Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH OPTOELEKTRONIKA

MAKALAH DEVICE CCD

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah optoelektronika

Dosen Pengampu Mata Kuliyah : Ir Misto

Disusun oleh :

ERNIK DWI SAFITRI NIM 121810201054

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB I. PENDAHULUAN

2.1. Latar Belakang


Perangkat optik merupakan perangkan yang menjdadi fokus untuk akhir-akhir ini.
Perangkat optik untuk pencitraan melalui penghambur umumnya memanfaatkan beda sifat
antara sinar yang terhambur dan sinar yang tidak terhambur. Salah satu perangkat optik
yang banyak dimanfaatkan dan dikembangkan yaitu CCD. Teknologi CCD (charge-coupled
device) atau jika dalam bahasa Indonesia, Peranti muatan-berpasangan adalah sebuah sensor
untuk merekam gambar, terdiri dari sirkuit terintegrasi berisi larikan kondensator yang
berhubungan, atau berpasangan. Pada dasarnya, CCD array terdiri atas sederetan elemen
peka cahaya yang disebut piksel (picture element). Cacah piksel bervariasi jumlahnya, bisa
mencapai 10680 buah, tergantung tipe sensor yang digunakan.
CCD adalah suatu piranti detektor foton dengan kepekaan tinggi yang bekerja
dengan prinsip menangkap muatan listrik yang berasal dari cahaya yang datang,
menyimpannya sementara dan kemudian mengubahnya menjadi suatu sinyal listrik. CCD
biasanya merespon 70% cahaya (sama dengan efisiensi kuantum sebesar 70%) membuatnya
lebih efisien daripada film fotografi, yang hanya menangkap kira-kira 2% cahaya. Sebagai
hasilnya, CCD dengan cepat menjadi pilihan bagi para astronom. CCD juga digunakan
secara luas sebagai sensor untuk teleskop, dan peranti penglihatan malam. Sebuah
penggunaan menarik dalam astronomi adalah penggunaan CCD untuk membuat sebuah
teleskop tetap, berperilaku seperti teleskop penjejak dan mengikuti pergerakan langit.
Pengembangan dan penelitian untuk jenis interferometer terus dikembangakan dan
dilakukan hingga saat ini. Berbagai karakteristik dari interferometer terus diidentfiikasi
guna menghasilkan laser semoikonduktor yang memiliki aplikastif yang lebih optimal.
Sehingga, melalui makalah ini penulis sedikit memberikan gambaran umum mengenai
karakteristik dan prinsip kerja dari interferometer yang nantinya diharapkan mampu sebagai
salah satu betuk pengembangan ilmu pengetahuan bagia kalangan mahasiswa, terutam
untuk mahasiswa umum.

2.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat berdasarkan latar belakang dari makalah bab
interferometer yaitu :
1. Bagaiamana karakteristik dari CCD?
2. Bagaiamana prinsip kerja CCD?
3. Bagaiamana dasar operasi dari CCD?
4. Bagaiamana tapis spektrum pada CCd?
5. Bagaiamana aplikasi dari CCD?
6. Bagaiamana prinsip CCD pada kamera?

2.3. Tujuan dan Manfataat


Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dan manfaat yang diharapkan dari
makalah ini adalah pembaca mampu mengetahui dan memahami karakteristik dari CCD serta
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Melalu makalah ini diharapkan setiap pembaca
mampu menumbuhkan mintanya akan pengetahuan berkenaan dengan CCD. Sehingga
nantinya diharapkan mampu ikut aktif dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan
terutama dalam bidang laser untuk meneliti dan mengidentifikasi lebih mendalam mengenai
karakteristik dari interferometer Michelson dan Mach Zehnder.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Sejarah CCD


Pada awalnya, CCD merupakan salah satu elemen memori pada rangkaian
komputer. Namun, setelah dilakukan penelitian oleh George Smith dan Willard Boyle dari
Laboratorium Bell pada tahun 1969, terbukti bahwa CCD juga memiliki potensi dalam
aplikasi pengolahan sinyal dan pencitraan. Kemampuan CCD sebagai sensor citra
dimungkinkan karena bahan dasarnya yang berupa substrat silikon, salah satu material
semikonduktor, sangat peka terhadap cahaya. Sensitivitas CCD menjangkau daerah
panjang gelombang antara 200 – 1100 nm. Sensitivitas ini mendekati spektrum panjang
gelombang cahaya ultraviolet (UV) dan infra-merah (IR). Dengan jangkauan sensitivitas
tersebut, CCD mampu mendeteksi suatu obyek yang memantulkan cahaya dengan
spektrum yang mendekati panjang gelombang UV hingga IR. Namun sensitivitas tertinggi
CCD dicapai pada rentang daerah panjang gelombang visible (cahaya tampak) hingga
panjang gelombang near infra-red (NIR), yaitu antara 400 – 1100 nm.

2.2. Definisi dan Karakteristik CCD


Pada dasarnya, CCD array terdiri atas sederetan elemen peka cahaya yang disebut
piksel (picture element). Cacah piksel bervariasi jumlahnya, bisa mencapai 10680 buah,
tergantung tipe sensor yang digunakan. Ukuran tiap piksel berkisar hari, CCD dapat
ditemui pada mesin faksimili, mesin fotocopy, scanner dokumen, alat pembaca barcode,
kamera digital dan sebagainya. Teknologi CCD (charge-coupled device) atau jika dalam
bahasa Indonesia, Peranti muatan-berpasangan adalah sebuah sensor untuk merekam
gambar, terdiri dari sirkuit terintegrasi berisi larikan kondensator yang berhubungan, atau
berpasangan. Di bawah kendali sirkuit luar, setiap kondensator dapat menyalurkan muatan
listriknya ke tetanggannya. CCD digunakan dalam fotografi digital dan astronomi
(terutama dalam fotometri), optikal dan spektroskopi UV dan teknik kecepatan tinggi
seperti penggambaran untung (http : pengertian, kegunaan dan perkembangan). Peranti
muatan-berpasangan (bahasa Inggris: charge-coupled device atau CCD) adalah sebuah
sensor untuk merekam gambar, terdiri dari sirkuit terintegrasi berisi larikan kondensator
yang berhubungan, atau berpasangan. Di bawah kendali sirkuit luar, setiap kondensator
dapat menyalurkan muatan listriknya ke tetanggannya. CCD digunakan dalam fotografi
digital dan astronomi (terutama dalam fotometri), optikal dan spektroskopi UV dan teknik
kecepatan tinggi seperti penggambaran untung. (http :wikipedia).

2.3. Prinsip Kerja CCD


CCD merupakan akronim dari Charge-Coupled Device, suatu piranti detektor foton
dengan kepekaan tinggi yang bekerja dengan prinsip menangkap muatan listrik yang
berasal dari cahaya yang datang, menyimpannya sementara dan kemudian mengubahnya
menjadi suatu sinyal listrik. Secara umum, prinsip kerja CCD dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu: (1) charge collection, mengubah foton dan menyimpan sementara menjadi
muatan listrik pada area-area kecil yang disebut piksel, (2) charge transfer, memindahkan
muatan antar piksel di dalam substrat silikon, (3) charge conversion, mengubah muatan
yang dihasilkan menjadi suatu sinyal listrik.
Namun karena modus utama CCD adalah elemen memori, maka CCD lebih
berperan sebagai suatu register geser yang bertindak sebagai transducer penghasil muatan
hasil konversi foton yang datang sekaligus berfungsi sebagai pemindah muatan dari satu
piksel ke piksel lainnya, sehingga CCD dapat digunakan sebagai komponen penyerta
dalam piranti lain. Sementara, elemen aktif yang biasa digunakan untuk menerima cahaya
adalah fotodioda atau fotokapasitor (Curtin, Dennis P, “Understanding How Image
Sensors Work”, 2003. http://www.shortcourses.com).

Ketika sebuah foton membentur atom, ini dapat mengangkat sebuah elektron ke
tingkat energi yang lebih tinggi, atau dalam beberapa kasus, melepaskan elektron dari
atom. Ketika cahaya menimpa permukaan CCD, ini membebaskan beberapa elektron
untuk bergerak dan berkumpul di kondensator. Elektron tersebut digeser sepanjang CCD
oleh pulsa-pulsa elektronik dan dihitung oleh sebuah sirkuit yang mengambil elektron dari
setiap piksel kedalam sebuah kondensator lalu mengukur dan menguatkan tegangan yang
membentanginya, lalu mengosongkan kondensator.
Ini memberikan sebuah citraan hitam-putih yang efektif dengan mengukur seberapa
banyak cahaya yang jatuh disetiap piksel. CCD yang memiliki baris tunggal dapat
digunakan sebagai saluran tunda. Sebuah tegangan analog dikenakan pada kondensator
pertama dalam larikan, dan perintah yang berselang tetap diberikan kepada setiap
kondensator untuk memindahkan muatannya ke tetangganya. Dengan demikian seluruh
larikan digeser setiap satu lokasi.

Setelah sebuah tundaan yang setara dengan jumlah kondensator dikalikan interval
geser, muatan yang mencerminkan sinyal masukan tiba di kondensator terakhir di larikan,
dimana muatan ini dikuatkan untuk menjadi sinyal keluaran. Proses ini terus berlanjut,
menciptakan sebuah sinyal di keluaran yang merupakan versi tertunda dari masukan,
dengan beberapa cacat dikarenakan frekuensi pencuplikan. Sebuah CCD yang digunakan
untuk hal ini juga dikenal dengan saluran tunda regu-ember. Penggunaan CCD dalam hal
ini sering digantikan dengan saluran tunda digital.
CCD dengan beberapa baris piksel menggeser muatannya secara vertikal menuju ke
baris terbawah, dan hanya baris terbawah yang dibaca keluarannya secara konvensional.
Kecepatan dari sirkuit pengukur harus cukup cepat untuk menghitung semua baris bawah,
lalu menggeser baris tersebut kebawah dan mengulanginya untuk setiap baris yang lain,
hingga seluruh baris terbaca. Di kamera video, seluruh proses ini membutuhkan kira-kira
40 kali setiap detik.Beberapa faktor dapat memengaruhi ketika foton mengakibatkan bumn
membebaskan elektron, sirkuit dalam CCD dapat menghalangi cahaya untuk masuk,
gelombang yang lebih panjang dapat menembus kedalam CCD tanpa berinteraksi dengan
atom-atom, beberapa gelombang yang lebih pendek dapat memantul di permukaan, dan
lain sebagainya. Mengetahui berapa banyak foton yang jatuh ke permukaan fotoreaktif
akan membebaskan elektron adalah ukuran akurat sensitivitas CCD. Hal ini disebut
dengan efisiensi kuantum dan dinyatakan dalam persentase.
Kondensator terakhir dalam larikan membuang muatannya kedalam sebuah penguat
yang mengubah muatan menjadi tegangan listrik. Dengan mengulangi proses ini, sirkuit
kontrol mengubah seluruh isi larikan menjadi tegangan yang bervariasi, yang disimpan di
memori. Gambar yang tersimpan dipindahkan ke pencetak, peranti penyimpan, atau
penampil gambar. CCD juga digunakan secara luas sebagai sensor untuk teleskop, dan
peranti penglihatan malam. Sebuah penggunaan menarik dalam astronomi adalah
penggunaan CCD untuk membuat sebuah teleskop tetap, berperilaku seperti teleskop
penjejak dan mengikuti pergerakan langit. Muatan di CCD dipindah dan dibaca paralel
dengan pergerakan langit dan dengan kecepatan yang sama. Dengan cara ini, teleskop
dapat mengambil gambar langit yang lebih luar daripada bidang pandang normal. CCD
biasanya sensitif terhadap cahaya inframerah, yang memungkinkan fotografi inframerah,
peranti penglihatan malam, dan perekaman video tanpa pencahayaan (atau nyaris tanpa
cahaya). Karena sensitivitasnya terhadap inframerah, CCD yang digunakan di astronomi
biasanya didinginkan dengan nitrogen cair, dikarenakan radiasi benda hitam inframerah
dikeluarkan oleh sumber berpui ruangan.

2.4. Dasar Operasi


Dalam CCD untuk menangkap gambar ada suatu daerah photoactive (sebuah
epitaxial lapisan silikon), transmisi dan wilayah terbuat dari shift register. Gambar
diproyeksikan melalui lensa ke array kapasitor (wilayah photoactive), sehingga setiap
kapasitor untuk mengumpulkan charge listrik yang sebanding dengan cahaya intensitas di
lokasi itu. Sebuah array satu dimensi, digunakan sesuai-scan kamera, menangkap sepotong
gambar tunggal, sedangkan array dua dimensi, yang digunakan dalam kamera video dan
still image, menangkap gambar dua dimensi sesuai dengan pemandangan diproyeksikan ke
bidang fokus dari sensor. Setelah array telah terkena gambar, sirkuit kontrol menyebabkan
setiap kapasitor untuk mentransfer isinya ke tetangga (operasi sebagai register geser).
Kapasitor terakir dalam dump array mengisi charge amplifier, lalu mengubah charge
menjadi tegangan . Dengan mengulangi proses ini, control sirkuit mengubah seluruh isi
dari array dalam semikonduktor ke urutan tegangan. Dalam perangkat digital, tegangan ini
kemudian menjadi sampel digital, dan biasanya disimpan dalam memori; dalam sebuah
perangkat analog (seperti kamera video analog), dimana akan diproses menjadi sinyal
analog kontinyu yang kemudian diolah dan keluar ke sirkuit lainnya untuk transmisi,
rekaman, atau pengolahan lainnya.
Dengan berkembangnya teknolgi yang semakin dewasa ini, hadirlah teknmologi
CMOS yang menandingi teknologi CCD. Menciptakan sensor gambar dari
semikonduktor menjadi lebih mudah. Karena ini merupakan teknologi dominan untuk
seluruh pembuatan chip, sensor gambar CMOS murah untuk dibuat dan sirkuit
pengkondisian signal dapat dimasukkan ke dalam alat yang sama. Keuntungan yang
terakhir tersebut menolong mengurangi kelemahannya terhadap desah, yang masih
merupakan problem. Sensor CMOS juga memiliki keuntungan pengkonsumsian daya
yang lebih rendah dari CCD.

2.5. Tapis Spektrum


Mengingat keterbatasan yang ada dan filosofi pengembangan satelit mikro,
kebanyakan sensor pencitra yang dibawa oleh satelit mikro adalah pushbroom scanner
atau imager dengan elemen pendeteksi CCD. Oleh karena itu, pilihan penggunaan kanal
spektrum pada satelit mikro juga terbatas karena sifat dasar tanggap frekuensi detektor
yang digunakan. Kendala lain yang berdampak pada pembatasan cacah kanal adalah laju
transmisi data menjadi lebih rendah.
Pada dasarnya, penyeleksian warna (panjang gelombang) oleh detektor dapat
dilakukan secara mandiri mengingat sifat tanggap spektrumnya yang spesifik, sesuai
dengan jenis bahan aktif yang digunakan. Namun, pada kenyataannya sering terjadi
ketidaksesuaian antara jangkau panjang gelombang yang dikehendaki dengan tanggap
spektrum detektor. Sebagai contoh, detektor dengan bahan dasar (substrat) silikon
memiliki jangkauan tanggap spektrum yang membentang dari daerah visible hingga NIR
(400-1100 nm). Secara prinsip, detektor tersebut mampu mengindera cahaya dengan
panjang gelombang yang sesuai dengan jangkauan spektrumnya, namun tidak mampu
membedakan antara panjang gelombang satu dengan lainnya. Agar detektor semacam itu
dapat memberikan informasi spektrum dari panjang gelombang yang dikehendaki, maka
dipasang perangkat penyeleksi panjang gelombang di depan detektor, sehingga cahaya
yang terdeteksi adalah cahaya dengan panjang gelombang tertentu yang diperlukan.

2.6. Aplikasi CCD


Kamera video sebagai peranti pengindera cahaya. CCD biasanya merespon 70%
cahaya (sama dengan efisiensi kuantum sebesar 70%) membuatnya lebih efisien daripada
film fotografi, yang hanya menangkap kira-kira 2% cahaya. Sebagai hasilnya, CCD
dengan cepat menjadi pilihan bagi para astronom. which captures only about 2% of the
incident light. Sebuah citra diarahkan ke larikan kondensator oleh lensa, menyebabkan
setiap kondensator untuk menampung muatan listrik sesuai dengan intensitas bahaya pada
tempat tersebut. Sebuah larikan satu dimensi, yang digunakan di kamera pindai-garis,
menangkap potongan tunggal dari gambar, secangkan larikan dua dimensi, yang
digunakan di kamera dan kamera video, menangkap seluruh gambar atau sebagian persegi
darinya. Setelah larikan dipaparkan kepada gambar, sebuah sirkuit kontrol menyebabkan
setiap kondensator untuk memindahkan muatannya ke tetangganya. Kondensator terakhir
dalam larikan membuang muatannya kedalam sebuah penguat yang mengubah muatan
menjadi tegangan listrik. Dengan mengulangi proses ini, sirkuit kontrol mengubah seluruh
isi larikan menjadi tegangan yang bervariasi, yang disimpan di memori. Gambar yang
tersimpan dipindahkan ke pencetak, peranti penyimpan, atau penampil gambar. CCD juga
digunakan secara luas sebagai sensor untuk teleskop, dan peranti penglihatan malam.
Sebuah penggunaan menarik dalam astronomi adalah penggunaan CCD untuk membuat
sebuah teleskop tetap, berperilaku seperti teleskop penjejak dan mengikuti pergerakan
langit. Muatan di CCD dipindah dan dibaca paralel dengan pergerakan langit dan dengan
kecepatan yang sama. Dengan cara ini, teleskop dapat mengambil gambar langit yang
lebih luar daripada bidang pandang normal. CCD biasanya sensitif terhadap cahaya
inframerah, yang memungkinkan fotografi inframerah, peranti penglihatan malam, dan
perekaman video tanpa pencahayaan (atau nyaris tanpa cahaya).
Karena sensitivitasnya terhadap inframerah, CCD yang digunakan di astronomi
biasanya didinginkan dengan nitrogen cair, dikarenakan radiasi benda hitam inframerah
dikeluarkan oleh sumber berpui ruangan. Satu lagi konsekuensi dari sensitivitasnya
terhadap inframeral adalah inframerah dari remote control sering terlihat di kamera CCD,
jika tidak dilengkapi dengan filter inframerah. Pendinginan juga mengurangi arus gelap
larikan, meningkatkan sensitivitas pada cahaya intensitas lemah, bahkan untuk ultraviolet
dan gelombang terlihat. Desah bahang, arus gelap, dan sinar kosmik dapat mengubah
piksel di larikan CCD. Untuk menghindari diek ini, astronom mengambil pengungkapan
dengan shutter tertutup. Bingkai gelap ini lalu dikurangkan dari gambar asli untuk
membuang efek desah bahang (http : Wikipedia).
2.7. CCD pada kamera
Kamera digital biasanya menggunakan tapis Bayer sebelum CCD. Setiap persegi
dari empat piksel ditapis merah, biru dan dua hijau (mata manusia kecil sensitif terhadap
hijau). Sebagai hasilnya informasi diambil disetiap piksel, tetapi piksel warna memiliki
resolusi yang lebih rendah daripada piksel sebenarnya. Pemisahan warna yang lebih baik
dapat dicapai dengan tiga peranti CCD dan sebuah prisma dikroik pemisah warna, ini
memisahkan gambar menjadi komponen merah, hijau, dan biru (RGB). Setiap CCD
disusun sedemikian pura sehingga merespon warna tertentu. Beberapa perekam video
semiprofesional dan semua perekam video profesional menggunakan teknik ini. Sejak
sensor CCD beresolusi tinggi panitau mahal, bahkan seorang fotografer profesional sulit
menjangkau kamera 3CCD beresolusi tinggi. Ada beberapa kamera yang menggunakan
filter warna berputar untuk mencapai kejernihan warna dan resolusi tinggi dengan harga
yang relatif rendah. Kamera jenis ini sangat jarang dan hanya dapat digunakan untuk
memotret obyek diam. Kamera CCD linear array mengambil gambar dalam ukuran yang
sempit namun memanjang (garis) pada arah melintang terhadap obyek. Sebuah sensor
akan memicu kamera untuk mengambil gambar berikutnya manakala obyek telah bergerak
sejauh lebar gambar yang telah diambil sebelumnya. Selanjutnya, oleh komputer, garis
demi garis tersebut disusun untuk membentuk sebuah gambar utuh yang lengkap (lihat
gambar 5).

Kamera CCD yang dipasang pada satelit mikro arsitekturnya bervariasi, tergantung
fungsi dan desainnya. Kamera pencitra CCD resolusi rendah mampu menyediakan gambar
dengan ground resolusi 4000 – 1000 m, yang berguna antara lain untuk memantau pola
cuaca dan informasi peringatan badai topan. Sedangkan kamera pencitra CCD multi-
spektrum dengan 2 atau lebih kanal spektrum, mampu menyediakan gambar dengan
resolusi menengah antara 400 – 5 m, yang berguna antara lain untuk memantau sumber
daya alam, penggunaan lahan dan efek yang ditimbulkan dari suatu bencana alam.
Umumnya, kedua jenis kamera tersebut, menggunakan detektor CCD array 2-D dengan
resolusi radiometrik 8 bit. Swath width-nya (lebar sapuan) bisa mencapai puluhan hingga
ribuan kilometer.
Terdapat dua tipe kamera CCD berdasarkan sudut obyek yang dapat dijangkau, yaitu
Wide Angle Camera (WAC) dan Narrow Angle Camera (NAC). WAC digunakan untuk
memotret gambar di permukaan bumi dengan ukuran yang lebih besar, bisa mencapai
ribuan meter. Sedangkan digunakan NAC untuk mengambil detail gambar permukaan
bumi yang dihasilkan oleh kamera wide, dengan ukuran hingga beberapa meter. Kedua
kamera ini dapat digunakan bersamaan pada suatu satelit. Banyaknya kamera yang
BAB III. PENUTUP

2.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penjabaran makalah CCD yaitu sebuah
sensor untuk merekam gambar, terdiri dari sirkuit terintegrasi berisi larikan kondensator
yang berhubungan, atau berpasangan. Pada dasarnya, CCD array terdiri atas sederetan
elemen peka cahaya yang disebut piksel (picture element). Cacah piksel bervariasi
jumlahnya, bisa mencapai 10680 buah, tergantung tipe sensor yang digunakan.CCD adalah
suatu piranti detektor foton dengan kepekaan tinggi yang bekerja dengan prinsip menangkap
muatan listrik yang berasal dari cahaya yang datang, menyimpannya sementara dan
kemudian mengubahnya menjadi suatu sinyal listrik. Dalam CCD untuk menangkap
gambar ada suatu daerah photoactive (sebuah epitaxial lapisan silikon), transmisi dan
wilayah terbuat dari shift register. Gambar diproyeksikan melalui lensa ke array kapasitor
(wilayah photoactive), sehingga setiap kapasitor untuk mengumpulkan charge listrik yang
sebanding dengan cahaya intensitas di lokasi itu. CCD biasanya merespon 70% cahaya
(sama dengan efisiensi kuantum sebesar 70%) membuatnya lebih efisien daripada film
fotografi, yang hanya menangkap kira-kira 2% cahaya. Sebagai hasilnya, CCD dengan
cepat menjadi pilihan bagi para astronom. CCD juga digunakan secara luas sebagai sensor
untuk teleskop, dan peranti penglihatan malam. Sebuah penggunaan menarik dalam
astronomi adalah penggunaan CCD untuk membuat sebuah teleskop tetap, berperilaku
seperti teleskop penjejak dan mengikuti pergerakan langit.

2.2. Saran
Saran dalma makalah ini adalah untuk pembaca diharapkan mampu benar-benar
mengetahui dan memahami karakteristik dan prinsip CCD. Untuk Penulis dihapkan
nantinya mamapu untuk menghasilkan makalah yang lebih baik dan lengkap dari makalah
yang sudah ada. Saran untuk setiap mahasiswa, terutama mahasiswa fisika adalah sudah
sepatutnya sebagai mahasiswa fisika ikut berperan aktif dalam upaya pengembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Curtin, Dennis P, “Understanding How Image Sensors Work”, 2003.


http://www.shortcourses.com
Fouquet, M and Brewer A, The Role of Microsatellites for Earth Observation - Eight years of
orbital experience at the University of Surrey; Conference on Small Satellites for
Remote Sensing, The Space Congress, 24-25 May 1995, Bremen Germany
http://www.ee.surrey.ac.uk/EE/CSER/UOSAT/
Grove, Andrew S, Physics and Technology Semiconductor Devices. New York: John Wiley
and Sons Inc Han, K.S, “Clasification of CCD”, 1998. http://www.lgsemicon.co.kr
Holst, Gerald C, 1998. CCD Array Camera and Displays (Second Edition). JDC Publishing
Ingle, James D. Jr and Crouch, Stanley R, 1988. Spectrochemical Analysis. Prentice Hall,
Englewood Cliffs
Lihua, Zhang, 2004. Introduction to Small Satellite System Design. Beijing: Lecture Notes
for China-Asean Training Course on Remote Sensing Satellite Technology
Meisenzahl, Eric, “Charge-Coupled Device Image Sensors”, http://www.sensorsonline.com
Short, Nicholas M, ”Sensor Technology”, http://www.rst.com
Sweeting, M. N and Pookyaudom, Sitthichai, “TMSAT: Thailand’s First Microsatellite for
Communications and Earth Observation”
http://www.ee.surrey.ac.uk/EE/CSER/UOSAT/
Yang, Edward. S, 1988. Microelectronic Devices. Mc.Graw-Hill International Editions
“An Introduction to Scientific Imaging Charge-Coupled Devices”, http://www.site.com
“An Introduction to CCD Operation”, http://www.kodak.com

Anda mungkin juga menyukai