = B0 + B1 x tm3 = 0,064845857
d = d0 + d1 x tm3 = -4,397194453
W = W0 + W1 x tm3 = 190,891050832
R = R0 + R1 x tm3 = 0,538946892
S = S0 + S1 x tm3 = -0,007153108
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 7
6. q' = 0.01745329 x (W1 x p x sin d r x d1) = 0,013233074
7. u = Ap = 0,002545003
8. v = Bq = -0,005697989
9. a = A1 p = 0,355676808
10. b = B1 q' = 0,158866926
11. n2 = a^2 + b^2 = 0,151744692
12. tm = - (u x a + v x b) / n2 = 0,000000155
13. tk = tm3 + tm = -1,098455065 (koreksi tengah gerhana)
Untuk mengkonversi waktu tengah gerhana haqiqi (T0) dengan waktu Universal Time (UT) serta ketinggian
(h) matahari dan azimutnya (az), berikut perhitungannya.
9 Ketentuan azimut bulan ini juga berlaku untuk azimut matahari pada waktu berikutnya
R = R r x Z0 = 0,535463396
S = S r x Z1 = -0,010621812
m = (u^2 + v^2) = 0,006240523
G = (R m) / (R + S) = 1,008347833
1. Kalau nilai G negatif maka gerhana tidak bisa dilihat di markas tersebut
2. Apabila nilai G positif dan nilai m lebih besar dari nilai absolut S maka Gerhana Parsial
3. Apabila nilai G positif dan nilai m lebih kecil dari nilai absolut S dan nilai asli S mines maka Gerhana
Total jika nilai asli S positif maka Gerhana Cincin
Jika dipastikan terjadi gerhana matahari dilihat dari markas, maka kemudian menghitung awal dan akhir
gerhana beserta irtifak dan azimutnya dengan tahapan sebagai berikut:
n = ( n2 ) = 0,389544210
k = ( a x v u x b) / ( n x R) = -0,011654434
T1 = abs ( R/ n ) x ( 1 k^2) = 1,374496182
Lalu menghitung takdil untuk awal total atau cincin serta akhirnya jika gerhana yang terjadi adalah gerhana
total atau cincin
y = (a x v u x b) / ( n x S) = 0,587519573
T2 = abs (( S/n ) x (1y^2) = 0,022064957
Kemudian menghitung awal dan akhir total atau cincin beserta irtifak dan azimutnya
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 8
Selanjutnya menghitung koreksi dan waktu awal gerhana sebagian beserta irtifak dan azimutnya
A = A0 + A1 x tm4 = -1,423017776
B = B0 + B1 x tm4 = -0,171704909
d = d0 + d1 x tm4 = -4,419035195
W = W0 + W1 x tm4 = 170,268153688
R = R0 + R1 x tm4 = 0,539043107
A = A0 + A1 x tm6 = -1,372599008
B = B0 + B1 x tm6 = -0,155934154
d = d0 + d1 x tm6 = -4,417579081
W = W0 + W1 x tm6 = 171,643074941
R = R0 + R1 x tm6 = 0,539036692
Selanjutnya menghitung koreksi dan waktu akhir gerhana sebagian beserta irtifak dan azimutnya
A = A0 + A1 x tm9 = 0,089477823
B = B0 + B1 x tm9 = 0,301396676
d = d0 + d1 x tm9 = -4,375353707
W = W0 + W1 x tm9 = 211,513952640
R = R0 + R1 x tm9 = 0,538850677
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 9
1. H = W + 0.00417807 x Delta T = 338,602874649
2. p = P2 x sin H = -0,364789053
3. q = P1 x cos d P2 x cos H x sin d = 0,084615295
4. r = P1 x sin d + P2 x cos H x cos d = 0,927216352
5. p' = 0.01745329 x W1 x P2 x cos H = 0,243791701
6. q' = 0.01745329 x (W1 x p x sin d r x d1) = 0,007030605
7. u =Ap = 0,454266876
8. v =Bq = 0,216781381
9. a = A1 p = 0,306408299
10. b = B1 q' = 0,165069395
11. n2 = a^2 + b^2 = 0,121133951
12. n = n2 = 0,348043030
13. R = R r x Z0 = 0,534483488
14. k = (a x v u x b) / (n x R) = -0,046026203
15. tm10 = -(u x a + v x b) / n2 + (R/n) x (1 k^2) = 0,089578514
16. tm11 = tm9 + tm10 = 0,365619632
A = A0 + A1 x tm11 = 0,138763921
B = B0 + B1 x tm11 = 0,316813139
d = d0 + d1 x tm11 = -4,373930304
W = W0 + W1 x tm11 = 212,857985983
R = R0 + R1 x tm11 = 0,538844407
KESIMPULAN:
Hasil perhitungan gerhana matahari pada akhir Jumadal Ula 1437 H./9 Maret 2016
Markas TERNATE MALUKU UTARA 127 22' 47"BT; 00 47' 10"LU; Time Zone 9 : Tinggi 35 Dpl;
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 10
Delta_T
Waktu UT (universal time) bukanlah waktu yang seragam, sementara itu astronom memerlukan skala waktu
yang seragam untuk keperluan perhitungan astronomis. Karena itu diperkenalkan sistem waktu yang seragam
yaitu Dynamical Time (TD). Selisih antara TD dengan UT adalah Delta_T. Di dalam kitab Al-Durrul Anieq tidak
disertakan cara untuk menghitung Delta_T. rumus untuk menghitung nilai Delta_T kami ambil dari sumber
lain.
500 sd 1600 = 1574.2 - 556.01 * (Th / 100 - 10) + 71.23472 * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) +
0.319781 * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) - 0.8503463 * (Th / 100 - 10)
* (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) - 0.005050998 * (Th / 100 - 10) * (Th /
100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) + 0.0083572073 * (Th / 100 -
10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10) * (Th / 100 - 10)
1600 sd 1700 = 120 - 0.9808 * (Th - 1600) - 0.01532 * (Th - 1600) * (Th - 1600) + (Th - 1600) * (Th -
1600) * (Th - 1600) / 7129
1700 sd 1800 =8.83 + 0.1603 * (Th - 1700) - 0.0059285 * (Th - 1700) * (Th - 1700) + 0.00013336 * (Th -
1700) * (Th - 1700) * (Th - 1700) - (Th - 1700) * (Th - 1700) * (Th - 1700) * (Th - 1700) /
1174000
1800 sd 1860 =13.72 - 0.332447 * (Th - 1800) + 0.0068612 * (Th - 1800) * (Th - 1800) + 0.0041116 *
(Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800) - 0.00037436 * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th -
1800) * (Th - 1800) + 0.0000121272 * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800)
* (Th - 1800) - 0.0000001699 * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th -
1800) * (Th - 1800) + 0.000000000875 * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th -
1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800) * (Th - 1800)
1860 sd 1900 = 7.62 + 0.5737 * (Th - 1860) - 0.251754 * (Th - 1860) * (Th - 1860) + 0.01680668 * (Th -
1860) * (Th - 1860) * (Th - 1860) - 0.0004473624 * (Th - 1860) * (Th - 1860) * (Th - 1860)
* (Th - 1860) + (Th - 1860) * (Th - 1860) * (Th - 1860) * (Th - 1860) * (Th - 1860) / 233174
1900 sd 1920 =-2.79 + 1.494119 * (Th - 1900) - 0.0598939 * (Th - 1900) * (Th - 1900) + 0.0061966 *
(Th - 1900) * (Th - 1900) * (Th - 1900) - 0.000197 * (Th - 1900) * (Th - 1900) * (Th - 1900)
* (Th - 1900)
1920 sd 1941 = 21.2 + 0.84493 * (Th - 1920) - 0.0761 * (Th - 1920) * (Th - 1920) + 0.0020936 * (Th -
1920) * (Th - 1920) * (Th - 1920)
1941 sd 1961 = 29.07 + 0.407 * (Th - 1950) - (Th - 1950) * (Th - 1950) / 233 + (Th - 1950) * (Th - 1950)
* (Th - 1950) / 2547
1961 sd 1986 = 45.45 + 1.067 * (Th - 1975) - (Th - 1975) * (Th - 1975) / 260 - (Th - 1975) * (Th - 1975)
* (Th - 1975) / 718
1986 sd 2005 = 63.86 + 0.3345 * (Th - 2000) - 0.060374 * (Th - 2000) * (Th - 2000) + 0.0017275 * (Th -
2000) * (Th - 2000) * (Th - 2000) + 0.000651814 * (Th - 2000) * (Th - 2000) * (Th - 2000)
* (Th - 2000) + 0.00002373599 * (Th - 2000) * (Th - 2000) * (Th - 2000) * (Th - 2000) *
(Th - 2000)
2005 sd 2050 = 62.92 + 0.32217 * (Th - 2000) + 0.005589 * (Th - 2000) * (Th - 2000)
2050 sd 2150 = -20 + 32 * ((Th - 1820) / 100) * ((Th - 1820) / 100) - 0.5628 * (2150 - Th)
Delta_T = 62.92 + 0.32217 * (Th - 2000) + 0.005589 * (Th - 2000) * (Th - 2000)
= 62.92 + 0.32217 * (2016,191324- 2000) + 0.005589
* (2016,191324- 2000) * (2016,191324 - 2000) = 69,60156535
DaftarPustaka:
SekelumitPenanggalanKomariahdanGerhanaBulan,Dr.DjamhurEffendi,DEA
AlDurruAlAnieq,KH.AchmadGhozaliMF
IrsyaduAlMurid,KH.AchmadGhozaliMF
FormulaIlmuHisab,IbnuZahidAbdoelMoeid
MacamMacamWaktu,Dr.RintoAnugraha
F. Espenak, NASAs GSFC, http://eclipse.gsfc.nasa.gov/eclipse.html
GerhanaBulanDanMatahariToposentrisMetodeAlDurruAlAnieq.oleh:IbnuZahidAbdoelMoeid 11