Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TUGAS 1

Sensor CCD dan CMOS

Mata Kuliah Fotogrametri Digital


Kelas B
Dosen: Agung Budi Cahyono, ST, M.Sc, DEA
Disusun Oleh:
Duwi Rani Meilina (5016201025)

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN, DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2022
1. Charged Coupled Device (CCD)
Sensor CCD tersebut dapat menangkap fenomena yang terbentuk. Dari
hasil rumbai dapat diamati pergeseran rumbai, yang disebabkan karena
perbedaan konsentrasi pada waktu-waktu tertentu. Perbedaan beda lintasan
optis dapat dilihat dari selisih jarak pergeseran rumbai antara pusat dua rumbai
pada waktu-waktu tertentu. Pergeseran rumbai tersebut eqivalen dengan
pergeseran titiktitik ekstrim dari waktu ke waktu selama terjadinya proses difusi.
Keunggulan dari sensor CCD pada kamera digital ini adalah dapat memberikan
pengamatan dengan resolusi yang tinggi.

CCD adalah sebuah sensor untuk merekam gambar, terdiri dari sirkuit
terintegrasi berisi larikan kondensator yang berhubungan, atau berpasangan. Di
bawah kendali sirkuit luar, setiap kondensator dapat menyalurkan muatan
listriknya ke tetanggannya. CCD digunakan dalam fotografi digital dan astronomi
(terutama dalam fotometri), optikal dan spektroskopi UV dan teknik kecepatan
tinggi seperti penggambaran untung.

CCD adalah singkatan dari Charged Coupled Device. Pada dasarnya, ini
adalah jenis sensor pencitraan yang sama ditemukan di dalam kamera digital.
CCD menggunakan lensa yang sebenarnya untuk mengurangi gambar penuh ke
sensor pencitraan. Metode ini sangat bagus untuk menangkap rincian resolusi
sangat tinggi bersama dengan ruang warna yang lebar. Hal ini karena detail halus
dalam jenis scanner CCD yang menjadi scanner pilihan untuk resolusi grafis yang
lebih tinggi dan aplikasi artistik. Jenis scanner CCD ini juga sudah umum
digunakan untuk scan AEC (Architectural, Engineering, & Construction) atau
teknis juga.

CCD yang memiliki beberapa piksel digunakan di kamera digital, pemindai


gambar, dan kamera video sebagai peranti pengindera cahaya. CCD biasanya
merespon 70% cahaya (sama dengan efisiensi kuantum sebesar 70%)
membuatnya lebih efisien daripada film fotografi, yang hanya menangkap kira-
kira 2% cahaya. Sebagai hasilnya, CCD dengan cepat menjadi pilihan bagi para
astronom.

Sebuah citra diarahkan ke larikan kondensator oleh lensa, menyebabkan


setiap kondensator untuk menampung muatan listrik sesuai dengan intensitas
bahaya pada tempat tersebut. Sebuah larikan satu dimensi, yang digunakan di
kamera pindai-garis, menangkap potongan tunggal dari gambar, secangkan
larikan dua dimensi, yang digunakan di kamera dan kamera video, menangkap
seluruh gambar atau sebagian persegi darinya. Setelah larikan dipaparkan
kepada gambar, sebuah sirkuit kontrol menyebabkan setiap kondensator untuk
memindahkan muatannya ke tetangganya. Kondensator terakhir dalam larikan
membuang muatannya kedalam sebuah penguat yang mengubah muatan
menjadi tegangan listrik. Dengan mengulangi proses ini, sirkuit kontrol mengubah
seluruh isi larikan menjadi tegangan yang bervariasi, yang disimpan di memori.
Gambar yang tersimpan dipindahkan ke pencetak, peranti penyimpan, atau
penampil gambar. CCD juga digunakan secara luas sebagai sensor untuk
teleskop, dan peranti penglihatan malam.

Sebuah penggunaan menarik dalam astronomi adalah penggunaan CCD


untuk membuat sebuah teleskop tetap, berperilaku seperti teleskop penjejak dan
mengikuti pergerakan langit. Muatan di CCD dipindah dan dibaca paralel dengan
pergerakan langit dan dengan kecepatan yang sama. Dengan cara ini, teleskop
dapat mengambil gambar langit yang lebih luar daripada bidang pandang normal.
Untuk mengambil eksposur panjang galaksi dan nebula, banyak astronom
menggunakan teknik yang dikenal sebagai panduan otomatis.

CCD biasanya sensitif terhadap cahaya inframerah, yang memungkinkan


fotografi inframerah, peranti penglihatan malam, dan perekaman video tanpa
pencahayaan (atau nyaris tanpa cahaya). Karena sensitivitasnya terhadap
inframerah, CCD yang digunakan di astronomi biasanya didinginkan dengan
nitrogen cair, dikarenakan radiasi benda hitam inframerah dikeluarkan oleh
sumber berpui ruangan. Satu lagi konsekuensi dari sensitivitasnya terhadap
inframeral adalah inframerah dari remote control sering terlihat di kamera CCD,
jika tidak dilengkapi dengan filter inframerah. Pendinginan juga mengurangi arus
gelap larikan, meningkatkan sensitivitas pada cahaya intensitas lemah, bahkan
untuk ultraviolet dan gelombang terlihat.

Desah bahang, arus gelap, dan sinar kosmik dapat mengubah piksel di
larikan CCD. Untuk menghindari diek ini, astronom mengambil pengungkapan
dengan shutter tertutup. Bingkai gelap ini lalu dikurangkan dari gambar asli untuk
membuang efek desah bahang.

CCD tidak hanya digunakan pada kamera digital saja.


Banyak scanner juga menggunakan CCD sebagai sensor optiknya. Di dunia
medis, CCD digunakan dalam berbagai alat pemindai tubuh. Kamera CCD
digunakan oleh para astronom di seluruh dunia untuk mengambil gambar dari
benda-benda langit. Bahkan, gambar-gambar menakjubkan yang diambil oleh
Teleskop Hubble (Hubble Space Telescope) itu merupakan keluaran dari sensor
CCD yang terpasang pada teleskop tersebut.
Manfaat lain dari sensor CCD adalah lebih mendalam untuk ruang tajam.
Hal ini berguna jika Anda berencana untuk memindai banyak lembaran terlipat.
Dengan teknologi CCD, garis lipat dapat ditweak sedikit melalui software
scanning sehingga garis lipatan tidak tampak sebagai gambar pada banyak file
yang dipindai. Scanner CCD juga memiliki kemampuan untuk memindai “mount”
atau asli tebal.

2. Complementary Metal-Oxide Semiconductor (CMOS)

Sensor CMOS atau sensor chip semikonduktor adalah salah satu jenis
chip elektronik yang digunakan untuk mengubah foton menjadi elektron untuk
diporoses dalam bentuk sinyal digital. Sensor ini terutama digunakan untuk
membuat gambar dalam kamera digital, kamera CCTV digital dan kamera video
digital.

Chip elektronik yang sejenis ini juga dapat ditemukan pada perangkat
pemindai, pembaca barcode dan teleskop astronomi digital. Biaya pembuatan
sensor CMOS yang rendah namun mampu menghasilkan gambar yang baik
memungkinkannya diproduksi masal untuk digunakan pada beragam peralatan
optik.

Sensor CMOS bekerja berdasarkan prinsip efek fotolistrik yang mengubah


foton menjadi sinyal listrik. Tidak seperti sensor CCD, sensor CMOS akan
mengubah muatan listrik menjadi tegangan langsung di dalam jutaan piksel.

Piksel adalah elemen kecil di dalam sensor CMOS yang bertindak untuk
menerima foton dan mengubahnya menladi sinyal sinyal elektrik.

Saat ini sensor dengan teknologi CMOS tersedia dengan kualitas gambar
yang luar biasa dan kecepatan frame rate yang tinggi, sehingga banyak diadopsi
pada industri kamera berbasis kinerja tinggi.

Di dalam struktur bentuk sensor gambar CMOS, terdapat jutaan piksel


yang sensitif terhadap cahaya dan ditempatkan ke dalam desain bentuk tertentu.
Piksel piksel inilah yang nantinya akan menerima cahaya secara langsung
dari obyek gambar dan mengkonversinya ke dalam bentuk digital. Selain terdiri
dari piksel penerima cahaya, chip sensor CMOS juag memiliki banyak unit lain
yang bekerja untuk mengkonvigurasi piksel ketika beroperasi.

Untuk mengghasilkan gambar tangkapan kamera yang lebih baikm


seringkali di depan sensor diletakkan lensa yang berfungsi untuk mengatur
cahaya yang masuk ke dalam sensor. Sensor gambar yang terdapat di dalam
sistem kamera akan menerima cahaya datang dan difokuskan melalui
lensa. Cahaya yang telah difokuskan oleh lensa akan mengenai permukaan
sensor CMOS yang berisi jutaan piksel peka cahaya.

Masing masing piksel bisa saja menerima cahaya dengan panjang


gelombang yang berbeda dengan intensitas yang beragam. Perbedaan panjang
gelombang dan intensitas cahaya tersebut pada dasarnya mewakili warna dan
kecerahan gambar obyek.

Sensor CMOS akan mengubah foton menjadi elektron elektron yang


kemudian akan dikonversi menjadi sinyal digital oleh modul ADC atau Analog
Digital Converter. Sensor gambar CMOS terdiri dari ua jenis yang berbeda.
Masing masing jenis tersebut akan dibahas berikut ini :

Sensor piksel aktif (APS)

Sensor Piksel Aktif adalah jenis sensor gambar yang dibuat dari
sekumpulan sensor piksel. Pada jenis sensor ini, setiap piksel pada sensor
dilengkapi dengan amplifier dan fotodetektor. Karena itu gambar yang dihasilkan
oleh sensor ini lebih baik kualitasnya.

Sensor ini diproduksi menggunakan teknologi CMOS, karena itu dikenal


sebagai CMOS APS. Jenis sensor ini mirip dengan CCD atau Charge Coupled
Device karena sama sama mempunyai jenis sensor gambar piksel aktif.

Sensor piksel pasif


Dalam sensor ini, setiap piksel pasif terdiri dari transistor dan fotodioda.
Piksel dalam sensor ini diatur dalam struktur dua dimensi melalui jalur yang
memungkinkan kabel dibagi melalui piksel dalam baris yang sama dan kabel
keluaran dibagi melalui kolom.

Setiap ujung kolom termasuk amplifier. Sensor ini terutama mengalami


beberapa keterbatasan seperti pembacaan yang lambat, kurangnya skalabilitas
dan noise yang tinggi. Namun masalah ini dapat diatasi dengan menambahkan
amplifier ke setiap piksel.

CMOS menggunakan kombinasi p-type dan n-type metal-oxide


semiconductor field-effect transistors (MOSFET). Sensor CMOS mengubah
charge cube menjadi tegangan sebeleum keluar dari setiap piksel. Sensor CMOS
yang modern juga menggunkan amplifier pada setiap pikselenya sehingga
setelah amplifikasi, output tegangan piksel ditransfer melalui kabel mikro pada
output chip.

Sensor CMOS tidak hanya berisi piksel, atau tidak hanya berisi sedikit
sensor. Setiap sensor piksel memberi nilai tegangan atau nilai digital 1,0 angka-
angka ini disebut bit. Image sensor terdiri dari chip yang peka terhadap cahaya
dan filter warna. Filter warna bekerja ketika cahya polikromatik melui filter biru,
maka warna apapun selain biru tidak bisa melewati filter tersebut sehingga
sensor akan menghasilkan warna biru saja. Untuk menghasilkan berbagai warna
seperti gambar aslinya, sensor hanya membutuhkan tiga warna filter yaitu merah,
hijau, dan biru atau sering disebut RGB. Pencampuran dari ketiga warna tersebut
akan menghasilkan berbagai warna.
3. Kamera yang menggunakan sensor CCD

Kamera-kamera yang menggunakan sensor CCD: Nikon D60, Fujifilm FinePix


S5 Pro, Nikon D80, Nikon D40X, Canon PowerShot G9, Canon PowerShot Pro1,
Ricoh GR Digital, dll

Nikon D60

Kamera yang menggunakan sensor CMOS

Kamera-kamera yang menggunakan sensor CMOS: Nikon D2Xs, Nikon D3,


Nikon D300, Canon EOS 450D, Canon EOS-1D Mark III, Canon EOS-1Ds Mark
III, Canon EOS 5D, Pentax K20D, Samsung GX-20, Sigma SD14, dll

Nikon D2Xs
4. Kelebihan dan Kekurangan

CCD CMOS
Kelebihan 1. Resolusi lebih tinggi 1. Konsumsi daya
dan kualitas scanning rendah.
yang lebih baik 2. Biaya pembuatan tidak
2. Tangkapan luas mahal
bidang gambar lebih 3. Tingkat noise pada
luas gambar rendah
3. Fokus tajam tanpa 4. Desain yang ringkas
terpengaruh jarak 5. Respon gambar lebih
4. Hasil noise pada baik
gambar lebih rendah 6. Sensitivitas lebih tinggi
dalam kisaran NIR.
7. frame rate tinggi.
8. Mampu menghasilkan
gambar video HD yang
bagus.
9. Banyak dipakai di
berbagai perangkat
multimedia
10. Pencitra CMOS
memiliki kinerja yang
lebih baik.

Kekurangan 1. Biaya tidak murah 1. Rentan terhadap noise


2. Setidaknya dua kali pada kualitas tinggi
lebih besar dari ukuran 2. Membutuhkan banyak
sensor CIS cahaya yang masuk
3. Perlu sering dikalibrasi 3. Dalam sensor ini,
setiap piksel
mengeksekusi
konversinya.
4. Homogenitas dan
kualitas gambarnya
rendah.
Referensi

Chhaniwal V.K, Anand Arun, Narayanamurthy, Optics and Lasers in Engineering,


42, 9-20 (2004)

https://digitalsense.co.id/tips-news/perbedaan-sensor-ccd-dan-cis-pada-
scanner - diakses tanggal 12/09/2022

https://www.ruangteknisi.com/sensor-cmos/ - diakses tanggal 12/09/2022

https://fkmtfindonesia.or.id/yuk-kenalan-dengan-cmos/ - diakses tanggal


12/09/2022

https://zacharycctv.com/article/745/SENSOR-CCD.html - diakses tanggal


12/09/2022

Anda mungkin juga menyukai