CCD Astronomi
CCD Astronomi
Sejak 1973 hingga 1977. Texas Inc. berhasil mengembangkan chip CCD mulai dari ukuran 100x100 pixel hingga 800x800 pixel yang digunakan teleskop Hubble.
CCD pertama kali digunakan pada teleskop landas Bumi pada tahun 1976 oleh Jim Jenesick dari JPL dan Dr. Brandford Smith dari Lunar-Planetary Laboratory, Universitas Arizona.
Kelebihan CCD
1. Memiliki respon yang linier sampai batas bilangan biner (saturasi) yang dimungkinkan oleh (Analog to Digital) ADC. 2. Respon yang cukup merata dari permukaan chip untuk suatu rentang panjang gelombang. 3. Rentang sensitivitas spektral yang lebar dari daerah visual hingga infra merah dekat. 4. Quantum Efficiency, perbandingan antara jumlah elektron yang terkumpul pada elektroda dengan jumlah foton yang datang, mencapai 50%-80% pada rentang panjang gelombang visual.
5. Proses perekaman yang real time dan data disimpan dalam media perekam yang dapat langsung diproses oleh komputer. 6. Memiliki nilai noise yang rendah, dark current yang rendah, jumlah cacat pada pixel yang relatif sedikit, memiliki sistem pendingin yang stabil, serta pemilihan ukuran dan dimensi piksel berdasarkan resolusi yang sesuai.
(Aviyanti, 2006)
Interakasi berupa tumbukan antara foton yang datang dengan elektron pada substrat silikon, elektron akibat eksitasi dikumpulkan pada sumur potensial. Selanjutnya paket elektron tersebut dipindahkan dengan menerapkan tegangan tertentu pada tiap gate. Akhirnya register keluaran akan membaca muatan, diproses oleh rangkaian elektronik dan diubah kedalam bentuk data digital untuk dibaca oleh komputer
Maka dari penjelasan tersebut terdapat 4 proses yang dilakukan CCD sebelum menghasilkan Citra : 1. Pembangkitan Muatan (charge generation) 2. Pengumpulan Muatan (charge collection) 3. Pemindahan Muatan (charge transfer) 4. Pembacaan Muatan Keluar (charge detection)
Karakterisasi CCD
Terdapat 2 metode 1. Uji In-Situ, pengujian CCD di lingkungan tempat akan digunakan. 2. Uji Laboratorium, pengujian CCD di laboratorium.
CCD ST-2000XM