Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKATRONIKA

Disusun Oleh:
Achmad Hanif Azhar (190481100093)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI DAN MESIN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2022
Modul XI
Mengaktifkan 3 Relay Dengan Ir Remote

10
11
11.1 Tujuan
Subbab yang pertama kita disuruh untuk menjelaskan tentang suatu tujuan
dari sebuah praktikum mekatronika pada modul sebelas (Mengaktifkan 3 relay
dengan ir remote). Subbab pertama ini mempunyai tujuan supaya mahasiswa dapat
memenuhi target dari praktikum ini. Berikut merupakan tujuan dari praktikum
mekatronika mengenai IR Remote.

1. Mahasiswa mampu membuat rangkaian elektronika dengan menggunakan 3


relay dan ir remote.
2. Mahasiswa mampu membuat program kendali 3 relay dengan menggunakan
ir remote.
3. Mahasiswa mampu merancang rangkaian elektronika dan memprogram
kombinasi mikrokontroler Arduino-IR remote dengan modul rangkaian yang
lain.

11.2 Dasar Teori


Subbab dua mengenai tentang materi yang berupa 3 relay dan ir remote.
Subbab dasar teori yang berisi dari Arduino uno, pengertian, dan jenis pada materi
yang disebutkan. Berikut merupakan penjelasan dari suatu materi tersebut.
9
10
10.1
10.2
11.2.1 Cahaya Infra Merah
Menurut Nejakar (2014), Inframerah sebenarnya adalah cahaya normal
dengan warna-warna tertentu. Manusia tidak dapat melihat warna-warna ini
karena panjang gelombangnya 950 nm berada di bawah spektrum yang terlihat.
Itulah salah satu alasan mengapa IR dipilih untuk keperluan remote control.
Alasan lain adalah karena LED IR cukup mudah dibuat, dan karenanya bisa
sangat murah. Meskipun manusia tidak dapat melihat cahaya Inframerah yang
dipancarkan dari remote control tidak berarti tidak dapat membuatnya terlihat.
Video camera atau kamera foto digital dapat "melihat" cahaya inframerah. Cara
menggunakan web cam yaitu dengan mengarahkan remote, tekan tombol apa
saja dan lihat LED berkedip.

Matahari adalah sumber paling terang dari semuanya, tetapi ada banyak
lagi, seperti: bola lampu, lilin, sistem pemanas sentral, dan bahkan tubuh kita
memancarkan cahaya inframerah. Bahkan segala sesuatu yang menyinari panas,
juga memancarkan cahaya inframerah. Oleh karena itu, kita harus mengambil
beberapa tindakan pencegahan untuk menjamin bahwa pesan IR kita akan masuk
ke penerima tanpa kesalahan.

11.2.2 Sensor Infra Merah


Menurut Yusniati (2018), sistem sensor infra merah pada dasarnya
menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver
dan transmitter. Sistem tidak akan bekerja jika sinar infra merah yang
dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah
tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari
sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm
keamanan dan otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini terdiri atas
sebuah Light Emitting Diode (LED) infra merah yang dilengkapi dengan
rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar
infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor,
fato diode, atau infra merah modul yang berfungsi untuk menerima sinar infra
merah yang dikirimkan oleh pemancar. Jarak yang cukup jauh, kurang lebih dari
tiga sampai lima meter, pancaran data infra merah harus dimodulasikan terlebih
dahulu untuk menghindari kerusakan data akibat nois.
Transmisi data yang menggunakan media udara sebagai media perantara
biasanya menggunakan frekuensi carrier sekitar 30 kHz sampai dengan 40 kHz.
Infra merah yang dipancarkan melalui udara ini paling efektif jika menggunakan
sinyal carrier yang mempunyai frekuensi di atas. Sinyal yang dipancarkan oleh
pengirim diterima oleh penerima infra merah dan kemudian dikodekan sebagai
sebuah paket data biner. Proses modulasi dilakukan dengan mengubah kondisi
logika 0 dan 1 menjadi kondisi ada dan tidak ada sinyal carrier infra merah yang
berkisar antara 30 kHz sampai dengan 40 kHz.
Gambar 10.1 LED infra merah
10
11
11.1
11.2
11.2.1
11.2.2
11.2.3 Infra Red Transmitter
Menurut Yusniati (2018), infra red transmitter merupakan suatu model
pengirim data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar
38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi transmisi
data nirkabel seperti robotic, sistem pengamanan, dan sebagainya. Pemancar
yang digunakan pada sistem ini terdiri atas sebuah Light Emitting Diode (LED).
LED adalah suatu bahan semi konduktor yang memancarkan cahaya
monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. LED infra merah
jenis diode yang memancarkan cahaya infra merah, aplikasi sederhana
penggunaan LED infra merah ini adalah pada remote TV. LED infra merah pada
dasarnya adalah diode PN silicon biasa yang dikemas dalam kotak transfaran.
Sinar infra merah dihasilkan dari pertemuan Arsenida Galium pada LED
infra merah merupakan salah satu komponen elektronika yang akan mengantar
arus jika dialiri bias maju. LED infra merah terbuat dari bahan Arsenida Galium
atau Fosfida Galium (GaAs atau Gap), dan ditempatkan di dalam suatu wadah
yang tembus pandang. Untuk membedakan antara katoda dan anodanya dapat
dilihat dari bentuk elektrodanya yang besar adalah katoda. Material yang
digunakan dalam konstruksi LED akan menentukan jenis cahaya yang
diradiasikan. Sebagai contoh material GaAIAs menghasilkan cahaya infra merah
(cahaya tidak tampak), sedangkan GaAsP menghasilkan cahaya tampak merah.
Pada sistem ada dua jenis LED yang digunakan yaitu sebagai indikator dan juga
sebagai komponen pengirim cahaya infra merah. Cahaya LED timbul sebagai
akibat penggabungan elektron dan hole pada persambungan antara dua jenis
semi konduktor dimana setiap penggabungan disertai dengan pelepasan energi.

Pada penggunaan LED infra merah dapat diaktifkan dengan tegangan Direct
Current (DC) untuk transmisi atau sensor jarak dekat, dan dengan tegangan
Alternating Current (AC) (30-40 kHz) untuk transmisi atau sensor jarak jauh.
11.2.4 Infra Red Receiver
Menurut Yusniati (2018), infra red receiver merupakan suatu modul
penerima data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar
38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi transmisi data
nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, dan sebagainya. Receiver (penerima)
yang digunakan untuk sensor infra merah adalah jenis photo otransistor, yaitu
jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector
untuk menerima atau mendekteksi cahaya dengan gain internal yang dapat
menghasilkan sinyal analog maupun digital. Photo transistor merupakan salah
satu komponen yang berfungsi sebagai detector cahaya yang dapat mengubah
efek cahaya menjadi sinyal listrik. Karena itu photo transistor termasuk dalam
detector optik.
Photo transistor dapat diterapkan sebagai sensor yang baik, karena
memilki kelebihan dibandingkan dengan komponen lain yaitu mampu untuk
mendeteksi sekaligus menguatkan denga satu komponen tunggal. Bahan utama
dari fototransistor adalah silicon atau germanium sama seperti pada transistor
jenis lainnya. Photo transistor juga memilki dua tipe seperti transistor yaitu tipe
NPN dan tipe PNP. Photo transistor sebenarnya tidak berbeda dengan transistor
biasa, hanya saja photo transistor ditempatkan didalam suatu material yang
transfaran sehingga memungkinkan cahaya (cahaya infra merah) mengenainya
(daerah basis), sedangkan transistor biasa ditempatkan pada bahan logam yang
tertutup. Photo transistor memiliki beberapa karakteristik yang sering digunakan
dalam perancangan, yaitu:
1. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan.
2. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil).
3. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula
resistan yang dihasilkan.
4. Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
5. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang yang mengenainya.
6. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis.
7. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus.

Berdasarkan tegangan spectral, sifat-sifat dan cara kerja dari photo


transistor tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil dapat dideteksi. Oleh
karena itu photo transistor digunakan sebagai detector cahaya yang peka,
terutama pada cahaya infra merah.tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil
dapat dideteksi. Oleh karena itu photo transistor digunakan sebagai detector
cahaya yang peka, terutama pada cahaya infra merah.
Digunakan untuk sensor infra merah adalah jenis photo otransistor, yaitu
jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector
untuk menerima atau mendekteksi cahaya dengan gain internal yang dapat
menghasilkan sinyal analog maupun digital. Photo transistor merupakan salah
satu komponen yang berfungsi sebagai detector cahaya yang dapat mengubah
efek cahaya menjadi sinyal listrik. Karena itu photo transistor termasuk dalam
detector optik.
Photo transistor dapat diterapkan sebagai sensor yang baik, karena
memilki kelebihan dibandingkan dengan komponen lain yaitu mampu untuk
mendeteksi sekaligus menguatkan denga satu komponen tunggal. Bahan utama
dari fototransistor adalah silicon atau germanium sama seperti pada transistor
jenis lainnya. Photo transistor juga memilki dua tipe seperti transistor yaitu tipe
NPN dan tipe PNP. Photo transistor sebenarnya tidak berbeda dengan transistor
biasa, hanya saja photo transistor ditempatkan didalam suatu material yang
transfaran sehingga memungkinkan cahaya (cahaya infra merah) mengenainya
(daerah basis), sedangkan transistor biasa ditempatkan pada bahan logam yang
tertutup. Photo transistor memiliki beberapa karakteristik yang sering digunakan
dalam perancangan, yaitu:
8. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan.
9. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil).
10. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula
resistan yang dihasilkan.
11. Memerlukan sumber tegangan yang kecil.
12. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang yang mengenainya.
13. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis.
14. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus.

Berdasarkan tegangan spectral, sifat-sifat dan cara kerja dari photo


transistor tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil dapat dideteksi. Oleh
karena itu photo transistor digunakan sebagai detector cahaya yang peka,
terutama pada cahaya infra merah.tersebut, maka perubahan cahaya yang kecil
dapat dideteksi. Oleh karena itu photo transistor digunakan sebagai detector
cahaya yang peka, terutama pada cahaya infra merah.

Gambar 10.2 Photo transistor


11.2.5 Modulasi
Menurut Nejakar (2014), modulasi adalah jawaban untuk membuat sinyal
menonjol di atas kebisingan. Dengan modulasi kami membuat sumber cahaya IR
berkedip dalam frekuensi tertentu. Penerima IR akan disetel ke frekuensi itu,
sehingga dapat mengabaikan yang lainnya. Anda dapat menganggap kedipan ini
sebagai menarik perhatian penerima. Kita manusia juga memperhatikan kedipan
lampu kuning di lokasi konstruksi, bahkan di siang hari yang cerah. Pada
Gambar 10.3, sinyal termodulasi yang menggerakkan LED IR pemancar di sisi
kiri. Sinyal yang terdeteksi keluar dari penerima di sisi lain.

Gambar 10.3 Sinyal modulasi

Dalam komunikasi serial kita biasanya berbicara tentang 'tanda' dan 'spasi'. 'Spasi' ini
merupakan sinyal default, yang merupakan status mati dalam kasus transmitter. Tidak ada
cahaya yang dapat dipancarkan jika selama masih dalam keadaan 'ruang'. Selama keadaan
'tanda' sinyal, lampu IR berdenyut on dan off pada frekuensi tertentu. Frekuensi antara
30kHz dan 60kHz biasanya juga digunakan dalam elektronik konsumen. Di sisi lain,
'ruang' juga diwakili oleh output penerima tingkat tinggi. Dalam Sebuah 'mark ' kemudian
dengan secara otomatis dapat diwakili oleh sebuah alow level.

Perhatikan bahwa 'tanda' dan 'spasi' bukanlah 1-s dan 0-s yang ingin kita kirimkan.
Hubungan nyata antara 'tanda' dan 'spasi' dan 1-s dan 0-s tergantung pada protokol
yang digunakan. Informasi lebih lanjut tentang itu dapat ditemukandi halaman
yang menjelaskan protokol.
11.2.6 Pemancar
Menurut Nejakar (2014), pemancar adalah handset bertenaga baterai. Ini
harus mengkonsumsi daya sesedikit mungkin, dan sinyal IR harus sekuat
mungkin untuk mencapai jarak kontrol yang dapat diterima. Sebaiknya itu harus
bukti kejut juga. Banyak chip dirancang untuk digunakan sebagai pemancar IR.
Chip yang lebih tua didedikasikan hanya untuk salah satu dari banyak protokol
yang diinvensi. Saat ini mikrokontroler berdaya sangat rendah digunakan dalam
pemancar IR karena alasan sederhana bahwa mereka lebih fleksibel dalam
penggunaannya. Ketika tidak ada tombol yang ditekan, mereka berada dalam
mode tidur daya yang sangat rendah, di mana hampir tidak ada arus yang
dihitung. Prosesor bangun untuk mengirimkan perintah IR yang sesuai hanya
ketika tombol ditekan.
Arus melalui LED (atau LED) dapat bervariasi dari 100mA hingga lebih
dari 1A! Untuk mendapatkan jarak kontrol yang dapat diterima, arus LED harus
setinggi mungkin. Trade-off harus dilakukan antara parameter LED, masa pakai
baterai, dan jarak kontrol maksimum. Arus LED bisa setinggi itu karena pulsa
yang menggerakkan LED sangat pendek. Powerdissipation rata-rata LED tidak
boleh melebihi nilai maksimum sekalipun. Anda juga harus melihatnya bahwa
arus intip maksimum untuk LED tidak terlampaui. Semua parameter ini dapat
ditemukan di lembar data LED. Sirkuit transistor sederhana, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.4, dapat digunakan untuk menggerakkan LED.
Transistor dengan HFE yang sesuai dan kecepatan switching harus dipilih untuk
tujuan ini.
Gambar 10.4 IR LED transistor circuit
Nilai resistor dapat dengan mudah dihitung menggunakan hukum Ohm.
Ingatlah bahwa penurunan tegangan nominal di atas LED IR adalah 1.1V.
Pengemudi normal, yang dijelaskan di atas, memiliki satu kelemahan. Saat
tegangan baterai turun, arus meskipun LED juga akan berkurang. Ini akan
menghasilkan jarak kontrol yang lebih pendek yang dapat ditempuh. Emitter
followercircuit dapat menghindari hal ini. Dua dioda secara seri, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10.5 akan membatasi pulsa pada dasar transistor
hingga 1,2V. Tegangan pemancar basa transistor mengurangi 0,6V dari itu,
menghasilkan amplitudo konstan 0,6V pada emitor. Amplitudo konstan ini
melintasi resistor konstan menghasilkan pulsa arus dengan besaran konstan.
Menghitung arusmeskipun LED hanya menerapkan hukum Ohm lagi.

Gambar 10.5 Sirkuit transistor LED IR dengan dua dioda secara seri
11.2.7 Remote Control
Menurut Baans (2019), remote control adalah komponen perangkat elektronik
yang digunakan untuk mengontrol yang paling banyak digunakan dengan televisi,
pemutar DVD, dan lain-lain. Awalnya, digunakan untuk mengoperasikan
perangkat lain secara nirkabel dari jarak pandang yang pendek. Saat ini, remote
control terus berkembang dan canggih untuk mencakup sensor gerak, Wi-Fi,
Bluetoothconnectivity, GPS untuk memungkinkan kemampuan dan kontrol suara.
Biasanya, remote control beroperasi dengan dua cara yaitu sinyal IR dan radio.
Remote control yang juga digunakan sebagai mengeluarkan sebuah perintah dari
arah kejauhan yang dipancarkan ke perangkat consumerelectronics lainnya. Remote
control biasanya model genggam nirkabel kecil sementara itu adalah objek kabel
khususnya saat ini kita dapat mengatakan bahwa tidak ada lagi yang seperti itu. Pengguna
cukup menekan dengan array tombol untuk menyesuaikan pengaturan yang berbeda.
mengubah saluran, meningkatkan volume. Sebagian besar perangkat listrik memiliki
bagian bawah kontrolnya sendiri tetapi remote hanya digunakan untuk penggunaan yang
lebih mudah dan lebih banyak konvertibilitas. Pada saat yang sama sebagian besar remote
control berkomunikasi dengan perangkat listrik mereka melalui sinyal inframerah
sementara beberapa melalui sinyal radio.
11.2.8 Relay
Menurut Darmawan (2016), adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh
reaksi magnet yang menarik armatur sebagai saklar utama. Memiliki sebuah
kumparan tegangan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat
sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati
kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas ketika armatur tertarik
menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-
tertutup ke kontak normal-terbuka. Dibutuhkan dalam rangkaian elektronika
sebagai eksekutor sekaligus media penghubung antara beban dan sistem kendali
elektronik yang berbeda sistem power supply-nya. Secara fisik antara saklar atau
kontaktor dengan elektromagnet terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol
terpisah. Bagian utama yaitu kumparan, armatur atau media penghubung, casing,
terminal.

Gambar 8.4 Relar arduino


Relay memiliki beberapa jenis, ada yang memiliki empat kaki serta ada
juga yang memiliki lima kaki. Empat kaki terdiri dari terminal positif kumparan
dan terminal negatif kumparan serta terminal positif pada media penghubung dan
terminal negatif media penghubung. Lima kaki pada dasarnya memiliki terminal
yang sama dengan empat kaki, hanya saja ada tambahan satu terminal positif di
media penghubung. Maksud dari terdapat dua terminal pada media penghubung
yaitu apabila rangkaian memerlukan suatu kondisi pada saat armatur tertarik
kumparan maka media penghubung akan menyalurkan arus ke sistem pertama, dan
apabila armatur tidak tertarik maka media penghubung akan tetap mengalirkan arus
ke sistem kedua. Terdapat banyak sekali jenis relay yang dijual dipasaran,
diantarnya seperti relay lampu, relay 4 kaki, relay 5 kaki, relay starter, relay
arduino, dan masih banyak lagi yang lainnya. Namun dalam ketetapan
international, beberapa jenis relay adalah sebagai berikut:
1 Single Pole Double Throw (SPDT Relay) SPDT juga termasuk dalam jenis-
jenis relay, SPDT adalah relay yang mempunyai 5 buah terminal, yang mana 3
buah terminal difungsikan sebagai saklar, sedangkan 2 terminal yang lain
sebagai coil.
2 Single Pole Single Throw (SPST Relay) Terdapat berbagai macam jenis relay,
SPST menjadi salah satu diantaranya. SPST yaitu relay yang mempunyai 4
buah terminal yang mana 2 buah terminal digunakan sebagai saklar, sedangkan
2 lainnya dipakai untuk coil.
3 Double Pole Double Throw (DPDT Relay) DPDT adalah relay yang
mempunyai 8 buah terminal. 6 buah terminal diantaranya menjadi 3 pasang
relay SPDT dan dikontrol menggunakan sebuah coil. Sedangkan 2 buah
terminal lainnya berfungsi sebagai coil.
4 Double Pole Single Throw (DPST Relay) yang dimaksud dengan DPST yakni
jenis relay yang mempunyai 6 buah terminal yang mana 4 buah terminal
menjadi 2 pasang saklar, sedangkan 2 terminal yang lain sebagai coil. Jenis
relay yang satu ini bisa dijadikan menjadi 2 saklar, di mana keduanya
dikendalikan menggunakan sebuah coil.

Gambar 8.5 Relay lima kaki


11.3 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum modul sepuluh adalah
sebagai berikut.
1. Laptop
2. Software Arduino IDE
3. Arduino UNO
4. Breadboard
5. Jumper
6. Relay
7. IR Remote
8. LED
9. Resistor
10. Battery
11. Battery Holder

11.4 Rangkaian 3 Relay Dengan Ir Remote


Berikut ini merupakan rangakain dari modul sebelas dari menyalakan lampu
menggunakan 3 relay dengan ir remote.

Gambar 10.6 Percobaan kode angka IR remote


Rangkaian diatas merupakan rangkaian dari modul sebelas Rangakaian untuk
mengontrol 3 relat menggunakan ir remot, dimana komponennya adalah relay, led,
arduino uno, ir remote, projek bord. Relay 1 menyambung pada pin 8, relay 2
terhubung pada pin 9, relay 3 menghubung pada pin 10 pada arduino, untuk
komponen led disusun dengan seri dimana plus dari led terhubung pada no
(normaliopen) relay, dan com dari relay tersambung pada positif dari arduino.
Infrared terhubung pada pin 6 pada arduino. Pertama kita pasang-pasang tiap
komponen kedalam sterefome lalu sambungkan LED yang positif dengan
menggunakan seri paralel ke resistor. Langkah selanjutnya adalah sambungkan LED
negatif secara seri paralel kedalam breadboard, setelah tersambung ke breadboard
sambungkan ke ground. Sedangkan dari resistor juga sama di sambung ke
breadboard, yang membedakan sambungannya adalah yang resistor ke breadboad
positif sedangkan LED negatif ke breadboard negatif. Setelah disambungkan
masing-masing kedalam relay yang resistor ke positif sedangkan negatif
disambungkan ke ground. Yang positif disambungkan ke 5v.
11
11.2
11.3
11.4
11.5 Program 3 relay dengan Ir Remote Dengan Arduino
Berikut ini merupakan program modul sebelas pada program 3 relay dengan
Ir Remote menggunakan Arduino.
Gambar 11.8 Program rangkaian
Pada program diatas file pertama yang harus dimasukan adalah library dari ir
remote yaitu #include <IRremote.h> dilanjut dengan memasukan inputan dari infrared
remot yang terhubung pada pin 6. Kode remot dimasukan pada perintah pertama
menggunakan perintah string yang diberi deklarasi nama Switch. Dilanjut dengan
perintah int konstan untuk relay setelah itu dilanjutkan dengan memasukan perintah
string dengan deklarasi nama koderemote untuk mematikan led. Void setup
dimasukan perintah serial.begin (9600) untuk menampilkan serial monitor untuk
melihat kode remot dan menentukan relay sebagai output program. Pada void loop
menggunakan perintah if else sebagai penentu relay mana yang akan dijalankan.

11.6 Simulasi Rangkaian 3 Relay Dengan Ir Remote


Berikut ini merupakan simulasi modul sebelas pada rangkaian dari modul
sebelas dari menyalakan lampu menggunakan 3 relay dengan ir remote.

Gambar 11.9 Simulasi rangkaian


Percobaan tersebut menunjukkan rangkaian yang telah kita buat pada praktikum
kali ini, dalam rangkaian ini terdapat alat Arduino UNO R3, sensor infrared, kabel
jumper, beard board, motor servo, dan handsanitizer sebagai objek digunkan dalam
praktikum kali ini. Pada diatas adalah rangakaian untuk mengontrol 3 relay
menggunakan ir remot, dimana komponennya adalah relay, led, arduino uno, ir
remote, projek bord. Relay 1 menyambung pada pin 8, relay 2 terhubung pada pin 9,
relay 3 menghubung pada pin 10 pada arduino, untuk komponen led disusun dengan
seri dimana plus dari led terhubung pada no (normaliopen) relay, dan dan com dari
relat tersambung pada positif dari arduino. Infrared terhubung pada pin 6 pada
arduino. Sehingga dapat menyalakan lampu menggunakan 3 relay dengan ir remote.
11.7 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari praktikum mekatronika modul sebelas tentang
handsanitize otomatis menggukan motor servo.
1. Mengkombinasikan sensor infrared dengan motor servo menggunakan mikrokontroler
arduino tidak terlalu sulit. Hal yang dibutuhkan adalah ketelitiandan kesabaran saat
mengkombinasikannya terlebih lagi dalam hal percancangan atau perakitan rangkaian
elektronikanya.
2. Merancang serta membuat program arduino untuk menjalankan suatu rangkaian
elektronika adalah suatu hal krusial, maka dari itu mahasiswa dituntut untuk
memahami bahasa koding untuk membuat program yang pas agar rangkaian
elektronika dapat berjalan sesuai keinginan
3. Contoh sederhana sistem dalam kehidupan sehari-hari adalah handsanitizer otomatis
dengan menggunakan sensor infrared. Sensor infrared ini merupakan jenis sensor yang
berfungsi mendeteksi objek yang mendekat dengan jangan kurang lebih 50 cm – 100
cm dengan tegangan 5 volt pada motor servo.
10
11
11.7 Dokumentasi
Berikut ini merupakan gambar dari program arduino, rangkaian elektronika
dan hasil running simulasi rangkaian elektronika.

Gambar 10.12 Rangkaian elektronika 3 relay dengan ir remote

Gambar 10.13 Hasil simulasi rangkaian elektronika 3 relay


dengan ir relay
Gambar 10.14 Program 3 relay dengan ir remote
11.8 Daftar Pustaka
Baans, Omar Slem Nasser. 2019. Design of Infrared Remote Control System for
Light and Fan. Universitas Islam Internasional Malaysia.
Nejakar, Santos M. 2014. Wireless Infrared Remote Controller for MultipleHome
Appliances. International Journal of Electrical and Electronics Research
(IJEER).
Yusniati. 2018. Penggunaan Sensor Infrared Switching pada Motor DC Satu
Phasa. Universitas Islam Sumatera Utara.
Artanto,Dian.2017.INTERFACE SENSOE & AKUATOR.Yogyakarta:CV Budi
Utama
Ahsan, E, Hidayat, S. 2014. Rancang bangun system pengukuran Ph
MeterdenganMenggunakan Mikrometer Arduino Uno.
Andrianto, H. dan Darmawan, A. 2016. Arduino belajar cepat Pemograman
Informatika Bandung.

Anda mungkin juga menyukai