1
pendeteksi perubahan/perbedaan suhu pada manusia sehingga apabila ada orang
melewati jembatan maka sensor akan mendeteksi suhu tubuh lampu penerang
jembatan akan aktif, begitu juga sebaliknya apabila tidak ada orang yang melewati
jembatan maka lampu penerang akan tetap berada dalam keadaan padam.
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya sistem kontrol untuk
menyalakan dan memadamkan lampu secara otomatis, dengan latar belakang
tersebut, maka penulis merancang pemasangan alat kontrol yang dapat
merealisasikan respon teknologi pada lokasi penerangan yang telah disebutkan di
atas dengan judul:
“DESAIN SISTEM KONTROL PENERANGAN PADA JEMBATAN
PENYEBRANGAN ORANG MCM TANTUI (KOTA AMBON)”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah yang didapat
adalah adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sensor LDR dapat bekerja pada intensitas cahaya yang tidak
stabil akibat cuaca.
2. Bagaimana sensor PIR dapat mendeteksi adanya aktivitas manusia pada
jembatan penyeberangan
3. Apakah sistem dapat mengurangi pemakaian energi yang digunakan lampu
penerang jembatan
3. Batasan Masalah
Untuk mempermudah dan tidak terlalu meluas pembahasannya, maka
perlu adanya batasan masalah penulis membatasi penjelasan antara lain. Cara
kerja sensor sensor LDR apabila tidak adanya cahaya matahari (gelap) maka
sensor LDR akan bekerja dan menghubungkan sumber ke sensor PIR begitu juga
sebaliknya apabila adanya cahaya matahari (terang) maka sensor LDR akan
memutuskan sumber listrik ke sensor PIR, dan cara kerja sensor PIR apabila
manusia terdeteksi oleh sensor maka secara otomatis lampu akan aktif (menyala)
dan apabila sensor mendeteksi tidak adanya manusia maka lampu tetap berada
dalam kedaan off (padam).
2
4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam pembuatan sistem kontrol penerangan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menghemat pemakaian energi listrik sesuai dengan kebutuhan
manusia
2. Mempermudah operator dalam mengontrol penerangan
3. Lebih ekonomis dari segi pembayaran listrik
5. Teori Penunjang
Tata letak geografis dari lokasi yang penulis ambil adalah lokasi Jembatan
Penyebrangan Orang (JPO) Tantui Ambon, penulis mengambil objek ini dengan
alasan tingkat kebutuhan penerangan pada lokasi sangat dibutuhkan khususnya
bagi pengguna jembatan penyebrangan jalan raya, akan tetapi sistem penerangan
yang bersifat manual dapat memberi efek pemborosan pada energi listrik, maka
penulis akan merancang dan melakukan pemasangan rangkaian sistem kontrol
pada objek yang penulis ambil, dengan membuat sistem control ini perlu adanya
teori penunjang sebagai bahan pendukung dalam pembuatan sistem kontrol ini.
Berikut penjelasan teori yang penulis ambil sebagai perancangan sistem kontrol :
5
Prinsip Kerja LDR
Resistansi Sensor cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan
intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Biasanya LDR
terbuat dari cadmium sulfida yaitu bahan semikonduktor yang resistansinya
berupah-ubah menurut banyaknya cahaya (sinar) yang mengenainya. Dengan
bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang
dilepas atau arus listrik meningkat, artinya resistansi bahan telah mengalami
penurunan. Resistansi LDR pada tempat gelap biasanya mencapai sekitar 10 MΩ,
dan ditempat terang resistansi LDR turun menjadi hanya sekitar 150 Ω s/d 1 KΩ.
5.3.1 Resistor
Hampir semua proyek elektronika menggunakan tahanan yang satu ini,
tahanan mungkin digunakan lebih banyak daripada komponen yang lainnya,
tahanan digunakan sebagai menghambat atau membatasi arus yang pada rangkain
elektronik. Sebuah tahanan biasanya terlihat seperti silinder kecil dengan kawat
pada tengah-tengah kedua ujungnya. Harga tahannya dinyatakan dengan satuan
sistem kode warna. Tahanan berbentuk tabung kecil ini mempunyai tempat pita
warna yamg melingkarinya. (R. A. Pefold, 2006)
Sesuai dengan namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen
elektronika dalam kategori komponen pasif. Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai
resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi
dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan
dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan suatu
rangkaian elektronika, di tunjukan pada Gambar 3.
6
Gambar 3. Bentuk Resistor
5.3.2 Transistor
Transistor merupakan komponen yang paling umum digunakan pada
rangkaian elektronika, terdapat dua tipe jenis transistor dasar NPN dan PNP.
Kedua transistor jenis ini mirip satu sama lainnya, perbedaan utamanya adalah
bahwa mereka membutuhkan tegangan suplay polaritas yang berbeda (rangkaian
NPN umunya bermassa negatif sedangkan PNP bermasa positif), terminal dari
transistor disebut base, emitor dan kolektor. (R. A. Pefold, 2006)
Komponen ini terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga
elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar
(emitor). Dengan ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang
dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2
terminal lainnya, di tunjukan pada Gambar 4.
7
Gambar 5. Jenis Transistor NPN dan PNP
Fungsi transistor ini adalah sebagai berikut:
Sebagai sebuah penguat (amplifier).
Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
Stabilisasi tegangan (stabilisator).
Sebagai perata arus.
Menguatkan arus.
Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
5.3.3 Dioda
Dioda adalah alat sederhana semikonduktor, alat ini dirancang pada suatu
rangakaian untuk mengstabilizir tegangan arus DC, dioda berguna untuk
mengalirkan arus dalam satu arah (rectifier). Struktur dioda tidak lain adalah
sambungan semikonduktor berbahan P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor
dengan tipe-p dan satu sisinya yang lain adalah tipe-n. (R. A. Pefold, 2006)
Dengan struktur demikian, di tunjukan pada Gambar 6.
8
5.3.4 Relay
Relay adalah saklar eletromagnetik yang mempunyai beberapa parameter
penting sebagai berikut: tahanan gulungan, tegangan oerasi gulungan masimum
dan minimum, jumlah dan tipe kontak, ranting tegangan dan arus kontak. Syarat
prinsip erja relay, gulungan akan bekerja pada tegangan nominal yang diminta,
gulungan tidak mempunyai tahanan yang lebih kecil. Dari jenis yang disyaratkan,
kontak yang digunaan pada komponen mempunyai ranting yang hampir sama.
Onta tambahan dan ranting yang lebih tinggi, tidak menjadi masalah, asalkan
tentu saja komponennya tidak terlalu besar. (R. A. Pefold, 2006)
Relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik. Namun jika
diaplikasikan ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa fungsi
yang cukup unik. Fungsi komponen relay saat diaplikasikan ke dalam sebuah
rangkaian elektronika dapat mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan
menggunakan bantuan signal tegangan rendah, menjalankan fungsi logika alias
logic function, dan sebagainya, di tunjukan pada Gambar 7.
9
Cara kerja relay sebagai berikut :
1. Pada saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan
menimbulkan gaya elektromanetik
2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat atau lengan kontak
(armature) yang berpegas (bersifat berlawanan), menghubungkan 2
titik kontak
10
5.4.2 Cara kerja lampu pijar
Saat bola lampu pijar di hidupkan, arus listrik akan mengalir dari Electrical
contact menuju filamen dengan melewati kawat penghubung. Akibatnya akan
terjadi pergerakan elektron bebasdari kutub negatif ke kutup positif. Elektron di
sepanjang filamen ini secara konstan akan menabrak atom pada filamen.
Energinya akan mengetarkan atom atau arus listrik memanaskan atom. Ikatan
elektron dalam atom-atom yang bergetar ini akan mendorong atom pada tingkatan
tertinggi secara berkala. Saat energinya kembali ketingkat normal, elektron akan
melepaskan energi ekstra dalam bentuk poton. Atom-atom yang dilepaskan ini
dalam bentuk poton-poton sinar infrared yang tidak mungkin dilihat oleh mata
manusia. Tetapi bila dipanaskan sampai temperatur 2.2000 C, cahaya yang
dipancarkan dapat kita lihat seperti halnya bola lampu pijar yang sering kita pakai
sehari-hari.
5.4.3 Konstruksi
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari
kaca, filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen,
bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu, di tunjukan pada Gambar 8.
11
Berikut kontruksi pada lampu :
a. Gan tekanan rendah (argon, neon, nitrogen)
b. Filamen wolfram
c. Kawat penghubung ke kaki tengah
d. Kawat penghubung ke ulir
e. Kawat penyangga
f. Kaca penyangga
g. Kontak listrik di ulir
h. Sekrup ulir
i. Isolator
j. Kontak listrik di kaki tengah
5.4.4 Adaptor
Adaptor adalah sebuah rangkaian elektronika yang bekerja dengan
mengubah tegangan AC yang tinggi menjadi DC yang rendah. Jadi dengan adanya
alat ini, rangkaian elektronik yang membutuhkan catu daya baterai bisa diganti
dengan adaptor, selain sebagai pengganti baterai, adaptor juga banyak digunakan
sebagai pencatu daya (power supply) dan charger baterai. Oleh sebab itu, alat ini
menjadi sangat penting dalam dunia elektronika. (Gunawan, 2017)
Sebab jika alat tersebut tidak ada, maka listrik dirumah hanya akan
digunakan untuk menyalakan lampu, dan peralatan listrik lainnya Saat ini adaptor
yang sering dikenal pengguna adalah jenis adaptor power supply, karena jenis
adaptor ini biasa ditemukan pada perangkat elektronik lainnya, ditunjukan pada
gambar 9.
RL 1
R2
DC
Q2 NPN
LDR
D1
RL 2
DC
Q2 NPN
13
Gambar 12. Rangkain Kontrol Penerangan
6. Metodologi Penelitian
Uraian metodologi pada Bidang Kelistrikan (Instalasi Listrik) meliputi :
14
Tabel 1. Data Alat-Alat Kerja
No Nama Alat Spesifikasi
1 Toolbox 1 set
2 Solder 1 buah
Dalam perancangan pemasangan alat ada beberapa bahan yang akan digunakan
sebagai bahan utama, di tunjukan pada Tabel 2.
6 Konektor secukupnya
15
6.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang diambil oleh penulis adalah metode riset dan
pengembangan yang ditinjau dari merancang dan pengembangan alat.
16
dalam proses menghidupkan dan memadamkan lampu secara otomatis
berdasarkan hasil adanya cahaya matahri dan pancaran suhu dari
manusia, serta menguji kinerja sistem kontrol, dan keakuratan dari
sistem tersebut.
17
6.5.1 Diagram blok rangkaian
Diagram blok rangkaian kontrol sebagai alir komponen dari sumber ke
sensor cahaya (LDR), sensor gerak (PIR), dan relay, ditunjukan pada Gambar 14.
7. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses pembuatan usulan tugas akhir ini maka
penulis membagi sistem penulisan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan berisi uraian teori-teori, fungsi komponen yang digunakan.
Temuan dan rumusan yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir kemudian
bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan guna mendukung pembuatan
laporan akhir ini.
BAB III RANCANG BANGUN ALAT
Pada bab ini akan membahas metodologi penelitian dalam bidang kelistrikan
meliputi alat dan bahan, metode penelitian, jenis data, teknik pengambilan data,
diagram alir penelitian, sistematika penulisan, rencana kegiatan, dan daftar
pustaka.
8. Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan aktivitas tugas akhir, di tunjukan pada tabel 3.
19
9. Daftar Pustaka
Gunawan, R. (2017). Perancangan alat dan sistem smart charger pada smartphone
menggunakan arduino. Tugas akhir, 13.
20